• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Pelatihan Disain Grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Hasil penelitian dan pembahasan

1. Pelaksanaan Program Pelatihan Disain Grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Keberadaan kegiatan pelatihan desain grafis di madrasah muallimin sangatlah diperlukan bagi santri-santri atau peserta didik, karena Muallimin sendiri dinilai telah memberikan kontribusi terhadap kemandirian setiap santri dengan upaya-upaya pengadaan pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan keterampilan santri sehingga lebih memudahkan untuk bekal di era globalisasi. Madrasah Muallimin dapat menjadi tempat bagi santri bukan saja menimba ilmu keislaman saja akan tetapi tempat untuk belajar, meningkaatkan

pengetahuan, ketrampilan, tukar menukar informasi, berbagai pengalaman sehingga terbina suasana/kondisi saling membelajarkan, memotifasi dan meningkatkan kepercaan diri. Sementara di muallimin sendiri terdapat beberapa fasilitas pendukung kegiatan pelatihan desain grafis mulai dari komputer, printer dan alat-alat lainnya. Akan tetapi alat-alat tersebut kurang di manfaatkan oleh pihak madrasah dan hanya berfungsi pada mata pelajaran komputer saja. Akibatnya kurang dimaksimalkan alat-alat atau fasilitas yang ada di madrasah muallimin. Sehingga penulis mengharapkan keseriusan madrasah muallimin mengelola fasilitas yang ada dapat dimaksimalkan.

a. Perencanaan Awal Dalam Menjalankan Program Disain Grafis di Madrasah Muallimin

Menurut Erly Suandy (2001:2) perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi dan kemudian menyajikan dengan jelas strategi-strategi, taktik-taktik dan operasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Perencanaan dalam kaitannya dengan Disain Grafis merupakan tahap awal yang dilakukan dalam menentukan target sasaran, menganalisis potensi dan kebutuhan peserta didik serta menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pelaksana sebelum program dijalankan di lapangan.

Pelaksanaan program disain grafis memiliki potensi besar dalam merangsang dan menumbuhkan minat peserta didik untuk mengasah diri dalam kemampuan dalam dunia kreatif melalui disain grafis.

Banyak manfaat yang bisa didapat dari pelatihan disain grafis yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan dari para peserta didik yang memanfaatkaannya. Lebih tepat disebut sebagai pendidikan berkesinambungan ataupun pendidikan seumur hidup.

Potensi dari pemanfaatan pelatihan disain grafis dapat menjadi lebih efektif jika pelaksanaan dan pengelola mengetahui betul tentang karakteristik dari peserta didik yang mereka hadapi. Karakteristik peserta didik yang beragam akan menumbuhkan manfaat yang beragam pula. Hal ini seperti disampaikan oleh FM selaku pelaksana yang tahu betul tentang karakteristik peserta didik yang ia kunjungi :

“Karakteristik peserta didik atas pelatihan disain grafis sendiri itu bervariatif dari latar belakang yang berbeda dan asal peserta didik yang bervariatif. Mulai dari asal dan suku yang berbeda. Yang datang kebanyakan adalah pelajar kelas 7 hingga kelas 12. Dikarenakan peserta didik merasa membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang perlu diasah dengan fasilitas di madrasah sediakan. Untuk sekedar pengetahuan atas globalisasi yang meroket ke atas dengan daya saing yang tinggi pula. Dan setiap peserta didik mempunyai kapasitas pengetahuan disain grafis yang berbeda-beda.” (Catatan Wawancara 4, tanggal 21 September lampiran halaman 89)

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik peserta didik yang datang bervariatif mulai dari peserta didik yang baru mengenal istilah disain grafis hingga yang telah mengetahui dan ingin mengasah lebih baik lagi dalam mendisain suatu tema atau konsep. Karena pelatihan disain grafis sendiri dikategorikan sebagai sarana rekreasi edukatif yang dapat digunakan oleh semua

orang. Maka dalam tahap perencanaan awal program kegiatan disain grafis diuraikan sebagai berikut:

1) Identifikasi kebutuhan

Sesuai dengan karakteristik peserta didik di atas maka dalam pelaksanaan sebuah program kegiatan disain grafis terdapat suatu pola persiapan yang disusun guna mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kegiatan itu dilaksanakan.

Identifikasi kebutuhan pelatihan adalah menentukan kegiatan apa yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Atau secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan alanisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di dalam lembaga yang perlu di tingkatkan.

Observasi lingkungan yang dituju hingga persiapan dalam menyiapkan sarana pendukung dari disain grafis di muallimin itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan AWM selaku penanggung jawab pelaksanaan disain grafis mengatakan persiapan dalam menjalankan program pelatihan disain grafis adalah sebagai berikut :

“Jadi dalam persiapan pelatihan disain grafis itu, pertama-tama kami melakukan survey kebutuhan terlebih dahulu. Setelah kita ketahui bahwa di tingkat smp sangatlah penting untuk menumbuhkan minat berwirausaha dalam segi disain grafis.” (Catatan Wawancara 1, 31 Agustus 2016, lampiran halaman 86) Senada dengan FM selaku intruktur pelatihan disain grafis

“persiapan yang saya lakukan untuk menyesuaikan apa yang peserta didik mau dan diminati dalam pelatihan disain grafis itu. Dengan ngobrol di sela sela pelajaran, selagi saya juga mengampu pelajaran TIK di jam sekolahan normal.” (Catatan Wawancara 4, 21 September 2016, lampiran halaman 89)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tahap awal dari proses perencanaan adalah dengan melakukan identifikasi kebutuhan peserta didik, disini pelaksana menggunakan observasi sebagai metode identifikasi kebutuhannya.

2) Penunjukan tenaga pendidik

Pelaksanaan program kegiatan disain grafis tak lepas dari peran pelaksana yang menjalankan program kegiatan tersebut di lapangan. Pelaksana mempunyai tugas-tugas penting yang akan mempengaruhi kelangsungan kegiatan pelatihan disain grafis. Pelatihan disain grafis mempunyai pelaksana tunggal yaitu FM. Seperti yang di ungkapkan AWM selaku kepala laboratorium komputer:

“penuntujukan tenaga pendidik memang tidak membuat open requitment, tetapi saya lebih menimbangkan tenaga pendidik yang ada, dan tidak sedikit ustadz madrasah sendiri yang mampu dan menguasai dalam disain grafis. Maka dari itu saya hanya menawarkan kepada FM dan FA, akan tetapi FA di tengah jalan mengundurkan diri karena ada hal yang perlu diselesaikan dalam waktu itu” (Catatan Wawancara 2, 7 September 2016, lampiran halaman 87)

Seperti yang diungkapkan FM sebagai berikut :

“tugas saya di muallimin selain guru juga di tunjuk sebagai pengusur, dan pelatih dalam pelatihan disain grafis. Dan pentunjukan ini pertamanya di tawarikan kepada saya, dan saya setujui, trus mengisi form sebagai pelatih. Hingga saat ini pelatih dalam disain grafis hanya saya. Tahun sebelum ini saya

ada temannya yaitu FA, karena beberapa hal FA mengundurkan diri. Dan sekarang yang mengampu disini hanya saya. ”(Catatan Wawancara 5, 28 September 2016, lampiran halaman 90)

Dari hasil wawancara diatas di sampaikan bahwasannya pelaksana menjadi penting di suatu pelatihan, menjadi peran penting dan fital. Yang akan membawa dan mengajarkan pelajara selama pelatihan tersebut berlangsung. Bukannya tanpa seleksi, tetapi pihak dari madsarah menfaatkan tenaga yang mempunyai Skill dalam disain grafis dan dalam menjalankan suatu pelatihan agar tercapainya tujuan dari pelatihan.

b. Pelaksanaan Program Pelatihan Disain Grafis Di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

1) jadwal dan daftar hadir pelaksanaan program pelatihan

Dalam pelaksanaan program pelatihan disain grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta ini terdapat beberapa aspek yang harus di penuhi dalam pencapaian tujuan dari pelatihan tersebut. Jadwal kegiatan pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan program pelatihan disain grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dikarenakan jadwal kegiatan pembelajaran adalah pedoman pengaturan alokasi selama jalannya pelaksanaan program pelatihan. Serta Daftar hadir peserta didik adalah salah satu aspek yang harus ada dan di penuhi agar setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab pilihannya untuk selalu mengikuti pelatihan. Dari sisi

penyelenggara agar dapat mengontrol, mangamati dan menilai peserta didik dalam mengikuti pelatihan Disain Grafis di Madrasah Muallimin. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara dengan AWM:

“saya telah membuatkan form. Kosong agar di isi peserta didik yang akan mengikuti pelatihan selama semester tersebut, dan mudah dalam penilaian perkembangan siswa dan juga menyiapkan jadwal bagi peserta didik dan memisahkan waktu untuk Aliyah dan Tsanawiyah, untuk Aliyah pada hari rabu jam 13.30 hingga 15.00 dan untuk Tsanawiyah jam 15.30 hingga 17.00. ”(Catatan Wawancara 2, 7 September 2016, lampiran halaman 87)

Hal serupa yang di utarakan FM:

“pembagian jadwal antara tsanawiyah dan aliyah yang dibedakan, karena kuota yang berlebihan, sehingga antara fasilitas yang ada tidak bisa memenuhi jumlah peserta pelatihan jika di gabung. akhirnya saya berdiskusi dengan AWM dan tercetuslah, dipisahlah anatara tsanawiyah dan aliyah.” .” (Catatan Wawancara 4, 21 September 2016, lampiran halaman 89)

Dapat diambil kesimpulan bahwa jadwal kegiatan pembelajaran yang ada selama pelaksanaan penyelenggaraaan program pelatihan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta sudah baik dan sudah disepakati oleh peserta didik serta alokasi waktu yang sudah efisien. Selain itu proses pelaksanaan program pelatihan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta ini secara keseluruhan dapat dikatakan berjalan dengan baik. Pelaksanaan program juga sudah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan peserta didik pengikuti program pelatihan dari awal hingga akhir pelatihan.

2) Materi yang dipelajari dalam pelatihan program Disain Grafis

Materi yang dipelajari dalam pelatihaan adalah untuk mencapai satu unit kompetensi yang termasuk dalam satu paket pelatihan, standar kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta didik. Dalam sebuah pelatihan sudah seharusnya memiliki strategi belajar dan materi apa saja yang ingin disampaikan kepada peserta didik. Adapun materi yang diberikan kepada peserta didik adalah. Diutarakan oleh AWM selaku kepala laboratorium dan Pembina dalam pelatihan dalam wawancara yang mengatakan:

“saya hanya mengarahkan kepada FM tentang tujuan pelatihan disain grafis, dan materi yang akan diajarkan selebihnya saya serahkan penuh kepada FM yang masih berkaitan dengan disain grafis, pengenalan software dan hardware” (Catatan Wawancara 3, 14 September 2016, lampiran halaman 88)

Seperti yang diungkapakan FM sebabagi berikut:

“Seperti tahun tahun sebelumnya, materi yang akan saya sampaiakan, tapi juga ada penyesuaian terhadap siswa, dikarenakan cara menerimaan mereka yang berfasiatif, ada yang telah mengenal dasar dasar disain grafis ada yang belum sama sekali. Inilah materi yang saya ajarakan: 1) Pengenalan Disain Grafis secara umun. 2) Pengenalan Software Grafis. 3) Pengenalan Tools Corel Draw. 4) Praktik membuat kreasi Disain sederhana. 5) Praktik membuat Rancangan Disain Logo. 6) Praktik membuat rancangan Disain Kartu Nama. Akan tetapi di setiap tahunnya terus berinovasi dan mempunyai target-target tertentu dalam melihat pasar global. ”(Catatan Wawancara 4, 21 September 2016, lampiran halaman 89)

Berdasarkan wawancara diatas peneliti dapat simpulkan bahwa setiap tahun ada penyesuain materi terhadap pembelajaran siswa

dalam mengikuti pelatihan Disain Grafis. Adapun materi yang disampaikan adalah 1) Pengenalan Disain Grafis secara umun. 2) Pengenalan Software Grafis. 3) Pengenalan Tools Corel Draw. 4) Praktik membuat kreasi Disain sederhana. 5) Praktik membuat Rancangan Disain Logo. 6) Praktik membuat rancangan Disain Kartu Nama. Setidaknya materi yang diajarkan adalah untuk membekali peserta didik agar siap dan mengetahui dasar dasar disain grafis.

3) Model pembelajaran program pelatihan Disain Grafis

Model yang digunaan yang digunakan dalam program pelatihan disain grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta adalah model cara belajar siswa aktif (CBSA) yang sesuai dengan arahan yang berlaku. Model ini memiliki kelemahan yakni terkadang siswa atau peserta didik akan malu untuk bertanya, tetapi juga memiliki keuntungan yaitu peserta akan terlihat bakat dan minatnya dalam mengikuti program pelatihan disain grafis serta mengembangkan daya piker peserta didik tersebut. Seperti yang di utarakan AWM tentang model pembelajaran yang akan diterapkan dalam pelakasaan pelatihan;

“saya menekankan tentang model pembelajaran/ pelatihan ini kepada FM agar menarik dan bisa di tangkap inti sari dari pelatihan ini, dengan model pendekatan persuasife secara personal. Dan peserta didik nyaman untuk mengikuti segala hal yang disampaikan” (Catatan Wawancara 1, 31 Agustus 2016, lampiran halaman 86)

“metode yang saya bawa ke kelas adalah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) karena saya memancing agar setiap peserta didik dapat ikut serta menyatakan pengetahuannya dan menanyakan apa saja yang belum peserta didik fahami tentang disain grafis dan ruang lingkupnya. Tapi ada juga yang masih malu mau atau kurang berani dalam bertanya atau menyatakan sesuatu, iya mungkin itu kelemahannya. Tapi hingga saat ini menurut saya peserta didik menikmati dan bisa memahami apa saja materi yang saya ajarakan. ”(Catatan Wawancara 5, 28 September 2016, lampiran halaman 90)

Berdasarkan data hasil penelitian dan data hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa dengan model belajar seperti ini diharapakan peserta didik dapat secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dengan belajar mandiri. Dan selain itu model belajar ini juga dapat mengembangkan daya saing menghadapi globalisasi dalam disain grafis dan menumbuhkan bakat serta minat peserta didik dalam mengikuti program pelatihan. Kelemahan dari model ini adalah apabila peserta malu untuk bertanya kepada instruktur atau teman-temannya yang akan menyebabkan peserta kurang memahami materi yang diajarkan,

4) Metode pembelajaran pelatihan disain grafis

Metode pelatihan adalah cara kerja untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiata tau program pelatihan guna mencapai tujuan pelatihan oleh instruktur dalam menyajikan dan melaksanakan pembelajaran. metode kegiatan pebelajaran program pelatihan disain grafis di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta bahwa metode yang digunakan dalam program pelatihan diantaranya metode

30% pembelajaran secara teori dan 70% praktek. Hal tersebut disaimpaikan AWM bahwasannya:

“metode yang baik dan benar harus menjadikan peserta didik nyaman untuk mendengar dan menyampaiakan pendapatnya, tentang ilmu yang didapat dan apa yang menjadikan kegundahan yang dipikirkannya. Ceramah dan Tanya jawab secara aktif.” (Catatan Wawancara 3, 14 September 2016, lampiran halaman 88 )

Berikut adalah metode yang digunakan selain metode teori dan praktek, yaitu

a) Ceramah dan Tanya jawab

Gambar 4 proses pelaksanaan program dengan metode ceramah dan Tanya jawab

Gambar di atas merupakan gambar instruktur melakukan metode Tanya jawab dengan peserta didik. Metode ini bisa dimulai oleh instruktur bertanya kepada siswa atau peserta didik yang belum jelas bertanya kepada instruktur. Pada gambar diatas menggabarkan peserta

didik atau siswa yang sedang bertanya kepada instruktur pada saat kegiatan pembelajaran praktek. Seperti yang diungkapkan FM:

“Metode ceramah dan Tanya jawab adalah metode yang saya maksudkan agar setiap siswa aktip dalam bertanya dan menyatakan mengetahuanya tentang disain grafis. ”(Catatan Wawancara 6, 5 Oktober 2016, lampiran halaman91)

Salah satu peserta didik, ZIS yang saya wawancara juga menyampaikan:

“Metode ini mungkin sangat sederhana, tetapi sangat efektif untuk saya dan teman-teman yang lain. Akan tetapi pengajar yang berpengaruh, cara menyapaiannya pengajar itu gimana, apakah metode ceramah nya membosankan atau tidak, menarik atau motonon.” (Catatan Wawancara 7, 12 Oktober 2016, lampiran halaman 93)

Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi, informasi dan penjelasan. Ceramah dimaksudkan agar setiap siswa mampu mendengarkan apa yang dijelaskan oleh instruktur dan dapat mengamalkan dalam praktek pembelajaran.

b) Demontrasi Proses pelaksanaan metode demontrasi kegiatan pembelajan pelatihan disain grafis dapat dilihat pada gambar di bawah

Metode demontrasi seperti gambar di atas digunakan pada akhir pelatihan dimana siswa atau peserta didik melakukan tugas demonstrasi oleh instruktur pelatihan dengan menggunakan corel draw. Seperti yang di ungkapkan AWM selaku kepala laboratorium:

“Metode demontrasi ini betujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasi program pelatihan yang diberikan dikarenakan bahan yang digunakan pada program pelatihan adalah materi yang telah diajarakan oleh instruktur dalam kegiatan pembelajaran pelatihan. ”(Catatan Wawancara 3, 14 September 2016, lampiran halaman 88)

Hal serupa juga di ungkapkan oleh FM selaku instruktur pelatihan disain grafis:

“metode ini sangat membantu saya bagi saya mengontrol ketercapaikan pengetahuan peserta didik/ siswa dalam

menangkap pelajaran yang saya sampaikan” (Catatan

Wawancara 6, 5 Oktober 2016, lampiran halaman 93) Salah satuh peserta didik, ZIS mengungkapkan;

“Bahwa metode ini sangat menarik bagi saya pribadi, karena sangat membatu saya untuk mempelajari dan menangkap apa

yang disampiakan oleh pengajar/ instruktur” (Catatan

Wawancara 7, 12 Oktober 2016, lampiran halaman …. )

Selain tujuan tersebut, metode ini sangat penting guna melatih sikap peserta didik tentang bagaimana cara mendisain suatu tema dengan baik, melatih kepercayaan diri, dan menumbuhkan sikap berani dalam mendisain suatu tema ataupun gambar. Ini sangat penting agar hasil pelatihan juga menghasilkan peserta yang memiliki soft skill atau berkemampuan mendisain dengan baik.

2. Evaluasi Pembelajaran Program Pelatihan Disain Grafis di

Dokumen terkait