• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Deskripsi dan Analisis Data

1. Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter

Pelaksanaan program pendidikan karakter di SDIT Darul Muttaqien-Parung Bogor dapat dilaksanakan melalui setiap kegiatan secara terprogram dan kegiatan sehari-hari, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mansur Muchlis dalam bukunya. Berikut penulis akan memaparkan terkait kegiatan yang ada di sekolah.

a. Kegiatan Terprogram

SDIT Darul Muttaqien Bogor salah satu sekolah yang menerapkan

full day school tentu banyak kegiatan yang dilaksanakan siswa. Siswa

siswi SDIT Darul Muttaqien ditanamkan sikap disiplin dan dapat mengatur waktu dengan segala kegiatan terprogram dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan disekolah. Kegiatan terprogram di SDIT Darul Muttaqien meliputi kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekstrakurikuler,

kegiatan qiro’ati, dan sebagainya yang memasukkan nilai-nilai karakter

bangsa.

Proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang berlangsung mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 15.30 untuk kelas IV-VI dan untuk kelas I-III selesai KBM pukul 14.00.6 Nilai karakter seperti religius, disiplin, komunikatif, tanggungjawab, toleransi, serta mandiri selalu dimasukkan di setiap pelajaran, baik dalam penjelasan materi, melakukan praktek ataupun pemberian tugas, terlihat pada setiap tugas yang diberikan oleh siswa dan mereka langsung mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan baik. Pengintegrasian pendidikan karakter

6

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar,

pada pelajaran berarti memadukan, menerapkan dan memasukkan nilai-nilai yang diyakini benar dalam rangka mengembangkan serta membentuk karakter siswa. Kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pelaksanaannya pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Suasana Kegiatan Belajar Mengajar di dalam Kelas Kamis, 10 November 2016.

Pelaksanaan pendidikan karakter ini tidak terbatas pada sejumlah materi pembelajaran yang terdapat dalam standar isi melainkan pembelajaran lebih luas dari apa yang mereka pahami atau melalui pengalaman siswa. Kegiatan berlangsungnya KBM ini tertera jelas pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang masing-masing dibuat oleh guru mata pelajaran sebelum proses KBM berlangsung. Di sekolah ini guru tidak hanya berusaha memenuhi standar kompetensi yang diamanatkan oleh kurikulum nasional, tetapi juga mengarahkan siswa-siswa agar terbiasa memetik nilai-nilai dari pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar mengatakan:

Nilai karakter yang dapat diambil siswa sejauh ini seperti;

1) Religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama.

2) Jujur yaitu perilaku yang menunjukkan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3) Toleransi yaitu sikap dan perbuatan yang selalu menghargai perbedaan, baik pendapat maupun suku mereka masing-masing.

4) Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentutan dan peraturan.

5) Mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

6) Komunikatif yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

7) Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.7

Adapun penanaman nilai karakter tersebut merupakan usaha yang dilakukan seluruh civitas sekolah agar nilai-nilai atau akhlak yang baik tertanam pada diri siswa melalui kegiatan di dalam kelas.

Tidak hanya itu, pelaksanaan pendidikan karakter juga diterapkan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SDIT Darul Muttaqien Bogor. Sekolah ini mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti hanya untuk kelas IV dan V dan untuk kelas I-III tidak diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Bapak Asep Kosasih “…Untuk eskul wajib maupun pilihan hanya diwajibkan untuk kelas 4 dan 5 saja, adapun kelas 3 bisa dibilang dianjurkan untuk mengenal eskul tersebut dan mereka tidak diwajibkan…”.8

Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh sekolah, antara lain:

1) Pramuka

Kegiatan pramuka ini dilakukan setiap hari Kamis setelah pulang sekolah. Dari hasil observasi yang penulis lakukan di SDIT Darul Muttaqien bahwa dalam kegiatan pramuka ini, siswa tidak hanya diajarkan ilmu kepramukaan untuk mendisiplinkan dirinya, tetapi siswa juga ditanamkan nilai-nilai karakter yang dikembangkan

7

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at 14

Oktober 2016.

8

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Bapak Asep Kosasih, Rabu 19 Oktober 2016.

oleh sekolah ini, seperti nilai religius, disiplin, tanggungjawab, mandiri, komunikatif, dan toleransi.9

Dari kegiatan ini pula siswa belajar tentang kepemimpinan yang menuntut siswa untuk terus bersikap disiplin juga menumbuhkan sikap kemandirian siswa. Saat memulai kegiatan, siswa dibiasakan berdisplin untuk datang tepat waktu dan berbaris dipecah menjadi lelaki dan perempuan.10

Kemudian, pembimbing yang melatih ekstrakurikuler pramuka, diajarkan langsung dari pesantren Darul Muttaqien yang melatih kegiatan pramuka di sekolah ini, hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Bapak Asep Kosasih, mengatakan:

“Pelatih dari Pesantren Darul Muttaqien membimbing dan memberi pengarahan agar ketua kelompok merapikan barisannya dan anggotanya berusaha mengikuti apa yang diperintahkan oleh ketua kelompok. Selain itu pada pengisian materi oleh kaka pelatih, mereka sangat cekatan dalam bertanya apa yang mereka belum tahu”.11

Gambar di bawah ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis.

Gambar 4.2

Suasana Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka, dibedakan antara perempuan dan laki-laki.

9

Hasil Observasi tidak terstruktur pada Hari Kamis, 03 November 2016.

10

Hasil Observasi, Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka, Kamis, 10 November 2016.

11

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Bapak Asep Kosasih, Rabu 19 Oktober 2016.

Kemudian pada kegiatan sandi morse dibutuhkan ketelitian bagi masing-masing anggota dan pembuatan tandu dibutuhkan kesabaran serta kerja sama antar anggota juga dalam kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kepramukaan.12

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa pada pelaksanaan penanaman nilai karakter di kegiatan esktrakurikuler terdapat sikap komunikatif, tanggung jawab, mandiri, kerjasama bagi ketua kelompok ataupun anggotanya, dan adanya toleransi untuk saling menghormati satu sama lain pada perbedaan pendapat. Masing-masing kelompok saling responsif, sportif dan kreatif dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru pelatih pramuka.

2) Tapak Suci

Esktrakurikuler wajib ini dilaksanakan pada hari Jum’at dan diikuti oleh kelas IV dan V. Dalam kegiatan tapak suci ini, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana cara untuk melatih kekuatan dan ketangguhan pada tubuh, tetapi juga memasukkan pendidikan nilai karakter seperti disiplin waktu ketika hadir, karakter komunikatif selalu berinteraksi dengan teman ataupun pelatih pramuka, kemudian nilai karakter bekerjasama dalam kegiatannya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Wakil Bidang Kesiswaan, Bapak Asep Kosasih:

“bahwa pendidikan karakter yang biasa ditanamkan oleh guru pelatih ekstrakurikuler kegiatan ini adalah dengan membiasakan menerapkan disiplin untuk tepat waktu datang latihan, siswa pun di haruskan berkomunikatif untuk saling berinteraksi dengan anggotanya yang lain saat melakukan gerakan-gerakan ilmu bela diri, dan menumbuhkan rasa kerjasama”.13

12

Hasil Observasi Kegiatan Kepramukaan pada pembuatan sandi morse, Hari Kamis, 03 November 2016.

13

Hasil Wawancara dengan Wakil Bidang Kesiswaan, Bapak Asep Kosasih, Rabu, 19 Oktober 2016.

Gambar di bawah ini merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang menunjukkan pembiasaan karakter komunikatif dan karakter lainnya.

Gambar 4.3

Pelaksanaan Ekstrakurikuler Tapak Suci dengan Penuh Semangat Para Siswa

Kelas IV dan V, Jum’at 11 November 2016.

Dalam proses pelaksanaan pendidikan karakter tersebut guru pelatih terus melakukan pengawasan. Pada kegiatan ini menumbuhkan kebiasaan nilai disiplin, kerjasama, komunikatif dan saling menghargai satu sama lain di dalam anggotanya.

Di samping esktrakurikuler wajib, SDIT Darul Muttaqien Parung-Bogor juga memiliki ekstrakurikuler pilihan yang dilaksanakan setiap hari sabtu sebagai bentuk kegiatan serta minat dan bakat siswa guna pengembangan diri dan juga menanamkan nilai-nilai karakter. Dengan begitu, bakat siswa akan tersalurkan melalui kegiatan ekstrakurikuler pilihan ini, sehingga siswa akan lebih mendapatkan penanaman karakter seperti disiplin, mandiri, tanggung jawab, serta komunikatif. Berikut daftar ekstrakurikuler pilihan yang dijalankan di sekolah ini:

Tabel 4.3

Daftar Ekstrakurikuler Tahun 2016 SDIT Darul Muttaqien Bogor No. Ekstrakurikuler Pilihan

1 Marawis/Hadroh 2 Sains dan Teknologi 3 Menggambar

4 Melukis 5 Catur

6 Tari Seni/Musik

Sumber: Data Bidang Kesiswaan SDIT Darul Muttaqien Bogor Tahun Pelajaran 2016/2017

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian di lapangan, pelaksanaan ekstrakurikuler yang dilaksanakan boleh dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan adanya pembentukan karakter dalam setiap kegiatan serta adanya jalinan kerjasama secara terpadu antara sekolah, orang tua, siswa dan masyarakat sekitar sehingga pelaksanaannya dapat dilihat secara maksimal. Oleh karena itu pihak orang tua dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung dan sesuai dengan apa yang mereka harapkan yaitu agar siswa-siswa SDIT Darul Muttaqien Bogor melaksanakan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu ada juga kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di sekolah ini dan menjadi ciri khas dari SDIT Darul Muttaqien yaitu kelas

qiro’ati. Kelas qiro’ati adalah salah satu proses pembelajaran cara metode membaca al-qur’an dengan benar yang menjadi keunikan di sekolah ini.

Kelas qiro’ati dilaksanakan setiap harinya sebelum memulai

kegiatan belajar mengajar di kelas. Pada proses pembelajaran ini siswa tidak dikelompokkan berdasarkan kelas, akan tetapi mereka dibaurkan

sesuai dengan tingkat jilidnya dan guru qiro’atinya masing-masing, sehingga akan terlihat betapa padat unsur pendidikan karakternya.14 Hal ini senada yang diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang

Qiro’ati, Bapak Ahmad Zaeni:

“Qiro’ati dilaksanakan di SDIT Darul Muttaqien itu selama 5 hari dari hari senin sampai hari jum’at jam 8 sampai dengan jam 9. Dengan proses pembelajaran 15 menit itu anak-anak baca klasikal, kemudian 30 menit anak baca individual atau maju satu-satu setiap anak dan terakhir 15 menit kembali ke klasikal lagi, dan mereka tidak digabungkan sesuai kelas, tetapi sesuai tingkat jilidannya”.15

Kelas qiro’ati ini lebih menekankan pada kegiatan praktek, bukan materi saja. Bacaan mereka lebih diperhatikan ketika siswa ingin

menyetor bacaan qiro’ati mereka ke guru jilidnya masing-masing,

dengan membawa buku penilaian yang telah disediakan di sekolah ini. Pada saat pelaksanaan, siswa sudah langsung mencari guru jilidnya masing-masing untuk mengikuti kelas qiro’ati, berbeda dari kelas kegiatan belajar mengajar biasanya. Di sini, kelas qiro’ati dilaksanakan tidak harus di dalam kelas, tetapi dilaksanakan di luar kelas baik di depan kelas, di aula, di masjid, maupun di perpustakaan.

Kegiatan lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang dilaksanakan di lingkungan sekolah dan siswa dibaurkan sesuai dengan tingkat jilid qiro’ati.

Gambar 4.4

Kegiatan Kelas Qiro’ati yang Dilaksanakan di dalam Masjid

Kamis, 10 November 2016.

14

Hasil Observasi tidak terstruktur pada Hari, Senin, 24 Oktober 2016.

15

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Qiro’ati, Bapak Ahmad Zaeni, Selasa 01 November 2016.

Pada pelaksanaan kelas qiro’ati semua siswa berpartisipasi dalam kegiatan ini, karena kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang hampir sebagian di senangi siswa untuk bisa memperbaiki tanda bacaan ilmu dasar al-qur’an, hal ini sesuai yang diungkapkan oleh siswa kelas VI.2 yang akrab dipanggil Dana “dengan adanya qiro’ati di sekolah, saya bisa tau bacaan saya yang salah”.16

Dari hasil observasi di lapangan, bahwa berlangsungnya kegiatan

kelas qiro’ati, nilai pendidikan yang terbentuk yaitu melatih

kedisiplinan, dimana siswa sebelum dimulai kelas qiro’ati tetapi mereka sudah menemui gurunya, sehingga siswa sudah dilatih disiplin dan

semangat untuk memperbaiki bacaan qiro’ati, dengan begitu dapat

mencapai keberhasilan dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Selain itu, tanggung jawab, dimana siswa mulai bertanggung jawab atas tanda bacaan qiro’atinya dan tempat dimana mereka berada, jadi tidak saling mengandalkan satu sama lain, akan tetapi semua ikut ambil andil dalam kegiatan ini.17

Seluruh kegiatan yang dilakukan di SDIT Darul Muttaqien Parung-Bogor dilandaskan dengan pendidikan nilai karakter yang berkembang di sekolah tersebut, yaitu nilai-nilai karakter bangsa dan agama, sehingga pembiasaan karakter pada siswa dapat terlihat pada diri siswa SDIT Darul Muttaqien secara keseluruhan. Dengan adanya pelaksanaan pendidikan karakter ini secara tidak langsung siswa dapat tertib dalam sekolah, lingkungan serta pada dirinya sendiri.

b. Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan oleh seluruh warga sekolah terutama para pendidik di SDIT ini yaitu mulai kegiatan sekolah dari jam 07.15 pagi dengan adanya penyambutan oleh guru-guru di depan kelas, kemudian siswa masuk ke kelas masing-masing untuk melaksanakan pembacaan ikrar bersama, tadarus al-qur’an, dan sholat

16

Hasil Wawancara dengan Siswi Kelas VI.2 Dana, Senin, 24 Oktober 2016.

17

dhuha berjamaah.18 Kegiatan ini rutin dilaksanakan di sekolah ini bahkan sudah menjadi budaya sekolah serta ciri khas dari SDIT Darul Muttaqien Parung-Bogor.

Kegiatan Pra-KBM, yaitu kegiatan yang dilaksanakan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatannya antara lain: 1) Pembacaan Ikrar Bersama: kegiatan pembacaan ikrar bersama ini

dilakukan di awal saat semua siswa berkumpul di depan kelas mereka masing-masing, kegiatan ini tujuannya mengingatkan siswa untuk selalu ingat dengan bacaan syahadat dan bacaan nasionalisme yang akhir-akhir ini mulai dilupakan oleh anak bangsa.19

Hasil observasi yang penulis lakukan diperkuat dengan pendapat Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar mengatakan “…Pembacaan ikrar yang biasa dilakukan di sekolah ini yaitu di awali dengan pembacaan kalimat syahadat yang diucapkan pertama kali, kemudian janji siswa dan pancasila”.20 Pada pembacaan ikrar masing-masing siswa melakukan pembacaan ikrar ini sesuai dengan regu piket masing-masing, jadi semua siswa tampil di depan teman-temannya, hal ini sesuai yang dikatakan oleh Kepala Sekolah, Bapak Abdullah bahwa “anak setiap harinya diadakan ikrar, pembacaan janji siswa sesuai regu piket, sehingga dengan begitu anak merasakan tampil di depan teman-temannya dengan tujuan agar anak memiliki sifat keberanian dalam hal kebaikan”.21

Gambar di bawah ini merupakan pelaksanaan kegiatan pembacaan ikrar setiap harinya di depan mereka masing-masing yang selalu dibimbing oleh para guru.

18

Hasil Wawancara dengan Wakil Bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at, 14 Oktober 2016.

19

Hasil Observasi tidak terstruktur pada Hari, Jum’at, 11 Oktober 2016.

20

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, 14 Oktober 2016.

21

Gambar 4.5

Kegiatan pra-KBM, Pembacaan Ikrar Setiap Harinya di Depan Kelas Mereka Masing-masing.

Tidak hanya itu, sekolah tersebut mempunyai pembacaan ikrar yang dibuat oleh para guru serta pimpinan pesantren, adapun kalimat ikrar dari hasil study dokumen sekolah, dapat dilihat di bawah ini:

Sumber: Buku Album Kenangan Sekolah Tahun 2015/2016.

IKRAR

SDIT DARUL MUTTAQIEN BOGOR

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu

utusan Allah Aku rela Allah Tuhanku

Islam agamaku

Mohammad itu Nabi dan Rasul panutanku

Al-Qur’an itu kitab suciku

Ya Allah tambahkanlah ilmu kepadaku Dan berilah pemahaman kepadaku Kabulkan ya Allah Tuhan semesta alam.

2) Tadarus Al-Qur’an: kegiatan ini sangat diutamakan di sekolah ini, agar siswa setiap hari harus membaca al-qur’an dan tidak akan lupa untuk membaca sebelum memulai pembelajaran.

Dilakukan dalam waktu 15 menit dengan duduk bersama di masjid, selesai membaca al-qur’an siswa bersholawat bersama-sama agar siswa tidak lupa untuk mengagungkan nabi besar Muhammad SAW.22 Dengan begitu proses pembelajaran akan lebih mudah cepat diserap oleh siswa, sehingga apa yang ditanamkan oleh guru melalui kegiatan ini dapat melekat dalam kehidupan siswa walaupun tidak di lingkungan sekolah. Dari situlah siswa dapat membedakan kebiasaan mana yang baik dan mana yang buruk.

Pelaksanaan tadarus bersama dapat dilihat gambar di bawah ini, yang dilakukan di dalam masjid untuk seluruh siswa dan guru.

Gambar 4.6

Pembiasaan Tadarus Setiap Hari Sebelum Memulai Kegiatan Belajar Mengajar di Dalam Kelas

3) Sholat Dhuha Berjamaah: pembiasaan sholat dhuha berjamaah ini dilakukan setiap hari. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar bahwa

“…untuk pelaksanaan sholat dhuha dilakuan pada hari senin sampai dengan hari rabu seluruh siswa melaksanakan di dalam kelas masing-masing, untuk hari kamisnya siswa kelas I sampai dengan kelas III melakukan sholat dhuha bersama-sama di masjid, sedangkan untuk kelas IV sampai dengan

22

kelas VI dilakukan pada hari Jum’at dengan pengawasan guru dan diimami oleh setiap guru lelaki”.23

Pembiasaan sholat dhuha berjama’ah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.7

Pelaksanaan Sholat Dhuha Berjamaah di Dalam Masjid

Setiap Hari Kamis dan Jum’at.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menanamkan kebiasaan karakter positif pada siswa agar senantiasa melaksanakan sholat dhuha dimanapun mereka berada, meski sholat dhuha dikatakan sunnah dalam syariat Islam tetapi dengan pembiasaan setiap hari, maka anak akan menjadikan itu sebuah kewajiban.

Setelah berakhirnya kegiatan Pra-KBM tadi, selanjutnya siswa masuk ke kelas masing-masing untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar.

Selanjutnya, penanaman nilai karakter yang diterapkan di sekolah ini dilakukan dengan dua metode, yaitu:

a. Metode langsung, yaitu dengan cara tadarus bersama di pagi hari, sholat dhuha bersama, dan pembacaan ikrar bersama di depan kelas masing-masing.

b. Metode tidak langsung, yaitu dengan mengintegrasikan melalui mata pelajaran.

23

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at, 14 Oktober 2016.

Berikut adalah beberapa nilai-nilai karakter menurut Kemenerian Pendidikan dan Kebudayaan yang sudah penulis batasi agar difokuskan dalam pembahasannya:

1) Religius

Kegiatan religius di SDIT Darul Muttaqien Bogor yaitu dengan melakukan sholat dhuha berjamaah, tadarus al-qur’an bersama sebelum kegiatan belajar dan mengajar dimulai. Guru selalu memberikan nasihat kepada siswa untuk selalu bersyukur dengan apa yang mereka punya dan mereka jalani saat ini. Selain itu, pada waktu sholat zuhur, siswa-siswa di SDIT Darul Muttaqien Bogor selalu berjamaah di masjid.24 Observasi yang penulis lakukan ini dibuktikan dari hasil wawancara wakil kepala bidan kurikulum, Bapak Hendra Gumilar mengatakan “…nilai religius yang kami terapkan di sini, mulai dari sholat dhuha berjamaah, tadarus

al-qur’an, kemudian dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang biasa

diadakan seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan tahun baru Islam”.25

Kegiatan keagamaan yang dilakukan agar siswa dapat memiliki sikap religius dan mengingatkan Allah SWT dalam setiap kegiatan dan perbuatannya serta siswa tidak hanya mengingat hari-hari besar keagamaan tetapi juga tahu cara mengisi hari-hari keagamaan tersebut.

2) Jujur

Untuk melatih kejujuran diri siswa, SDIT Darul Muttaqien Bogor menyediakan tempat temuan barang hilang yang berada di masjid dan di depan ruang kantor Tata Usaha. Sejauh ini, siswa dapat menerapkan kejujuran dengan baik. Bahkan ketika ujian berlangsung, mereka mengerjakan dengan sendiri tanpa mengganggu ketenangan di dalam kelas.26 Hal ini sesuai dengan

24Hasil Observasi tidak terstruktur, Jum’at, 14 Oktober 2016.

25

Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum, Bapak Hendra Gumilar, Jum’at, 14 Oktober 2016.

26

yang diungkapkan oleh Guru PAI Bapak Budi Mulyadi, “..disini kami menyediakan tempat temuan barang hilang, tujuannya agar melatih anak untuk bersikap jujur”.27 Dalam hal ini nilai kejujuran sangat ditanamkan karena siswa sadar bahwa jujur itu sangat penting dalam hal apapun. Hal ini membuat sadar bahwa nilai kejujuran penting dijalankan dalam kehidupan dimanapun ia berada.

3) Toleransi

Sikap toleransi di SDIT Darul Muttaqien Bogor selalu dibiasakan. Menurut Guru Bahasa Indonesia, Ibu Muslihat menjelaskan “iyaa.. disini kita sangat menjunjung nilai toleransi, karena disini kita kan berbeda suku, beda pendapat jika anak-anak sedang mengeluarkan ide-idenya, kemudian dari yang berkulit hitam sekalipun. Karena dari mulai mereka masuk di sekolah ini kita sudah ajarkan setiap orang berbeda tapi basicly semua orang itu baik”.28 Hal ini perkuat dengan adanya pendapat dari siswa kelas VI.2 yang

akrab dipanggil Wafic mengatakan “kita diajarin tidak membeda

-bedakan teman dari asal mana aja, dan guru disini selalu ngajarin kalo semua orang itu baik”.29 Jadi sikap bertoleransi sudah ditanamkan pada anak sejak usia dini, tujuannya agar toleransi itu sendiri dapat melekat di diri anak hingga dewasa nanti.

4) Disiplin

Disiplin adalah sejumlah peraturan yang harus dipatuhi oleh sekelompok orang untuk menciptakan keteraturan. Dari observasi

Dokumen terkait