• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B

Menurut Mustofa Kamil (2011:96), Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu program pendidikan non formal, sedangkan pengertian pendidikan kesetaraan adalah:

“pendidikan kesetaraan merupakan program yang sangat vital dalam menjawab permasalahan mutu sumber daya mansia, terutama dalam masalah pendidikan. Pendidikan kesetaraan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional, mengembangkan sikap, dan kepribadian professional peserta didik”.

Dalam UUD No.20/2003 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI. SMP/MTS, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. ( Mustofa kamil, 2011:97)

Program Paket A Setara SD / MI dan Paket B Setara SMP / MTS berfungsi untuk menuntaskan wajib belajar Sembilan tahun terutama pada kelompok usia 3 tahun di atas usia sekolah dan bagi siapapun yang terkendala memasuki jalur pendidikan formal karena berbagai hal serta bagi individu yang menentukan Pendidikan Kesetaraan atas pilihan sendiri. Program Paket C Setara SMA / MA memberikan pelayanan pendidikan bagi

siapapun yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat dipenuhi oleh jalur pendidikan formal. (Depdiknas, 2006:1).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesetaraan merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan nonformal meliputi program paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. Program pendidikan kesetaraan memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan dan kurang beruntung mengenyam dalam pendidikan formal.

b.Pengertian Program Paket B

Menurut Mustofa Kamil, (2011:97), program paket B merupakan program pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan formal SMP/MTS. Menurut Umberto Sihombing (2000:38), program paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan non formal setara SMP atau MTS bagi siapapun yang terkendala untuk memasuki pendidikan formal atau yang berminat untuk melanjutkan kejenjang lanjutan maka memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Ijazah ujian kesetaraan paket B setara SMP mempunyai efek sipil yang sama dengan ijazah lulusan SMP.

Menurut Ace Suryadi ( Depdiknas, 2006:3) Program Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal setara SMP / MTS bagi siapapun yang terkendala ke pendidikan

formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP / MTS.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesetaraan paket B setara SMP merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan nonformal. Program pendidikan kesetaraan memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan dan kurang beruntung mengenyam dalam pendidikan formal.

c. Tujuan Program Paket B

Menurut Ace Suryadi (Depdiknas, 2006:4), Program Paket B bertujuan untuk memperluas akses pendidikan dasar Sembilan tahun melalui pendidikan nonformal yang menekankan pada keterampilan fungsional dan kepribadian professional, meningkatkan mutu dan daya saing lulusan serta relevansi program pendidikan kesetaraan, dan menguatkan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik terhadap penyelenggaraan dan penilaian program pendidikan kesetaraan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program paket B bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta memperluas akses layanan bagi masyarakat yang masih belum tuntas di pendidikan dasar Sembilan tahun.

d. Komponen – komponen Penyelenggaraan Program Paket B Di dalam penyelenggaraan program paket B tentunya memerlukan komponen-komponen yang saling berkaitan. Berikut ini adalah komponen-komponen yang terdapat dalam penyelenggraan program paket B, yaitu:

1) Peserta didik

Menurut Sujarwo (2011:7) peserta didik adalah individu yang berusaha mengembangkan kemampuan dirinya melalui proes pembelajaran. Peserta didik merupakan subjek yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Dwi Siswoyo (2011:96) peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik Paket B adalah komponen-komponen dalam sistem pendidikan yang ingin mengembangkan potensi dirinya dengan menempuh ilmu yang sesuai dengan keinginannya sendiri atau yang di cita-citakan.

Dalam buku acuan proses pelaksanaan dan pembelajaran pendidikan kesetaraan program Paket A, B, C (Depdiknas 2006: 24), peserta didik program paket B adalah warga masyarakat yang:

(b) Belum menempuh pendidikan di SMP / MTs dari kelompok usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket B atas pilihan sendiri

(c) Putus SMP / MTS

(d) Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri (e) Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu,

geografi, ekonomi, sosial dan hokum, dan keyakinan) 2) Pendidik/tutor

Iman Barnadib yang dikutip Dwi Siswoyo (2011:127), Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanuasiaan yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Sujarwo (2011:8), Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakkan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitan dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada jenjang pendidikan tinggi.

3) Metode

Menurut Hamzah (2007:2) Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, dengan perkataan lain metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda. Pendidik juga tidak akan dapat melaksanakan tugasnya apabila

tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan atau direncanakan.

Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

Menurut Ace Suryadi (2006:34-42), proses pendidikan kesetaraan dilakukan melalui metode pembelajaran tertentu yaitu :

a) Metode pembelajaran kooperatif

Mengembangkan peserta didik yang mempunyai berbagai keunggulan berinteraksi dan bekerja sama untuk menguasai suatu konsep atau keterampilan yang digunakan bukan untuk diri sendiri tetapi untuk memotivasi semua peserta didik.

b) Metode pembelajaran interaktif

Suatu kaidah yang melibatkan interaksi antara tutor dan peserta didik, antara peserta didik dengan media, atau peserta didik dengan lingkungannya.

Membangun pengetahuan peserta didik dengan cara menghubungkan konsep-konsep yang sedang dipelajari. d) Metode pembelajaran berbasis penugasan

Metode ini hakikatnya hampir sama dengan pembelajaran berbasis masalah. Peserta didik diberi masalah dan ditugaskan atau membuat hasil karya baik secara mandiri atau kelompok.

e) Metode pembelajaran eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu pembelajaran yang biasa digunakan dalam pendidikan, dengan melakukan kajian tentang suatu fenomena yang terjadi di alam sekitar.

f) Metode pembelajaran diskusi

Suatu kegiatan yang memberi peluang kepada peserta didik untuk berperan aktif secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.

g) Metode pembelajaran simulasi

Proses belajar dengan bermain peran atau mengunakan alat peraga. Metode ini membawa suasana menjadi hidup karena peserta didik memerankan sesuatu.

Kajian lapangan dapat membantu peserta didik untuk hidup mandiri, misalnya dengan perkemahan, bakti sosial, dan studi banding.

i) Metode pembelajaran modul

Salah satu pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya.

4) Media

Menurut Sujarwo (2011:11-12), Media dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat mengantarkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Bentuk media itu misalnya: manusia, aktivitas, dan suatu alat perantara atau pengantar dan lingkungan. Media dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.

5) Kurikulum

Menurut Sujarwo (2011:9), Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan pembelajaran yang berisi tujuan, materi pembelajaran, pembelajaran (metode/strategi), dan penilaian dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan kurikulum tingkat satuan program pendidikan kesetaraan Paket B dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut: berpusat pada kehidupan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip belajar sepanjang hayat. Untuk membekali pengetahuan, keterampilan, dan sikap warga belajar sebagai peserta program Pendidikan Kesetaraan Paket B, penyelenggara program harus menyusun silabus pembelajaran/ pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang ditentukan dalam setiap tahapan pembelajaran.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C, maka struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan Paket B merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK). Beban belajar program pendidikan kesetaraan Paket B dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau kegiatan mandiri. SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam

Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 40 menit. Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program Pendidikan Kesetaraan Paket B adalah sebagi berikut: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, keterampilan fungsional, muatan local, Pengembangan Kepribadian Profesional.

6) Strategi pembelajran

Menurut Sujarwo (2011:10) Strategi merupakan suatu penataan mengenai cara mengelola, mengorganisasi dan menyampaikan sejumlah materi pembelajaran untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran merupakan pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupasehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Strategi pembelajaran dimaknai sebagai suatu strategi dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dituntut memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Untuk menentukan atau memilih strategi pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan tujuan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi pembelajaran yang dipandang efisien dan efektif. Suatu strategi pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila metode

tersebut dapat mencapai tujuan secara tepat dengan waktu yang lebih singkat dari strategi yanga lain. Kreteria lain yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran adalah kemampuan peserta didik dan tingkat keterlibatan peserta didik. Dalam pengelolaan pembelajaran seorang tutor perlu menyiapakan materi, metode media, dan semua fasilitas yang dapat mendukung dan memperlancar proses terjadinya pembelajaran.

7) Materi

Permendiknas nomor 3 (2008:5) Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

8) Kegiatan pembelajaran

Permendiknas nomor 3 (2008:6) Kegiatan pembelajaran didalamnya terdapat Pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pendahuluan yang merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian diri dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.

9) Bahan ajar

Menurut Tatang (2011:40) untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topic-topik dan sub-sub topic tertentu, tiap topic atau subtopic mengandung ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Permendiknas nomor 3 tahun 2008(6) Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.

10)Sarana dan prasarana

Depdiknas (2006:26-27), sarana prasarana adalah segala jenis fasilitas yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar. Sarana prasarana meliputi :

(a) Tempat Belajar

Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan di berbagai lokasi dan tempat yang sudah ada baik milik pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti gedung sekolah, madrasah, sarana prasarana yang dimiliki pondok pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), masjid, majelis taklim, gereja atau tempat ibadah lainnya, balai desa, kantor organisasi kemasyarakatan, rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya yang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar .

(b) Administrasi

Untuk menunjang kelancaran pengelolaan kelompok belajar diperlukan sarana administrasi meliputi : Papan nama kelompok belajar, Papan struktur organisasi penyelenggara, Kelengkapan administrasi penyelenggaraan dan pembelajaran yang meliputi: Buku induk peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan; Buku daftar hadir peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan; Buku keuangan/ kas umum; Buku daftar inventaris; Buku agenda pembelajaran; Buku laporan bulanan tutor; Buku agenda surat masuk dan keluar; Buku daftar nilai peserta didik; Buku tanda terima ijazah;

Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan program Pendidikan Kesetaraan Paket B dan hasil yang ingin dicapai, lembaga penyelenggara program wajib menyediakan sarana dan prasarana, yaitu:

(a). ruangan untuk proses pembelajaran dan pelatihan beserta kelengkapannya;

(b) alat dan bahan pembelajaran seperti: whiteboard/papan tulis, spidol/kapur, meja dan kursi tutor, meja/kursi warga belajar, lemari buku, buku-buku pelajaran, dan lain-lain;

(c). media pembelajaran dan pendukung lainnya. 11) Evaluasi belajar

Menurut Wand dan Brown yang dikutip Tatang dan kawan-kawan (2010:55) evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kulikuler maupun ekstra kurikuler. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi dapat dilakukan sebelum pembelajaran, selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran.

12) Sumber pendanaan

Pendanaan penyelenggaraan program paket B dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan DAN Belanja Daerah (APBD), swadaya masyarakat, dan suber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

e. Langkah-langkah Pembelajaran Program Paket B

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan, dalam proses pembelajaran ada tiga langkah pembelajaran, yaitu: 1) perencanaan

Menurut Umberto Sihombing (2000:58), tahaap perencanaan adalah menentukan tujuan yang harus dicapai, menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dibuat.

2) pelaksanaan

Menurut Umberto Sihombing (2000:58), tahap pelaksanaan merupakan aktivitas pembelajaran bukan hanya proses penyampaian dan penerimaan informasi tetapi juga memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Pengalaman ini harus memberikan dorongan untuk merubah tingkah laku peserta didik seperti yang di inginkan.

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media dan tentunya dengan tambahan pemahaman/ penguasaan teori pendidikan, prinsip mengajar, teori belajar dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran.

3) evaluasi

Menurut Djudju Sudjana (2006:7) Evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan/dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Devinisi lain dikemukakan oleh Stufflebeam (1971:19) menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuatan keputusan.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain implementasi dan dampak membuat keputusan, membantu pertanggungjawaban, keterangan seleksi atau lanjutan untuk mengambil sebuah keputusan di dalam program. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana capaian mutu penyelenggaraan program dan tingkat keberhasilan pelaksanaan program.

Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Di dalam pelaksanaan evaluasi atau penilaian, pendidik perlu menentukan

kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian dengan kompetensi dalam kurikulum. Penilaian hasil belajar berorientasi pada acuan atau patokan indikator hasil belajar, ketuntasan belajar, multi alat dan cara penilaian.

Di dalam proses pembelajaran harus melalui langkah-langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ke tiga langkah ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena langkah-langkah ini adalah untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran.

f. Tahapan Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksananaan pembelajaran merupakan serangkaian proses implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Abdul Majid (2013:43-46) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Secara lebih jelas adalah sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan pra pelaksanaan yaitu pendidik melakukan tindakan mengawali kelas. Kegiatannya biasanya meliputi menyiapkan kegiatan penyiapan peserta didik, mengabsen, mengajukan pertanyaan mengenai pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran beserta cakupannya.

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pemberian materi. Tahap ini pendidik dan pesertya didik melakukan interaksi pembelajaran, penerapan berbagai metode dengan menyenangkan, kreativ, dan mandiri sesuai dengan materi dan kemampuan peserta didik.

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang paling akhir dari proses pelaksanaan. Tahap ini pendidik memberikan follow up, membuat kesimpulan bersama, memberikan umpan balik, merencanakan tindakan selanjutnya dan menyampaikan materi yang akan dilaksankan selanjutnya.

Selanjutnya Muhibbin Syah (2013: 213) menyebutkan bahwa tahap proses pelaksanaan pembelajaran adalah tahap prainstruksional, instruksional, dan evaluasi. Prainstruksional merupakan tidakan pendahuluan, instruksional adalah kegiatan inti dalam proses pelaksanaan pembeljaran dan evaluai dalah kegiatan penutup pelaksanan pembelajaran.

Dokumen terkait