PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DI PKBM BANGUN KARSA, BANGUN REJO YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Istianah NIM: 12102241015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
MOTTO
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah masa di mana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan.( Paulo Freire)
Tidak ada kata terlambat untuk belajar karena Menuntut ilmu tidak memandang usia, golongan atau kekayaan, karena setiap orang berhak memperoleh pendidikan.(penulis)
Alrrahmaanu „allama alqur-aana khalaqa al-insaana „allamahu
albayaana. Artinya: “(Rabb) Yang Maha Pemurah. Yang telah
PERSEMBAHAN
Atas karunia Allah Subhanahuwata‟alla
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Ibu dan Ayahku tercinta yang tak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang dan perhatian. Terima kasih atas doa, dukungan dan pengorbanan
yang selalu menyertai dalam setiap langkahku.
2. Almamaterku Univeritas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan hal-hal baru dalam pembelajaran hidup.
PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET B DI PKBM BANGUN KARSA, BANGUN REJO YOGYAKARTA
Oleh Istianah NIM 12102241015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B yang meliputi : (1) proses pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, (2) kualitas hasil pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, (3) Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat bagi lembaga penyelenggara maupun tutor dalam melaksanakan program Paket B di PKBM Bangun Karsa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan sumber data pengelola PKBM, pendidik, peserta didik. Pembuktian keabsahan data menggunakan teknik trianggulasi sumber dan metode. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) Proses pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B meliputi: materi yang diberikan secara teori dan praktek, metode yang digunakan lebih banyak ceramah dan Tanya jawab, media yang digunakan modul dan gambar, Evaluasi kegiatan pembelajaran meliputi evaluasi proses, harian dan semester (2) Hasil pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B adanya peningkatan kualitas peserta didik yang cenderung mengikuti proses paket B sesuai arahan tutor yaitu disiplin dalam hal penggunaan modul di dalam kelas dan saling bekerja sama serta persentase kelulusan peserta didik adalah 100%. (3) Faktor Pendukung proses pelaksanaan Paket B meliputi kemauan pengelola dalam melaksanakan program kesetaraan Paket B, sarana prasarana, buku-buku diperpustakaan. Faktor menghambat proses pelaksanaan program Paket B meliputi peserta didik yang gampang terpengaruh oleh teman sebayanya yaitu teman sekelasnya untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran dan mereka sangat terburu-buru pulang saat mengetaui bahwa tutor sudah terlambat datang.
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 9
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B ... 9
a. Pengertian Program Pendidikan Kesetaraan ... 9
b. Pengertian Program Paket B ... 10
c. Tujuan Program Paket B... 11
f. Tahapan Proses Pelaksanaan Pembelajaran ... 25
2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 26
a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 26
b. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 28
c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 30
d. Azas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 31
e. Program–Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ... 32
B. Penelitian yang relevan ... 32
C. Kerangka Berpikir ... 36
D. Pertanyaan Penelitian ... 39
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 41
B. Penentuan subyek dan obyek penelitian ... 42
C. Setting, Waktu dan Tempat Penelitian ... 44
D. Metode pengumpulan data ... 45
E. Instrumen penelitian ... 48
F. Teknik analisis data ... 49
G. Keabsahan data... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 54
1. Deskripsi Lembaga... 54
a. Sejarah Berdirinya ... 54
2. Visi dan Misi ... 55
3. Tujuan Lembaga... 55
4. Program yang dilaksanakan ... 55
5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 57
B. Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 57
3. Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Pendidikan Kesetaraan Paket B ... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 101
2. Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 103
DAFTAR TABEL
hal Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data ... 48 Tabel 2. Program-program di PKBM Bangun Karsa ... 56
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 1.Susunan Kerangka Pikir ... 38
Gambar 2.Struktur Organisasi ... 57
Gambar 3.Sekretariat PKBM Bangun Karsa ... 136
Gambar 4.Kantor PKBM Bangun Karsa dan Perpustakaan... 136
Gambar 5.TKBM (Tempat Kegiatan Belajar Mengajar) ... 137
Gambar 6. KBM Paket B ... 137
Gambar 7. Jadwal KBM Paket B ... 138
Gambar 8. Pembelajaran Paket B... 138
Gambar 9. UAS Paket B ... 139
DAFTAR LAMPIRAN
hal
Lampiran 1.Pedoman Dokumentasi ... 106
Lampiran 2.Pedoman Observasi ... 107
Lampiran 3. Pedoman Wawancara ... 110
Lampiran 4. Reduksi, Display dan Kesimpulan ... 114
Lampiran 5. Catatan Lapangan ... 126
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Fenomena yang ditandai dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, atau bahkan banyak cenderung yang berorientasi pada proyek. Akibatnya, seringkali hasil pendidikan mengecewakan
masyarakat. Kualitas lulusan kurang sesuai dengan pembangunan, kondisi tersebut menyebabkan sebagian masyarakat menjadi pesimis terhadap sekolah.
Ada anggapan bahwa pendidikan tidak lagi mampu menciptakan mobilitas sosial mereka secara vertical, karena sekolah tidak menjanjikan pekerjaan yang layak. Sekolah kurang menjamin masa depan anak yang lebih baik. Perubahan
paradigma baru pendidikan kepada mutu (quality oriented) merupakan salah satu strategi untuk mencapai pembinaan keunggulan pribadi anak. Indikator paling
nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan hasil ujian belajar siswa.
Pendidikan merupakan proses paling penting untuk mengintegrasikan
individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektifitas di masyarakat, mengingat itu maka pendidikan bertujuan untuk membangkitkan
kesadaran atau pengertian dan kepekaan setiap individu terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan atau politik, sehingga pada akhirnya individu tersebut memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kedudukannya
Menurut Sudjana ( 2004:3), Pendidikan dalam makna yang umum, dapat
diberi arti sebagai komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar.
Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan roses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan non formal merupakan salah satu jalur pendidikan pada sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dijangkau dan dipenuhi oleh jalur pendidikan formal.
Pendidikan nonformal memberikan berbagai pelayanan pendidikan bagi setiap warga masyarakat untuk memperoleh pendidikan sepanjang hayat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan perkembangan zaman.
Menurut Mustofa Kamil (2011:14), pendidikan non formal adalah kegiatan pendidikan yang berada di luar persekolahan, proses penyelenggaraannya
memiliki suatu sistem yang terlembagakan, dan didalamnya terkandung makna bahwa setiap pengembangan pendidikan nonformal perlu perencanaan program yang matang.
Atas dasar sasaran, program pendidikan non formal dapat diklasifikasi menurut
karakteristik calon peserta didik seperti latar belakang pendidikan, tingkatan usia, jenis kelamin, lingkungan tempat tinggal, serta latar belakang sosialnya.
Proses belajar dapat terjadi dimanapun tanpa mengenal batas geografis, tempat, waktu dan usia. Belajar dapat dilaksanakan kapan saja dan bersumber dari apa saja yang memungkinkan memberi makna pada kehidupan seseorang atau
warga belajar. Salah satu penyelenggara pendidikan nonformal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Merupakan suatu alternatif atau wadah
untuk kegiatan pembelajaran bagi masyarakat yang tidak bisa melanjutkan kejenjang pembelajaran formal, kegiatan ini diarahkan pada pemberdayaan
potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyarakat, dimiliki masyarakat, dan dikelola masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat.
Program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Bangun Karsa salah satunya adalah pendidikan kesetaraan paket B yang dirancang untuk memberikan bekal kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan fungsional, yang dapat
dimanfaatkan untuk bekerja dan usaha mandiri serta memiliki kemampuan, pengetahuan dan sikap yang setara dengan lulusan Sekolah Menengah Pertama.
Pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk memberikan akses kepada masyarakat yang belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan masyarakat yang membutuhkan.
program pendidikan yang sudah disiapkan atau diberikan kepada peserta didik,
yaitu kurangnya pembelajaran yang berbasis keterampilan sehingga mereka hanya terpaku kepada materi yang sudah diberikan oleh pengelola dan pendidik, dan
kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Paket B karena dilihat dari semua peserta didik yang mengikuti adalah 19 orang. Namun yang hadir atau aktif dalam mengikuti pembelajaran terkadang hanya 10 orang dan
yang paling aktif atau sering masuk ialah 13 orang. Di dalam program tersebut juga media yang digunakan oleh pendidik masih sangat minim dan terbatas. Di
dalam proses pembelajaran pendidikan kesetaraan paket B Metode pembelajaran masih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga peserta
didik merasa bosan dan kurang tertarik untuk menngikuti proses pembelajaran. Berdasarkan kurikulum paket B, dalam pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik selain enam bidang studi yaitu pendidikan kewarganegaraan,
bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, bahasa ingris, di dalam pembelajaran paket B juga diberikan pendidikan keterampilan karena pendidikan keterampilan merupakan muatan lokal dan
sebagai tambahan dan pengetahuan bagi peserta didik dalam meningkatkan kompetensi lulusan program paket B.
Mencermati uraian di atas, pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B sangat perlu diberikan kepada para peserta didik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan
melakukan proses penelitian tentang “Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo Yogyakarta”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Peserta didik lebih banyak mengikuti program pendidikan yang sudah
disiapkan pengelola dan pendidik, yaitu kurangnya pembelajaran yang berbasis keterampilan
2. Kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Paket B. 3. Media yang digunakan oleh pendidik masih sangat minim dan terbatas
4. Metode pembelajaran masih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik untuk menngikuti proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam, maka permasalahan ini dibatasi Pelaksanaan Program Pendidikan
Kesetaraan paket B di PKBM Bangun Karsa, Bangun rojo Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan program pendidikan kesetaraan paket B di
2. Bagaimana kualitas hasil pelaksanaan program pendidikan kesetaraan paket
B di PKBM Bangun Karsa?
3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat bagi
lembaga penyelenggara maupun tutor dalam melaksanakan program Paket B di PKBM Bangun Karsa ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada permasalahan yang telah di ungkap di atas, penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Bangun Karsa.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas hasil pelaksanaan program pendidikan kesetaraan paket B di PKBM Bangun Karsa.
3. Untuk mendeskripsikan Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat bagi lembaga penyelenggara maupun tutor dalam melaksanakan program Paket B di PKBM Bangun Karsa.
F. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengelola, peneliti dan pendidik. Dengan demikian dapat diketahui manfaat dari
hasil penelitian ini yaitu : 1. Secara teoritis
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta
b. Memberikan informasi tambahan dan masukan bagi semua
pihak-pihak yang tertarik dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
2. Secara praktis
a. Bagi peneliti, peneliti dapat mengetahui indikator keberhasilan suatu program kesetaraan yang dilaksanakan dan dapat memberikan
penilaian terhadap keadaan pelaksanaan proses dan hasil program pendidikan kesetaraan paket B dan faktor pendukung penghambat.
b. Bagi pengelola, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas
program dan pengembangan program baik dari segi proses, serta hasil dari program pendidikan kesetaraan paket B.
c. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan peningkatan pelaksanaan dan pengolahan program serta pengembangan program pendidikan kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa.
G. Batasan istilah
Untuk menghindari salah dalam penafsiran dan upaya untuk menyatukan
pandangan, maka perlu adanya pemberian batasan istilah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan program adalah segala usaha yang dilaksanakan secara menyeluruh dan dilakukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan
2. Pendidikan Kesetaraan Paket B adalah program pendidikan pada jalur
nonformal yang ditujukan kepada masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi tidak dapat mengikuti pendidikan
di sekolah formal atau Sekolah Menengah Pertama/Sederajat.
3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah dari berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B a. Pengertian Program Pendidikan Kesetaraan
Menurut Mustofa Kamil (2011:96), Pendidikan kesetaraan merupakan salah satu program pendidikan non formal, sedangkan
pengertian pendidikan kesetaraan adalah:
“pendidikan kesetaraan merupakan program yang sangat vital dalam menjawab permasalahan mutu sumber daya mansia, terutama dalam masalah pendidikan. Pendidikan kesetaraan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan menekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan fungsional, mengembangkan sikap, dan kepribadian professional peserta didik”.
Dalam UUD No.20/2003 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan
nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI. SMP/MTS, dan SMA/MA yang mencakup program paket A, paket B, dan paket C. ( Mustofa kamil, 2011:97)
Program Paket A Setara SD / MI dan Paket B Setara SMP / MTS berfungsi untuk menuntaskan wajib belajar Sembilan tahun
terutama pada kelompok usia 3 tahun di atas usia sekolah dan bagi siapapun yang terkendala memasuki jalur pendidikan formal
siapapun yang kebutuhan pendidikannya tidak dapat dipenuhi oleh
jalur pendidikan formal. (Depdiknas, 2006:1).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kesetaraan merupakan jalur pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan nonformal meliputi program paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. Program
pendidikan kesetaraan memberikan layanan kepada masyarakat yang membutuhkan dan kurang beruntung mengenyam dalam
pendidikan formal.
b.Pengertian Program Paket B
Menurut Mustofa Kamil, (2011:97), program paket B merupakan program pendidikan luar sekolah yang setara dengan pendidikan formal SMP/MTS. Menurut Umberto Sihombing
(2000:38), program paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan non formal setara SMP atau MTS bagi siapapun yang terkendala untuk memasuki pendidikan formal atau yang
berminat untuk melanjutkan kejenjang lanjutan maka memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar. Ijazah
ujian kesetaraan paket B setara SMP mempunyai efek sipil yang sama dengan ijazah lulusan SMP.
Menurut Ace Suryadi ( Depdiknas, 2006:3) Program Paket B
formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk
ketuntasan pendidikan dasar. Pemegang ijazah Program Paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP /
MTS.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesetaraan paket B setara SMP merupakan jalur
pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan nonformal. Program pendidikan kesetaraan memberikan layanan
kepada masyarakat yang membutuhkan dan kurang beruntung mengenyam dalam pendidikan formal.
c. Tujuan Program Paket B
Menurut Ace Suryadi (Depdiknas, 2006:4), Program Paket B bertujuan untuk memperluas akses pendidikan dasar Sembilan tahun
melalui pendidikan nonformal yang menekankan pada keterampilan fungsional dan kepribadian professional, meningkatkan mutu dan daya saing lulusan serta relevansi program pendidikan kesetaraan, dan
menguatkan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik terhadap penyelenggaraan dan penilaian program pendidikan kesetaraan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa program paket B bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta
d. Komponen – komponen Penyelenggaraan Program Paket B Di dalam penyelenggaraan program paket B tentunya memerlukan komponen-komponen yang saling berkaitan. Berikut ini
adalah komponen-komponen yang terdapat dalam penyelenggraan program paket B, yaitu:
1) Peserta didik
Menurut Sujarwo (2011:7) peserta didik adalah individu yang berusaha mengembangkan kemampuan dirinya melalui
proes pembelajaran. Peserta didik merupakan subjek yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Dwi Siswoyo (2011:96)
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik Paket B adalah komponen-komponen dalam sistem pendidikan yang ingin mengembangkan potensi dirinya dengan
menempuh ilmu yang sesuai dengan keinginannya sendiri atau yang di cita-citakan.
Dalam buku acuan proses pelaksanaan dan pembelajaran pendidikan kesetaraan program Paket A, B, C (Depdiknas 2006: 24), peserta didik program paket B adalah warga masyarakat
yang:
(b) Belum menempuh pendidikan di SMP / MTs dari kelompok usia 15-44 tahun dengan prioritas usia 16-18 tahun, kecuali bagi peserta didik yang menentukan Paket B atas pilihan sendiri
(c) Putus SMP / MTS
(d) Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri (e) Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (waktu,
geografi, ekonomi, sosial dan hokum, dan keyakinan)
2) Pendidik/tutor
Iman Barnadib yang dikutip Dwi Siswoyo (2011:127),
Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanuasiaan yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Sujarwo (2011:8), Pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakkan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitan dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada jenjang pendidikan tinggi.
3) Metode
Menurut Hamzah (2007:2) Metode didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu, dengan
perkataan lain metode yang dipilih oleh masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
tidak menguasai satu pun metode mengajar yang dirumuskan atau
direncanakan.
Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
mata pelajaran.
Menurut Ace Suryadi (2006:34-42), proses pendidikan
kesetaraan dilakukan melalui metode pembelajaran tertentu yaitu : a) Metode pembelajaran kooperatif
Mengembangkan peserta didik yang mempunyai berbagai
keunggulan berinteraksi dan bekerja sama untuk menguasai suatu konsep atau keterampilan yang digunakan bukan untuk diri sendiri tetapi untuk memotivasi semua peserta
didik.
b) Metode pembelajaran interaktif
Suatu kaidah yang melibatkan interaksi antara tutor dan peserta didik, antara peserta didik dengan media, atau peserta didik dengan lingkungannya.
Membangun pengetahuan peserta didik dengan cara
menghubungkan konsep-konsep yang sedang dipelajari. d) Metode pembelajaran berbasis penugasan
Metode ini hakikatnya hampir sama dengan pembelajaran berbasis masalah. Peserta didik diberi masalah dan ditugaskan atau membuat hasil karya baik secara mandiri
atau kelompok.
e) Metode pembelajaran eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu pembelajaran yang biasa digunakan dalam pendidikan, dengan
melakukan kajian tentang suatu fenomena yang terjadi di alam sekitar.
f) Metode pembelajaran diskusi
Suatu kegiatan yang memberi peluang kepada peserta didik untuk berperan aktif secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
g) Metode pembelajaran simulasi
Proses belajar dengan bermain peran atau mengunakan alat
peraga. Metode ini membawa suasana menjadi hidup karena peserta didik memerankan sesuatu.
Kajian lapangan dapat membantu peserta didik untuk hidup
mandiri, misalnya dengan perkemahan, bakti sosial, dan studi banding.
i) Metode pembelajaran modul
Salah satu pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang
dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya.
4) Media
Menurut Sujarwo (2011:11-12), Media dapat dimaknai
sebagai segala sesuatu yang dapat mengantarkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Bentuk media itu misalnya: manusia, aktivitas, dan suatu alat perantara atau pengantar dan
lingkungan. Media dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan
peserta didik, sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.
5) Kurikulum
Menurut Sujarwo (2011:9), Kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan pembelajaran yang berisi tujuan,
Sedangkan kurikulum tingkat satuan program pendidikan
kesetaraan Paket B dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut: berpusat pada kehidupan, beragam dan terpadu,
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, menyeluruh dan berkesinambungan, dan prinsip belajar sepanjang hayat. Untuk membekali pengetahuan, keterampilan,
dan sikap warga belajar sebagai peserta program Pendidikan Kesetaraan Paket B, penyelenggara program harus menyusun
silabus pembelajaran/ pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi lulusan dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran
yang ditentukan dalam setiap tahapan pembelajaran.
Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran, yaitu sama dengan 40 menit. Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program Pendidikan Kesetaraan Paket B adalah sebagi berikut: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, keterampilan fungsional, muatan local, Pengembangan Kepribadian Profesional.
6) Strategi pembelajran
Menurut Sujarwo (2011:10) Strategi merupakan suatu penataan mengenai cara mengelola, mengorganisasi dan
menyampaikan sejumlah materi pembelajaran untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran
merupakan pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupasehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Strategi pembelajaran dimaknai sebagai suatu
strategi dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik dituntut memiliki kemampuan memilih strategi pembelajaran yang tepat. Untuk
menentukan atau memilih strategi pembelajaran, hendaknya berangkat dari perumusan tujuan yang jelas. Setelah tujuan pembelajaran ditentukan, kemudian memilih strategi
tersebut dapat mencapai tujuan secara tepat dengan waktu yang
lebih singkat dari strategi yanga lain. Kreteria lain yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran adalah
kemampuan peserta didik dan tingkat keterlibatan peserta didik. Dalam pengelolaan pembelajaran seorang tutor perlu menyiapakan materi, metode media, dan semua fasilitas yang
dapat mendukung dan memperlancar proses terjadinya pembelajaran.
7) Materi
Permendiknas nomor 3 (2008:5) Materi ajar memuat fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
8) Kegiatan pembelajaran
Permendiknas nomor 3 (2008:6) Kegiatan pembelajaran didalamnya terdapat Pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Pendahuluan yang merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam
bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian diri dan refleksi, umpan balik, serta tindak lanjut.
9) Bahan ajar
Menurut Tatang (2011:40) untuk mencapai tiap tujuan
mengajar yang telah ditentukan diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topic-topik dan sub-sub topic tertentu, tiap topic atau subtopic mengandung ide pokok yang relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Permendiknas nomor 3 tahun 2008(6) Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi. 10)Sarana dan prasarana
Depdiknas (2006:26-27), sarana prasarana adalah segala jenis fasilitas yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta
(a) Tempat Belajar
Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan di berbagai lokasi dan tempat yang sudah ada baik milik
pemerintah, masyarakat maupun pribadi, seperti gedung
sekolah, madrasah, sarana prasarana yang dimiliki
pondok pesantren, pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM), sanggar kegiatan belajar (SKB), masjid, majelis
taklim, gereja atau tempat ibadah lainnya, balai desa,
kantor organisasi kemasyarakatan, rumah penduduk dan
tempat-tempat lainnya yang layak digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar .
(b) Administrasi
Untuk menunjang kelancaran pengelolaan
kelompok belajar diperlukan sarana administrasi meliputi
: Papan nama kelompok belajar, Papan struktur organisasi
penyelenggara, Kelengkapan administrasi
penyelenggaraan dan pembelajaran yang meliputi: Buku
induk peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan; Buku
daftar hadir peserta didik, tutor dan tenaga kependidikan;
Buku keuangan/ kas umum; Buku daftar inventaris; Buku
agenda pembelajaran; Buku laporan bulanan tutor; Buku
agenda surat masuk dan keluar; Buku daftar nilai peserta
Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan program
Pendidikan Kesetaraan Paket B dan hasil yang ingin dicapai,
lembaga penyelenggara program wajib menyediakan sarana
dan prasarana, yaitu:
(a). ruangan untuk proses pembelajaran dan pelatihan beserta kelengkapannya;
(b) alat dan bahan pembelajaran seperti: whiteboard/papan tulis, spidol/kapur, meja dan kursi tutor, meja/kursi warga belajar, lemari buku, buku-buku pelajaran, dan lain-lain;
(c). media pembelajaran dan pendukung lainnya.
11) Evaluasi belajar
Menurut Wand dan Brown yang dikutip Tatang dan
kawan-kawan (2010:55) evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik yang berupa kegiatan kulikuler maupun ekstra kurikuler. Penilaian hasil
belajar bertujuan untuk melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi dapat dilakukan sebelum pembelajaran, selama pembelajaran dan sesudah pembelajaran.
12) Sumber pendanaan
Pendanaan penyelenggaraan program paket B dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran
e. Langkah-langkah Pembelajaran Program Paket B
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan, dalam proses pembelajaran ada tiga langkah pembelajaran, yaitu:
1) perencanaan
Menurut Umberto Sihombing (2000:58), tahaap perencanaan adalah menentukan tujuan yang harus dicapai,
menentukan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menentukan tenaga dan biaya yang diperlukan
untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. 2) pelaksanaan
Menurut Umberto Sihombing (2000:58), tahap pelaksanaan merupakan aktivitas pembelajaran bukan hanya proses penyampaian dan penerimaan informasi tetapi juga memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik. Pengalaman ini harus memberikan dorongan untuk merubah tingkah laku peserta didik seperti yang di inginkan.
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan
interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media dan tentunya dengan tambahan pemahaman/
3) evaluasi
Menurut Djudju Sudjana (2006:7) Evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan/dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan. Devinisi lain dikemukakan oleh
Stufflebeam (1971:19) menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan
informasi bagi pembuatan keputusan.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan
informasi yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa dari tujuan yang dicapai, desain implementasi dan dampak membuat keputusan, membantu
pertanggungjawaban, keterangan seleksi atau lanjutan untuk mengambil sebuah keputusan di dalam program. Evaluasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana capaian
mutu penyelenggaraan program dan tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar peserta didik. Dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil
kriteria keberhasilan, cara, dan jenis penilaian dengan
kompetensi dalam kurikulum. Penilaian hasil belajar berorientasi pada acuan atau patokan indikator hasil belajar, ketuntasan
belajar, multi alat dan cara penilaian.
Di dalam proses pembelajaran harus melalui langkah-langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ke tiga
langkah ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena langkah-langkah ini adalah untuk mencapai
keberhasilan proses pembelajaran.
f. Tahapan Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Proses pelaksananaan pembelajaran merupakan serangkaian proses implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Abdul Majid (2013:43-46) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Secara lebih jelas adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan pra pelaksanaan yaitu pendidik melakukan tindakan mengawali kelas. Kegiatannya
biasanya meliputi menyiapkan kegiatan penyiapan peserta didik, mengabsen, mengajukan pertanyaan mengenai pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan, dan menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pemberian
materi. Tahap ini pendidik dan pesertya didik melakukan interaksi pembelajaran, penerapan berbagai metode dengan menyenangkan,
kreativ, dan mandiri sesuai dengan materi dan kemampuan peserta didik.
c) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang paling akhir dari proses pelaksanaan. Tahap ini pendidik memberikan follow up, membuat kesimpulan bersama, memberikan umpan balik, merencanakan tindakan selanjutnya dan menyampaikan materi yang
akan dilaksankan selanjutnya.
Selanjutnya Muhibbin Syah (2013: 213) menyebutkan bahwa tahap proses pelaksanaan pembelajaran adalah tahap prainstruksional,
instruksional, dan evaluasi. Prainstruksional merupakan tidakan pendahuluan, instruksional adalah kegiatan inti dalam proses pelaksanaan pembeljaran dan evaluai dalah kegiatan penutup
pelaksanan pembelajaran.
2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu tempat pembelajaran bagi masyarakat yang diarahkan pada
(Sudjana, 2004:147). PKBM merupakan tindak lanjut dari gagasan
Community Learning Center (CLC) telah dikenal di Indonesia sejak tahun enam puluhan. Secara kelembagaan, perintisannya di
Indonesia dengan nama PKBM baru dimulai pada tahun 1998 sejalan dengan upaya untuk memperluas kesempatan masyarakamemperoleh layanan pendidikan.“Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
adalah sebuah lembaga pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan
perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan berbagai model
pembelajaran dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya” (Mustofa Kamil, 2011:85).
Definisi lain mengatakan bahwa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dibentuk oleh masyarakat, merupakan milik masyarakat, dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas
pelayanan kebutuhan belajar masyarakat. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah salah satu lembaga pendidikan nonformal yang
memberikan layanan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat yang membutuhkan, mereka yangkurang beruntung, dan tidak dapat mengenyam pendidikan formal (Ella Yulaelawati, 2011:1). PKBM
untuk mengintensifkan dan mengkoordinasikan berbagai kegiatan
pembelajaran masyarakat yang pelaksanaannya di suatu tempat.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat serta diselenggarakan di luar sistem pendidikan formal baik dengan tujuan untuk memberikan
kesempatan belajar kepada seluruh lapisan masyarakat, agar mereka mampu mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dapat
digunakan untuk membangun dirinya secara mandiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
b. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) didirikan oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, tujuan PKBM adalah:
1) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah yang diarahkan pada keswadayaan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan perekonomian keluarga dan masyarakat. 2) PKBM mengembangkan program serta melibatkan dan
memanfaatkan potensi masyarakat.
4) Potensi yang ada dimasyarakat yang selama ini tidak tergali
akan dapat digali, ditumbuhkan dan dimanfaatkan melalui pendekatan persuatif.
5) Program yang dilaksanakan diarahkan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan pengetahuan kebutuhan masyarakat sehingga mampu
meningkatkan ekonomi keluarga (Umberto Sihombing, 1999:53-54).
Tujuan penting dalam rangka pendirian PKBM adalah: 1) Memberdayakan masyarakat agar mampu (berdaya).
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun ekonomi.
3) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lingkungannya, sehingga mampu memecahkan permasalahan tersebut (Mustofa Kamil, 2011:87).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa tujuan PKBM adalah untuk menggali, menumbuhkan, mengembangkan, memanfaatkan seluruh potensi yang ada
c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
PKBM sebagai lembaga pendidikan yang dibentuk dan diselenggarakan deengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Secara kelembagaan mempunyai fungsi-fungsi yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat.
Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai:
1) Tempat belajar bagi masyarakat
2) Tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di
masyarakat.
3) Pusat dan sumber informasi yang handal bagi masyarakat yang
menumbuhkan keterampilan fungsional.
4) Ajang atau tempat tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional diantara masyarakat Tempat
berkumpulnya masyarakat
6) Lokasi belajar yang tidak pernah berhenti (Mustofa Kamil,
2011:88-90).
Fungsi PKBM adalah:
1) Sebagai wadah pembelajaran
2) Sebagai tempat pusaran semua potensi masyarakat 3) Sebagai pusat dan sumber informasi
6) Sebagai loka belajar yang tidak pernah berhenti (Umberto
Sihombing, 1999: 110-112)
Dengan demikian dapatlah dikatakan fungsi dari PKBM dalam
masyarakat adalah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar yang bersifat nonformal untuk memudahkan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sumber informasi,
dan sebagai wadah belajar masyarakat.
d. Azas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Azas yang dianut PKBM dapat diidentifikasi menjadi tujuh
azas yang sesuai dengan tugas yang harus diemban oleh PKBM,
yaitu:
1) Azas kemanfaatan, setiap kehadiran PKBM harus benar-benar Memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dalam upayamemperbaiki dan mempertahankan kehidupannya. 2) Azas kebermaknaan, PKBM dengan segala potensinya
harus mampu memberikan dan menciptakan program yang bermakna dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar.
3) Azas kebersamaan, PKBM merupakan lembaga yang dikelola secara bersama-sama, digunakan bersama, dan untuk kepentingan bersama.
4) Azas kemandirian, PKBM dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan harus mengutamakan kekuatan diri sendiri.
5) Azas keselarasan, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh PKBM harus sesuai dan selaras dengan kondisi serta situasi masyarakat sekitar.
(6) Azas kebutuhan, setiap kegiatan atau program pembelajaran yang dilaksanakan oleh PKBM harus dimulai dengan kegiatan pembelajaran yang benar-benar mendesak dan dibutuhkan oleh masyarakat.
sesama warga masyarakat itu sendiri (Umberto Sihombing, 1999:109).
Azas yang sudah ada dapat dikembangkan lagi sesuai dengan visi dan misi lembaga PKBM dan tidak bertentangan dengan program yang dilaksanakan.
e. Program–Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai bagian dari pendidikan nonformal, tentunya memiliki program-program pendidikan yang memberikan layanan kepada masyarakat. Program– program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat meliputi:
1) Pendidikan Kecakapan Hidup 2) Pendidikan Anak Usia Dini
3) Pendidikan Kepemudaan
4) Pendidikan Pemberdayaan Perempuan 5) Pendidikan Keaksaraan
6) Pendidikan Keterampilan dan Pelatihan Kerja 7) Pendidikan Kesetaraan
8) Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik (Yoyon Suryono, 2009:10)
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang mengangkat tentang evaluasi pelaksanaan program pendidikan kesetaraan paket B,
a. Hasil penelitian dari Ngadilah pada tahun 2001 mengenai Evaluasi
Pelaksanaan program Pendidikan Keterampilan Panti Sosial Bina Remaja Tridadi Sleman Yogyakarta. Penelitiannya memberikan
penjelasan tentang input program pendidikan keterampilan. Dimana penelitian ini memberikan gambaran kepada peneliti tentang evaluasi dan selain itu juga memberikan sebuah tambahan pengetahuan bagi
peneliti untuk meneliti lebih jauh dari sebelumnya. Peneliti oleh Ngadilah ini menggunakan data dokumentasi yang telah peneliti cek
ulang melalui wawancara dengan pihak penyelenggara dalam mengungkap kondisi warga belajar.
Proses pendidikan keterampilan/pelatihan di panti sosial bina remaja yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran, komunikasi dengan peserta pendemonstrasian metode pembelajaran,
mendemonstrasikan penguasaan materi pembelajaran, pelaksanaan pelatihan keterampilan dan evaluasi keberhasilan peserta dalam pelatihan. Proses pelaksanaan kerja peserta telah berjalan lancer sesuai
dengan kriteria yang diterapkan pada proses pembelajaran. Tingkat keberhasilan program pendidikan pelatihan di panti sosial bina remaja
Tridadi Sleman, Yogyakarta dilihat dari hasil evaluasi menunjukkan nilai di atas rata-rata 6 (enam) ada 89,74% dinyatakan lulus, maka program keterampilan/pelatihan ini dapat dinyatakan efektif /berhasil.
rehabilitasi terpadu penyandang disabilitas (BRTPD) pundong bantul
yogyakarta. 1. Konteks
Berdasaran hasil evaluasi kontek mengenai relevansi program terhadap kebutuhan peserta didik pada program bimbingan keterampilan di BRTPD Pundong mendapatkan predikat “baik”
dikarenakan program yang diadakan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik program bimbingan keterampilan.
2. Input
Berdasarkan evaluasi input mengenai instruktur, peserta
didik dan sarana prasarana pada program bimbingan di BRTPD pundong mendapatkan predikat “baik” dikarenakan instruktur sudah
baik dalam keterlibatan dan penampilannya ketika proses
pembelajaran, peserta didik memiliki minat dan motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran serta keadaan sarana dan prasarana yang baik dan memadai.
3. Proses
Berdasarkan hasil evaluasi proses mengenai kesiapan
instruktur, kesiapan belajar peserta didik dan pelaksanaan pembelajaran pada program bimbingan keterampilan di BRTPD pundong mendapatkan predikat “baik” dikarenakan kesiapan
kriteria serta pelaksanaan pembelajaran juga sudah baik dan sesuai
dengan prosedur pembelajaran. 4. Produk
Berdasarkan hasil evaluasi produk tentang kemanfaatan program bagi warga binaan pada program bimbingan keterampilan bagi warga binaan di BRTPD pundong mendapatkan predikat “baik sekali” karena ada peserta didik telah bekerja sesuai dengan minat
dan bakatnya
Setelah diperoleh hasil penilaian pada masing masing variabel, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap keseluruhan
variabel penilaian. hasil evaluasi menunjukkan program bimbingan keterampilan di balai rehabilitasi penyandang disabilitas pundong , bantul, Yogyakarta. Secara keseluruhan mendapat predikat baik
dengan keputusan bahwa program dapat dilanjutkan dengan perbaikan.
c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh dwi mandarsari pada tahun 2008
yang meliputi tentang pelaksanaan pendidikan kesetaraan paket B kelas III berbasis life skills di PKBM SEKAR MELATI YOGYAKARTA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaannya meliputi persiapan yang melalui perencanaan proses pembelaajaran, kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan komponen pelaksanaan pembelajaran,
kesetaraan paket B yang berbasis life skills di PKBM SEKAR MELATI
YOGYAKARTA ini sudah berjalan cukup optimal.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan nonformal merupakan pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan nonformal, dan informal yang dapat
saling melengkapi dan diperkaya. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan kesetaraan sebagai salah satu bagian
dari pendidikan nonformal menekankan pada ketrampilan fungsional dan kepribadian profesional yang dapat berfungsi sebagai pengganti pendidikan formal.
Program pendidikan yang dilaksanakan di PKBM Bangun Karsa salah satunya adalah pendidikan kesetaraan Paket B yang dirancang untuk memberikan bekal kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan fungsional,
yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja dan usaha mandiri serta memiliki kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang setara dengan lulusan Sekolah
Menengah Pertama. Pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk memberikan akses kepada masyarakat yang belum menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan masyarakat yang membutuhkan.
banyak mengikuti program pendidikan yang sudah disiapkan atau diberikan
kepada peserta didik, yaitu kurangnya pembelajaran yang berbasis keterampilan sehingga mereka hanya terpaku kepada materi yang sudah
diberikan oleh pengelola dan pendidik, dan kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Paket B karena dilihat dari semua peserta didik yang mengikuti adalah 19 orang. Namun yang hadir atau aktif
dalam mengikuti pembelajaran terkadang hanya 10 orang dan yang paling aktif atau sering masuk ialah 13 orang. Di dalam program tersebut juga
media yang digunakan oleh pendidik masih sangat minim dan terbatas. Di dalam proses pembelajaran pendidikan kesetaraan paket B Metode
pembelajaran masih banyak menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab, sehingga peserta didik merasa bosan dan kurang tertarik untuk menngikuti proses pembelajaran.
Mencermati uraian di atas, pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B sangat perlu diberikan kepada para peserta didik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pelaksanaan Program
Pendidikan Kesetaraan Paket B sangat menarik untuk dikaji dalam penelitian ini, Sehingga peneliti akan melakukan proses penelitian tentang “Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo Yogyakarta”
Penelitian ini untuk menggambarkan proses pelaksanaan, hasil,
meliputi: media, model, metode dan evaluasi pembelajaran. Apakah selama
proses kegiatan belajar mengajar guru menggunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi serta menerapkan beberapa model dan metode
pembelajaran selama KBM berlangsung. Selanjutnya yaitu prasarana dan sarana yang tersedia di sekolah, apakah telah memadai sehingga dalam pelaksanaannya baik teori maupun praktik dapat berjalan tanpa hambatan
serta bagaimana evaluasi pembelajaran dilakukan. Kedua dalam aspek hasil, yaitu tingkat ketercapaian siswa selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung apakah ada perubahan. Ketiga dalam aspek pendukung dan penghambat selama pelaksanaan kesetaraan Paket B.
Dari uraian diatas, maka secara sederhana dapat di lihat pada gambar 1, dimana pada gambar ini telah mewakilkan penjelasan mengenai penelitian tentang Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Di
PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo Yogyakarta.
Pendidikan Kesetaraan Paket B
Proses Pelaksanaan Pendidikan Kesetaraan Paket B
Proses
Media, Model, Metode, Sarana prasarana dan evaluasi pembelajaran
Hasil
Ketercapaian kegian belajar
Gambar 1. Diagram Kerangka Berpikir Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B Di PKBM Bangun Karsa, Bangun Rejo Yogyakarta.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Program pendidikan kesetaraan Paket B ditinjau dalam (process) proses pelaksanaan program, maka pertanyaannya adalah :
a. Apakah ada jadwal dan daftar hadir program pendidikan kesetaraan Paket B?
b. Apa saja materi yang dipelajari dan apa kurikulum yang dipergunakan dalam program pendidikan kesetaraan Paket B?
c. Bagaimana model kegiatan belajar mengajar yang digunakan?
d. Apa saja metode pembelajaran dalam pelaksanaan kesetaraan Paket B?
e. Bagaimana penggunaan media aktivitas dalam pembelajaran?
f. Apa tutor melakukan tahapan pra pembelajaran, tindak lanjut dan penyajian pembelajaran?
g. Bagaimana monitoring dan evaluasi digunakan?
2. Program pendidikan kesetaraan Paket B dilihat dari segi product (hasil) pelaksanaan program, maka pertanyaannya adalah :
a. Bagaimana hasil kualitas pelaksanaan program pendidikan kesetaraan Paket B ditinjau dari pengetahuan yang didapatkan oleh
peserta didik?
b. Apakah ada perubahan sikap dari peserta didik setelah mengikuti
3. Program pendidikan kesetaraan Paket B dilihat dari segi faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program, maka pertanyaannya adalah :
a. Apakah ada hambatan dalam melaksanakan program pendidikan kesetaraan paket B?
b. Apa yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesetaraan Paket B?
c. Faktor-Faktor apa yang mempengaruhi kegiatan pelaksanaan kesetaraan Paket B?
d. Apakah dalam melaksanakan kegiatan belajar selalu berjalan lancar?
e. Apakah ada kesulitan dalam penyediaan sarana dan prasarana? f. Apa yang memotivasi peserta didik mengikuti Program Pendidikan
Kesetaraan Paket B?
g. Alasan apa yang menyebabkan peserta tidak banyak tidak aktif dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran?
h. Apakah sarana dan prasarana yang ada mendukung proses
BAB III
METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian
Penelitian dengan judul “Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Bangun Karsa Yogyakarta” ini
menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif. Dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan data-data dari lapangan yang berbentuk verbal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau apa adanya dan dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Menurut Michail Pattom yang dikutip oleh Wirawan (2011:154),
pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan dengan cara memandang objek penelitian sebagai suatu sistem, artinya objek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur yang saling terkait dan
mendeskripsikan kenyataan yang ada.
Menurut Lexy J. Moleong (2009:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
di alami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Menurut Nurul Zuriah (2006:47), Pendekatan deskriptif adalah
populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif tidak bermaksud
untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sedangkan
menurut Lexy J. Moleong (2009:11), penelitian deskriptif ini data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.
Melalui pendekatan penelitian jenis kualitatif deskriptif ini, ialah digunakan untuk mengungkapkanan segala fakta-fakta yang terjadi secara
apa adanya pada lapangan selama penelitian berlangsung, yaitu tentang data yang ada di PKBM Bangun karsa berupa kata-kata tertulis, lisan dari
orang-orag serta perilaku yang diamati pada proses pembelajaran paket B . Untuk meningkatkan pemahaman baik itu tentang pembelajaran, pengajaran, dan lain sebagainya.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian yang akan diambil untuk mendapatkan sumber data adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi selengkapnya
kepada peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. Orang-orang itu adalah yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program kesetaraan paket B di
PKBM bangun karsa.
Didalam sebuah penelitian subyek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada subyek penelitian itulah
Berdasarkan pengertian diatas dalam penelitian ini maka peneliti
menetapkan subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Ketua PKBM Bangun Karsa
Ketua PKBM ialah seseorang yang memiliki tanggung jawab penuh dan mempunyai kewenangan terhadap penyelenggaraan program. Informan tersebut mengetahui tentang data tentang masalah
yang akan diteliti dan dapat memberi informasi yang lengkap dan sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Pendidik atau tutor
Pendidik merupakan orang yang berperan langsung dalam proses
pembelajaran mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Pendidik dapat memberikan informasi tentang proses pelaksanan pembelajaran kesetaraan paket B dengan lengkap dan sesuai dengan
tujuan penelitian. 3. Peserta didik
Peserta didik mengetahui pendidikan kesetaraan paket B yang
diberikan oleh pendidik, dengan begitu peserta didik dapat memberikan informasi dengan baik kepada peneliti tentang proses
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
Tujuan peneliti mangambil informan tersebut agar mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan lengkap sehingga data yang diperoleh
Objek dari penelitian yang dilakukan adalah pelaksanaan yang
meliputi proses dan hasil dari program kesetaraan program paket B di PKBM bangun karsa serta pendukung dan penghambat selama
pelaksanaan paket B.
C. Setting, Waktu, dan Tempat Penelitian
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di PKBM Bangun Karsa pada saat proses pembelajaran Paket B berlangsung, dengan semua
pertimbangan yang sudah ditetapkan yang merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan non formal bagi masyarakat yang
menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan Paket B yang masih efektif berjalan.
2. Waktu Tempat Penelitian
Penlitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Bangun Karsa yang beralamatkan di Bangunrejo Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta Jl.bangun rejo, Rt.50 Rw.11
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2016 dengan penyusunan proposal dan revisi. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan
pada tanggal 15 Januari 2016 dengan melakukan perencanaan penelitian, survei lokasi penelitian. Pada 6 April sampai 31 Mei 2016 mengadakan tindakan dan observasi, akhir bulan Mei 2016 mengadakan reflektif
penelitian) kemudian menganalisis data dan pada bulan Juli 2016
melakukan penyusunan skripsi.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini ialah melalui informan langsung yang terlibat yaitu peserta didik, pendidik dan ketua PKBM. Data pendukung dalam penelitian ini adalah dokumen berupa
catatan, rekaman, gambar atau foto-foto dan bahan-bahan lain yang dapat mendukung penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini ialah menggunakan metode observasi/
pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. 1. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Menurut Nurul Zuriah (2006:173), metode observasi sebagai alat pengumpul data, dapat
dikatakan berfungsi ganda, sederhana dan dapat dilakukan tanpa menghabiskan banyak biaya. Observasi atau pengamatan merupakan
strategi peneliti dalam mencari data dengan cara mengamati prilaku maupun kejadian tentang bagaimana proses kegiatan pelaksanaan pembelajaran Paket B di PKBM Bangun Karsa.
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya.
Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti
menjadi sumber data.
Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap oleh peneliti. Apa yang dikatakan
sebenarnya adalah pengamatan langsung yang dilakukan langsung oleh peneliti. Dalam penelitian ini observasi lapangan dilakukan di PKBM
Bangun Karsa oleh peneliti dengan cara melihat langsung ke lokasi yang telah dipilih oleh peneliti.
2. Wawancara
Menurut Lexy J. Moleong (2009:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang membeikan jawaban atas pertanyaan itu. Esterberg yang dikutip oleh Sugiyono (2013:317),
mendefinisikan wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara adalah proses peneliti dalam mengumpulkan data dengan Tanya jawab dan tatap muka dengan panduan wawancara
Wawancara dalam penelitian ini adalah sebuah proses untuk
memperoleh keterangan dari tujuan penelitian yang akan dilakukan di PKBM bangun karsa dengan cara melakukan Tanya jawab serta tatap
muka dengan menggunakan panduan wawancara yang sudah di siapkan terlebih dahulu.
Wawancara dalam penelitian ini adalah Tanya jawab kepada
pendidik, peserta didik, pengelola program dan ketua PKBM mengenai proses pembelajaran, perencanaan, persiapan, pelaksanaan, evaluasi,
factor pendudkung dan factor penghambatnya dalam melaksanakan semua kegiatan terseebut. Tujuan dilakukannya wawancara adalah
untuk memperoleh sebuah informasi dan data yang obyektif dan lengakap yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Dokumentasi
Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data yang terjadi dilapangan dengan memanfaatkan hasil pengamatan pada fenomena-fenomena lapangan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena penelitian
dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan data dari dokumen resmi ataupun tidak resmi yang ada dilokasi penelitian. Hasil
dari semua dokumen yang dihasilakan dimaksudkan untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Dokumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti dilapangan ialah proses pelaksanaan kegiatan
Untuk memperjelas bagaimana metode pengumpulan data yang
dilakukan dapat dilihat pada table 1. Berikut:
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
Aspek Indikator Sumber Data
Metode
Intrumen pengumpulan data atau alat dalam pengumpulan data utama dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (instrument kunci),
mengadakan kontak langsung dengan key informan. Disamping itu juga peneliti harus mampu menyesuaikan diri di lingkungan tempat key informan. Hal ini dimaksudakan untuk memantapkan kepercayaan dengan key informan berkaitan dengan pengumpulan data.
Instrument pendukung yang digunakan untuk mengumpulkan data atau mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini instrument yang dilakukan akan dikembangkan peneliti berdasarakan indikator yang diteliti
dan peneliti terlebih dahulu memahami isi pedoman wawancara dan penyampaiannya agar tidak tergesa-gesa dalam melakukan penelitian
tersebut.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong
(2009:248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola,
menemukan yang penting dan pa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono (2013:334), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisi deskriptif kualitatif, artinya data yang diperoleh dalam penelitian dilaporkan apa adanya sesuai yang terjadi dilapangan kemudian
diinterpretasikan secara kualitatif untuk mengambil keputusan.
Dalam hal ini kegiatan analisis dilakukan dengan cara mengelompokkan data yang diperoleh dari informan terkait dengan
persiapan, perencanaan proses pembelajaran Paket B, penilaian atau evaluasi, faktor pendukung dan penghambatnya, kemudian dilanjutkan
interprestasikan jawaban-jawaban atau informasi yang didapat.
Miles dan Huberman (1984) yang dikutip Sugiyono
(2013:337-345). Mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Secara lebih jelas dijabarkan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (data reduction)
Reduksi data merupakan prose merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting , dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan.
2. Display Data (data display)
Display data adalah hasil reduksi data kemudian disajikan dalm laporan yang sistematis dan mudah dibaca atau dipahami serta