• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 8 ayat (3), Pasal 10 ayat (3), Pasal 11 ayat (4), Pasal 12 ayat (2), dan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi Untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

(2)

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

Memperhatikan : Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 0520/BSNP/I/2007 tanggal 23 Januari 2007.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C.

Pasal 1

(1) Standar Isi Untuk Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada program Paket A, Paket B, dan Paket C .

(2) Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 April 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

(3)

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

STANDAR ISI UNTUK PROGRAM PAKET A, PROGRAM PAKET B, DAN PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya akan disingkat sebagai UU Sisdiknas 20/2003.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga, dan olahkarya agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis masyarakat dan otonomi perguruan tinggi serta pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, transparan, demokratis, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Penjelasan Pasal 17 dan Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program seperti Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program seperti Paket B, sedangkan pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C.

Setiap peserta didik yang lulus ujian program Paket A, Paket B atau Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi. Status kelulusan Paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan

(4)

2. Beban belajar bagi peserta didik pada program Paket A, Paket B, dan Paket C;

3. Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C, yang akan dikembangkan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari standar isi; dan

4. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada program Paket A, Paket B, dan Paket C.

Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

(5)

BAB II

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

A. Kerangka Dasar

1. Kelompok Mata Pelajaran

Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C mencakup:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

d. Kelompok mata pelajaran estetika;

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No

Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

1 Agama dan Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2 Kewarganega- raan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan

(6)

No

Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket A setara SD/MI dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket B setara SMP/MTs dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada Paket C setara SMA/MA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individu sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket A setara SD/MI dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket B setara SMP/MTs dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada Paket C setara SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.

(7)

No

Kelompok Mata Pelajaran

Cakupan

ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jalur, jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

(8)

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

h. Tematik

Kurikulum dikembangkan dengan mengorganisasikan pengalaman- pengalaman secara menyeluruh dalam tema-tema kontekstual yang mendorong terjadinya pengalaman belajar baru yang meluas dan tidak tersekat-sekat oleh pokok-pokok bahasan sehingga dapat mengaktifkan aktifitas mental peserta didik sekaligus aktifitas sosial yang menumbuhkan kerjasama.

i. Partisipatif

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam melaksanakannya.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, karakteristik, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (i) belajar bagaimana beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (ii) belajar memahami dan menghayati, (iii) belajar berbuat dan melaksanakan secara efektif, (iv) belajar hidup dalam kebersamaan dengan saling berbagi dan saling menghargai, dan (v) belajar membangun dan menemukan jati diri, berdasarkan pemaknaan keimanan, pemahaman, perbuatan, dan kebersamaan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap

(9)

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang demokratis, saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, (di depan memberikan contoh dan teladan, di tengah membangun semangat dan prakarsa di belakang memberikan daya dan kekuatan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

h. Kurikulum dilaksanakan secara fleksibel dalam ruang, waktu dan strategi pembelajaran, serta menghargai pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh dalam kehidupan.

i. Kurikulum dilaksanakan secara konstruktif yang memberikan pengakuan bahwa peserta didik mempunyai pandangan sendiri terhadap dunia dan alam sekitarnya untuk membangun makna berdasarkan pengalaman individu dalam menghadapi dan menyelesaikan situasi yang tidak tentu.

j. Kurikulum dilaksanakan secara induktif dengan membangun pengetahuan melalui kejadian dengan fenomena empirik yang menekankan pada kemampuan belajar yang berbasis pengalaman langsung.

4. Kesetaraan Tingkatan dan Derajat Kompetensi

Struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C dilaksanakan dalam sistem tingkatan dan derajat yang setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal dengan kompetensi masing-masing sebagai berikut:

Program Paket A meliputi:

Tingkatan 1 dengan derajat kompetensi Awal setara dengan kelas III SD/MI, menekankan pada kemampuan literasi dan numerasi (kemahirwacanaan bahasa

(10)

Tingkatan 3 dengan derajat kompetensi Terampil 1 setara dengan kelas VIII SMP/MTs, menekankan pada penguasaan dan penerapan konsep-konsep abstrak secara lebih meluas dan berlatih meningkatkan keterampilan berpikir dan bertindak logis dan etis, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi melalui teks secara tertulis dan lisan, serta memecahkan masalah dengan menggunakan fenomena alam dan atau sosial yang lebih luas.

Tingkatan 4 dengan derajat kompetensi Terampil 2 setara dengan kelas IX SMP/MTs, menekankan peningkatan keterampilan berpikir dan mengolah informasi serta menerapkannya untuk menghasilkan karya sederhana yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, sehingga peserta didik mampu secara aktif mengekspresikan diri dan mengkomunikasikan karyanya melalui teks secara lisan dan tertulis berdasarkan data dan informasi yang akurat secara etis, untuk memenuhi tuntutan keterampilan dunia kerja sederhana dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Program Paket C meliputi:

Tingkatan 5 dengan derajat kompetensi Mahir 1 setara dengan kelas X SMA/MA, diarahkan pada pencapaian dasar-dasar kompetensi akademik dan menerapkannya untuk menghasilkan karya sehingga peserta didik mampu mengkomunikasikan konsep-konsep secara lebih ilmiah dan etis serta mempersiapkan diri untuk mampu bekerja mandiri dan mengembangkan kepribadian profesional.

Tingkatan 6 dengan derajat kompetensi Mahir 2 setara dengan kelas XII SMA/MA, diarahkan untuk pencapaian kemampuan akademik dan keterampilan fungsional secara etis, sehingga peserta didik dapat bekerja mandiri atau berwirausaha, bersikap profesional, berpartisipasi aktif dan produktif dalam kehidupan masyarakat, serta dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

5. Kedalaman Muatan Kurikulum

Kedalaman muatan kurikulum pada program Paket A, Paket B, dan Paket C, dituangkan dalam kompetensi yang terdiri atas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan/ atau semester.

SK dan KD mata pelajaran pada porgram Paket A, Paket B, dan Paket C mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang dijabarkan ke dalam SK dan KD masing-masing mata pelajaran pada pendidikan umum.

SK dan KD tiap mata pelajaran pada setiap tingkatan dan derajat menggambarkan bobot mata pelajaran, dan disajikan pada Lampiran-lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ini yang terdiri atas:

a. Lampiran 1 SK dan KD Program Paket A;

b. Lampiran 2 SK dan KD Program Paket B; dan c. Lampiran 3 SK dan KD Program Paket C.

6. Perpindahan Jalur Pendidikan

UU Sisdiknas 20/2003 Pasal 12 ayat (1) butir (e) menegaskan hak peserta didik

(11)

pindah dari jalur pendidikan informal dan pendidikan formal ke jalur pendidikan nonformal atau sebaliknya.

Kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C memungkinkan peserta didik dari pendidikan informal dan pendidikan formal pindah ke program Paket A, Paket B, dan Paket C melalui proses alih kredit dengan menghitung Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang telah dicapai oleh peserta didik. Persyaratan alih kredit mempertimbangkan daftar riwayat hidup, capaian hasil belajar berupa transkrip, daftar nilai, raport, portofolio dan sejenisnya. Apabila persyaratan belum memenuhi perlu mengikuti tes penempatan yang memberikan pengakuan terhadap pembelajaran yang diperoleh secara mandiri dari pengalaman, pelatihan dan profesi. Ketentuan untuk alih kredit ini diatur dalam Panduan yang ditetapkan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional.

B. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi (SKK).

Susunan mata pelajaran program Paket A, Paket B, dan Paket C terdiri atas berbagai mata pelajaran untuk mengembangkan kemampuan olahhati, olahpikir, olahrasa, olahraga dan olahkarya, termasuk muatan lokal, keterampilan fungsional, dan pengembangan kepribadian profesional.

Beban belajar program Paket A, Paket B, dan Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan atau kegiatan mandiri.

SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 35 menit untuk Paket A, 40 menit untuk Paket B, dan 45 menit untuk Paket C.

(12)

Muatan lokal merupakan kajian yang diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran atau secara tersendiri sebagai mata pelajaran pilihan.

Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola potensi, bakat, minat, prakarsa, kemandirian, tindakan, dan waktu secara profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang dapat dilakukan antara lain melalui pelayanan konseling.

Kemampuan olahhati dan olahrasa termasuk estetika dikembangkan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program Paket A, Paket B dan Paket C sebagaimana tersaji pada tabel berikut.

Tabel 2

Struktur Kurikulum Paket A

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran

Tingkatan 1 / Derajat Awal Setara Kelas I - III

Tingkatan 2 / Derajat Dasar setara Kelas IV-VI

Jumlah

1. Pendidikan Agama 9 9 18

2. Pendidikan Kewarganegaraan 9 9 18

3. Bahasa Indonesia 15 15 30

4. Matematika 15 15 30

5. Ilmu Pengetahuan Alam 12 12 24 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 9 9 18

7. Seni Budaya 6 6 12

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

6 6 12

9. Keterampilan Fungsional *) 9 9 18 10. Muatan Lokal **) 6**) 6**) 12**) 11. Pengembangan Kepribadian

Profesional

6 6 12

Jumlah 102 102 204

Keterangan:

*) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

(13)

Tabel 3

Struktur Kurikulum Paket B

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran

Tingkatan 3 / Derajat Terampil 1 Setara Kelas VII-VIII

Tingkatan 4 / Derajat Terampil 2

Setara Kelas IX

Jumlah

1. Pendidikan Agama 4 2 6

2. Pendidikan Kewarganegaraan 4 2 6

3. Bahasa Indonesia 8 4 12

4. Bahasa Inggris 8 4 12

5. Matematika 8 4 12

6. Ilmu Pengetahuan Alam 8 4 12

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8 4 12

8. Seni Budaya 4 2 6

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

4 2 6

10. Keterampilan Fungsional *) 4 2 6

11. Muatan Lokal **) 4**) 2**) 6**) 12. Pengembangan Kepribadian

Profesional

4 2 6

Jumlah 68 34 102

Keterangan:

*) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

(14)

Tabel 4

Struktur Kurikulum Paket C (Program IPA)

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran

Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1

Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 setara Kls XI-XII

Jumlah

1. Pendidikan Agama 2 4 6

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6

3. Bahasa Indonesia 4 8 12

4. Bahasa Inggris 4 8 12

5. Matematika 4 8 12

6. Fisika 2 8 10

7. Kimia 2 8 10

8. Biologi 2 8 10

9. Sejarah 1 2 3

10. Geografi 1 - 1

11 Ekonomi 2 - 2

12 Sosiologi 2 - 2

13 Seni Budaya 2 4 6

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 4 6

15. Keterampilan Fungsional *) 4*) 8*) 12*) 16. Muatan Lokal **) 2**) 4**) 6**) 17. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 4 6

Jumlah 40 82 122

Keterangan:

*) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

(15)

Tabel 5

Struktur Kurikulum Paket C (Program IPS)

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran Tingkatan 5 /

Derajat Mahir 1 Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 Setara Kelas XI-XII

Jumlah

1. Pendidikan Agama 2 4 6

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6

3. Bahasa Indonesia 4 8 12

4. Bahasa Inggris 4 8 12

5. Matematika 4 8 12

6. Fisika 2 - 2

7. Kimia 2 - 2

8. Biologi 2 - 2

9. Sejarah 1 3 4

10. Geografi 1 7 8

11. Ekonomi 2 8 10

12. Sosiologi 2 8 10

13. Seni Budaya 2 4 6

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 4 6

15. Keterampilan Fungsional *) 4*) 8*) 12*) 16. Muatan Lokal **) 2**) 4**) 6**) 17. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 4 6

Jumlah 40 82 122

Keterangan:

*) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

(16)

Tabel 6

Struktur Kurikulum Paket C (Program Bahasa)

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK) Mata Pelajaran Tingkatan 5 /

Derajat Mahir 1 Setara Kelas X

Tingkatan 6 / Derajat Mahir 2 Setara Kelas XI-XII

Jumlah

1. Pendidikan Agama 2 4 6

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 4 6

3. Bahasa Indonesia 4 10 14

4. Bahasa Inggris 4 10 14

5. Matematika 4 6 10

6. Fisika 2 - 2

7. Kimia 2 - 2

8. Biologi 2 - 2

9. Sejarah 1 4 5

10. Geografi 1 - 1

11. Ekonomi 2 - 2

12. Sosiologi 2 - 2

13. Antropologi - 4 4

14. Sastra Indonesia - 8 8

15. Bahasa Asing - 8 8

16. Seni Budaya 2 4 6

17. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 4 6

18. Keterampilan Fungsional *) 4*) 8*) 12*) 19. Muatan Lokal **) 2**) 4**) 6**) 20. Pengembangan Kepribadian

Profesional

2 4 6

Jumlah 40 82 122

Keterangan:

*) Pilihan mata pelajaran

**) Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang dimuati.

Dalam struktur kurikulum program Paket A, Paket B, dan Paket C terdapat mata pelajaran yang diujikan secara nasional dan mata pelajaran lain yang tidak diujikan secara nasional. Mata pelajaran yang diujikan secara nasional adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut.

(17)

Tabel 7

Mata Pelajaran Ujian Nasional Paket A, Paket B, dan Paket C Paket C

No. Mata Pelajaran Paket A Paket B IPS IPA Bahasa 1. Pendidikan

Kewarganegaraan

X X - - -

2. Bahasa Indonesia X X X X X

3. Bahasa Inggris - X X X X

4. Matematika X X - X -

5. IPA X X - - -

6. IPS X X - - -

7. Fisika - - - X -

8. Kimia - - - X -

9. Biologi - - - X -

10. Sejarah - - X - X

11. Geografi - - X - -

12. Ekonomi - - X - -

13. Antropologi - - - - X

14. Sosiologi - - X - -

15. Sastra Indonesia - - - - X

16. Bahasa Asing - - - - X

(18)

BAB III

BEBAN BELAJAR, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN, DAN KALENDER PENDIDIKAN

A. Beban Belajar

Beban belajar program Paket A, Paket B, dan Paket C dinyatakan dalam satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran baik melalui tatap muka, praktek keterampilan, dan/atau kegiatan mandiri. Pembelajaran pada program Paket A, Paket B, dan Paket C dilakukan dengan pendekatan induktif, tematik, dan berbasis kecakapan hidup. Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan.

Kegiatan belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh peserta didik.

Ketuntasan belajar merupakan pencapaian kompetensi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai sebagai hasil belajar yang dapat diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Maju berkelanjutan merupakan pencapaian kompetensi secara bertahap menuju ketuntasan belajar dari suatu kompetensi ke kompetensi berikutnya.

Tingkat penguasaan kompetensi individu secara tuntas dalam maju berkelanjutan menentukan jenis dan tingkat kompetensi berikutnya serta bahan belajar lainnya yang harus ditempuh.

Satuan Kredit Kompetensi merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur kurikulum.

Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) tiap mata pelajaran. Kemudian keseluruhan SKK untuk mencapai SKL program Paket A, Paket B, dan Paket C di distribusikan per semester.

Satuan Kredit Kompetensi dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan kegiatan mandiri. Penentuan dan pengakuan bobot SKK hasil alih kredit memperhatikan tingkat kompetensi berdasarkan hasil belajar sebelumnya yang diperoleh melalui tes, portofolio, transkrip, sertifikat, raport, surat penghargaan, surat keterangan tentang berbagai keikutsertaan dalam pelatihan, pagelaran, pameran, lomba, olimpiade dan kegiatan unjuk prestasi lainnya.

Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung antara peserta didik dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman materi yang sulit, penguatan motivasi, dan peningkatan ketuntasan belajar, serta penilaian hasil belajar. Dengan demikian kegiatan tatap muka sangat menerapkan pendekatan partisipatif (andragogi) yang tidak ditekankan pada transfer pengetahuan dan keterampilan.

Praktek keterampilan merupakan kegiatan pembelajaran yang mendukung pencapaian kompetensi keterampilan fungsional dan kepribadian profesional yang pada gilirannya dapat mewujudkan kompetensi kecakapan hidup. Kompetensi kecakapan hidup meliputi kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi intelektual dan

(19)

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan silabus program Paket A, Paket B dan Paket C ditetapkan oleh Dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan sesuai dengan tingkat kewenangannya, berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan.

KTSP dan silabus program Paket A, Paket B, dan Paket C dikembangkan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan berdasarkan panduan penyusunan KTSP program Paket A, Paket B, dan Paket C.

C. Kalender Pendidikan

Kalender program Paket A, Paket B, dan Paket C merupakan pengaturan kegiatan pembelajaran dalam satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, hari libur nasional, dan ujian nasional. Kalender pendidikan ini merupakan rambu-rambu bagi penyelenggara program Paket A, Paket B, dan Paket C untuk mengatur kegiatan pembelajaran yang sesuai kebutuhan peserta didik.

1. Permulaan tahun ajaran dimulai bulan Juli setiap tahun.

2. Peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3. Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan tutorial dalam rangka pendalaman materi belajar yang disediakan oleh lembaga penyelenggara.

4. Waktu pembelajaran efektif diperhitungkan sesuai dengan waktu pencapaian SKK masing-masing kurikulum program program Paket A, Paket B, dan Paket C.

5. Hari libur nasional yang dimaksud sesuai dengan ketetapan.

6. Ujian nasional dilaksanakan dalam dua periode setiap tahun sesuai dengan prosedur operasional standar (POS) ujian nasional.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

(20)

Lampiran 1

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET A

01. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam A. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetesi sesuai dengan jenjang pendidikan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri:

1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secata utuh selain penguasaaan materi;

2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia;

3. memberiklan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran seauai dengan kebutuhan dan ketersedian sumber daya pendidikan.

Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsur pendidikan,

(21)

B. Tujuan

Pendidikan Agama Islam di Paket A bertujuan untuk:

1. menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;

2. mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas kependidikan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah

3. Akhlak 4. Fiqih

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam

Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.

D. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

1. Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-‘Alaq

2. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah sampai iman kepada Qadha dan Qadar

3. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku tercela

4. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai

(22)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Al Qur’an

1. Menghafal Al Qur’an surat pendek pilihan

1.1 Melafalkan QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Menghafal QS Al-Fatihah dengan lancar 2. Menghafal Al Qur’an

surat-surat pendek pilihan

2.1 Menghafal QS Al-Kautsar dengan lancar 2.2 Menghafal QS An-Nashr dengan lancar 2.3 Menghafal QS Al-‘Ashr dengan lancar 3. Menghafal Al Qur’an 3.1 Mengenal huruf Hijaiyah

3.2 Mengenal tanda baca (harakat) 4. Membaca Al Qur’an

surat pendek pilihan

4.1 Membaca huruf hijaiyah bersambung 4.2 Menulis huruf hijaiyah bersambung 5. Mengenal kalimat

dalam Al Qur’an

5.1 Membaca kalimat dalam Al Qur’an 5.2 Menulis kalimat dalam Al Qur’an 6. Mengenal ayat-ayat

AlQur’an

6.1 Membaca huruf Al Qur’an 6.2 Menulis huruf Al Qur’an Aqidah

7. Mengenal Rukun Iman 7.1 Menunjukkan ciptaan Allah SWT melalui ciptaan- Nya

7.2 Menyebutkan enam Rukun Iman 7.3 Menghafal enam Rukun Iman

(23)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 8. Mengenal dua kalimat

syahadat

8.1 Melafalkan syahadat tauhid dan syahadat rasul 8.2 Menghafal dua kalimat syahadat

8.3 Mengartikan dua kalimat syahadat 9. Mengenal Asmaul

Husna

9.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 9.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 10. Mengenal Asmaul

Husna

10.1 Menyebutkan lima dari Asmaul Husna 10.2 Mengartikan lima dari Asmaul Husna 11. Mengenal sifat wajib

Allah

11.1 Menyebutkan lima sifat wajib Allah 11.2 Mengartikan lima sifat wajib Allah 12. Mengenal sifat

mustahil Allah

12.1 Menyebutkan sifat mustahil Allah SWT 12.2 Mengartikan sifat mustahil Allah SWT Ahlak

13. Membiasakan

perilaku terpuji 13.1 Membiasakan perilaku jujur

13.2 Membiasakan perilaku bertanggung jawab 13.3 Membiasakan perilaku hidup bersih 13.4 Membiasakan perilaku disiplin

14. Membiasakan perilaku terpuji

14.1 Menampilkan perilaku rajin

14.2 Menampilkan perilaku tolong-menolong

14.3 Menampilkan perilaku hormat terhadap orang tua 14.4 Menampilkan adab makan dan minum

14.5 Menampilkan adab belajar 15. Mencontoh perilaku

terpuji

15.1 Menampilkan perilaku rendah hati 15.2 Menampilkan perilaku hidup sederhana 15.3 Menampilkan adab buang air besar dan kecil

(24)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 16. Membiasakan perilaku

terpuji

16.1 Mencontohkan perilaku hormat dan santun kepada tenaga kependidikan

16.2 Menampilkan perilaku sopan dan santun kepada tetangga

17. Membiasakan perilaku terpuji

17.1 Menampilkan perilaku percaya diri 17.2 Menampilkan perilaku tekun 17.3 Menampilkan perilaku hemat 18. Membiasakan perilaku

terpuji

18.1 Menampilkan perilaku setia kawan 18.2 Menampilkan perilaku kerja keras

18.3 Menampilkan perilaku penyayang terhadap hewan 18.4 Menampilkan perilaku penyayang terhadap

lingkungan Fiqih

19. Mengenal tatacara bersuci (thaharah)

19.1 Menyebutkan pengertian bersuci 19.2 Mencontoh tatacara bersuci 20. Mengenal Rukun

Islam

20.1 Menirukan ucapan Rukun Islam 20.2 Menghafal Rukun Islam

21. Membiasakan bersuci (thaharah)

21.1 Menyebutkan tata cara berwudlu 21.2 Mempraktekkan tata cara berwudlu

22. Mengenal tatacara wudhu

22.1 Membiasakan wudhu dengan tertib 22.2 Membaca do’a setelah berwudlu

23. Menghafal bacaan shalat

23.1 Melafalkan bacaan shalat 23.2 Menghafal bacaan shalat

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

24 Membiasakan shalat 24.1 Mencontoh gerakan shalat

(25)

25 Melaksanakan shalat dengan tertib

25.1 Menghafal bacaan shalat

25.2 Menampilkan keserasian gerakan dan bacaan shalat

26 Melakukan shalat fardhu

26.1 Menyebutkan shalat fardhu 26.2 Mempraktikkan shalat fardhu

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Al Qur’an

1. Membaca surat-surat Al Qur’an

1.1 Membaca QS Al-Fatihah dengan lancar 1.2 Membaca QS Al-Ikhlas dengan lancar 2. Membaca surat-surat Al

Qur’an

2.1 Membaca QS Al-Kautsar dengan lancar 2.2 Membaca QS An-Nashr dengan lancar 2.3 Membaca QS Al-‘Ashr dengan lancar 3. Mengartikan Al Qur’an

surat pendek pilihan

3.1 Membaca QS Al-Lahab dan Al-Kafirun 3.2 Mengartikan QS Al-Lahab dan Al-Kafirun 4. Mengartikan Al Quran

Surat pendek pilihan

4.1 Membaca QS Al-Maun dan Al-Fiil 4.2 Mengartikan QS Al-Maun dan Al-Fiil 5. Mengartikan Al Qur’an

Surat pendek pilihan

5.1 Membaca QS Al-Qadr dan QS Al-‘Alaq ayat 1-5 5.2 Mengartikan QS Al-Qadr dan QS Al-‘Alaq ayat

1-5

6. MengartikanAl Quran 6.1 Membaca QS Al-Maidah ayat 3 dan Al-Hujurat Tingkatan : II

Derajat : Dasar

Setara : Kelas IV s.d VI SD/MI Bobot SKK : 9

(26)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 8. Mengenal Malaikat dan

tugasnya

8.1 Menjelaskan pengertian Malaikat 8.2 Menyebutkan nama-nama Malaikat 8.3 Menyebutkan tugas-tugas Malaikat 9. Mengenal kitab-kitab

Allah SWT

9.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT 9.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima

kitab-kitab Allah SWT

9.3 Menjelaskan Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir

10. Mengenal Rasul- Rasul Allah SWT

10.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT 10.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari

para Rasul

10.3 Membedakan Nabi dan Rasul 11. Meyakini adanya Hari

Akhir

11.1 Menyebutkan nama-nama Hari Akhir 11.2 Menjelaskan tanda-tanda Hari Akhir 12. Meyakini adanya Qadha

dan Qadar

12.1 Menunjukkan contoh-contoh Qadha dan Qadar 12.2 Menunjukkan keyakinan terhadap Qadha dan

Qadar Tarikh

13. Menceritakan kisah Nabi 13.1 Menceritakan kisah Nabi Adam AS

13.2 Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW

13.3 Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW

14. Menceritakan kisah Nabi 14.1 Menceritakan kisah Nabi Ibrahim AS 14.2 Menceritakan kisah Nabi Ismail AS

(27)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 15. Menceritakan kisah Nabi 15.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS

15.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS 15.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS 16. Menceritakan kisah

Sahabat Nabi

16.1 Menceritakan kisah Khalifah Abubakar RA 16.2 Menceritakan kisah Umar bin Khattab RA 17. Menceritakan kisah Abu

Lahab, Abu Jahal, dan Musailamah Al Kadzab

17.1 Menceritakan perilaku Abu Lahab dan Abu Jahal 17.1 Menceritakan perilaku Musailamah Al Kadzab 18. Menceritakan kisah kaum

Muhajirin dan kaum Anshar

18.1 Menceritakan perjuangan kaum Muhajirin 18.2 Menceritakan perjuangan kaum Anshar

19. Membiasakan perilaku terpuji

19.1 Meneladani perilaku taubatnya Nabi Adam AS 19.2 Meneladani perilaku masa kanak-kanak Nabi

Muhammad SAW 20. Membiasakan perilaku

terpuji

20.1 Meneladani perilaku Nabi Ibrahim AS 20.2 Meneladani Nabi Ismail AS

21. Membiasakan perilaku terpuji

21.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS 21.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS 21.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS 22. Membiasakan perilaku

terpuji

22.1 Meneladani perilaku Khalifah Abubakar RA 22.2 Meneladani perilaku Umar bin Khattab RA Akhlak

23. Menghindari perilaku tercela

23.1 Menghindari perilaku dengki seperti Abu Lahab dan Abu Jahal

23.2 Menghindari perilaku bohong seperti Musailamah Al Kadzab

(28)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 24. Membiasakan perilaku

terpuji

24.1 Meneladani perilaku kegigihan perjuangan kaum Muhajirin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik

24.2 Meneladani perilaku tolong-menolong kaum Anshar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik

Fiqih

25. Mengenal ketentuan- ketentuan shalat

25.1 Menyebutkan rukun shalat 25.2 Menyebutkan sunnat shalat

25.3 Menyebutkan syarat sah dan syarat wajib shalat 25.4 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat 26. Melaksanakan dzikir dan

do’a

26.1 Melakukan dzikir setelah shalat 26.2 Membaca do’a setelah shalat 27. Mengumandangkan

adzan dan iqamah

27.1 Melafalkan lafal adzan dan iqamah 27.2 Mengumandangkan adzan dan iqamah

28. Mengenal puasa wajib 28.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadhan

28.2 Menyebutkan hikmah puasa 29. Mengenal ibadah pada

bulan Ramadhan

29.1 Melaksanakan tarawih di bulan Ramadhan 29.2 Melaksanakan tadarrus Al-Qur’an

30. Mengetahui kewajiban zakat

30.1 Menyebutkan macam-macam zakat 30.2 Menyebutkan ketentuan zakat fitrah

F. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Seluruh materi SK dan KD pada masing-masing tingkatan/derajat dibagi ke dalam satuan kredit kompetensi (SKK) secara seimbang sebanyak yang ditentukan untuk tingkatan/derajat kompetensi yang dimaksud. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

(29)

02. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen A. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Penerapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di bidang Pendidikan Agama Kristen (PAK), sangat tepat dalam rangka mewujudkan model PAK yang bertujuan mencapai transformasi nilai-nilai kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama kepada setiap peserta didik dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman iman kristiani sesuai dengan pemahaman, tingkat kemampuan serta daya kreativitas masing-masing.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen bukanlah

“standar moral” Kristen yang ditetapkan untuk mengikat peserta didik, melainkan dampingan dan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan Allah untuk mengekspresikan hasil perjumpaan itu dalam kehidupan sehari- hari. Peserta didik belajar memahami, mengenal dan bergaul dengan Tuhan Allah secara akrab karena seungguhnya Tuhan Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka. Dia adalah Sahabat dalam Kehidupan Anak-anak.

Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: Usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang

(30)

Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK dibatasi hanya pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta didik, terutama dalam pengayaan nilai-nilai iman kristiani. Dogma yang lebih spesifik dan mendalam diajarkan di dalam gereja.

Fokus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berpusat pada kehidupan manusia (life centered). Artinya, pembahasan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada kehidupan manusia, dan iman Kristen berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia. Pembahasan materi sebagai wahana untuk mencapai kompetensi, dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, selanjutnya keluarga, teman, lingkungan di sekitar peserta didik, setelah itu barulah dunia secara keseluruhan dengan berbagai dinamikanya.

B. Tujuan dan Fungsi

1. Mata pelajaran PAK di Paket A bertujuan:

a. Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya

b. Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya

c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.

2. Fungsi

a. Memampukan peserta didik memahami kasih dan karya Allah dalam kehidupan sehari-hari

b. Membantu peserta didik mentransformasikan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup PAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-Nya 2. Nilai-nilai kristiani.

Pada jenjang pendidikan Paket A peserta didik diperkenalkan pada hakikat Allah dan perspektif hubungan-Nya dengan manusia. Allah tidak berkarya di dalam ruang kosong, tetapi berkomunikasi dengan manusia. Allah membina relasi dengan manusia melalui karya-Nya.

(31)

D. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran 1. Memahami kasih Allah melalui keberadaan dirinya

2. Menanggapi kasih Allah dengan mengasihi orangtua, keluarga dan teman

3. Beribadah kepada Tuhan sebagai ucapan syukur melalui doa dan membaca Alkitab 4. Memelihara ciptaan Allah lainnya dalam hidup sehari-hari

E. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Nilai-nilai Kristiani

1. Menerima dan mensyukuri keberadaan dirinya sebagai ciptaan Allah dalam relasinya dengan ciptaan lain

1.1 Menerima keberadaan dirinya sebagai pemberian Allah

1.2 Menjawab kasih Allah dengan cara mengasihi keluarganya

2. Menerima dan mensyukuri keberadaan dirinya sebagai ciptaan Allah dalam relasinya dengan ciptaan lain

2.1 Mensyukuri alam ciptaan Allah dan isinya

2.2 Mensyukuri hidup bersama orang lain

3. Menerapkan makna mengasihi dan menghargai manusia dalam kepelbagaian dan perbedaan yang

3.1 Mensyukuri kepelbagaian budaya,suku, agama dan bangsa

3.2 Mengasihi teman, tenaga Tingkatan : I

Derajat : Awal

Setara : Kelas I s.d III SD/MI Bobot SKK : 9

(32)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5. Mendeskripsikan arti mensyukuri

pemeliharaan Allah dalam kehidupan keluarga dan menunjukkan syukur melalui tanggung jawabnya dalam keluarga dan sesama

5.1 Turut serta menciptakan hidup rukun dalam keluarga dan sesama

5.2 Memelihara alam ciptaan Allah

Allah Tritunggal dan Karya-Nya dan Nilai-nilai Kristiani

6. Mendeskripsikan arti mensyukuri pemeliharaan Allah dalam kehidupan keluarga serta menunjukkan syukur melalui tanggung jawabnya dalam keluarga dan sesama

6.1 Mensyukuri pemeliharaan Allah pada setiap anggota keluarga

6.2 Memberikan yang terbaik bagi keluarga

(33)

Tingkatan : II Derajat : Dasar

Setara : Kelas IV s.d VI SD/MI Bobot SKK : 9

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Allah Tritunggal dan Karya-Nya

1. Memahami dan mengakui kemahakuasaan Allah dalam wujud tindakan manusia yang bergantung sepenuhnya kepada Allah

1.1 Memahami kemahakuasaan Allah 1.2 Mengakui keterbatasannya sebagai

manusia dan ketergantungannya pada kemahakuasaan Allah

2. Menjelaskan bahwa manusia berdosa, tetapi diselamatkan Allah melalui penebusan Yesus Kristus

2.1 Menjelaskan bahwa manusia itu berdosa

2.2 Menunjukkan kerinduan memohon ampun

3. Menjelaskan bahwa manusia berdosa, tetapi diselamatkan Allah melalui penebusan Yesus Kristus

3.1 Menjelaskan bahwa Allah adalah penyelamat manusia

3.2 Menunjukkan sikap sebagai orang yang sudah diselamatkan

Nilai-Nilai Kristiani

4. Memahami dan mengakui kemahakuasaan Allah dalam wujud tindakan manusia yang bergantung sepenuhnya kepada Allah

4.1 Memahami wujud tindakan manusia yang sepenuhnya bergantung pada Allah

4.2 Mensyukuri kemahakuasaan Allah

(34)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Menerapkan makna ibadah yang sesungguhnya, khususnya dalam seluruh aktivitas hidup manusia

5.1 Memahami dan menghayati makna ibadah

5.2 Memahami makna kegiatan sehari- hari sebagai ungkapan syukur kepada Allah

6. Menerapkan makna ibadah yang sesungguhnya, khususnya dalam seluruh aktivitas hidup manusia

6.1 Memahami makna kegiatan sehari- hari sebagai ungkapan syukur kepada Allah

6.2 Melayani Allah dan sesama sebagai ungkapan syukur kepada Allah

F. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran ini menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Seluruh materi SK dan KD pada masing- masing tingkatan/derajat dibagi ke dalam satuan kredit kompetensi (SKK) secara seimbang sebanyak yang ditentukan untuk tingkatan/derajat kompetensi yang dimaksud. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

(35)

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, di Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujutan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.

Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui (pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata, akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu.

Demikian pula dalam kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa yang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu Pendidikan agama Katolik merupakan salah satu usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman, pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan demikian proses ini mengandung unsur pemahaman iman, pergumulan iman, penghayatan iman dan hidup nyata. Proses semacam ini diharapkan semakin memperteguh dan mendewasakan iman peserta didik.

(36)

B. Tujuan

Pendidikan Agama Katolik (PAK) pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik di Paket A mencakup empat aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek yang dimaksudkan adalah:

1. Pribadi peserta didik; Aspek ini membahas tentang pemahaman diri sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.

2. Yesus Kristus; Aspek ini membahas tentang bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah.

3. Gereja; Aspek ini membahas tentang makna gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari.

4. Kemasyarakatan; Aspek ini membahas secara mendalam tentang hidup bersama dalam masyarakat sesuai dengan firman Allah/sabda Tuhan, ajaran Yesus dan ajaran Agama.

D. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran

1. Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai karunia Tuhan dan mengungkapkan rasa syukurnya dengan berdoa, bernyanyi serta melakukan perbuatan-perbuatan nyata

2. Peserta didik memahami dan mencintai Allah sebagai Bapa Pencipta dan Penyelenggara seperti dikisahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan meneladani Yesus Kristus sebagai Penyelamat hidup umat manusia.

3. Peserta didik memahami Gereja sebagai persekutuan Umat Allah dan sebagai Sakramen keselamatan yang diutus ke dalam dunia dan Roh Kudus yang diutus Yesus sebagai jiwa Gereja yang senantiasa menyertainya.

4. Peserta didik memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat sebagai perwujudan imannya.

E. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Tingkatan : I Derajat : Awal

Setara : Kelas I s.d III SD/MI Bobot SKK : 9

(37)

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Pribadi Peserta didik,

Kemsyarakatan dan Yesus Kristus

1. Memahami karya penyelamatan Allah melalui

tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama dan berlanjut pada Yesus Kristus sebagai puncak penyelamatan-Nya dan diteruskan oleh Gereja sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk mengembangkan diri dalam keterlibatan/perwujudan

imannya dalam hidup bersama di tengah masyarakat

1.1 Mengenal diri, lingkungannya, keterlibatan di dalamnya, dan menyadari bahwa Allah menyertainya

1.2 Peserta didik mampu berkomunikasi dengan teman-teman di lingkungan tempat tinggalnya

1.3 Mengenal dan memahami karya penyelamatan Allah yang dialami oleh tokoh- tokoh sebelum Yesus

2. Memahami pribadi dan lingkungannya serta kedatangan Yesus Kristus sebagai bukti kebaikan Allah, sehingga terdorong untuk mensyukurinya dan mampu

mengungkapkan rasa syukurnya itu melalui doa

2.1 Mengenal diri dan lingkungannya dan mensyukurinya sebagai karunia Allah

2.2 Mengenal kisah penciptaan dan memahami bahwa Allah adalah Bapa Yang Maha Baik 2.3 Mengenal kisah kelahiran Yesus sebagai

wujud kasih Allah yang Mahabaik dan memelihara

3. Memahami tokoh-tokoh Perjanjian Lama, Yesus Kristus, dan Gereja yang turut ambil bagian dalam karya Penyelamatan Allah, sehingga terdorong untuk makin mengenal dan terlibat dengan sesama dan lingkungannya

3.1 Menyadari pertumbuhan dan perkembangan dirinya serta mengenal lingkungan yang dikaruniakan oleh Tuhan kepadanya sehingga ia dapat hidup dan berkembang 3.2 Mengenal dan memahami Yakub, Yusuf dan

Musa yang turut ambil bagian dalam karya penyelamatan Allah

3.3 Mengenal Yohanes Pembaptis, dan memahami karya-karya Yesus sehubungan

Referensi

Dokumen terkait

Rencana program PPL sudah disusun namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa perubahan, diantaranya perubahan kelas dalam mengajar dikarenakan status guru yang bersangkutan.

We chose Petri Nets to use for modeling a manufacturing enterprise, in fact the supply chain management process (SCM) that is sub- ject to unexpected events for which reactions

An Article of The Regional Conference of Indonesian Mathematics Society IX Central Java and Special District of Yogyakarta , Mathematics Department,

Pokja Pengadaan Jasa Lainnya Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Bali akan melaksanakan Pelelangan Sederhana

Pemeliharaan jaringan telepon pada gedung BPPT dilakukan karena disadari bahwa telepon sebagai media komunikasi memegang peranan penting dalam interaksi internal (komunikasi di

Selai itu ketidaksesuaia a a da ta ggal lahir pada Kartu Ta da Pe duduk KTP de ga data ase Direktorat Je deral Kepe duduka da Pe atata Sipil Dirje Duk apil

Melalui media web para pengunjung dapat mencari informasi dan wawasan yang dibutuhkan dari berbagai bidang ilmu dan pengetahuan Penulisan Ilmiah ini membahas tentang pemesanan

Aplikasi Diary adalah aplikasi untuk memenuhi tantangan dalam hal penulisan isi hati maupun halhal lain yang sifatnya pribadi dan ingin dirahasiakan. Aplikasi ini juga disajikan