BAB IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa telah dilaksankan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2014 di desa Petir Kecamatan Kalibagor Kabupaten
72
Banyumas. Program ini secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Informal, dan Non Formal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelatihan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diberikan adalah budidaya ikan lele. Latar belakang dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa adalah dengan melihat kondisi masyarakat sekitar yang kurang sejahtera karena tidak memiliki pekerjaan tetap. Program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilaksanakan untuk mendidik warga belajar agar menjadi wirausaha, sehingga selain dapat meningkatkan kesejateraan hidup warga belajar juga memberikan lapangan kerja bagi lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Perencanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ini merupakan suatu bentuk proses pelatihan keterampilan yang diselenggarakan dalam rangka memberdayakan masyarakat, terutama bagi masyarakat sekitar PKBM yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan kurang mampu agar memperoleh keterampilan dan kemampuan dalam berwirausaha. Sebelum pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di
73
PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan perlu adanya persiapan atau perencanaan program. Perencanaan merupakan hal penting sebelum proses pelatihan atau pembelajaran dilaksanakan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dapat tercapai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua PKBM Harapan Bangsa selaku penyelenggara program diperoleh informasi bahwa kegiatan perencanaan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sesuai dengan potensi lokal yang ada, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen tutor, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar. Pendidikan kewirausahaan masyarakat ini di arahkan pada kemampuan wirausaha mandiri warga belajar.
Perencanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PKBM Harapan Bangsa adalah sebagai berikut:
1) Tujuan
Tujuan dari diadakannya pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang peneliti dapatkan melalui dokumentasi, yaitu:
a) Untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele. b) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
74
c) Melalui pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha.
2) Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini adalah masyarakat sekitar PKBM Harapan Bangsa yaitu masyarakat desa Petir, diutamakan yaitu masyarakat yang kurang mampu, tidak memiliki pekerjaan tetap atau menganggur yang direkomendasikan oleh kepala desa atau kelurahan setempat. Minimal pendidikan terakhir adalah SD (bisa baca dan tulis). Usia sasaran dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini adalah penduduk berusia 18-45 tahun yang memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha. Sosialisasi kegiatan dan rapat koordinasi dilaksanakan dengan bekerjasama antara pengurus PKBM Harapan Bangsa dengan kepala desa dan tokoh masyarakat desa Petir. Sosialisasi dihadiri oleh kepala desa, pengurus PKBM, tokoh masyarakat dan warga belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bapak “Sy” selaku warga belajar program kewirausahaan bahwa:
“Saya dikasih tahu sama pak RT kalau di PKBM akan ada pelatihan budidaya ikan lele mbak. Waktu sosialisasi dan rapat yang datang yang dapat undangan saja mbak, terus pengurus dari PKBM, pak RT sama pak RW juga datang, pak kepala desa juga ada mbak.” (CL VI, Minggu 15 Februari 2015, hal 134)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Sr” selaku warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat bahwa:
75
“Sebelum ada sosialisasi saya dikasih undangan sama pak RT, yang datang iya cuma yang dapat undangan dari PKBM Harapan Bangsa atau
dari desa saja.” (CL VII, Minggu 22 Februari 2015, hal 136)
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa diutamakan adalah masyarakat yang sudah pernah mengikuti pelatihan budidaya ikan lele pada tahun 2013, masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau kurang mampu yang direkomendasikan oleh kepala desa atau kelurahan setempat.
3) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang keberhasilan kegiatan pelatihan budidaya ikan lele program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa. Ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program pelatihan sangat penting. Sarana dan prasarana program pendidikan kewirausahaan masyarakat pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa tergolong lengkap, antara lain:
a) Ruang belajar teori dan praktek b) Peralatan praktek
c) Tempat untuk praktek berwirausaha d) Modul kewirausahaan
e) Modul pelatihan budidaya ikan lele
Semakin lengkap sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, maka hasil keluaran yang dihasilkan dapat diakui oleh pihak lain. Adanya sarana dan prasarana yang
76
memadai maka warga belajar akan lebih mudah dalam mengaplikasikan materi yang disampaikan oleh tutor.
4) Sumber Dana
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele dibiayai dengan anggaran dana APBD kabupaten Banyumas tahun anggaran 2014 yaitu dengan mengajukan proposal yang sesuai dengan petunjuk teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan tahun 2014.
5) Waktu dan Tempat
Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dIbuat oleh peyelenggara program sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan program pendidikan kewirausahaan masyarakat agar dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadwal kegiatan pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Program
No Waktu Kegiatan
1 03 dan 7 Agustus 2014 Sosialisasi program pendidikan kewirausahaan masyarakat 2 10 dan 13 Agustus 2014 Rapat koordinasi
3 14- 23 Agustus 2014 Persiapan
4 24 Agustus 2014 Pembukaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat
5 25 Agustus 2014- 22 November 2015
Pelaksanaan pelatihan atau pembelajaran Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
77
Berdasarkan dari data dokumentasi dan wawancara yang peneliti peroleh, tempat pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat dilaksanakan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Harapan Bangsa.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Program yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan 214 jam @45 menit untuk teori dan @60 menit untuk praktek. Pelaksanaan program mengacu pada standar kompetensi pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu minimal dilaksanakan 200 jam @45 menit untuk teori dan @60 menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, yang kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Tujuan akhir dari pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini yaitu warga belajar diharapkan untuk mampu menciptakan lapangan kerja/usaha baru atau merintis peluang usaha yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Pelaksanaan program PKM mengacu standar kompetensi PKM. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan sesuai kurikulum PKM yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, yang disesuaikan dan dikembangkan sesuai kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.” (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
78
Berikut ini merupakan standar kompetensi dan kompetensi dasar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh melalui dokumentasi:
Tabel 5. Standar kompetensi dan kompetensi dasar program kewirausahaan
No Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
1 Memiliki sikap personal dan sosial sebagai seorang
wirausaha
Memiliki etika dan jiwa kewirausahaan, yang meliputi: sikap sopan santun, jujur, disiplin, tekun, semangat kerja, tahu diri, tenggang rasa, ulet
dan kesederhanaan sebagai wirausaha
Memahami makna etika dan jiwa kewirausahaan
Mampu berperilaku yang didasari oleh etika dan jiwa kewirausahaan
Memiliki semangat berwirausaha Mampu menunjukkan
watak sebagai seorang wirausaha Mampu berkomunikasi sosial
secara efektif sebagai seorang wirausaha
Mampu menyampaikan pesan secara efektif melalui komunikasi lisan dalam
pergaulan usaha
Mampu menyampaikan pesan secara efektif melalui
komunikasi tulisan dalam pergaulan usaha
Mampu menjadi pendengar yang baik dan kritis dalam komunikasi sosial
Mampu Membangun jaringan usaha
Mampu mengidentifikasi mitra usaha (pemasok, distrIbutor, dan pelanggan)
Mampu menjalin relasi dengan mitra usaha
Mampu menjaga pelanggan lama Mampu mengembangkan/ menambah pelanggan baru Mampu membangun
kerjasama dalam berwirausaha
Mampu bekerja dalam tim (tim work) dalam menjalankan Wirausaha
Mampu bernegosiasi dalam membangun kerja sama Mampu menyusun nota kerjasama dengan mitra kerja 2 Memiliki
Kemampuan Manajerial Usaha Kecil
Menguasai pemasaran Menguasai pengetahuan produk barang/jasa yang dipasarkan Mampu mengemas barang/jasa yang dipasarkan sehingga menarik konsumen
79
Mampu menetapkan harga produk atau jasa berdasarkan analisa biaya produksi dan biaya pemasaran Menguasai administrasi usaha
kecil
Memahami pembukuan sederhana dalam menjalankan usaha
Mampu mengelola keuangan secara efektif dan efisien
3 Memiliki kemampuan berfikir logis
Mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi lokal
Mampu mengidentifikasi
potensi sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan untuk
dijadikan lahan wirausaha
Mampu memprediksi pengaruh ketersediaan potensi sumber daya alam terhadap perkembangan usaha Mampu mengidentifikasi potensi SDM yang mendukung potensi SDA untuk menjadi lahan wirausaha Mampu menganalisis kondisi
lingkungan dan pasar
Mampu membaca kondisi lingkungan usaha dan pasar
Mampu memprediksi pengaruh kondisi lingkungan usaha dan pasar terhadap perkembangan usaha Mampu menganalisis kondisi
usaha
Mampu menghitung rugi laba perusahaan
Mampu menghitung Break Event Point (BEP)
Mampu menentukan kondisi usaha apakah dalam keadaan maju (positif) atau mundur (negatif)
Mampu memanfaatkan peluang
Memiliki kepekaan terhadap setiap peluang usaha yang ada
Mampu memanfaatkan peluang menjadi bidang usaha
4 Memiliki keterampilan produksi (barang/jasa)
Mampu membuat produk baru yang inovatif dari bahan baku yang ada
Mampu mengidentifikasi sumberdaya sebagai bahan baku produk tertentu
Trampil membuat produk inovatif yang memiliki nilai
ekonomis tinggi dan memenuhi standar POM
5 Memiliki keterampilan berwirausaha
Mampu membaca peluang usaha
Mampu menganalisis peluang usaha Mampu mengidentifikasi sumberdaya, produk, dan jasa yang dapat dikembangkan dalam
Usaha Mampu memilih jenis usaha
yang akan dilakukan
Memprediksi produk/jasa yang memiliki peminat besar
Memilih produk/jasa unggulan yang memiliki peluang besar menjadi bidang usaha yang
Prospektif Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
80
Berdasarkan dari hasil dokumentasi dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa penyelenggara menentukan administrasi belajar. Dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat ada 10 warga belajar yang di jadikan dalam satu kelompok. Penyelenggara bersama tutor dan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat membuat kesepatakan bersama tentang tempat, jadwal, waktu, dan tata tertib pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Waktu pembelajaran di sepakati setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pukul 19.00-21.30 WIB yaitu teori atau pemberian materi, sedangkan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 14.00-17.00 WIB yaitu praktek. Tempat pembelajaran untuk teori dilaksanakan di ruang kelas PKBM Harapan Bangsa sedangkan tempat untuk praktek dilaksanakan di tempat salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Pelaksanaan pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini ada teori dan juga praktek, untuk teori dan praktek tempat pembelajarannya berbeda. Kalau teori dilaksanakan di ruang belajar PKBM mbak, kalo untuk praktek dilaksanakan di rumah salah satu tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat”. (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh dari dokumentasi dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
81
Tabel 6. Daftar warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat No Nama L/P Pendidikan Terakhir Tempat, Tanggal Lahir Pekerjaan Alamat 1. Amin L SD Banyumas, 16 Januari 1972 Petani Petir RT 06 RW 04 2 Sudarno L SD Banyumas, 01 Februari 1971 Petani Petir RT 06 RW 04 3 Suyatno L SD Banyumas, 16 Oktober 1982 Petani Petir RT 06 RW 04 4 Triyono L SD Banyumas, 06 September 1979 Buruh Petir RT 06 RW 04 5 Hadi L SD Pacitan, 20 Agustus 1972 Petani Petir RT 06 RW 04 6 Suherno L SD Banyumas, 03 Maret 1970 Petani Petir RT 06 RW 04 7 Suratno L SD Banyumas, 05 Februari 1978 Petani Petir RT 02 RW 04 8 Untung L SMA Banyumas, 13
Mei 1994 Buruh Petir RT 01 RW 04 9 Amdi L SD Banyumas, 26 Januari 1971 Petani Petir RT 01 RW 04 10 Kasimin L SD Banyumas, 30 Desember 1971 Petani Petir RT 01 RW 04 Sumber: Data PKBM Harapan Bangsa
Data penelitian tentang warga belajar yang mengikuti program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa yang diperoleh melalui dokumentasi menunjukan jumlah warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat berjumlah 10 orang dan berjenis kelamin laki-laki semua. Rentang usia dari warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat yaitu yang berusia 18-26 tahun ada 1 orang, yang berusia 27-35 tahun ada 1 orang, dan yang berusia 36-45 tahun ada 8 orang. Latar belakang pendidikan warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, ada 9 orang yang hanya lulusan SD dan 1 orang lulusan SMA. Status pekerjaan dari warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat sebagai buruh ada 2 orang, dan 8 orang sebagai
82
petani. Semua warga belajar program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa berasal dari masyarakat sekitar yaitu desa Petir.
Tutor untuk pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ada dua orang. Satu orang tutor untuk pemberian materi dan satu tutor untuk kegiatan praktek. Tutor untuk program pendidikan kewirausahaan masyarakat ini sudah ditentukan sesuai dengan kriteria khusus. Tugas dari tutor adalah melaksanakan pelatihan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang ada. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu
“Sm” selaku ketuaPKBM bahwa: “Tugas dari tutor di sini hanya melaksanakan
pelatihan pembelajaran sesuai dengan pedoman yang kami berikan”. (CL V,
Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
Metode pembelajaran untuk pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang digunakan adalah dengan ceramah, dan praktek. Pengelola PKBM Harapan Bangsa menggunakan metode ceramah dan praktek karena metode tersebut lebih bisa diterima bagi warga belajar yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Metode ceramah digunakan pada saat penyampaian materi. Metode ceramah banyak digunakan oleh tutor ataupun pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran karena metode ceramah ini digunakan untuk menyampaikan informasi, penjelasan, dan pemikiran. Metode ceramah digunakan dalam penyampaian materi karena materi-materi yang disampaikan oleh tutor akan lebih mudah diterima oleh warga belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak “Nr” selaku tutor program bahwa:
83
“Untuk penjelasan materi saya menggunakan ceramah mbak, warga belajar lebih bisa menerima apa yang saya sampaikan, kalau tidak jelas mereka bisa langsung menanyakannya dan akan saya jawab.” (CL X, Minggu 15 Maret 2015, hal 140)
Selain menggunakan metode ceramah tutor juga menggunakan metode praktek. Metode praktek digunakan untuk mendukung materi yang sudah disampaikan sebelumnya oleh tutor. Setiap minggunya setelah pertemuan pemberian materi selesai warga belajar langsung praktek. Metode praktek yang dilaksanakan yaitu untuk meteri keterampilan budidaya ikan lele. Untuk kegiatan praktek tutor menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak “Am” selaku tutor program untuk praktek bahwa:
“Kegiatan praktek dilakukan setiap pemberian materi selesai, kegiatan praktek yang paling utama adalah untuk materi keterampilan budidaya
ikan lele”. (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Dokumentasi pada materi dan bahan ajar pada pembelajaran pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa berisi tentang:
1) Manajemen usaha (proses perencanaan usaha, tata cara merintis usaha, administrasi usaha, pemasaran, pengelolaan keuangan, strategi persaingan, jaringan kerja)
2) Dasar-dasar komunikasi 3) Etika berwirausaha
4) Keterampilan (budidaya ikan lele)
Pembelajaran keterampilan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa mencakup:
84
1) Pengenalan budidaya ikan lele 2) Jenis-jenis ikan lele
3) Teknik budidaya 4) Peluang pasar
5) Penyiapan lahan atau kolam 6) Pemilihan induk
7) Pembibitan 8) Pemijahan
9) Pemeliharaan dan pakan
10)Pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya 11)Pembesaran
12)Pemasaran hasil panen
13)Perawatan kolam pasca panen
Setelah pembelajaran program pendidikan kewirausahaan masyarakat baik teori dan praktek selesai warga belajar diberikan kesempatan untuk belajar menjalankan usaha sebelum akhirnya nanti menjalankan usaha sendiri. Dalam belajar menjalankan usaha warga belajar yang sudah tergabung menjadi satu kelompok dituntut untuk menjalankan usaha secara bersama-sama. Alokasi waktu untuk kegiatan belajar menjalankan usaha ini yaitu 90 jam @60 menit selama 30 hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Setelah pembelajaran selesai warga belajar wajib belajar untuk menjalankan usaha dengan kelompok. Kami dari pihak penyelenggara hanya akan mendampingi warga belajar dalam menjalankan usaha bersama mbak.” (CL V, Minggu 08 Februari 2015, hal 132)
85
Pernyataan dari Ibu “Sm” didukung oleh pernyataan dari Bapak “Am” selaku tutor program pendidikan kewirausahaan masyarakat:
“Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai maka warga belajar wajib untuk belajar menjalankan usaha bersama satu kelompok.” (CL IX, Minggu 08 Maret 2015, hal 138)
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa semua warga belajar program pendidikan kewirausahaan masyarakat wajib belajar menjalankan usaha bersama satu kelompok sebelum membuat usaha secara mandiri, tugas dari pihak penyelenggara hanya mendampingi warga belajar dalam belajar menjalankan usaha.
c. Monitoring yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Agar pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa berjalan sesuai dengan tujuan dan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya maka penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat melakukan monitoring pelaksanaan program. Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak lembaga yang ahli dalam program yang sedang dilaksanakan. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, evaluasi, dan pendampingan. Jika terdapat permasalah ataupun kendala dalam pelaksanaan program maka dicarikan solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak “Nr” selaku tutor program bahwa:
“Kegiatan monitoring pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di sini itu oleh penanggung jawab programnya mbak, beliau sering menanyakan beberapa hal yang terkait dengan program seperti bagaimana perencanaan program, bagaimana pelaksanaanya, apakah
86
Hal serupa juga dinyatakan oleh Ibu “Sm” selaku ketua PKBM Harapan Bangsa bahwa:
“Monitoring pelaksanaan program dilakukan oleh pihak PKBM sendiri mbak, dengan melihat pelaksanaan programnya sudah sesuai belum dengan perencanaan sebelumnya, jika tidak sesuai maka dicari tahu
sebab terjadinya masalah tersebut”. (CL XI, Minggu 22 Maret 2015, hal
141)
Dari hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa monitoring program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilakukan sendiri oleh penyelenggara program atau penanggung jawab dari program pendidikan kewirausahaan masyarakat.
d. Penilaian yang dilakukan oleh PKBM Harapan Bangsa
Penilaian merupakan tahapan terakhir dalam pelaksanaan suatu program. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha.
1) Penilaian Pembelajaran Teori
Penilaian pada pembelajaran teori bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman warga belajar tentang seperangkat pengetahuan yang harus dikuasai, termasuk di dalamnya karakteristik kewirausahaan dalam diri warga belajar. Teknik penilaian yang digunakan yaitu teknik tes dan non tes. Teknis tes meliputi tes objektif dan tes subjektif tentang berbagai macam solusi atau pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan usaha.
87
Teknik non tes yang digunakan adalah wawancara, angket, observasi dan penulusuran dokumen hasil pekerjaan warga belajar selama proses pembelajaran teori berlangsung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak “Ty” selaku warga belajar program bahwa:
“Penialainnya dilakukan dengan tes mbak, setelah pembelajaran selesai kami diberi kertas yang berisi soal, saolnya berupa pilihan ganda dan juga isian mbak”. (CL XIII, Minggu 05 April 2015, hal 144)
Hal serupa juga dinyatakan oleh Bapak “Cm” selaku tutor program bahwa:
“Untuk evaluasi pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat disini dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tes objektif dan juga uraian. Selain itu juga dengan pengamatan mbak, pengamatan dilakukan setiap proses pembelajaran berlangsung, baik itu teori
maupun praktek.” (CL III, Minggu 26 Oktober 2015, hal 129)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa penilaian pembelajaran teori dilakukan dengan tes yang terdiri dari tes objektif dan tes subjektif. Selain itu penialian dilakukan tutor dengan mengamati warga belajar pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
2) Penilaian Pembelajaran Praktek
Penilaian pada pembelajaran praktek bermaksud untuk mengetahui sejauh mana pemahaman warga belajar terhadap materi-materi yang sudah diberikan untuk diaplikasikan pada saat praktek. Penilaian pada pembelajaran praktek dilaksanakan secara langsung selama warga belajar melaksanakan praktek pembelajaran. Penilaian pada pembelajaran praktek antara lain meliputi: aspek-aspek kewirausahaan, praktek keterampilan, praktek menganalisis peluang dan perencanaan usaha, praktek pembukuan dan
88
pemasaran. Penilaian ini dapat dilakukan melalui proses pelaksanaan praktek dan penilaian hasil kerja. Hal ini sesusai dengan pernyataan dari Bapak “Ty”