BAB V PENILAIAN MASYARAKAT TERHADAP
5.1. Pelaksanaan Program PLTMH
Tingkat keterlibatan
masyarakat sebagai penerima program dalam proses perencanaan PLTMH, pembangunan PLTMH, sampai pengelolaan PLTMH. Pengukuran pada keterlibatan masyarakat dalam program ditujukan untuk melihat hubungan partisipasi masyarakat dalam program dengan citra yang terbentuk terhadap perusahaan. Citra yang kurang bagus dimungkinkan timbul karena keterlibatan masyarakat dalam program yang relatif rendah sehingga tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang
10% 2%
resentase Pembangkit Listrik yang Lebih Memenuhi Kebutuhan Listrik Rumah Tangga di Lebak Picung.
KK yaitu 88 persen responden menyatakan bahwa PLTMH lebih mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Sebanyak 10
KK berpendapat bahwa PLTS lebih mampu memenuhi tuhan listrik rumah tangga dan satu KK atau 2 persen responden menyatakan bahwa PLTMH dan PLTS memberikan manfaat yang sama, karena bisa saling
Responden tersebut menyatakan bahwa:
sama memberikan manfaat sih teh. Listrik dari PLTMH gede, kalau PLTS ya walaupun kecil tapi pas PLTMH nya mati kaya sekarang rumah tetap bisa nyala. Kalau air sungainya banyak, ya PLTMH nya yang dipakai. Jadi dua-duanya saling
..” (Slh, 30 tahun)
.1. Pelaksanaan Program PLTMH
Keterlibatan dalam Program
Tingkat keterlibatan dalam program melihat bagaimana keterlibatan masyarakat sebagai penerima program dalam proses perencanaan PLTMH, pembangunan PLTMH, sampai pengelolaan PLTMH. Pengukuran pada keterlibatan masyarakat dalam program ditujukan untuk melihat hubungan masyarakat dalam program dengan citra yang terbentuk terhadap perusahaan. Citra yang kurang bagus dimungkinkan timbul karena keterlibatan
dalam program yang relatif rendah sehingga tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang program dan perusahaan.
88% 2%
PLTMH
PLTS
PLTMH dan PLTS Memberikan Manfaat yang sama
embangkit Listrik yang Lebih Memenuhi Kebutuhan
responden menyatakan bahwa PLTMH lebih mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. Sebanyak 10 persen KK berpendapat bahwa PLTS lebih mampu memenuhi responden menyatakan bahwa PLTMH dan PLTS memberikan manfaat yang sama, karena bisa saling
sama memberikan manfaat sih teh. Listrik dari PLTMH MH nya mati kaya sekarang rumah tetap bisa nyala. Kalau air sungainya duanya saling
alam program melihat bagaimana keterlibatan masyarakat sebagai penerima program dalam proses perencanaan PLTMH, pembangunan PLTMH, sampai pengelolaan PLTMH. Pengukuran pada keterlibatan masyarakat dalam program ditujukan untuk melihat hubungan masyarakat dalam program dengan citra yang terbentuk terhadap perusahaan. Citra yang kurang bagus dimungkinkan timbul karena keterlibatan dalam program yang relatif rendah sehingga tidak mendapatkan
Tingkat partisipasi atau keterlibatan dalam program pertama dilihat melalui pengetahuan bahwa PLTMH merupakan program dari PLN. Sebanyak dua belas responden (23 persen) menyatakan sangat mengetahui bahwa PLN memiliki program PLTMH, dan empat puluh responden (77 persen) menjawab mengetahui bahwa PLTMH merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh PLN. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden mengetahui bahwa PLN memiliki program PLTMH.
Partisipasi penerima program dilihat melalui keterlibatannya dalam perencanaan program PLTMH di Lebak Picung. Sebanyak tiga belas responden (25 persen) sangat terlibat dalam perencanaan program PLTMH di Lebak Picung, 35 responden (67 persen) menyatakan terlibat secara aktif, dan sebanyak empat responden (8 persen) kurang terlibat dalam perencanaan karena tidak mengikuti rapat yang dilakukan terkait perencanaan PLTMH walaupun mengetahui atau mendapat undangan untuk membicarakan perencanaan PLTMH, karena kondisi anggota keluarga yang terbilang lanjut usia dan keberadaan kepala keluarga yang berada di luar kota sehingga terkadang diwakili oleh anggota keluarga lainnya.
Penilaian pada keikutsertaan responden dalam pembangunan PLTMH di Lebak Picung menunjukkan 28 responden (54 persen) ikut sangat aktif dalam pembangunan PLTMH dengan rutin membantu dan turut serta dari awal pembangunan, 22 responden (42 persen) menyatakan terlibat dalam pembangunan walaupun hanya membantu semampunya, tiga responden (4 persen) tidak ikut serta dalam pembangunan salah satunya disebabkan karena pekerjaannya berada di luar kota sehingga tidak bisa ikut serta, satu responden yang lain memiliki kesehatan fisik yang kurang bagus karena berusia di atas 70 tahun, dan satu responden tidak mengikuti pembangunan PLTMH karena selain telah lanjut usia, wanita tersebut juga hanya tinggal seorang diri dan kesehatan fisiknya juga kurang baik.
“...kalau pas ngumpul pas mau ada bangun PLTMH ya ikut, tapi pas bangun-bangunnya itu ngga ikutan, soalnya bapak (suami) juga uda tua, bangun aja ngga bisa teh, saya juga ngga bisa itu bangun-bangun kan...” (Rt, 70 tahun)
Hasil ini menunjukkan bahwa seluruh rumah tangga dilibatkan dalam pembangunan PLTMH, mulai dari pembuatan saluran hingga bangunan untuk mesin. Rumah tangga yang tidak ikut serta dalam pembangunan PLTMH dikarenakan faktor usia yang sudah cukup tua sehingga kondisi fisik yang tidak memungkinkan selain itu juga dikarenakan pekerjaan yang berada di luar kota dan hanya ke Lebak Picung pada saat-saat tertentu sehingga tidak memungkinkan untuk terlibat penuh dalam pembangunan PLTMH.
Keterlibatan dalam program juga dilihat melalui keikutsertaan dalam keberlangsungan program seperti mengikuti ronda di PLTMH sesuai jadwal. Sebanyak tiga puluh responden (58 persen) menyatakan sangat terlibat dalam kegiatan ronda karena mengikuti ronda sesuai dengan jadwal dan terkadang ikut ronda juga walaupun diluar jadwal ronda seharusnya, delapan belas responden (34 persen) menyatakan terlibat dalam kegiatan ronda dengan mengikuti ronda sesuai jadwal yang telah dibuat, dua responden (4 persen) terlibat secara kurang aktif dalam kegiatan ronda karena walaupun ada di jadwal ronda namun terkadang tidak bisa mengikuti jadwal ronda karena ada pekerjaan, dua responden (4 persen) tidak terlibat dalam kegiatan ronda karena memang tidak mengikuti sama sekali ronda dan tidak mendapat jadwal ronda karena memang responden tersebut merupakan wanita berusia 65 tahun yang hanya tinggal seorang diri di rumah dan satu rumah tangga lain ditinggali oleh sepasang lansia yang memiliki kesehatan fisik yang tidak terlalu baik.
Keterlibatan masyarakat dalam program PLTMH melalui keikutsertaannya dalam kepengurusan dalam pengelolaan PLTMH di Lebak Picung. Sebanyak empat responden (8 persen) menyatakan menjadi pengurus aktif dalam pengelolaan PLTMH dengan menjadi ketua, sekretaris, bendahara, dan penanggung jawab teknis, sembilan responden (17 persen) lain menyatakan pernah menjadi pengurus walaupun tidak menempati jabatan tertentu. Sebanyak 35 responden (67 persen) menyatakan tidak menjadi pengurus dalam pengelolaan PLTMH namun ikut dalam pemberian masukan kepada pengurus sedangkan tiga responden (8 persen) lain menyatakan sama sekali tidak terlibat dalam kepengurusan yang menangani pengelolaan PLTMH.
Kepedulian dan keikutsertaan dalam menjaga keberlangsungan operasionalisasi PLTMH juga menjadi poin keterlibatan dalam program. Terdapat lima belas responden (29 persen) menyatakan peduli dan berperan sangat aktif dalam operasionalisasi PLTMH, 37 responden (71 persen) menyatakan peduli dan ikut serta dalam operasionalisasi PLTMH aktif. Berdasarkan data ini terlihat bahwa seluruh responden peduli dan ikut menjaga keberlangsungan operasionalisasi PLTMH salah satunya ditunjukkan dengan membayar iuran rutin tiap bulan untuk kas koperasi yang ditujukan untuk pemeliharaan dan biaya pembelian alat jika terjadi kerusakan pada komponen PLTMH.
Keterlibatan dalam program juga dilihat melalui perannya menjaga lingkungan khususnya ketersediaan dan kelancaran air sungai sebagai sumber utama PLTMH. Sebanyak sepuluh responden (19 persen) menyatakan sangat menjaga lingkungan khususnya kelancaran air sungai dengan tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai sampai memperingatkan warga lain agar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai serta memiliki kesadaran perlunya menjaga hutan khususnya pohon-pohon yangberperan dalam kestabilan debit air sungai, empat puluh responden (77 persen) menyatakan ikut menjaga lingkungan khususnya ketersediaan dan kelancaran air sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai, dan dua responden (4 persen) menyatakan berusaha seminim mungkin mengurangi kebiasaan membuang sampah ke sungai.
“...saya hampir selalu ikut kalau ada kumpul pas dulu ada rencana mau ada PLTMH. Kalau lagi ada di sini (Lebak Picung) ya saya selalu ikut. Pas bikin bangunannya juga saya selalu ikutan. Istri saya kadang suka marahin orang yang suka buang air sembarangan. Soalnya kan bikin airnya gag lancar...” (End, 26 tahun)
Keterlibatan dalam program PLTMH dinilai dari tujuh pernyataan yang ditanyakan kepada lima puluh dua responden. Sebanyak 29 responden (56 persen) memiliki total skor diantara 22-28 dan masuk dalam kategori responden dengan tingkat keterlibatan tinggi dalam program PLTMH, hal ini bisa ditunjukkan dengan perannya selain rutin ronda, pembangunan, dan hadir dalam perencanaan, beberapa responden juga berperan sebagai pengurus aktif maupun perannya
dengan selalu menjaga kelancaran air sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan maupun mengingatkan warga sekitar untuk menjaga sungai. Terdapat 23 responden (44 persen) memiliki total skor antara 15-21 dan masuk ke dalam kategori responden dengan tingkat keterlibatan sedang dalam program PLTMH. Responden dengan total skor 15-21 salah satunya adalah walaupun tidak terlibat sebagai pengurus aktif namun ikut serta dalam pembangunan dan melakukan ronda sesuai jadwal.
Tabel 13. Jumlah dan Presentase Penilaian Menurut Tingkat Keterlibatan Responden dalam Program PLTMH.
No. Tingkat Keterlibatan Responden (skor) Jumlah N Persen 1. Rendah (≤13) 0 0 2. Sedang (14-21) 23 44 3. Tinggi (≥22) 29 56 Jumlah 52 100
Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden atau rumah tangga memliki keterlibatan yang tinggi dalam program PLTMH, dimana masing-masing rumah tangga mengetahui bahwa PLN memiliki program PLTMH, PLN juga melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, pembangunan, maupun menumbuhkan kemandirian masyarakat dengan mengurus secara mandiri pengelolaan PLTMH sehingga masyarakat memiliki kepedulian dan turut menjaga keberlangsungan operasionalisasi PLTMH maupun ikut serta menjaga lingkungan khususnya ketersediaan dan kelancaran air sungai sebagai sumber utama PLTMH. 5.1.2. Manfaat Program
Manfaat Program adalah sejauhmana program PLTMH berguna bagi masyarakat. Manfaat program melihat sejauhmana PLTMH dinilai telah membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung, manfaat yang dirasakan dalam pemenuhan listrik rumah tangga dibandingkan pembangkit listrik lain seperti generator maupun PLTS, sejauhmana PLTMH PLN memberikan manfaat pada pemenuhan kebutuhan informasi yang didapatkan rumah tangga melalui akses pada media dengan adanya listrik, manfaat di bidang pendidikan dengan peningkatan minat belajar anggota keluarga dengan adanya listrik, peningkatan
perekonomian keluarga, maupun perkembangan pada Lebak Picung secara keseluruhan.
Sebanyak sembilan responden (17 persen) menyatakan bahwa PLTMH sangat membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung dimana sebelumnya kondisi Lebak Picung sebelum adanya PLTMH hampir sebagian besar rumah pada malam hari gelap karena baru sebagian kecil yang memiliki PLTS ataupun turbin pribadi, 34 responden (66 persen) menyatakan PLTMH telah membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung karena daya yang dihasilkan lebih besar bila dibandingkan PLTS maupun turbin pribadi sedangkan sembilan responden (17 persen) lainnya menyatakan PLTMH sudah membantu tapi belum optimal dalam memnuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung.
Manfaat PLTMH bila dibandingkan pembangkit listrik lain seperti PLTS maupun generator pribadi, sebanyak tujuh belas responden (33 persen) menyatakan PLTMH lebih mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga karena dengan adanya PLTMH rumah tangga bisa menyalakan berbagai alat elektronik, sedangkan 32 responden (61 persen) menyatakan PLTMH mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, dan tiga responden (6 persen) lain menyatakan PLTMH kurang mampu memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga karena sangat tergantung dengan debit air sungai sebagai sumber listrik PLTMH, sedangkan debit air sungai di Lebak Picung menurun ketika musim kemarau, sedangkan PLTS maupun turbin walaupun menghasilkan daya yang lebih rendah namun mampu memberikan pasokan listrik yang bisa dinikmati setiap malam.
Manfaat yang bisa didapatkan dengan adanya listrik adalah kemampuan rumah tangga untuk mendapatkan informasi melalui media massa yang bisa diakses dengan adanya listrik seperti televisi. Sebanyak tujuh belas responden (33 persen) sangat setuju bahwa listrik telah membantu rumah tangga untuk mendapatkan informasi melalui media massa seperti televisi, 25 responden (48 persen) menyatakan setuju bahwa dengan adanya listrik telah membantu anggota rumah tangga mendapatkan informasi melalui media massa seperti televisi, sedangkan sepuluh responden (19 persen) kurang menyetujui karena belum
memiliki alat elektronik seperti televisi dan sebagian menganggap bahwa televisi bukan merupakan sumber informasi yang baik.
Listrik dari PLTMH juga membantu dalam peningkatan minat belajar anggota keluarga, sebanyak lima belas responden (29 persen) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut karena pada malam hari anggota keluarga khususnya yang masih bersekolah memanfaatkan listrik untuk mempelajari pelajaran di sekolahnya. Terdapat 24 responden (46 persen) setuju bahwa listrik ikut membantu peningkatan minat belajar anggota keluarga dan sebelas responden (21 persen) kurang setuju karena setelah adanya listrik anggota keluarga lebih sering mengakses hiburan dari televisi, sedangkan dua responden (4 persen) sangat tidak setuju karena merasa sama sekali tidak merasakan perubahan dalam peningkatan belajar anggota keluarga karena anggota keluarganya sudah lanjut usia dan buta huruf.
Manfaat lain yang dirasakan oleh masyarakat Lebak Picung setelah adanya PLTMH adalah secara tidak langsung listrik mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Terdapat delapan responden (15 persen) menyatakan sangat setuju karena dengan adanya listrik telah membantu pemasukan keluarga dengan melakukan bisnis kecil-kecilan seperti membuat kripik, bisa membuka toko sampai malam hari, sampai industri kecil pembuatan meubel. Sebanyak 25 responden (48 persen) menyatakan setuju bahwa listrik ikut membantu perekonomian keluarga walaupun dalam bentuk kecil, dan sembilan belas responden (37 persen) kurang setuju bahwa listrik ikut membantu pemasukan keluarga karena tidak ada perubahan dalam pekerjaan sebelum adanya listrik PLTMH maupun setelah adanya listrik PLTMH.
Listrik dari PLTMH juga turut meningkatkan keakraban warga karena dengan adanya listrik di malam hari, masyarakat lebih sering mengadakan kumpul bersama baik dari kegiatan ronda maupun kumpul di depan rumah tertentu. Terdapat dua belas (23 persen) responden menyatakan sangat setuju karena menurut mereka listrik ikut meningkatkan keakraban warga, dengan adanya listrik aktivitas warga di malam hari meningkat dan dimanfaatkan oleh mereka untuk berinteraksi. Sebanyak empat puluh responden (77 persen) menyatakan setuju
dengan pendapat ini, menurut mereka selain meningkatkan interaksi antar warga di malam hari, listrik juga ikut meningkatkan interaksi antar anggota keluarga dalam satu rumah tangga. Secara keseluruhan data menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan listrik ikut berperan dalam peningkatan interaksi antar warga di malam hari.
Tabel 14. Jumlah dan Presentase Responden Menurut Manfaat Program PLTMH.
No. Manfaat Program PLTMH (skor) Jumlah
N Persen
1. Kurang bermanfaat (≤11) 0 0
2. Cukup bermanfaat (12-18) 32 62
3. Sangat Bermanfaat (≥19) 20 38
Jumlah 52 100
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa terdapat 32 responden (62 persen) dengan skor total 12-18 yang menyatakan bahwa PLTMH dari PLN cukup bermanfaat, khususnya bagi pemenuhan listrik rumah tangga maupun membantu aktivitas lainnya seperti pemenuhan informasi sampai meningkatkan interaksi antar warga di malam hari. Sedangkan dua puluh responden (38 persen) yang lain menyatakan bahwa PLTMH dari PLTMH sangat bermanfaat karena PLTMH telah membantu dalam membantu memenuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung, dengan adanya listrik anggota rumah tangga mendapatkan kemudahan terhadap akses informasi dari media massa seperti televisi, meningkatkan minat belajar anggota keluarga, secara tidak langsung juga listrik ikut membantu meningkatkan perekonomian keluarga sampai interaksi antar warga maupun anggota keluarga yang semakin intens di malam hari dengan adanya listrik. Salah satu responden menyatakan bahwa:
“...dengan adanya listrik dari PLTMH, kegiatan kami jadi lebih mudah. Masak jadi lebih mudah, tinggal pakai magic com aja, disini juga jadi lebih terang kalau malam...” (Mr, 45 tahun)
Manfaat PLTMH lainnya juga dirasakan oleh responden:
“....anak saya ini rajin belajar, tulisannya juga bagus, kalau malam biasanya suka baca-baca buku sekolahnya....”(Aws, 32 tahun)
“...listrik itu bantu perekonomian keluarga saya teh, karena saya kan bikin meubel tuh dibelakang rumah, ya walaupun kecil-kecilan tapi kan buat ngalusin kayunya juga pake listrik...”(Plg, 50 tahun) “....ya PLN uda banyak membantu warga, bantu pembangunan mesjid, trus jadi ada listrik kalo lagi banyak air. Pengennya sih, bisa nyala siang malam dan dayanya tambah besar, soalnya kalo mati kaya sekarang kan jadinya belum bisa memenuhi kebutuhan listrik di sini...” (Msj, 43 tahun)
Secara keseluruhan, responden menyatakan bahwa listrik yang dihasilkan oleh PLTMH telah memberikan manfaat yang berarti terutama di tingkat rumah tangga. Responden menyatakan bahwa listrik memudahkan mereka dalam melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga salah satunya seperti kemudahan dalam menanak nasi. PLTMH mampu menghasilkan daya yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik lain sehingga warga bisa menggunakan berbagai alat elektronik dengan biaya iuran koperasi tiap bulan yang relatif murah. Sayangnya dalam kondisi kemarau dimana sungai memiliki debit air yang rendah, PLTMH tidak beroperasi sehingga tidak mampu memberikan pasokan listrik untuk memnuhi kebutuhan listrik di Lebak Picung.
5.1.3. Penilaian Terhadap Pelaksanaan PLTMH
Variabel pelaksanaan PLTMH menilai dari keterlibatan penerima program pada program PLTMH serta kesesuaian manfaat program dengan kebutuhan penerima program. Penilaian terhadap pelaksanaan PLTMH ini dilakukan untuk melihat bahwa partisipasi penerima program dalam perencanaan hingga operasionalisasi dan perawatan PLTMH berpengaruh terhadap citra perusahaan yang terbentuk. Manfaat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari program yang dijalankan juga memiliki perngaruh pada pembentukan citra perusahaan. Tabel 15. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap
Pelaksanaan PLTMH.
No. Program PLTMH (skor) Jumlah
N Persen
2 Dilaksanakan dengan kurang baik (14-26) 0 0 3 Dilaksanakan dengan cukup baik (27-39) 27 52 4 Dilaksanakan dengan sangat baik (40-52) 25 48
Penilaian tentang program PLTMH dilihat dari keterlibatan dalam program serta manfaat yang dirasakan
PLTMH. 25 responden (48
dilaksanakan dengan sangat baik, sedangkan
menilai bahwa program PLTMH dilaksanakan dengan cukup baik. Tidak ada sama sekali responden yang mengka
dengan kurang baik.
Gambar 9. Presentase Responden Berdasarkan Penilaian Terhadap Pelaksanaan Program PLTMH
Beberapa responden menyatakan tentang penilainnya tentang program PLTMH dan harapan terhadap program PLTMH
“....programnya sudah
ada yang meriksa rutin dari PLN nya, trus d juga...” (Jri, 39 tahun)
“ ....harapannya PLTMH bisa lebih baik lagi kerusakan di mesinnya
kerusakan masih diganti sama PLN, tapi waktu kemarin ada yang rusak itu, orang sini ke Bandung gag nemu orang PLN nya jadi beli sendiri...”(Yy, 20 tahun)