• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1.Pelaksanaan Siklus I 1.Pelaksanaan Siklus I

2. Pelaksanaan Siklus II

PelaksaaanSiklus II dalam waktu dua minggu yaitu dilaksanakan selama dua minggu pada bulan April2011 pada minggu kedua dan ketiga, yaitu tepatnya pada tanggal 14 April 2011 dan tanggal 19 April 2011 yang sebanyak 2 kali. a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media realita yang telah dilaksanakan pada pertemuan ke-1 tentang materi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang belum selesai. Oleh karena itu peneliti kembali melaksanakan penyusunan rencana pembelajaran dengan menggunakan media realita yaitu dengan indikator penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpandengan carabersusun panjang. Adapun indikator yang dibuat sebagai dasar penyusunan rencana pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:

1. Penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang.

Mengingat hasil analisis terhadap pekerjaan siswa pada siklus I tersebut ternyata sebagian siswa masih mengalami kesalahan dalam menjawab, maka rancangan kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pemahaman penggunaan media realita yang digunakan sebagai alat dalam menghitung

commit to user

penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara bersusun panjang. Jadi semua kegiatan ditujukan untuk memantapkan serta memperluas pengetahuan siswa yang telah dipelajari sekaligus merupakan pengulangan dari kegiatan pada pertemuan ke-1 siklus I.

Pembelajaran direncanakan dalam dua kali pertemuan 2 jam pelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran matematika dengan menggunakan media realita sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

1) Pertemuan ke-1

Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa bersama dahulu, kemudian guru bersama siswa menyanyikan lagu “satu-satu”. Selanjutnya guru memulai pelajaran dengan menjelaskan penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara bersusun panjang dengan menekankan pada dasar penjumlahan bilangan dua angka, guru mendemonstrasikan penggunaan media realita untuk bilangan. Contoh 32 + 12 = . . . (cara bersusun panjang). 30= 30 + 0 Berikut langkahnya dapat dilihat pada gambar 11. 12= 10 + 2 +

= 40 + 2 = 42

Gambar 11. Penjumlahan sedotan 30 ditambah 12 sedotan sehingga berjumlah 42 sedotan.

+ 0

+ +

commit to user

Memberikan soal-soal berhitung penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan carabersusun panjang kepada masing-masing siswa. Daftar nilai kemampuan menjumlahkan cara panjang siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 13. Dari lampiran 13 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kemampuan Menjumlahkan Siklus II pertemuan 1.

Siklus II pertemuan 1

No Interval Frekuensi (fi) Nilai tengah (xi) fi.xi Prosentase (%)

1 57-63 4 60 240 17.39% 2 64-70 2 67 134 8.69% 3 71-77 2 74 148 8.69% 4 78-84 2 81 162 8.69% 5 85-91 11 88 968 47.82% 6 92-98 2 95 190 8.69% Jumlah 1842 100% Rata-rata 80.08

Berdasarkan Tabel 5. Data nilai tes kemampuan menjumlahkan siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan pada grafik gambar 12.

Gambar 12. Grafik Nilai Tes Kemampuan Menjumlahkan Siklus II Pertemuan 1. Dari data nilai kemampuan menjumlahkan siklus II pertemuan 1 diatas dapat dilihat bahwa siswa dengan rentang nilai 57-63 sebanyak 4 siswa (17,39%), siswa dengan rentang nilai 64-70 sebanyak 2 siswa (8,69%), siswa dengan rentang nilai 71-77 sebanyak 2 siswa (8,69%), siswa dengan rentang nilai 78-84 sebanyak 2 siswa (8,69%), siswa dengan rentang nilai 85-91 sebanyak 11 siswa (47,82%),

0 5 10 15 20 25 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 Jumlah F re k u en si Nilai Siswa Persentase

commit to user

sedangkan siswa dengan rentang nilai 92-98 sebanyak 2 siswa (8,69%) . Data nilai kemampuan menjumlahkan cara panjang siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 13.

2)Pertemuan ke-2

Pada kegiatan awal pembelajaran, setelah berdoa guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “dua mata saya” dan mengadakan tanya jawab tentang pelajaran kemarin sebagai apersepsi.

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara bersusun panjang. Guru menjelaskan bahwa dasar penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara bersusun bersusun panjang adalah dengan menjumlahkan puluhan dengan puluhan dan satuan dengan satuan sehingga siswa perlu memperhatikan operasi penjumlahan puluhan dan satuan tersebut.

2) Guru mendemonstrasikan penggunaan media realita berupa sedotan atau kelereng dalam operasi penjumlahan dengan cara bersusun panjang yang didemonstrasikan oleh guru. Sebagai contoh operasi bilangan dua angka bersusun panjang dari 32 + 15 = 47

commit to user

Cara pengerjaannya bersusun panjang yaitu: 32 = 30 + 2 15 = 10 + 5 + = 40 + 7 = 47

Gambar 13. Penjumlahan sedotan 32 ditambah 15 sedotan sehingga berjumlah 47 sedotan.

3) Guru membimbing siswa ketika menggunakan media realita dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Kegiatan tersebut agar siswa memahami betul mengenai penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang yang menggunakan dasar penjumlahan bilangan puluhan dan satuan. Kegiatan dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja dan siswa mengerjakan secara individu. Setelah selesai siswa mengerjakan soal-soal evaluasi secara individu. Daftar nilai kemampuan menjumlahkan cara panjang siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada lampiran 14. Dari lampiran 14 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 6.

+

+ +

commit to user

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kemampuan Menjumlahkan Siklus II pertemuan 2.

Siklus II pertemuan 2

No Interval Frekuensi (fi) Nilai tengah (xi) fi.xi Prosentase (%)

1 57-63 3 60 180 13.04% 2 64-70 3 67 201 13.04% 3 71-77 2 74 148 8.69% 4 78-84 1 81 81 4.347% 5 85-91 10 88 880 43.47% 6 92-98 4 95 380 17.39% Jumlah 1870 100% Rata-rata 81.30

Berdasarkan Tabel 6. Data nilai tes kemampuan menjumlahkan siklus II pertemuan 2 dapat digambarkan pada grafik gambar 14.

Gambar 14. Grafik Nilai Tes Kemampuan Menjumlahkan Siklus II Pertemuan 2 c. Observasi

Observer dalam tahap siklus II ini yaitu guru kelas I yang mengobservasi guru sekaligus sebagai peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran matematika penjumlahan tanpa teknik menyimpan bersusun panjang dengan menggunakan media realita serta menggunakan alat bantu penilaian yaitu berupa lembar observasi dan kamera foto. Observasi ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media realita yang dilaksanakan oleh guru atau peneliti sehingga dapat

0 5 10 15 20 25 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 Jumlah F re k u en si Nilai Siswa Persentase

commit to user

menghasilkan dampak perubahan yang positif pada kemampuan menjumlahkan matematika siswa kelas I.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dan ditujukan kepada guru yang juga sebagai peneliti yaitu terlampir pada lampiran 7, menunjukkan bahwa aktivitas dan keaktifan guru atau peneliti sudah masuk dalam kriteria sangatmemuaskan/sangat aktif dengan rata-rata skor total 3,75. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh observer. Adanya peningkatan aktifitas dan keaktifan guru yang juga sebagai peneliti pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dengan menggunakan media realita. Hal tersebut dapat dilihat pada lampiran 7, dengan penjelasannya yaitu sebagai berikut, aktivitas guru sebagai peneliti yang mendapat skor 3 (baik) yaitu: (1) persiapan pembelajaran, (2) membuka pelajaran, (3) ketepatan waktu sesuai perencanaan. Sedangkan aktivitas guru sebagai peneliti yang mendapat skor 4 (sangat baik) yaitu: (1) kejelasan dan sistematika penyampaian materi, (2)kemampuan penggunaan media, (3) melibatkan siswa dalam pemanfaatan media, (4) penggunaan berbagai sumber, (5) penuh perhatian kepada siswa, (6)memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran, (7)melakukan penilaian proses observasi, (8) melakukan penilaian hasil belajar/evaluasi, (9) pemberian tindak lanjut. Oleh karena itu jika dilihat secara umum berdasarkan lampiran 7 aktivitas guru masuk dalam kriteria sangat memuaskan dengan total skor 3,75.

Dalam tahap ini guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yaitu dengan menggunakan media realita yang berupa sedotan atau kelereng pada tiap-tiap pertemuan. Observasi ini ditujukan pada aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan serta hasil pembelajaran berhitung menjumlahkan.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan dan ditujukan pada aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan.Hal tersebut dapat diketahui dan dilihat dari penjelasan yang terdapat pada lampiran 8. Untuk penjelasan dari lampiran 8 yaitu keaktifan siswa yang tergolong cukup hanya satu kegiatan yaitu: aktif mengerjakan tugas

commit to user

individu. Sedangkan untuk keaktifan siswa yang tergolong aktif yaitu: (1) aktif memperhatikan penjelasan dari guru, (2) aktif dalam menggunakan media realita, (3) aktif menjawab pertanyaan guru, (4) keberanian mengerjakan di depan kelas.

Setelah terlaksananya tindakan pada siklus II dengan penerapan penggunaan media realita pada pembelajaran matematika dengan diperoleh peningkatan aktivitas siswa yang signifikan serta diperoleh data hasil penilaian kemampuan siswa kelas I SDN Kadireso siklus II yang terdapat pada lampiran 15. Maka berdasarkan lampiran 15 diperoleh data seperti terlihat pada tabel 7. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Frekuensi Nilai Kemampuan Menjumlahkan

Kelas I SDN Kadireso Pada Siklus II.

No Interval Frekuensi Persentase Katergori

1 57-63 3 13.04% Sangat Kurang 2 64-70 3 13.04% Kurang 3 71-77 2 8.69% Cukup 4 78-84 1 4.35% Baik 5 85-91 10 43.47% Baik Sekali 6 92-98 4 17.39% Istimewa Jumlah 23 100% Rata-rata 80.10

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, maka didapatkan hasil keseluruhan nilai siswa yang diatas 63 yaitu sebagai berikut. Yang memperoleh kategori istimewa sebanyak 4 siswa (17,39%), siswa yang mendapatkan kategori baik sekali sebanyak 10 siswa (43,47%), siswa yang mendapatkan kategori cukup sebanyak 8 siswa (35%), adapun yang mendapat kategori hampir baik sebanyak 1 siswa (4,35%), siswa yang mendapat kategori cukup sebanyak 2 siswa (8,69%), siswa yang mendapat kategori kurang sebanyak 3 siswa (13,04%), sedangkan untuk siswa yang mendapat kategori sangat kurang sebanyak 3 siswa (13,04). Jadi jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai di atas 63 sebanyak 19 siswa (82.60%). Data nilai matematika materi penjumlahan siklus II siswa kelas I SDN Kadireso pada tabel 7 dapat dilihat pada lampiran 15.

commit to user

Berdasarkan tabel 7. Data Frekuensi Nilai Tes Kemampuan Menjumlahkan Siswa Pada Siklus II dapat digambarkan padagarfik gambar 15.

Gambar 15. Grafik Frekuensi Nilai Kemampuan Menjumlahkan siklus II. Pelaksanaan pada siklus II ini dicapai nilai siswa yang tuntas yaitu sebesar 82,60% (19 siswa dari 23 siswa) dengan rata-rata kelas 80,10 tentang penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara panjang. Pada pertemuan 1 nilai rata-rata kelas diperoleh 77,61 dan pada pertemuan ke 2 diperoleh rata-rata kelas 80,65. Jadi dari kedua pertemuan pada siklus II diperoleh rata-rata kelas keseluruhan yaitu 80,10.

Pencapaian hasil yang diharapkan adalah tercapainya KKM yaitu 63 atau lebih serta adanya perolehan nilai siswasama atau di atas KKM yaitu 80% (18 siswa dari 23 tuntas) dengan rata-rata kelas 80 pada materi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang. Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan masukan untuk menganalisis perkembangan kemampuan siswa pada penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang.

c. Refleksi

Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media realita pada siklus II secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktivitas ataupun partisipasi siswa yang telah mengalami peningkatan.Siswa lebih banyak memperhatikan dan aktif

0 5 10 15 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 F re k u en si Nilai Siswa Kategori Persentase

commit to user

menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif dalam penerapan penggunaan media. Pemahaman pada kemampuan menjumlahkan lebih meningkat, yang tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil belajar penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang siswa. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas juga terasa lebih hidup dan menyenangkan.

Dari analisis hasil tes pada siklus II diketahui bahwa pada pertemuan ke-1 mencapai nilai rata-rata kelas 77,61 dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari 63 yaitu sebanyak 19 siswa (82,60%) sedangkan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 63 yaitu sebanyak 4siswa (17,39%). Adapun pada pertemuan ke-2 diperoleh nilai rata-rata kelas yang mencapai 80,65 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 63 sebanyak 20 siswa (86,95%), sedangkan untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari 63 sebanyak 3 siswa (13,04%). Maka dari kedua pertemuan tersebut maka diperoleh rata-rata kelas 80,10 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 63 yaitu sebanyak 19 siswa berhasil tuntas atau (82,60%) dari 23 jumlah siswa.

Dari penelitian ini dapat dilihat pembelajaran dikatakan berhasil apabila partisipasi siswa dalam pembelajaran menjumlahkan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan cara panjang mengalami peningkatan. Selain itu hasil nilai yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaranyang tuntas mendapatkan nilai di atas KKM 63 sebanyak 82,60% (19 siswa dari 23 siswa) dengan rata-rata kelas 80,10. Jadi penelitian ini dikatakan berhasil karena telah mencapai lebih dari target yang ditentukan dalam indikator yaitu siswa yang tuntas diatas KKM 63 sebanyak 80% (18 siswa dari 23 siswa) serta tercapainya rata-rata kelas 80.

Atas dasar ketentuan hasil yang telah diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka pembelajaran melalui media realita yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.Namun guru masih harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk kemampuan siswa yang mendapatkan dibawah rata-rata kelas khususnya

commit to user

kepada satu siswa yang berkebutuhan khusus dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.

Dokumen terkait