• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 57-63)

Pre Test Siklus I dan Siklus II

4.1.3 Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi Kerja Guru

Supervisi akademik dan motivasi kerja guru merupakan dua variabel yang saling mempengaruhi sehingga tidak bisa dipisahkan, supervisi merupakan kegitan manajeman sekolah yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah namun disisi lain supervisi juga sebagai metode atau cara yang digunakan sebagai penilaian untuk memberikan motivasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung, serta memperbaiki dan meningkatkan kinerja kerja guru. Sedangkan seseorang yang termotivasi dikarenakan ia telah mendapat rangsangan atau stimulus sehingga ia terdorong untuk melakukan sesuatu tanpa diperintah tetapi berdasarkan dengan keinginannya sendiri. Hal ini didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Scott (2010) Motivasi menunjukan kepada sebuah stimulus terhadap tingkah laku dan tindakan, sebuah dorongan dari dalam yang menginspirasi untuk bertindak dalam jalur sebuah konteks tertentu. Martoyo (2007:149) Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja, atau dengan kata lain pendorong semangat kerja.

142

Motivasi kerja sebagai sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja As’ad (2008:45).

Wijono (2010) mengatakan bahwa motivasi kerja adalah suatu kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi. Penelitian McClelland juga menunjukkan bahwa sampai pada tingkatan tertentu, para manajer dapat meningkatkan kebutuhan prestasi dari anak buahnya dengan menciptakan lingkungan kerja yang layak memberi kesempatan bagi bawahannya untuk mengukur tingkat kemandirian, meningkatkan rasa tanggung jawab dan otonomi, secara bertahap membuat tugas-tugas jadi lebih menantang, dan memuji serta menghargai prestasi yang tinggi. McClelland menyebut aspek dari motivasi manajerial ini sebagai kebutuhan akan kekuasaan atau need for power (nPow).

Dari pedapat diatas peneliti menambahkan bawha seseorang yang termotivasi ia memiliki tingkah laku dan tindakan yang mendorong untuk melakukan sesuatu tanpa diperintah, merasa terinspirasi untuk bersemangat dalam bekerja dengn sungguh-sungguh serta mau berusaha untuk melakukan sesuatu dengan mandiri tanpa bergantung pada oranglain dan bertanggung tawab dalam menyelesaikan tugasnya. Supervisi akademik dan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga memiliki hubungan erat hal ini dibuktikan bahwa supervisi akademik oleh kepala sekolah dapat meningkatkan motivasi kerja guru.

143

Hasil penelitian tindakan sekolah menunjukkan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan motivasi kerja guru di SD Kanisius Cungkup Salatiga. Pada tahap erencanaan supervisi akademik, kepala sekolah dan peneliti melibatkan guru-guru yang akan disupervisi. Guru diberi kesempatan untuk bertanya dan melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait kesulitan dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diajarkan pada saat kepala sekolah melakukan supervisi. Hal ini juga merupakan salah satu metode untuk guru agar benar-benar melakukan persiapan dengan baik sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk memecahkan masalah yang memiliki hubungannya dengan guru. Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi kerja guru adalah dengan melalui proses pembelajaran, disini guru adalah sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional (Sahertian,2000:1).

Pelaksanaan supervisi akademik dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi refleksi dan tindak lanjut. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sugiyanti dan Sabar Narimo (2016). Yang berjudul “Pengelolaan Supervisi Akademik Oleh Kepala Sekolah Di SD Negeri 6 Putatsari Grobogan”

144

Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya. Kesamaan penelitain sekarang adalah ada perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut sedangakn perbedaan dalam penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sekarang menggunakan indikator keberhasilan setelah guru mendapat supervisi akademik, sedangkan penelitian sebelumnya mendeskripsikan proses supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Selain itu pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan motivasi kerja guru merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh pemimpin atau orang memiliki jabatan tertinggi dalam lingkup pendidikan dalam hal ini adalah kepala sekolah. Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah bukan semata-mata untuk kepentingan manajerial sekolah melainkan di fokuskan pada bagaimana supervisi dapat meningkatkan motivasi kerja guru sehingga pada saat pelaksanaan supervisi berlangsung kepala sekolah mengamati jalanya proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tanpa menghentikan kegiatan pembelajaran tersebut, mendampingi guru samapai selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan supervisi akademik tidak untuk mencari kesalahan dari guru dan pada kegiatan akhir kepala sekolah dan peneliti melakukan evaluasi dengan guru sebagai perbaikan pada tahap selanjutnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hanriadi, Sulton Djasmi, Riswanti Rini (2014) yang berjudul “Hubungan

145

Supervisi Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Gadingrejo”

Terdapat persamaan dan perbedaan dalam penelitian sekarang dan penelitian sebelumnya. Kesamaan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah membawa pengaruh positif dan signifikan sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja kerja guru namun untuk tercapainya peningkatan motivasi dan kinerja guru tentunya ada persiapan yang sebelumnya dilakukan oleh kepala sekolah secara sistematis. Perbedaan pada penelitian sebelumnya jumlah subjek yang digunakan adalah 49 orang guru, pengumpulan data menggunakan angket dan membuat perbandiangan hubungan motivasi kerja guru dengan kinerja dan hubungan secara bersama antara supervisi dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Sedangkan perbedaan dalam penelitian sekarang adalah subjek yang digunakan 6 orang guru SD yaitu guru kelas I-VI dari hasil yang diperoleh peneliti menganalisis pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, peningkatan motivasi kerja guru setelah mendapat tindakan supervisi akademik oleh kepala sekolah, membuat perbandingan motivasi kerja guru sebelum guru mendapat tindakan supervisi dan setelah mendapat supervisi. Dari kedua penelitian ini peneliti menambahkan bahwa perolehan hasil motivasi kerja guru tentunya tidak terlepas dari persiapan kepala sekolah sebelum melakukan tindakan supervisi. Selain itu pelaksanaan supervisi yang dilakukan

146

secara berkala, kepala sekolah akan terbantu untuk mengontrol dan mengetahui setiap peningkatan yang dialami oleh guru di sekolah tersebut.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Sudarmi (2016) yang berjudul “Pengaruh Supervisi Pengawas, Motivasi Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru SD Se-Gugus I Sumberagung” terdapat persamaan dan perbedaan pada penelitian sekarang dan penelitian sebelum. Kesamaan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang adalah kegiatan supervisi yang digunakan sebagai alat ukur untuk mencapai keberhasilan pada variabel (Y). Perbedaan penelitian sebelum adalah tidak melakukan tindakan supervisi pengumpulan data menggunakan penyebaran kuseioner yang di isi oleh guru-guru se-gugus I sumberagung hasil dari kuesioner yang digunakan untuk mengolah data dan mengukur singnifikan antara supervisi, motivasi dan kinerja kerja guru. Sedangkan perbedaan dengan penelitian sekarang adalah peneliti menetapkan maslah yang terjadi di lapangan, peneliti dan kepala sekolah melakukan tindakan nyata pada guru berdasarkan masing-masing kelas, melihat peristiwa yang terjadi selama kepala sekolah melakukan supervisi akademik, melakukan evaluasi dan refleksi individu pada akhir pembelajaran antara kepala sekolah, peneliti dan guru memberikan rekomendasi perihal kekurangan-kurangan yang terjadi pada saat guru melakukan proses belajar mengajar di kelas sebagai perbaikan dan memberikan angket motivasi kepada guru untuk mengisih, hal ini merupakan alat ukur

147

yang digunakan peneliti untuk menganalisis pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan motivasi kerja guru. Dengan ini peneliti menambahkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas tentunya akan membawah dampak positif pada tiap individu. Namun keberhasilan dari supervisi untuk meningkatkan motivasi maupun kinerja kerja guru, tidak dilakukan hanya sampai pada tahap pelaksanaan saja akan tetapi dilakukan samapai pada tahap evaluasi dan refleksi agar hasila dari evaluasi dan refleksi dijadikan sebagai masukan dan perbaikan pada tindakan supervisi berikut. Tindak lanjut yang dimaksud disini adalah tindak lanjut dari semua rangkaian kegiatan yang sudah dilakukan oleh guru yaitu penilaian perencanaan pembelajaran, performa guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada evaluasi refleksi terutama pada evaluasi akhir kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Evaluasi diri merupakan kunci agar seorang guru termotivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja kerjanya. Jika ada masalah segera mengkomunikasikan pada kepala sekolah selaku supervisor untuk mencari jalan keluarnya. Dengan ini peneliti menambahkan bahwa supervisi akademik membawah pengaruh besar pada guru baik itu dalam memberikan motivasi langsung dan tidak langsung, layanan untuk memperbaiki kegiatan proses belajar mengajar yang di anggap belum berhasil agar dapat meningatkan kinerja kerja guru.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 57-63)

Dokumen terkait