• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Terapi Reminiscence

2.3.5. Pelaksanaan Terapi Reminiscence

b. Evaluative Reminiscence

Tipe ini biasanya digunakan sebagai pendekatan dalam menyelesaikan masalah, seperti pada terapi life review.

c. Offensive Defensive Reminiscence

Tipe ini dapat menggali informasi yang tidak menyenangkan dan dapat menyebabkan atau menghasilkan perilaku dan emosi, serta menimbulkan resolusi terhadap informasi yang penuh konflik dan tidak menyenangkan.

2.3.4. Media dalam Terapi Reminiscence

Media yang digunakan dalam terapi Reminiscence yaitu benda-benda yang berhubungan dengan kenangan/ masa lalu lansia. Menurut Collins (2006), media yang dapat digunakan yaitu Reminiscence kit yang berisi barang-barang di masa lalu seperti majalah, peralatan memasak, dan peralatan kebersihan, selain itu dapat juga menggunakan foto-foto pribadi, alat untuk memutar musik atau video, video dan kaset, buku, pulpen, stimulus bau seperti kopi, stimulus rasa, dan bahan-bahan lain untuk menstimulasi sentuhan.

2.3.5. Pelaksanaan Terapi Reminiscence

Penelitian yang dilakukan Poorneselvan & Steefel (2014) terkait efek

Individual Reminiscence terhadap harga diri dan depresi pada lansia di India, terapi Reminiscence dapat dilakukan secara individu yang dibagi menjadi 8 sesi dan dilaksanakan selama 8 hari meliputi, 1 hari untuk pre-assessment, 6 hari untuk terapi Reminiscence, dan hari terakhir dilakukan post-assessment. Terapi

30

pedoman maupun yang sudah terstruktur. Tiap sesi terapeutik dimulai dengan fase pengantar selama 5-10 menit yang meliputi memberikan salam, membiarkan klien memilih tempat yang nyaman untuk pelaksanaan terapi, menanyakan keadaan umum klien, memberikan deskripsi singkat terkait sesi sebelumnya, dan memperkenalkan tema baru. Pada fase kerja setiap sesi, klien akan mengingat dan mengumpulkan kembali memori-memori yang berhubungan dengan tema setiap sesinya kira-kira selama 10 menit. Selama mengumpulkan dan sharing memori menggunakan teknik komunikasi terapeutik. Berbagai stimulus dapat digunakan untuk mengembalikan memori yang sesuai dengan tema dari tiap sesi. Di akhir fase (kira-kira selama 5 menit) meliputi menjawab pertanyaan jika klien bertanya, mengemukakan kembali tema utama dan memori dari sesi tersebut, sharing

pengalaman antara klien dan fasilitator, rencana untuk sesi selanjutnya (Poorneselvan & Steefel, 2014).

Terapi Reminiscence yang dikembangkan oleh Syarniah (2010) terdiri dari 5 sesi yaitu:

a. Sesi 1: berbagi pengalaman masa anak-anak. Pada sesi ini pengalaman masa anak lebih difokuskan pada pengalaman yang berkaitan dengan permainan yang paling disenangi dan pengalaman tentang guru yang paling disenangi pada waktu sekolah dasar atau setingkat SD pada masa tersebut.

b. Sesi 2: berbagi pengalaman masa remaja. Dalam sesi ini topik yang didiskusikan lebih ditujukan pada hobi yang dilakukan bersama teman-teman sebaya dan pengalaman rekreasi bersama teman-teman pada masa remaja tersebut.

31

c. Sesi 3: berbagi pengalaman masa dewasa. Focus pada sesi ini adalah pengalaman yang berkaitan dengan pekerjaan dan makanan yang disukai. d. Sesi 4: berbagi pengalaman keluarga di rumah. Pada sesi ini topik kegiatan

terapi menakup pengalaman merayakan hari raya agama bersama anggota keluarga dan bergaul dengan tetangga.

e. Sesi 5: evaluasi integritas diri. Pada sesi ini kegiatan yang dilakukan adalah mengevaluasi pencapaian integritas diri lansia. Kegiatan ini meliputi berbagi pengalaman yang di dapat setelah melakukan kegiatan sesi 1 sampai 4 untuk mencapai peningkatan harga diri, penerimaan diri sebagai lansia dan meningkatkan interaksi lansia dengan orang lain.

Prosedur pelaksanaan terapi Reminiscence pada penelitian ini merupakan modifikasi dari terapi Reminiscence yang sudah dilakukan Poorneselvan & Steefel (2014) dan Syarniah (2010). Tipe terapi yang digunakan yaitu simple atau positive Reminiscence terkait pengalamandan perasaan yang menyenangkan di masa lalu. Terapi ini akan dilaksanakan dalam tujuh kali pertemuan yaitu satu kali pertemuan untuk pre-test, lima pertemuan untuk pelaksanaan 5 sesi terapi

Reminiscence, dan pertemuan terakhir untuk post-test. Terapi Reminiscence

dilakukan sekitar 45-90 menit pada setiap sesinya.

Pelaksanaan terapi Reminiscence pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Pertemuan 1: melakukan perkenalan, menjelaskan tujuan dari intervensi yang akan diberikan dan memberikan informed consent dan dilakukan pre-test.

32

b. Pertemuan 2 (Terapi Sesi 1): berbagi pengalaman masa anak-anak. Mengungkapkan memori terkait asal atau keterkaitan hubungan dari keluarga dengan menggunakan foto atau gambar keluarga, klien dapat menggambar genogram dari keluarga asal, nama-nama anggota keluarga, dan urutan kelahirannya. Dapat menceritakan pengalaman masa anak-anak yang berkaitan dengan permainan yang paling disenangi, pengalaman yang menyenangkan pada waktu sekolah dasar atau setingkat SD pada masa tersebut, mendiskusikan foto atau gambar keluarga pada masa anak-anak, dan kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti acara perayaan, mengunjungi tempat-tempat saat masih anak-anak.

c. Pertemuan 3 (Terapi Sesi 2): berbagi pengalaman masa remaja. Dalam sesi ini topik yang didiskusikan terkait teman-teman baik atau teman sebaya, olahraga, hobi, prestasi yang pernah diraih, dan pengalaman rekreasi bersama teman pada masa remaja.

d. Pertemuan 4 (Terapi Sesi 3): berbagi pengalaman masa dewasa. Stimulus dapat berupa perkerjaan pertama, peristiwa atau pengalaman-pengalaman, hubungan yang terkait dengan pekerjaan, perubahan pekerjaan, dan pensiun. Selain itu, dapat pula mendiskusikan foto atau gambar dan makanan yang paling disukai pada masa itu.

e. Pertemuan 5 (Terapi Sesi 4): berbagi pengalaman keluarga di rumah dan kegiatan sosial. Pada sesi ini topik kegiatan terapi menakup pengalaman bersama keluarga, saat pertama bertemu dengan pasangan, menikah, hari-hari yang menyenangkan dari kehidupan berkeluarga, merayakan hari-hari raya

33

agama bersama anggota keluarga, kegiatan yang sering dilakukan di masyarakat, pertunjukkan atau hiburan yang sering ada di masyarakat, dan transportasi serta media-media elektronik di jaman tersebut.

f. Pertemuan 6 (Terapi Sesi 5): evaluasi integritas diri. Pada sesi ini kegiatan yang dilakukan adalah mengevaluasi pencapaian integritas diri lansia. Kegiatan ini meliputi berbagi pengalaman yang di dapat setelah melakukan kegiatan sesi 1 sampai 5 untuk mencapai peningkatan harga diri, penerimaan diri sebagai lansia dan meningkatkan interaksi lansia dengan orang lain. g. Pertemuan 7: dilakukan post-test dengan wawancara menggunakan

kuesioner.

Prosedur pelaksanaan terapi Reminiscence dalam penelitian ini lebih lanjut akan dijelaskan pada Lampiran 5.

Dokumen terkait