• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Data Penelitian

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3 : Pengamatan

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

Tahap 4 : Refleksi

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Istilah

refleksi disini sama dengan “memantul, seperti halnya memancar dan menatap kena kaca”. Dalam hal ini, guru pelaksana sedang memantulkan pengalaman pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, catatan lapangan dan tes yang berkolaborasi dengan guru matematika dibantu Kepala Sekolah.

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara cermat dan teliti. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati sikap siswa dalam interaksi pelajaran matematika. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung (Moleong, 2006:209).

Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150). Dalam penelitian ini metode tes digunakan untuk menilai sampai dimana kemampuan matematika siswa setelah materi diajarkan. Dalam hal ini peneliti menggunakan tes tertulis berbentuk essay yang dilakukan disetiap putaran.

F. Instrumen Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

a. Peningkatan adalah usaha menjadikan suatu keadaan menjadi lebih baik yang dapat diusahakan atau diciptakan kriterianya.

b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pemgalaman belajar yang berupa nilai yang mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotor.

c. Model advance organizer diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang pada prinsipnya siswa dapat menyerap, mencerna, dan mengingat bahan pelajaran dengan baik dalam kegiatannya siswa dapat menjelaskan kembali materi tersebut.

d. Peta konsep adalah suatu cara memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi suatu bidang studi, diantaranya bidang studi fisika, matamatika, biologi, kimia, ekonomi, dan lain-lain. Atribut yang dimaksud adalah yang menyertai konsep-konsep yang dapat berupa bentuk, warna, ukuran serta fungsi. Mengemukakan konsep-konsep merupakan dasar berfikir untuk belajar aturan, dan akhirnya untuk memecahkan masalah (Anwarholil, 2008:2).

2. Pengembangan Instrumen

Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi partisipasi penuh, dimana peneliti ikut ambil

bagian kegiatan objeknya sebagaimana yang lain tidak tampak dalam sikap.

Dalam melakukan observasi, peneliti dan guru matematika menggunakan pedoman observasi, yaitu a) observasi tindak belajar, b) observasi tindak belajar yang disesuaikan dengan inisiatif dan reaksi siswa kelas VII dalam pembelajaran matematika dengan model advance organizer dengan peta konsep, c) keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tersaji.

G. Teknik Analisis Data

Sebelum data dianalisis perlu diperiksa keabsahannya, guna mendapatkan derajat kepercayaan yang tinggi. Dalam penelitian ini keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu (Moleong, 2006:330). Penelitian ini menggunakan triangulasi penyidik dengan jalan memanfaatkan mitra kolaborasi untuk dapat melihat atau mengacu perspektif yang berbeda dan untuk membantu mengurangi kemencengan data. Sesuai dengan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran matematika dilaksanakan dan dikembangkan selama proses refleksi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur, yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu reduksi data penyampaian, penarikan dan kesimpulan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMP Negeri 3 Sukoharjo

Sekolah yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah SMP N 3 Sukoharjo. Sekolah yang dibangun dengan luas tanah 8.079 m2 dan luas bangunan 3.165 m2 ini beralamat di Jl. Dr. Sutomo No. 01 Sukoharjo No. Telp. 0271 – 593165. Sekolah ini berdiri dan mulai menyelenggarakan pendidikan pada tahun 1985.

Lingkungan fisik SMP Negeri 3 Sukoharjo sangat terjaga. Hal ini dapat dilihat dari cara mengatur dan memelihara lingkungan sekolah, ruang kelas, ruang kantor, halaman sekolah, perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium multimedia, laboratorium IPA, masjid, lapangan, taman dan ruangan lain (kantin dan lain-lain) yang tampak rapi dan bersih.

SMP Negeri 3 Sukoharjo ini memiliki 22 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 681 siswa regular dan 147 siswa Billingual (RSBI), jumlah siswa tersebut terdiri dari kelas VII berjumlah 182 siswa regular dan 101 siswa Billingual, kelas VIII berjumlah 264 siswa reguler dan 46 siswa Billingual, sedangkan kelas IX berjumlah 235 siswa. Ditinjau dari tenaga pengajarnya, SMP Negeri 3 Sukoharjo memiliki 54 orang guru yang meliputi 45 orang guru PNS adan 9 guru bantu . SMP ini juga memiliki staf Tata Usaha yang berjumlah 10 karyawan.

Karakter siswa kelas VII F yang berjumlah 36 siswa tidak jauh berbeda dengan kelas-kelas lain. Pada umumnya dalam pembelajaran matematika siswa cenderung mempunyai pemahaman konsep matematika dan prestasi yang rendah. Pembelajaran dilakukan oleh guru masih cenderung aktif, sedangkan siswa pasif hanya menerima dan mendengar apa yang disampaikan guru. Siswa aktif jika ada motivasi dari guru. Gambaran tersebut dijadikan tolak ukur dalam melihat berbagai permasalahan untuk meningkatkan minat dan prestasi matematika.

B. Deskripsi Data 1. Kondisi awal

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bekerja sama dengan guru kelas VII F di SMP Negeri 3 Sukoharjo adalah meningkatkan minat dan prestasi matematika. Berdasarkan hasil pengamatan guru selama ini, respon siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi antara lain: perhatian siswa sebanyak 10 siswa (27,78%), kemauan siswa sebanyak 11 siswa (30,56%), konsentrasi siswa sebanyak 8 siswa (22,22%) dan kesadaran siswa sebanyak 9 siswa (25%).

Guru kelas VII F memberikan penjelasan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pelajaran matematika rendah karena siswa kurang memahami manfaat mempelajari matematika bagi dirinya sendiri, tidak mau mengemukakan ide, menganggap matematika sulit dan takut gagal dalam menyelesaikan soal-soal.

Rendahnya respon siswa terhadap pelajaran matematika ini berdampak terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi matematika. Kondisi awal pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Sukoharjo sebelum diadakan penelitian disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Kondisi Awal Respon dan Prestasi Belajar Matematika No Aspek yang diamati Kondisi awal

1

2

Respon siswa pada saat belajar a. Perhatian siswa

b. Kemauan siswa c. Konsentrasi siswa d. Kesadaran siswa Hasil belajar matematika

10 siswa (27,78%) 11 siswa (30,56%) 8 siswa (22,22%) 9 siswa (25%) 19 siswa (52,77%)

Kenyataan diatas, memberikan motivasi kepada peneliti dan guru matematika untuk melakukan tindakan. Tindakan yang diambil untuk meningkatkan respon dan hasil belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. 2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tindakan Kelas Putaran I

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran I

Materi yang diajarkan pada putaran I ini adalah sub pokok bahasan Kalimat Terbuka yang memiliki alokasi waktu 2 jam

pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 (satu) kali pertemuan di kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran I

Tindakan kelas putaran I dilaksanakan pada hari kamis 26 November 2009 mulai pukul 08.20 - 09.40 WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap respon siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran I

Pada pembelajaran putaran I, pertama– tama guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru menjelaskan materi kalimat terbuka menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Kalimat Terbuka dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam

kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Kalimat Terbuka.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Kelas Putaran I

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :

a) Pembelajaran belum berpusat pada siswa.

b) Bimbingan yang diberikan guru kurang menyeluruh.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran II maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran I. Berdasarkan hasil dari refleksi putaran I, maka beberapa revisi

yang disepakati antara peneliti dengan rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

a) Proses pembelajaran harus berpusat pada siswa.

b) Perlu adanya umpan balik bagi siswa agar tahu sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi ajar yang disampaikan. c) Meningkatkan bimbingan siswa secara menyeluruh.

Selain itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas putaran I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada tindakan kelas putaran I. Adapun evaluasi yang dihasilkan peneliti bersama rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

a) Guru sesering mungkin untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman belajar siswa.

b) Guru harus mampu mengendalikan kelas.

c) Guru harus memberikan bimbingan kepada seluruh siswa. d) Guru harus lebih banyak memberikan latihan soal.

b. Tindakan kelas Putaran II

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran II

Materi yang diajarkan pada putaran II ini adalah sub pokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel yang memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 (satu) kali pertemuan di kelas.

Tindakan kelas putaran II dilaksanakan pada hari selasa 1 Desember 2009 mulai jam 07.00 - 08.20 WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Putaran II

Pada pembelajaran putaran II, pertama– tama guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama, mengucapkan salam kepada siswa. Kegiatan awal yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Refleksi Terhadap Tindakan Putaran II

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu :

a) Pada putaran ini pembelajaran mulai berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari aktivitas belajar siswa yang mulai ada peningkatan.

b) Guru membenahi gaya mengajarnya seperti bimbingan kepada siswa yang semakin menyeluruh.

c) Siswa yang belum mampu dalam menyelesaikan masalah, mereka lebih aktif mengajukan pertanyaan kepada guru.

Untuk menyusun rencana pada tindakan kelas putaran III maka perlu diadakan revisi terencana dari tindakan kelas putaran II. Berdasarkan hasil dari refleksi putaran II, maka beberapa revisi yang disepakati antara peneliti dengan rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

” Guru hendaknya lebih sering lagi dalam memberikan motivasi agar siswa merasa diperhatikan sehingga semangat belajarnya akan meningkat.”

Selain itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas putaran II. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada tindakan kelas putaran II. Adapun evaluasi yang dihasilkan peneliti bersama rekan kolaborasi adalah sebagai berikut :

” Meminimalkan pemberian penjelasan bukan berarti tidak membimbing. Guru perlu meningkatkan bimbingan dalam kaitannya sebagai motivator dan fasilitator. ”

c. Tindakan Kelas Putaran III

1) Perencanaan Tindakan Kelas Putaran III

Materi yang diajarkan pada putaran III ini adalah sub pokok bahasan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran @ 40 menit, dan didistribusikan dalam 1 ( satu ) kali pertemuan di kelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Kelas Putaran III

Tindakan kelas putaran III dilaksanakan pada hari kamis 3 Desember 2009 mulai pukul 08.20-09.40WIB dengan jumlah siswa yang hadir adalah 36 siswa. Pada putaran ini pelaku tindakan atau pengajar adalah guru kelas dengan dibantu oleh peneliti. Selain membantu guru, peneliti juga mengadakan observasi dan monitoring terhadap reaksi siswa.

3) Observasi Tindakan Kelas Putaran III

Pada pembelajaran putaran III, pertama – tama guru membuka pembelajaran dengan berdoa bersama lalu mengucapkan salam. Kegiatan awal pembelajaran yang dilakukan guru adalah memberikan kesempatan kepada siswa agar mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar dimulai. Awal pembelajaran, guru memberitahukan inti materi ajar, tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep. Setelah guru menjelaskan materi Persamaan Linear Satu Variabel dan memberikan beberapa contoh dan beberapa soal latihan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. Guru berusaha melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru juga memperhatikan sejauh mana tingkat pemecahan masalah siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel.

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa, guru memberikan soal tentang materi yang telah dijelaskan. Guru selalu mengingatkan agar siswa selalu mengerjakan latihan dengan kemampuan sendiri dan tidak melakukan kecurangan. Setelah selesai mengerjakan siswa diminta mengumpulkan hasil dari latihan tersebut untuk pengambilan nilai.

Pada 15 menit terakhir, guru membacakan hasil kesimpulan yang benar dari soal tersebut, siswa yang merasa masih keliru segera membetulkan dan mencatatnya. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam.

4) Refleksi Tindakan Kelas Putaran III

Refleksi tindakan putaran ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal sebagai berikut :

a) Pembelajaran lebih banyak berpusat pada siswa. Hal ini terlihat dari peran guru yang sudah tidak terlalu dominan.

b) Guru juga sudah mulai dapat menempatkan diri sebagai motivator dan fasilitator.

c) Guru lebih banyak berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan bagi siswa yang kurang paham.

d) Hampir semua siswa aktif dan memberikan respon yang baik pada pelajaran.

e) Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah menunjukkan ke arah yang lebih baik.

Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka peneliti hanya membatasi penelitian sampai pada putaran III. Sehingga peneliti tidak melakukan revisi maupun tindakan kelas.

Dokumen terkait