• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Tindakan

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 21-34)

4.4 Deskripsi Siklus II

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan dan observasi yang dilakukan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Dimana pada tahap pertemuan I dan pertemuan II masing-masing berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran).

a. Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada tanggal 06 April 2016 pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar mendeskripsikan posisi bulan dan

kenampakan bumi dari hari ke hari. Pada pertemuan I terdapat lima indikator pembelajaran yaitu Mengidentifikasi kenampakan benda langit, mendeskripsikan benda-benda langit yang dapat dilihat tanpa alat bantu (Matahari, Bulan dan Bintang), menyebutkan manfaat matahari, bulan dan bintang, mengidentifikasi kenampakan bulan, mengurutkan fase-fase perubahan bentuk kenampakan bulan, langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Guru melakukan manajemen kelas dengan tujuan penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa agar siswa siap untuk belajar dan untuk. Mengawali pembelajaran siswa dan guru saling mengucap salam dan berdoa. Guru mengabsen kehadiran siswa dan memeriksa kerapian berpakaian siswa, setelah itu guru melakukan apersepsi dengan siswa ditanyai “Tadi malam siapa yang melihat bulan?” dan pertanyaan kedua “Saat berangkat ke sekolah siapa saja melihat matahari terbit?”. (kembangkan kebiasaan ruang kelas) Anak-anak merasa lebih aman ketika mereka tahu apa yang mereka kerjakan dan kemana mereka akan menuju. Susunan dan rutinitas sangat membantu ketika menangani anak menyangkut konsistensi pembelajaran dan perilaku, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Setelah itu guru mengingatkan kembali kepada siswa dengan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu menggunakan model Cooperative Learning Tipe Tebak Kata.

Guru memotivasi siswa dalam belajar dan siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Semetara itu guru memutar video mengenai posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari kehari, guru dan siswa melakukan analisa tentang posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari beserta matahari. Gunakan pertanyaan untuk tujuan yang tepat – untuk menemukan– dan bukan sebagai sarana mengendalikan perilaku, seperti pertanyaan dibawah ini: “Guru bertanya jawab dengan siswa “Pernahkah kalian berpikir mengapa ada siang?” dan pertanyaan kedua “mengapa ada malam? Apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?”. Untuk memotivasi siswa, guru tidak merespons jawaban secara langsung atas pertanyaan dengan pertanyaan lain, tetapi buatlah komentar atas jawaban pertama lebih dulu.

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya. Sebagai (penghargaan dan motivasi) perilaku perlu dimodifikasi melalui penghargaan, melalui penghargaan ekstrinsik seperti sticker, poin, dan kemudian beralih ke penghargaan intrinsik seperti memuji seseorang dan mengerjakan pekerjaan karena mereka ingin mengerjakannya. Setelah anak yang berinisiatif mengemukakan pendapatnya, guru memberi sticker Bintang yang sudah disiapkan. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sebagai elaborasi (memonitor) umpan balik dapat menjadi sarana memonitor pembelajaran siswa dan harus memberikan komentar mengenai apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus dicapai serta apakah siswa pada jalur yang tepat.

Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan simulasi tentang materi yang telah dijelaskan. Guru menyiapkan bando dan gambar yang akan digunakan untuk permainan tebak kata. Dua orang siswa akan melakukan permainan tebak kata di depan kelas, salah satu siswa menggunakan bando yang akan diselipkan gambar tentang kenampakan benda langit (matahari, bulan, bintang), dan seorang teman yang berada didepan siswa yang menggunakan bando akan membacakan soal serta memberi kode mengenai

gambar yang diselipkan di atas bando. Siswa yang menggunakan bando berusaha menjawab tebakan temannya. Apabila jawabannya tepat (sesuai gambar yang diselipkan diatas bando) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah pada kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya. Setelah satu babak, permainan dilanjutkan kepada siswa berikutnya. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan siswa.

Guru membimbing siswa pada saat pengerjaan tugas. Sebagai konfirmasi guru memberi penguatan terhadap materi yang telah didiskusikan setelah itu guru dan siswa membahas bersama-sama hasil diskusi. Guru membimbing siswa tentang materi posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Siswa secara mandiri mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru mengklarifikasi jawaban siswa dan kemudian menjelaskan kembali tentang posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, Guru bersama siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang baru dipelajari dan guru bersama siswa menyimpulkan bahwa posisi bulan dan bumi melakukaan perubahan dari hari ke hari, serta manfaat matahari, bulan dan bintang dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru bersama siswa berdoa dan mengucap salam menutup pelajaran.

b. Pertemuan II

Pertemuan II pada siklus II merupakan lanjutan dari pertemuan I dengan melanjutkan materi berikutnya. Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 08 April 2016 pad amata pelajaran IPA dengan menyampaikan 5 indikator pembelajaran yaitu mengidentifikasi kenampakan benda langit, mendeskripsikan benda-benda langit yang dapat dilihat tanpa alat bantu

(Matahari, Bulan dan Bintang), menyebutkan manfaat matahari, bulan dan bintang, mengidentifikasi kenampakan bulan, mengurutkan fase-fase perubahan bentuk kenampakan bulan, langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Guru mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk belajar setelah itu untuk mengawali pembelajaran siswa dan guru saling mengucap salam dan berdoa. Guru mengabsen kehadiran siswa dan memeriksa kerapian berpakaian siswa. Setelah itu guru bertanya kepada siswa tentang mengulas sedikit materi sebelunya tentang deskripsi posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. “Guru meminta siswa menyebutkan kembali benda-benda langit, posisi bulan, posisi bumi dari hari ke hari itu apa saja”. Stelah itu, guru memantapkan siswa dengan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Tebak Kata.

Kegiatan Inti

Guru memotivasi siswa dalam belajar dan siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. Semetara itu guru memutar video mengenai posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari kehari, guru dan siswa melakukan analisa tentang posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari beserta matahari. Gunakan pertanyaan untuk tujuan yang tepat – untuk menemukan– dan bukan sebagai sarana mengendalikan perilaku, seperti pertanyaan dibawah ini: “Guru bertanya jawab dengan siswa “Pernahkah kalian berpikir mengapa ada siang?” dan pertanyaan kedua “mengapa ada malam? Apa manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?”. Untuk memotivasi siswa, guru tidak merespons jawaban secara langsung atas pertanyaan dengan pertanyaan lain, tetapi buatlah komentar atas jawaban pertama lebih dulu.

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya. Sebagai (penghargaan dan motivasi) perilaku

perlu dimodifikasi melalui penghargaan, melalui penghargaan ekstrinsik seperti sticker, poin, dan kemudian beralih ke penghargaan intrinsik seperti memuji seseorang dan mengerjakan pekerjaan karena mereka ingin mengerjakannya. Setelah anak yang berinisiatif mengemukakan pendapatnya, guru memberi sticker Bintang yang sudah disiapkan.

Guru melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sebagai elaborasi (memonitor) umpan balik dapat menjadi sarana memonitor pembelajaran siswa dan harus memberikan komentar mengenai apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus dicapai serta apakah siswa pada jalur yang tepat. Siswa dan guru melakukan tanya jawab dan simulasi tentang materi yang telah dijelaskan. Guru menyiapkan bando dan gambar yang akan digunakan untuk permainan tebak kata. Dua orang siswa akan melakukan permainan tebak kata di depan kelas, salah satu siswa menggunakan bando yang akan diselipkan gambar tentang kenampakan benda langit (matahari, bulan, bintang), dan seorang teman yang berada didepan siswa yang menggunakan bando akan membacakan soal serta memberi kode mengenai gambar yang diselipkan di atas bando. Siswa yang menggunakan bando berusaha menjawab tebakan temannya. Apabila jawabannya tepat (sesuai gambar yang diselipkan diatas bando) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarah pada kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya. Setelah satu babak, permainan dilanjutkan kepada siswa berikutnya. Guru memberi pengarahan tentang kegiatan diskusi yang akan dilaksanakan siswa.

Guru membimbing siswa pada saat pengerjaan tugas. Sebagai konfirmasi guru memberi penguatan terhadap materi yang telah didiskusikan setelah itu guru dan siswa membahas bersama-sama hasil diskusi. Guru membimbing siswa tentang materi posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Siswa secara mandiri mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi dari pembelajaran yang sudah dilakukan. Guru mengklarifikasi jawaban siswa dan kemudian menjelaskan kembali tentang

posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.

Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, Guru bersama siswa membuat rangkuman materi pelajaran yang baru dipelajari dan guru bersama siswa menyimpulkan bahwa posisi bulan dan bumi melakukaan perubahan dari hari ke hari, serta manfaat matahari, bulan dan bintang dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan penguatan positif bagi siswa. Setelah itu guru bersama siswa berdoa dan mengucap salam menutup pelajaran.

4.4.3 Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan difokuskan pada kegiatan pembelajaran yang ditekankan pada penerapan model pembelajaran

Cooperative Learning untuk melihat aspek keaktifan siswa selama kegiatan

pembelajaran siklus II melalui bantuan observer.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh hasil rekapan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II. Keaktifan siswa pada pembelajaran siklus II sudah mengalami peningkatan. Keaktifan siswa terdestribusi dalam berbagai indikator. Semua siswa sudah melakukan aktivitas belajar sesuai indikator. Dari distribusi setiap indikator akan dijumlahkan skornya yang kemudian akan diperoleh rata-rata keaktifan siswa dari pertemuan I dan pertemuan II secara klasikal. Berdasarkan distribusi jumlah skor keaktifan yang diperoleh siswa dapat diketahui pencapaian keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II dan dikategorikan menjadi 5 skor keaktifan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 19

Hasil Keaktifan Siswa Siklus II

No Keterangan Rentang Skor Keaktifan Kualitas Keaktifan Frekuensi Prosentase (%) 1 Sangat kurang 0-7 1 0 0% 2 Kurang 8-10 2 0 0% 3 Cukup 10-15 3 0 0% 4 Baik 15-20 4 0 0% 5 Baik Sekali 20-25 5 22 100% Jumlah 22 100 Rata-rata 25 Sor Maksimum 25 Skr Minimum 20

Berdasarkan hasil tabel 4.10 hasil keaktifan siswa pada siklus II secara keseluruhan siswa masuk aktif dalam kategori baik sekali sebanyak 22 siswa dengan prosentase 100%, tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori baik dengan prosentase 0%, tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori cukup dengan prosentase 0%, dan tidak terdapat siswa dalam kategori kurang dengan prosentase 0%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6

Diagram Hasil Keaktifan Siswa Siklus II

Berdasarkan gambar 4.8 diagram hasil keaktifan siswa pada siklus II secara keseluruhan siswa yang berjumlah 22 yang termasuk pada rentang skor keaktifan 20-25 dalam kategori baik sekali dengan prosentase 100%, tidak terdapat siswa yang mendapatkan rentang skor keaktifan 15-20 dalam kategori baik 0%. Tidak terdapat siswa yang mendapatkan rentang skor keaktifan 10-15 dalam kategori cukup dengan prosentase 0%, dan tidak terdapat siswa termasuk pada kategori kurang dengan rentang skor keaktifan siswa 8-10 dengan prosentase 0%, dan terakhir juga tidak terdapat siswa masuk pada kategori kurang dengan rentang skor 0-7 dengan prosentase 0%. 4.4.4 Hasil Belajar Siklus II

Setelah setiap kegiatan pembelajaran pada siklus II selesai sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Tebak Kata yaitu dengan adanya tes evaluasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dari hasil rata-rata tes evaluasi pada pembelajaran pertemuan I dan pertemuan II dapat diketahui nilai yang diperoleh siswa. Berdasarkan

0 5 10 15 20 25 0-7 8_10 10_15 15_20 20_25 F re k u en si

Rentang Skor Keaktifan

destribusi nilai yang dipeorleh siswa dapat diketahui pencapaian hasil belajar siswa pada tes evaluasi siklus II dan dikategorikan menjadi 4 rentang nilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.

Tabel 20

Distribusi Tes Evaluasi Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase (%) Keterangan 1 60-64 1 6% Tidak tuntas 2 65-69 0 0% Tuntas 3 70-74 3 10% Tuntas 4 75-79 4 15% Tuntas 5 80-84 5 25% Tuntas 6 85-89 5 25% Tuntas 7 90-94 2 9.5% Tuntas 8 95-99 2 9.5% Tuntas Jumlah Rata-rata Nilai Maksimum Nilai Minimum 22 100% 82.22 95 60

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa tes evaluasi pada siklus II menunjukan hasil rata-rata yang diperoleh 82.22%. Masih terdapat 1 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ≤65 dengan persentase 6%. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-69 dengan prosentase 0%, ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70-74 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 75-79 sebanyak 4 siswa dengan prosentase 15%, terdapat siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 80-84 sebanyak 5 siswa dengan prosentase 25%, juga terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 85-89 dengan prosentase 25%. Siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 90-94 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 9.5%, serta siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 95-99 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 9.5%. nilai tertinggi yang diperoleh sisa pada pembelajaran siklus II adalah 95 dan nilai terendah pada pembelajaran siklus II adalah 60.

Untuk lebih jelasnya destribusi tes evaluasi siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini:

Gambar 4.7

Distribusi Tes Evaluasi Siklus II

Berdasarkan gambar 4.9 diagram distribusi evaluasi siklus II dapat dilihat terdapat satu siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ≤65 dengan prosentase 6%. Tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 65-69 dengan prosentase 0%. Terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70-74 dengan prosentase 10%, siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 75-79 sebanyak 4 siswa dengan persentase 15%. Siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 80-84 sebanyak 5 siswa dengan prosentase 25%, juga terdapat siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 85-89 sebanyak 5 siswa dengan prosentase 25%, juga terdapat 90-94 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 9.5%, serta ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 95-99 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 9.5%. Dari data distribusi hasil evaluasi pada siklus II dapat dilihat ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada tabel 4.12 berikut ini.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99 F re k u en si Rentang Nilai

Tabel 21

Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Dari tabel 4.12 ketuntasan belajar siswa pada siklus II menunjukan bahwa hampir seluruh siswa yang berjumlah 22 mendapatkan nilai ≥ 65 dan masuk dalam kategori tuntas dengan prosentase 95% ketuntasan, hanya ada satu siswa yang masuk dlaam kategori tidak tuntas dengan prosentase 5%. Dari distribusi ketuntasan belajar siswa pada siklus II, bila digambarkan dalam bentuk diagram makan tampak ketuntasan belajar siswa pada gambar 4.8 berikut ini:

Gambar 4.8

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Gambar 4.8 diagram ketuntasan belajar siswa pada siklus II menunjukan bahwa 95% siswa atau sebanyak 21 siswa mendapatkan nilai ≤ 65 dan masuk dalam kategori tuntas. Terdapat satu siswa yang masuk pada

95% 5%

Tuntas Tidak Tuntas No Ketuntasan Belajar Frekuensi Prosentase (%)

1 Tuntas ≥ 65 21 95 %

2 Tidak Tuntas ≤ 65 1 5%

kategori tidak tuntas dengan mendapatkan nilai ≤65 atau dengan prosentase 5%.

4.4.5 Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti setelah dilaksanakannya tindakan terkait dengan penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning Tipe Tebak Kata, guru sebagai kolaborator dan sebagai observer

untuk melihat tingkat keaktifan siswa, sedangkan penulis sebagai observer pertama. Setelah dilihat kembali apakah tindakan yang dilaksanakan dapat menghasilkan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Berdasarkan observasi pembelajaran Cooperative Learning Tipe Tebak Kata sangat baik. Pembelajaran sudah maksimal. Dalam pembelajaran Siklus II sudah disampaikan tujuan pembelajaran dan yang menjadi kekurangan pada pembelajaran sebelumnya yaitu siklus I. Penjelasan materi sudah dapat mendorong siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa yang di pembelajaran siklus I masih ada yang pasif sudah terjadi peningkatan, dan bisa menyanggah saat pembelajaran berlangsung yang kurang sesuai dengan pemikiran siswa itu sendiri. Pada pembelajaran siklus II dengan menggunakan model

Cooperative Learning Tipe Tebak Kata terjadi peningkatan keaktifan siswa.

Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi siswa yang menunjukan semua aspek keaktifan siswa sudah masuk dalam kategori sangat aktif. Kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. Kebingungan siswa pada kegiatan pembelajaran sudah tidak ada. Ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Learning Tipe Tebak Kata pada siklus II siswa sudah tidak malu-malu lagi

saat bermain tebak kata, dan tidak pasif lagi. Saat bermain peran sudah mulai berinisiatif memberikan kode kepada temannya agar bisa menjawab, dan pada saat konfirmasi siswa sudah mulai percaya diri mengemukakan pendapat mendeskripsikan materi yang sudah dipelajari dengan diransang

reward sticker! siswa berantusias mengeluarkan pendapat. Siswa juga sudah bisa saling bekerja sama, bertukar pendapat, dan saling membantu untuk memahami materi. Peningkatan keaktifan siswa bukan hanya terlihat pada saat permainan tebak kata sudah bisa memberi kode agar teman bisa menebak materi yang dimaksud akan tetapi siswa juga terlihat saat siswa berinteraksi dengan guru seperti menjawab pertanyaan dari guru mengenai hal yang belum dipahami dan menjawab pertanyaan dari guru tanpa rasa malu dan takut serta menjawab dengan jelas.

Dapat disimpulkan melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Tebak Kata yang diterapkan pada siklus II aktivitas dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat meningkat. Selain kekatifan dan aktivitas, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan karena melalui model Cooperative Learning Tipe Tebak Kata siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Dalam mengerjakan tes evaluasi siklus II siswa tidak mengalami kesulitan karena mereka sudah memahami tentang materi yang diujikan terlebih lagi karena materi sudah diingat saat dicantumkan dalam permainan tebak kata tersebut.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 21-34)

Dokumen terkait