• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan merupakan kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur.

31 3. Pengamatan

Pengamatan dalam PTK mempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam pengamatan. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan, modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.

3.2 Setting Penelitian 1) Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Cahaya Nur yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman no 54, Barongan, Kudus, Jawa Tengah.

2) Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa SD Cahaya Nur tahun pelajaran 2013/2014 kelas VA yang berjumlah 32 siswa. Terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

32 3) Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur tahun pelajaran 2013/2014. 4) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Juli 2013 sampai Maret 2014

3.3 Rencana Tindakan

Rencana tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus pertama dan siklus kedua mengunakan pendekatan PMRI. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi atau tes secara tertulis.

3.3.1 Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Cahaya Nur

b. Melakukan observasi terhadap siswa kelas VA SD Cahaya Nur untuk mengetahui keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

c. Identifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa relative rendah untuk mata pelajaran matematika. d. Menganalisis masalah belajar siswa.

e. Menyusun dan menyiapkan instrumen pembelajaran (Silabus, RPP, bahan ajar)

33 f. Menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan minat, pedoman wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi dan instrumen penilaian).

g. Mempersiapkan sarana pendukung kegiatan pembelajaran di kelas, seperti: media pembelajaran

3.3.2 Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

3.3.2.1Siklus I

Siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap pertemuan dialokasikan 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

2) PelaksanaanTindakan  Pertemuan I

a) Siswa melihat video tentang mencari volume kubus menggunakan alat peraga kubus satuan.

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume kubus dengan menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus satuan secara berkelompok.

34 e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

h) Siswa mengerjakan evaluasi.  Pertemuan II

a) Guru memberikan permasalahan mengenai penggunaan rumus volume kubus dengan peraga kubus dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa.

b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi. 3) Pengamatan

Pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan

35 dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Pengamat mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan diubah ke dalam bentuk presentase. Untuk mengubah turus ke dalam bentuk presentase ialah dengan menjumlah turus setiap indikator kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan 100. Setelah diperoleh dalam bentuk persen, maka dibandingkan dengan kondisi awal indikator keaktifan dan target capaian yang diharapkan. Pada kondisi awal juga dilakukan cara yang sama untuk memperoleh data tersebut. Jika sudah mencapai target yang diinginkan maka dikatakan terjadi peningkatan keaktifan.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I, mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan yang dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan pada siklus ke II berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

3.3.2.2Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap pertemuan dialokasikan 2 JP.

36 1) PerencanaanTindakan

Refleksi yang dilakukan berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran di diklus II. Peneliti menyusun Silabus, RPP, LKS, dan Bahan Ajar dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi di siklus I serta mendalaminya. 2) Pelaksanaan

 Pertemuan I

a) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang “bangun ruang apakah kelasmu ini?”

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume balok dengan menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal mencari volume balok menggunakan alat peraga kubus satuan secara berkelompok. d) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

i) Siswa mengerjakan evaluasi  Pertemuan II

a) Guru memberikan permasalahan mengenai penggunaan rumus volume balok dengan bangun ruang yang ada disekitar siswa.

37 b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga balok

dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi. 3) Pengamatan

Pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Pengamat mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan diubah ke dalam bentuk presentase.

Untuk mengubah turus ke dalam bentuk presentase ialah dengan menjumlah turus setiap indikator kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan 100. Setelah diperoleh dalam bentuk persen, maka dibandingkan dengan siklus I indikator keaktifan dan target capaian yang diharapkan. Jika sudah mencapai target yang diinginkan maka dikatakan terjadi peningkatan keaktifan.

38 4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus II, mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan yang dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Menentukan apakah siklus perlu dilanjutkan atau tidak.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dilakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar akan dilakukan dengan tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Tabel 3.1: Peubah dan instrumen penelitian keaktifan dan prestasi belajar

No Peubah Instrumen Data Pengumpulan instrumen

1 Keaktifan a. Aktif dalam mengajukan pertanyaan b. Aktif dalam menjawab pertanyaan masalah c. Aktif dalam memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru d. Aktif dalam Jumlah siswa yang terlibat Pengamatan Lembar pengamatan keaktifan

39 melakukan tugas

e. Mencatat tugas yang diberikan. 2 Prestasi belajar a. Rata-rata nilai ulangan b. Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM

Nilai Tes Soal Tes

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 instrumen yaitu non tes dan tes. Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Non tes

Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar pengamatan untuk menilai keaktifan belajar siswa. Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan. Berikut ini tabel lembar penilaian keaktifan belajar siswa:

3.2: Tabel Lembar Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

No. Siswa Indikator Keaktifan Jml

1 2 3 4 5 6 7 1. A 2. B 3. C 4. D 5. F 6. G 7. H 8. I 9. J 10. K 11. L 12. Dst Jumlah setiap Indikator

Jumlah Siswa Aktif Jumlah Siswa Cukup Aktif Jumlah Siswa Kurang Aktif

40 Keterangan indikator keaktifan:

No. Bagian yang dinilai dalam keaktifan

1. Siswa menanyakan kesulitan yang di alaminya kepada guru 2. Siswa aktif bertanya saat melakukan kegiatan berdiskusi 3. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

4. Siswa aktif menjawab saat melakukan kegiatan berdiskusi 5. Siswa serius/ berkonsentrasi penuh pada saat memperhatikan

penjelasan guru

6. Siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan 7. Siswa membuat catatan pekerjaannya di buku

Tabel 3.3: Kriteria Hasil Penilaian Keaktifan

Rentang Skor Kriteria

6 – 7 Aktif

4 – 5 Cukup Aktif

2 – 3 Kurang Aktif

0 – 1 Tidak Aktif

Sumber: Masidjo, hal. 67 2) Tes tertulis

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal setiap siklusnya. Tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Peneliti mengembangkan sendiri soal pilihan ganda ini dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes tertulis siklus I dan siklus II:

Tabel 3.4: Kisi-kisi soal evaluasi siklus I

Indikator Kriteria tingkat kesukaran

Mudah sedang sukar

1. Menghitung volume kubus. 2. Memahami penggunaan rumus

volume kubus.

1,6,7,8,10,12 2,3,4,5,9,11,13, 14,15,16,17

41 Tabel 3.5: Kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Indikator Kriteria tingkat kesukaran

mudah sedang sukar

1. Menghitung volume balok. 2. Memahami penggunaan rumus

volume balok 1,2,3,4,7,8, 10,11,12 5,6,9,13,14,15, 16,17 18,19,20

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masidjo, 1995: 59). Kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti mengobservasi dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan yang sudah disiapkan.

3.5.2 Tes

Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis yang dilaksanakan disetiap akhir siklus I dan siklus II untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata Matematika operasi hitung penjumlahan pecahan. 3.5.3 Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa setelah siklus telah berakhir. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana pendapat mereka mengenai penggunaan pendekatan PMRI

42 pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok. Berikut ini adalah tabel lembar wawancara siswa dan guru sebagai berikut:

Tabel 3.6: Pedoman Wawancara Siswa

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana perasaan anda ketika pembelajaran

diadakan secara berkelompok? mengapa?

2. Apakah anda ikut mengeluarkan pendapat dalam kelompok saat pembelajaran berlangsung? 3.

Apakah anda menghargai pendapat teman satu kelompokmu dengan cara mendengarkan pendapat atau ide temanmu saat pembelajaran berlangsung? 4. Apakah anda antusias melakukan kegiatan belajar

dalam kelompok?

5.

Apakah anda sering bertanya kepada peneliti tentang permasalahan yang anda tidak mengerti saat pembelajaran berlangsung?

6.

Apakah anda merasa terbantu dalam mempelajari pokok bahasan mencari volume kubus dan balok dengan pedekatan PMRI? Mengapa?

Tabel 3.7: Pedoman Wawancara Guru

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.

Apakah siswa nampak senang mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pemdekatan PMRI? Apa alasannya?

2.

Apakah siswa nampak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan PMRI? Alasannya?

3.

Apakah siswa nampak tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran matematika yang diajarkan menggunakan pendekatan PMRI? Alasannya?

4.

Apakah siswa nampak ikut terlibat penuh mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI? Berilah contohnya?

43 3.6 Validitas dan reabilitas Instrumen Penelitian

3.6.1 Validitas instrumen penelitian

Menurut (Surapranata 2004: 50) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas memiliki beberapa bentuk yang akan dijelaskan di bawah ini.

Bentuk-bentuk validitas menurut (Surapranata 2004: 50): a) Validitas isi (content validity)

Validitas isi sering disebut sebagai validitas kurikulum. Validitas isi mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. b) Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid jika sesuai dengan konstruksi teoritik di mana tes itu dibuat.

c) Validitas Prediksi (Prediktive validity)

Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas prediksi jika memiliki kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

d) Validitas konkruen (concurrent validity)

Validitas konkruen dikenal sebagai validitas empiris. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas konkruen apabila hasilnya sesuai dengan pengalaman.

44 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Validitas-validitas yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh melalui expert judgement, yaitu dikonsultasikan kepada ahli kemudian ditempuh secara empiris. 3.6.2 Validitas Instrumen Observasi

Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan keaktifan siswa. Validitas instrumen observasi ini akan dilakukan dengan expert judgement (konsultasikan kepada ahli). Hasil perhitungan validasi instrument observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8: Hasil perhitungan validasi instrumen lembar pengamatan Ahli Hasil Penilaian Rata-rata

Dosen Psikologi USD 4,40

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,60 Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,60

Rata-rata 4,53

Tabel 3.9: Kriteria validasi instrumen observasi

Rentang Skor Kriteria

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Sumber: Masidjo, hal. 67

Dari hasil perhitungan validasi instrumen pengamatan di atas, diperoleh skor rata-rata 4,53 maka instrumen observasi tersebut masuk dalam kriteria baik. Berdasarkan kriteria tersebut, maka instrumen pengamatan tersebut layak untuk digunakan penelitian.

45 3.6.3 Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP, LKS dan bahan ajar. Validitas perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan expert judgement (konsultasikan kepada ahli atau dosen pembimbing). Perhitungan validasi perangkat pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10: Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran No. Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata 1. Silabus Dosen Matematika 1 USD 3,67

Dosen Matematika 2 USD 4,44

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,67 Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,78

Rata-rata 4,39

2. RPP Dosen Matematika 1 USD 3,71

Dosen Matematika 2 USD 4,38

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,86 Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,90

Rata-rata 4,46

3. LKS Dosen Matematika 1 USD 3,75

Dosen Matematika 2 USD 4,5

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 5 Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,75

Rata-rata 4,5

4. Bahan Ajar Dosen Matematika 1 USD 3,8

Dosen Matematika 2 USD 3,6

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 5 Guru Kelas V SD Cahaya Nur 5

Rata-rata 4,35

Rata-rata Total 4,43

Tabel 3.11: Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran Rentang Skor Kriteria

4,2 – 5 Baik Sekali 3,4 – 4,1 Baik 2,6 – 3,3 Cukup

1,8 - 2,5 Kurang

1 – 1,7 Kurang Sekali Sumber: Masidjo, hal. 67

46 Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran pada halaman 45 diperoleh skor rata-rata 4,43 maka perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kriteria baik sekali. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perangkat pembelajaran tersebut layak untuk digunakan penelitian.

3.6.4 Validitas Instrumen Soal

Masidjo (1995: 242) mengatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Arief Furchan (2010: 293) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas soal ini diuji cobakan pada siswa kelas VI SD Kanisius Kudus sebanyak 33 siswa, karena siswa kelas ini sudah mempelajari materi menghitung volume kubus dan balok. Soal ini berupa pilihan ganda yang terdiri dari 40 soal untuk siklus I dan 40 soal untuk siklus II. Adapun penyekorannya adalah sebagai berikut: Skor pilihan ganda: Benar = 1 Salah = 0

Setelah validitas soal diujikan di lapangan, hasilnya kemudian dihitung dengan menggunakan program SPSS 17,0 agar pengukurannya lebih cepat dan efisien. Pada uji validitas jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir soal tersebut dikatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid. Berdadarkan hasil validitas soal yang terdiri dari 40 soal pilihan ganda siklus I dan II, pada siklus I terdapat 21 soal

47 yang valid dari 40 soal.Pada siklus II terdapat 20 soal yang valid dari 40 soal. Hasil validitas soal dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 138 dan 140.

3.6.5 Reliabilitas

Masidjo (1995: 209) reabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Pada penelitian ini, reliabilitas ditempuh dengan menggunakan program SPSS 17,0. Kemudian dibandingkan dengan kriteria reliabilitas suatu instrument. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12: Kriteria Kualifikasi Reabilitas Instrument Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,20 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah Sumber: Masidjo halaman 209

“Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga Cronbach Alpha> 0,60” (Nunnaly dalam Ghozali, 2009: 46). Pada tabel 3.12 menunjukkan harga Cronbach’s Alpha untuk soal pilihan ganda siklus I sebesar 0,941 dan soal pilihan ganda siklus II sebesar

48 0,936. Hal tersebut menunjukkan bahwa 21 item soal pilihan ganda siklus I dan 20 soal pilihan ganda siklus II tersebut mendapatkan kualifikasi sangat tinggi, dan reliabel sehingga layak dijadikan sebagai instrumen pengumpul data. Hasil reabilitas dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 142. Item soal pilihan ganda siklus I yang valid diambil 20 item dijadikan instrumen penelitian pada akhir siklus I. Sedangkan soal pilihan ganda siklus II diambil 20 item untuk instrumen penelitian pada akhir siklus II.

3.7 Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif untuk menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan. Analisis data deskriptif ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

3.7.1 Kriteria keberhasilan

Kriteria keberhasilan yang telah dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13: Kriteria Keberhasilan Kreativitas Belajar Siswa

No Peubah Indikator Kondisi

Awal (%)

Kondisi pada Akhir Siklus (%)

I II

1 Keaktifan Persentase rata-rata keaktifan siswa 22% 35% 45% 2 Prestasi

Belajar

1. Rata-rata nilai ulangan 68,41 70,00 75,00

2. Jumlah siswa yang memenuhi KKM

49 3.7.2 Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa

a. Keaktifan

Data keaktifan siswa diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi berupa persentase siswa yang mencapai pernyataan pada lembar pengamatan keaktifan. Cara menghitung peningkatan keaktifan siswa berdasarkan hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menghitung persentase keaktifan awal siswa dengan cara menghitung jumlah siswa yang mencapai pernyataan dalam lembar pengamatan keaktifan pada pengamatan pertama dan pengamatan ke dua dengan rumus:

2) Membandingkan persentase keaktifan awal dengan persentase keaktifan siklus I dan membandingkan persentase keaktifan siklus I dengan persentase keaktifan siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan persentase keaktifan siswa.

b. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil soal evaluasi yang diberikan peneliti pada setiap akhir siklus. Langkah-langkah penskoran soal evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:

50 1. Penskoran nilai

Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0

2. Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa 3. Menghitung nilai siswa dengan rumus:

4. Menghitung nilai akhir siswa dengan rumus:

Nilai Akhir = nilai afektif + nilai psikomotorik + nilai kognitif = (15% x ...) + (15% x …) + (70% x …)

= ....

5.Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

6. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus

Persentase =

7. Membandingkan persentase ketuntasan belajar siswa kondisi awal dengan siklus I dan siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan prestasi belajar atau tidak.

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini peneliti membahas dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian akan dibahas tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Pada bagian pembahasan akan dibahas mengenai kualitas proses dan hasil pembelajaran.

4.1Deskripsi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tanggal 11 November 2013 – 21 November 2013. Setiap siklus dengan waktu 2 x 40 menit setiap pertemuan. Deskripsi penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan Siklus I penelitian dibagi menjadi empat tahap yaitu: perencanaan siklus I, pelaksanaan siklus I, pengamatan siklus I, dan refleksi siklus I.

4.1.1.1 Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti membagi siklus I menjadi 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Senin 11 November 2013 dan Kamis 14 November 2013. Setiap pertemuan waktu yang digunakan 2 jam pelajaran atau 2 x 40 menit.

Tahap perencanaan siklus I ini, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran, perangkat penelitian, dan target untuk mencapai indikator

52 dari keaktifan belajar dan indikator prestasi belajar. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa, dan soal evaluasi. Perangkat penilaian berupa lembar observasi tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum melakukan peneliti juga melakukan diskusi kepada guru kelas. Hasil diskusi dengan guru kelas ini adalah peneliti bertindak sebagai observer, dan guru kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

4.1.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang dilakukan di ruang kelas VA SD Cahaya Nur. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 11 November 2013 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dengan materi menghitung volume kubus dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

Sebelum masuk kemateri, siswa diminta memperhatikan guru yang menjelaskan tentang perbedaan antara persegi dan kubus dengan mengunakan karton yang berbentuk persegi dan kayu yang berbentuk kubus secara singkat. Dalam kegiatan inti, Siswa dibagi menjadi 8

Dokumen terkait