• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah."

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus tentang materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI semester gasal tahun pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan tes tertulis, pengamatan keaktifan, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keaktifan belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 22% siswa yang aktif. Pada siklus I telah meningkat menjadi 31%. Pada siklus II penelitian ini berhasil meningkat menjadi 51%. Sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 68,41. Pada siklus I telah meningkatkan rata-rata prestasi belajar siswa menjadi sebesar 75,59. Pada siklus II penelitian ini, berhasil meningkatkan rata-rata kelas menjadi 86,16. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan naiknya dari kondisi awal 41% ke siklus I mencapai 59% dan meningkat menjadi 86% pada akhir siklus II.

(2)

ABSTRACT

THE INCREASING OF STUDENTS’ ACTIVITY AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS LEARNING USING PMRI APPROACH

FOR VA GRADE OF SD CAHAYA NUR KUDUS CENTER JAVA

The purpose of this research is to know the increasing of students’ activity

and students’ learning achievement for VA grade students of SD Cahaya Nur

kabupaten Kudus about measuring cube and balok using PMRI approach in the odd semester 2013/2014.

The genre of this research is class research activity. The subject of the research was the VA grade students of SD cahaya Nur kabupaten Kudus in odd semester 2013/2014. If consists of 32 students. The research was done in two cycles. Every cycle consisted of planning, implementing, observing and reflecting. The data were collected/gathered by using written test, observing the activity and interview. Then, the data analized in qualitative descriptive.

The prosentage of students learning activity before the research was 22% of the students were active. In the first cycle, increasing into 31%. And the seconf cycle, the achievement increased into 51%, and it was succed. The average of the score of the students achievement before the research is 68,41. In the first cycle increased into 75,59. In the second cycle succed, the score increased 86,16. The increasing of the students achievement was syimbolized by increasing the students achievement in the first cycle was 41% then into 59% and increased 86% in the end of the second cycle.

(3)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Leonardus Gangga Setiyanto NIM. 091134034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)

iii

(6)

iv

PERSEMBAHAN dan MOTO

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus juru selamatku, Bunda Maria teladan dan

penolongku, Santo Leonardus pelindungku.

 Ayahku Nicolaus Tujiyantono dan Ibuku Yuliana Sarjiyem.

 Kakakku Nicodemus Yordan Adheyanto dan Brigita Krisnilasari

Yulianto.

 Simbah Putri Maria Daliyah.

 Sahabat-sahabatku

 Almamaterku.

Moto:

Keberhasilan bukan untuk diramalkan, tetapi untuk dibangun.

(Mario Teguh)

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk

merancang. (William J. Siegel)

Kerjakanlah, Wujudkanlah, Raihlah cita-citamu dengan

(7)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya oeang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 10 Maret 2014 Penulis

(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Leonardus Gangga Setiyanto

NIM : 091134034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkajian data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 10 Maret 2014 Yang menyatakan

(9)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus tentang materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI semester gasal tahun pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan tes tertulis, pengamatan keaktifan, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keaktifan belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 22% siswa yang aktif. Pada siklus I telah meningkat menjadi 31%. Pada siklus II penelitian ini berhasil meningkat menjadi 51%. Sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 68,41. Pada siklus I telah meningkatkan rata-rata prestasi belajar siswa menjadi sebesar 75,59. Pada siklus II penelitian ini, berhasil meningkatkan rata-rata kelas menjadi 86,16. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan naiknya dari kondisi awal 41% ke siklus I mencapai 59% dan meningkat menjadi 86% pada akhir siklus II.

(10)

viii ABSTRACT

THE INCREASING OF STUDENTS’ ACTIVITY AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS LEARNING USING PMRI

APPROACH FOR VA GRADE OF SD CAHAYA NUR KUDUS CENTER JAVA

The purpose of this research is to know the increasing of students’ activity and students’ learning achievement for VA grade students of SD Cahaya Nur kabupaten Kudus about measuring cube and balok using PMRI approach in the odd semester 2013/2014.

The genre of this research is class research activity. The subject of the research was the VA grade students of SD cahaya Nur kabupaten Kudus in odd semester 2013/2014. If consists of 32 students. The research was done in two cycles. Every cycle consisted of planning, implementing, observing and reflecting. The data were collected/gathered by using written test, observing the activity and interview. Then, the data analized in qualitative descriptive.

The prosentage of students learning activity before the research was 22% of the students were active. In the first cycle, increasing into 31%. And the seconf cycle, the achievement increased into 51%, and it was succed. The average of the score of the students achievement before the research is 68,41. In the first cycle increased into 75,59. In the second cycle succed, the score increased 86,16. The increasing of the students achievement was syimbolized by increasing the students achievement in the first cycle was 41% then into 59% and increased 86% in the end of the second cycle.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi denganjudul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas VA SD Cahaya Nur Semester Gasal. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD. 3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I.

4. Ibu Andri Anugrahana, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing II.

5. Semua dosen serta karyawan PGSD yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

6. Petugas perpustakaan USD yang membantu menyediakan sumber refrensi bagi karya ilmiah saya.

7. Suster BSL. Yohanita, PI, S.Ag. selaku kepala SD Cahaya Nur Kudus yang telah membantu dan mengijinkan saya dalam penelitian.

8. Bapak Nicolaus Tujiyantono, Ibu Yuliana Sarjiyem, Kakakku Nicodemus Yordan Adheyanto, dan Brigita Krisnilasari Yulianto yang selalu ada di saat suka dan duka, selalu mendoakan saya setiap hari, selalu memberi banyak hal selama hidupku ini.

9. Alm. Simbah Kakung dan Simbah Putri Tomo Irana, Alm. Simbah Kakung Wiryoutama yang selalu mendoakan aku, agar aku berhasil menghadapi perjalanan hidup di dunia ini. Keluarga besar Alm. Tomo Irana dan Keluarga Besar Alm. Wiryoutama yang selalu memberi dukungan serta doanya.

(12)

x

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah saya ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan dan perbaikan dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 10 Maret 2014

(13)

xi DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PRA KATA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1 Keaktifan Belajar ... 9

2.1.1.1Pengertian Keaktifan Belajar ... 9

2.1.1.2Indikator Keaktifan Belajar ... 10

(14)

xii

2.1.2 Prestasi belajar ... 12

2.1.2.1Pengertian prestasi belajar ... 12

2.1.2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 11

2.1.3 PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) ... 13

2.1.3.1Pengertian PMRI ... 13

2.1.3.2Karakteristik PMRI ... 15

2.1.3.3 Aspek Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMRI .. 17

2.1.3.4Langkah-langkah Pembelajaran PMRI ... 18

2.1.4 Hakikat Matematika ... 19

2.1.4.1Pengertian Pembelajaran Matematika ... 19

2.1.4.2Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 20

2.1.4.3Materi Volume Kubus dan Balok ... 22

2.2 Hasil Penelitian yang relevan... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 29

3.2 Setting Penelitian ... 31

3.3 Rencana Tindakan ... 32

3.3.1 Persiapan Penelitian ... 32

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 33

3.3.2.1Rencana Tindakan Siklus I ... 33

1) Rencana Tindakan ... 33

2) Pelaksanaan Tindakan ... 33

3) Pengamatan ... 34

4) Refleksi ... 35

3.3.2.2Rencana Tindakan Siklus II ... 35

1) Rencana Tindakan ... 36

2) Pelaksanaan Tindakan ... 36

(15)

xiii

4) Refleksi ... 38

3.4 Intrumen Penelitian ... 38

1. Non Tes ... 39

2. Tes Tertulis... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 41

2. Tes ... 41

3. Wawancara ... 41

3.6 Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 43

3.6.1 Validitas Instrumen Penelitian ... 43

3.6.2 Validitas Instrumen Observasi... 44

3.6.3 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 45

3.6.4 Validitas Instrumen Soal ... 46

3.6.5 Reabilitas ... 47

3.7 Analisis Data ... 48

3.7.1 Kriteria Keberhasilan ... 48

3.7.2 Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 51

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I ... 51

4.1.1.1Perencanaan Siklus I ... 51

4.1.1.2Pelaksanaan Siklus I ... 52

4.1.1.3Pengamatan Siklus I ... 54

4.1.1.4Refleksi Siklus I ... 54

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II ... 55

4.1.2.1Perencanaan Siklus II ... 55

4.1.2.2Pelaksanaan Siklus II ... 56

4.1.2.3Pengamatan Siklus II ... 58

4.1.2.4Refleksi Siklus II ... 58

(16)

xiv

4.2.1 Keaktifan Belajar Siswa ... 59

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa ... 71

4.3 Pembahasan... 75

4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa ... 75

4.3.2 Prestasi Belajar Siswa ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 80

(17)

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 3.1 Peubah dan Instumen Penelitian Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 38

Tabel 3.2 Tabel Lembar Penilaian Kektifan Belajar Siswa ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Penilaian Keaktifan ... 40

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 40

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 41

Tabel 3.6 Lembar Wawancara Siswa ... 42

Tabel 3.7 Lembar Wawancara Guru ... 42

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Lembar Pengamatan ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Instrumen Observasi ... 44

Tabel 3.10 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 3.11 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 3.12 Kriteria Kualifikasi Reabilitas Instrumen ... 47

Tabel 3.13 Kriteria Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 48

Tabel 4.1 Tabel Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 63

Tabel 4.2 Tabel Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II... 65

Tabel 4.3 Tabel Rangkuman Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan II... 66

Tabel 4.4 Tabel Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 71

Tabel 4.5 Tabel Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 72

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu ... 26 Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis & MC. Tagart ... 30 Gambar 4.1 Grafik Hasil Keaktifan Belajar Siswa Setiap Indikator Siklus I dan

Siklus II ... 62 Gambar 4.2 Grafik Hasil Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan

Siklus II ... 68 Gambar 4.3 Gambar Hasil Pedoman Wawancara Siswa ... 70 Gambar 4.4 Gambar Hasil Pedoman Wawancara Guru ... 70 Gambar 4.5 Grafik Hasil Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus ... 86

Lampiran 2.RPP ... 93

Lampiran 3.LKS ... 110

Lampiran 4. Materi Mencari Kubus dan Balok ... 118

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siswa Siklus I dan Siklus II ... 122

Lampiran 6. Lembar Keaktifan Belajar Siswa ... 129

Lampiran 7. Lembar Validitas Soal Evaluasi ... 136

Lampiran 8. Lembar Reabilitas Soal Evaluasi ... 141

Lampiran 9. Hasil Evaluasi Siswa (Hasil Kognitif, Afektif, Psikomotorik) ... 143

Lampiran 10. Surat Perizinan Penelitian ... 156

Lampiran 11. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 158

Lampiran 12. Foto-Foto Penelitian ... 160

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembangnya negara untuk maju ditentukan oleh beberapa faktor

salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan mengambil peran penting dalam

proses mewujudkan kebebasan manusia sejati. Pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,

perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002 :

263). Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan bakat, kemampuan,

akal, dan budinya. Manusia dapat mengembangkan aspek yang ada didalam

dirinya secara optimal, salah satunya adalah keaktifan.

Keaktifan belajar siswa akan muncul bila ada dorongan dari dalam diri

seseorang dan komponen-komponen pendidikan yang mendukung

perkembangan keaktifan belajar seseorang. Fungsi sekolah sebagai tempat

menumbuh kembangkan keaktifan secara optimal. Mengembangan keaktifan

ada banyak cara salah satunya adalah mempelajari matematika. Matematika

adalah salah satu ilmu dasar untuk memecahkan masalah yang berkaitan

dengan kehidupan nyata. Peran matematika sangat penting bagi kehidupan

manusia. Tanpa disadari manusia menerapkan ilmu matematika dalam

kehidupan mereka seperti: penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian

(21)

2 Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di sekolah

dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut misalnya siswa, guru,

kurikulum, pengelola sekolah, sarana dan proses. Salah satu komponen yang

dapat meningkatkan pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses

pembelajaran dapat meliputi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,

metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran, yang

dapat mengembangkan keaktifan pada peserta didik.

Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai

peranan yang sangat penting. Pendidikan matematika diberikan agar anak

dapat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta memiliki

kemampuan bekerja sama (BNSP, 2006: 127). Selain itu matematika

merupakan salah satu mata pelajaran pokok di jenjang pendidikan sekolah

dasar, bahkan juga digunakan sebagai salah satu mata pelajaran untuk Ujian

Nasional (UN). Matematika bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek

dalam diri manusia yang berkaitan dengan perhitungan angka, kemampuan

menghitung dan menyelesaikan permasalahan sehari-hari dengan

menghitung. Salah satu implikasi dari hasil penelitian tentang ilmu kognitif

dalam pembelajaran matematika adalah proses pembelajaran seharusnya lebih

menekankan pada makna dan pemahaman sejak usia sekolah dasar.

Pemberian tekanan pada makna dan pemahaman tersebut untuk

mengembangkan kemampuan berpikir anak dengan tingkat yang lebih tinggi

(Suryadi, 2007: 174). Siswa dapat memahami konsep-konsep matematika

(22)

3 belajar di kelas. Dengan menerapkan pengetahuan yang didapat, siswa dapat

mengingat dalam jangka waktu yang lebih lama. Bahkan, tidak terlupakan

daripada siswa hanya duduk kelas lalu mengerjakan soal-soal saja.

Tanggal 14 Oktober 2013 peneliti melakukan pengamatan kondisi awal

keaktifan belajar siswadi SD Cahaya Nur, guru matematika mengajarnya

masih bersifat tradisional serta bersifat informatif, yaitu guru menggunakan

metode ceramah. Siswa bersifat pasif, yaitu hanya duduk, mendengarkan, dan

mencatat. Metode tersebut membuat siswa hanya membayangkan hal-hal

yang diceritakan oleh gurunya, sehingga siswa tidak memiliki keaktifan untuk

belajar, bahkan sebagian besar merasa bosan, mengantuk, dan mencari

kesibukan sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi awal keaktifan

belajar siswa tanggal 14 Oktober 2013 yang dilakukan di kelas VA SD

Cahaya Nur pada mata pelajaran matematika, terdapat 7 siswa (22% dari 32

siswa) yang mendapat kriteria cukup aktif. Siswa yang mendapat kriteria

kurang aktif sebanyak 23 siswa (72% dari 32 siswa), dan siswa yang

mendapatkan kriteria tidak aktif sebanyak 2 siswa (6% dari 32 siswa).Hal ini

membuktikan bahwa siswa kurang aktif untuk mengikuti kegiatan belajar,

memaknai pengetahuan atau bahkan menerapkan pengetahuannya kedalam

dunia nyata.

Rendahnya prestasi belajar terlihat dari daftar nilai ulangan harian siswa

yang memperoleh hasil di bawah KKM 75 pada tahun pelajaran 2011/2012

mencapai 49% atau 17 dari 35 siswa dan pada tahun pelajaran 2012/2013

(23)

4 daftar nilai ulangan harian siswa menunjukan nilai sebagian siswa masih di

bawah KKM 75 mencapai 59% (19 siswa dari 32 siswa) dan 41% (13 siswa

dari 32 siswa) yang tuntas dari KKM. Nilai rata-rata pada tahun pelajaran

2012/2013 adalah 68.41.

Pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk mengatasi

pembelajaran tradisional dan bersifat informatif tersebut, namun dalam

penelitian ini peneliti akan mencoba pendekatan PMRI yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa, dan mengajak siswa untuk memaknai

pengetahuan yang mereka dapat serta menerapkan konsep-konsep matematika

dalam kehidupan sehari-hari. Supinah (2008: 7) mengungkapkan bahwa

pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual atau realistik

memberikan peluang pada peserta didik untuk aktif mengkonstruksi

pengetahuan matematika. Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia) dalam Suryanto (2010: 37) adalah pendidikan

matematika sebagai hasil adaptasi dari realistic mathematics education yang

telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi dan kehidupan

masyarakat Indonesia.

Bertolak dari hasil latar belakang permasalahan mata pelajaran

matematika di SD Cahaya Nur kelas VA maka peneliti mengambil judul

“PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA

(24)

5 siswa meningkat sehingga siswa dapat memaknai pengetahuan dan

menerapkan konsep-konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

2. Bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

3. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya NurKudus Jawa Tengah?

4. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya

meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD

(25)

6 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD

Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

3. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD

Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

4. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD

Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Sekolah

Bagi sekolah, menjadi tambahan sumber pengetahuan terkait dengan

penelitian tindak kelas khususnya mata pelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan PMRI.

2. Guru

Bagi guru, memberikan inspirasi dalam mengajar matematika dengan

menggunakan pendekatan PMRI.

3. Siswa

Bagi siswa, mendapatkan mengalaman belajar dengan pendekatan PMRI

(26)

7 4. Peneliti

Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian

tindak kelas khususnya mata pelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan PMRI.

1.5 Pembatasan Masalah Penelitian ini terbatas pada:

1. Keaktifan belajar siswa terlihat pada hasil pengamatan keaktifan belajar

siswa pada kegiatan belajar matematika.

2. Prestasi belajar dibatasi nilai evaluasi siswa setelah melakukan kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mata pelajaran matematika kelas V

SK 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah. KD 4.1 Menghitung volume kubus dan balok.

4. Pendekataan PMRI digunakan agar pembelajaran matematika pada siswa

kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah dapat meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa.

5. Siswa SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah khususnya siswa kelas VA

yang mengalami permasalahan keaktifan dan prestasi belajar matematika

pada materi menghitung volume kubus dan balok. Peneliti akan melakukan

penelitian untuk mengatasi permasalahan keaktifan dan prestasi belajar

(27)

8 1.6 Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar matematika materi

menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur

semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang akan diatasi dengan

menggunakan pendekatan PMRI.

1.7 Batasan Pengertian

Batasan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah

1. Keaktifan belajar siswa adalah sikap aktif dalam mengajukan pertanyaan,

aktif dalam menjawab pertanyaan masalah, aktif dalam memperhatikan

hal-hal yang dijelaskan guru, aktif dalam melakukan tugas, dan aktif

dalam mencatat tugas yang diberikan.

2. Prestasi belajar adalah penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik

untuk mencapai keberhasilan individu pada bidang tertentu yang

dinyatakan dalam bentuk nilai.

3. PMRI adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran

matematika yang mengikuti realistic mathematics education (RME) yang

dikembangkan di Belanda yang memandang matematika adalah aktivitas

manusia, yang pembelajaran menyajikan masalah kontekstual untuk

(28)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori 2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/ KBBI (2002: 19) keaktifan

diartikan sebagai hal atau keadaaan dimana siswa dapat aktif. Ratmi dalam

Sihantoro (2011: 12) menyatakan keaktifan memiliki kata dasar aktif yang

berarti giat dalam belajar atau berusaha. Menurut Trinandita dalam Utami

(2010 9-10) bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan

siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudjiono (2006: 44)

menyatakan anak yang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu,

mempunyai kemampuan dan aspirasinya sendiri disebut dengan anak aktif.

Anak dapat dikatakan aktif dalam proses belajar mengajar, jika anak

mampu mengidentifikasi, merumuskan, menemukan fakta, menganalisis,

menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan para ahli, penulis menyimpulkan keaktifan

belajar siswa adalah kemapuan siswa dalam proses pembelajaran yang

mengidentifikasi, merumuskan, menemukan fakta, menganalisis,

(29)

10 belajar tidak lain untuk melatih siswa dalam meyusun dan membangun

makna atas pengalaman baru.

2.1.1.2 Indikator Keaktifan Belajar

Rohandi dalam Yulianto (2013: 7-8) menyatakan bahwa beberapa

prinsip utama dalam pembelajaran meliputi: (1) Subyek pembelajaran

adalah siswa, (b) belajar aktif dilakukan dengan cara melakukan sesuatu

yang dijadikan suatu objek persoalan yang akan ditelusuri, (c) Belajar aktif

lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang

multi arah, (d) Aktifitas siswa harus menyenangkan, menarik perhatian,

menantang untuk ditelusuri dan penuh dengan peluang untuk

mengembangkan kreatifitas (baik dalam berpikir maupun berkreasi).

Menurut Suryosubroto (2002: 71) siswa dikatakan aktif dalam

pembelajaran bila terdapat ciri-ciri sebagai berikut: (1) Siswa berbuat

sesuatu untuk memahami materi pembelajaran, (2) Pengetahuan dipelajari,

dialami, dan ditemukan oleh siswa, (3) Mencoba sendiri konsep-konsep,

(4) Siswa mengkomunikasikan hasil pikirannya. Sedangkan menurut

Dimyati & Mudjiono, (2006: 45) indikator keaktifan mencakup

diantaranya: (1) Mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, (2)

Memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, (3) Mencatat tugas yang

diberikan dan mengerjakan tugas rumah, (4) Berdiskusi dalam kelompok,

(5) Melibatkan diri dalam proses tanya jawab, (6) Terlibat dalam

(30)

11 Berdasarkan indikator-indikator yang dikemukan oleh para ahli,

peneliti merumuskan indikator keaktifan sebagai berikut: (1) Aktif dalam

mengajukan pertanyaan (2) Aktif dalam menjawab pertanyaan masalah (3)

Aktif dalam memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru (4) Aktif dalam

melakukan tugas (5) Aktif dalam mencatat tugas yang diberikan.

2.1.1.3 Cara Mengukur Keaktifan Belajar Siswa

Pada penelitian ini, keaktifan belajar siswa akan diukur

menggunakan penilaian non tes. Masidjo (1995: 59) mengemukakan

bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang

harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang kurang

distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau

hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau

kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan

anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh data tentang

keaktifan belajar siswa. Pengertian observasi menurut Zainal Arifin (2009:

153) adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis,

logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

tujuan tertentu. Peneliti juga mengisi lembar pengamatan siswa selama

melakukan kegiatan observasi. Selain menggunakan observasi, untuk

mengetahui keaktifan belajar siswa dilakukan kegiatan wawancara

(31)

12 mendukung hasil observasi keaktifan belajar siswa. Menurut Wijaya

Kusumah (2010: 77) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan

mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti.

Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat

disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap

dapat digali dengan baik.

2.1.2 Prestasi Belajar Siswa

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1996: 162) bahwa prestasi belajar adalah suatu

bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Darsono (2000: 100) menyatakan prestasi belajar siswa merupakan

perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan atau

kognitif, ketrampilan atau psikomotorik, dan nilai sikap atau afektif

sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan. Masidjo (1995: 40)

mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas,

yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran. Jadi dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan kognitif, afektif,

dan psikomotorik untuk mencapai keberhasilan individu pada bidang

tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi

(32)

13 1) Faktor internal terdiri dari faktor: faktor jasmaniah dan faktor

psikologis.

2) Faktor eksternal terdiri dari faktor: faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat.

Menurut Arikunto dalam Adheyanto (2013: 19-20) beberapa faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah:

1) Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam siswa, terdiri

dari: faktor biologis (seperti: usia, kematangan dan kesehatan), faktor

psikologis (seperti: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan

kebiasaan belajar.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa

terdiri dari: faktor manusia (baik dalam keluarga, sekolah maupun

masyarakat), faktor non manusia (seperti: alam dan lingkungan fisik)

Berdasarkan uraian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor

eksternal yang berasal dari sekitar siswa itu sendiri.

2.1.3 PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)

2.1.3.1 Pengertian PMRI

Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia)

merupakan suatu gerakan pendekatan pembelajaran maematika yang

diprakarsai oleh seorang profesor matematika dari ITB (Institut Teknik

Bandung) yaitu Prof. R.K. Sembiring (Wijaya, 2012: 3). Pendekatan

(33)

14 disenangi oleh peserta didik (Hadi, Majalah Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia, 2010). Pendidikan matematika realistik Indonesia

(PMRI) merupakan pengembangan dari realistic mathematics education

(RME) yang berasal dari Belanda. Menurut Muhsetyo dalam

Wahyuningtyas (2012: 10) RME disebut pematikaan, yaitu pembelajaran

matematika secara kontekstual, yaitu mengaitkannya dengan situasi dunia

nyata di sekitar siswa atau keadaan kehidupan sehari-hari.

Dalam majalah PMRI, Hadi (2010: 4) mengungkapkan bahwa PMRI

ini menawarkan cara mengajar matematika yang bertujuan membantu

peserta didik memahami matematika atau menemukan kembali

matematika (reinveting mathematic) melalui pembelajaran interaktif

berpusat pada masalah. Siswono (2006: 2) mengemukakan bahwa PMRI

merupakan teori pendidikan matematika yang dikembangkan dengan

situasi dan kondisi serta konteks di Indonesia, sehingga diberi akhiran “Indonesia”. Pendapat Wijaya (2011: 12) dalam pendidikan matematika realistik, permasalahan nyata atau permasalahan realita digunakan sebagai

pondasi dalam membangun konsep matematika atau sumber untuk belajar.

Sedangkan Suryanto (2010: 37) berpendapat Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia (PMRI) adalah pendidikan matematika sebagai hasil

adaptasi dari realistic mathematics education yang telah diselaraskan

dengan kondisi budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia.

PMRI sangat memperhatikan bahwa objek kajian matematika adalah

(34)

15 perkembangan jiwa anak yang menuntut adanya langkah-langkah yang

mengantar anak memahami objek yang abstrak.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

PMRI adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran

matematika yang mengikuti realistic mathematics education (RME) yang

dikembangkan di Belanda yang memandang matematika adalah aktivitas

manusia, yang pembelajaran menyajikan masalah kontekstual untuk

memahami konsep abstrak.

2.1.3.2 Karakteristik PMRI

Suryanto (2010: 44) menjelaskan karakteristik PMRI sebagai berikut:

1) Menggunakan masalah kontekstual (the use of context)

Pembelajaran ini menggunakan masalah kontekstual, terutama

pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip

baru. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata,

baik aspek budaya maupun aspek geologis. Masalah kontekstual

dikemukakan di awal pembelajaran dengan maksud untuk

memungkinkan siswa membangun dan menemukan suatu konsep,

definisi, operasi atau sifat matematis, serta cara pemecahan

masalahnya. Selain itu, masalah kontekstual dapat juga ditengah pembelajaran yang dimaksudkan untuk “memantapkan” apa yang telah dibangun. Sedangkan jika diterapkan di akhir pembelajaran

(35)

16 2) Menggunakan berbagai model (the use of models)

Pembelajaran suatu topik matematika sering memerlukan waktu

yang panjang, serta bergerak dari berbagai tingkat abstraksi. Dalam

abstrak itu perlu digunakan model. Model dapat bermacam-macam,

dapat konkret berupa benda, semi konkret berupa gambar atau sketsa,

yang semuanya dimaksudkan sebagai jembatan dari konkret ke abstrak

atau dari abstrak keabstrak lain. Ada dua mode, yaitu model of dan

model for. Model of yaitu model yang serupa atau mirip dengan

masalah nyatanya. Sedangkan model for merupakan model yang

mengarahkan siswa ke pemikiran abstrak atau matematika formal.

3) Kontribusi siswa (Student contributions)

Kontribusi siswa seperti ide, variasi jawaban, atau variasi

pemecahan masalah perlu diperhatikan. Kontribusi siswa dapat

memperbaiki atau memperluas konstruksi yang perlu dilakukan atau

produksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan

masalah kontekstual.

4) Interaktivitas (interactivity)

Interaksi antar siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru

sangat diperlukan dalam pembelajaran ini. Interaktivitas juga dapat

terjadi antara siswa dan sarana, atau antara siswa dan matematika serta

(36)

17 5) Keterkaitan (intertwining)

Perlu disadari bahwa matematika adalah suatu ilmu yang

terstruktur, dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik dan

konsep sangat kuat, sehingga dimungkinkan adanya integrasi antara

topik-topik. Selain itu, perlu ditekannya keterkaitan antartopik atau

antar subtopik.

2.1.3.3 Aspek Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI

De Lange dalam Hadi (2005: 37) mengungkapkan 4 aspek

pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yaitu:

a. Aspek yang pertama yaitu guru memulai pelajaran dengan

mengajukan masalah (soal) yang riil bagi peserta didik sesuai dengan

pengalaman dan tingkat pengetahuannya. Soal kontekstual ini

membuat peserta didik segera terlibat dalam pelajaran secara

bermakna.

b. Aspek yang kedua yaitu permasalahan yang diberikan tentu harus

diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran

tersebut.

c. Aspek ketiga yaitu peserta didik mengembangkan atau menciptakan

model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah

yang diajukan.

d. Aspek keempat yaitu pengajaran berlangsung secara interakstif.

Maksud dari pengajaran berlangsung secara interaktif adalah peserta

(37)

18 diberikannya, memahami jawaban temannya (peserta didik lain),

setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan,

mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi

terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran.

2.1.3.4 Langkah-langkah pembelajaran PMRI

Suryanto (2010: 50) mengemukaan langkah-langkah pembelajaran

matematika dengan pendekatan PMRI sebagai berikut.

1) Persiapan kelas

Persiapan saran dan prasarana pembelajaran yang diperlukan,

misalnya buku siswa, lks, alat praga, dan sebagainya serta

pengelompokan siswa (jika perlu). Kemudian penyampaian tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar yang diharapkan dicapai, serta

cara belajar yang akan digunakan.

2) Kegiatan pembelajaran

Siswa diberi masalah kontekstual atau soal cerita (lisan atau

tertulis). Masalah tersebut mudah dipahami siswa. Siswa yang belum

dapat memahami masalah atau soalnya diberi penjelasan singkat dan

seperlunya. Siswa secara kelompok ataupun individual, mengajarkaan

soal atau memecahkan masalah kontekstual yang diberikan dengan

caranya sendiri. Jika dalam waktu yang dipandang cukup, belum ada

satupun siswa yang dapat menemukan cara pemecahan, guru

memberikan bimbingan atau petunjuk seperlunya atau memberikan

(38)

19 Setelah waktu yang disediakan habis, beberapa orang siswa atau

wakil kelompok menyampaikan hasil kerja atau hasil pemikirannya.

Siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya tentang berbagai

penyelesaian mana yang dianggap paling tepat. Guru memberi

penekanan kepada selesaian yang dipilih. Bila masih tidak ada

selesaian yang benar, guru meminta agar siswa memilih cara lain.

2.1.4 Hakikat Matematika

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia (BNSP, 2006: 127).

Matematika menurut Soedjadi (2000: 24) adalah cabang ilmu eksak dan

terorganisir secara sistematik yang mencakup tentang bilangan dan

kalkulasi, penalaran logis, tentang fakta kuantitatif, masalah tentang

ruangan, bentuk, mengenani struktur yang logis serta memiliki aturan

ketat. Menurut Taniredja (2010: 66) ciri utama matematika adalah

penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang

doperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan

antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun

demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara

induktif melalui pengalaman peristiwa nyata. Proses induktif-deduktif

(39)

20 Didi Suryadi dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI

(2007: 163) berpendapat bahwa dari hakikat pembelajaran tersebut dapat

dilihat bahwa pandangan guru tentang proses belajar matematika sangat

berpengaruh terhadap bagaimana siswa melakukan pembelajaran di kelas,

maka mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan belajar matematika

harus menjadi prioritas bagi para pendidik matematika. Adapun ruang

lingkup materi matematika SD meliputi: aritmatika, pengantar aljabar,

geometri, pengukuran, kajian data. Astuti (2012: 12) juga berpendapat

bahwa pembelajaran matematika SD dimulai dari sesuatu yang kongkret

ke yang abstrak, dan dari yang rendah ke yang sulit atau kompleks.

Pembelajaran matematika juga bertujuan mengembangkan dan

menumbuhkan kemampuan matematika siswa sehingga siswa akan lebih

cermat, kreatif, dan kritis dalam menerapkan keterampilan matematikanya

dikehidupan sehari-hari.

2.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

a) Fungsi Pelajaran Matematika

Sumardyono (2004: 9) Matematika berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan

bahasa melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan

persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

b) Tujuan Pelajaran Matematika

Sumardyono (2004: 9) berpendapat tujuan pelajaran

(40)

21 menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan,

eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,

konsistensi dan inkonsistensi. (2) Mengembangkan aktivitas kreatif

yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan

mengembangkan pemikiran divergen, serta mencoba-coba. (3)

Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.Heruman

(2007: 2) berpendapat bahwa tujuan akhir pembelajaran Matematika

di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai

konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut BNSP (2006: 417) mata pelajaran matematika

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan

antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara

luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2)

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang

model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,

(41)

22 masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika

dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan

minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya

diri dalam pemecahan masalah.

Peneliti dapat menyimpulkan dari beberapa ahli di atas bahwa,

Matematika merupakan bahan ajar sebagai cara manusia yang dapat

menstruktur pola berpikir sistematis, logis, kritis, cermat dan

konsisten dengan tujuan untuk terampil menggunakan berbagai

konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.3 Materi volume kubus dan balok

1) Kubus

Menentukan volume kubus

Dari gambar di atas diketahui:

* Banyak kubus satuan ke arah panjang kubus adalah 3

* Banyak kubus satuan ke arah lebar kubus adalah 3

(42)

23 Volume kubus diperoleh dari jumlah kubus satuan yang

memenuhi kubus besar. Dari gambar di atas dapat diketahui

volume kubus = 9 panjang rusuk ke arah panjang = panjang rusuk

ke arah lebar = panjang rusuk ke arah tinggi, sehingga dimisalkan:  panjang rusuk ke arah panjang = r satuan panjang

 panjang rusuk ke arah lebar = r satuan panjang

 panjang rusuk ke arah tinggi = r satuan panjang

Volume kubus dihitung r×r×r satuan panjang, karena nilai

r×r×r sebanding dengan jumlah satuan kubus yang memenuhi

kubus besar, maka rumus volume kubus adalah:

keterangan:

V = volume

r = panjang rusuk kubus

2) Balok

Menentukan volume balok

Dari gambar di atas diketahui:

(43)

24 * Banyak kubus satuan ke arah lebar balok adalah 4

* Banyak kubus satuan ke arah tinggi balok adalah 5

Volume balok diperoleh dari jumlah kubus satuan yang

memenuhi balok besar. Dari gambar di atas dapat diketahui volume

balok = 120.

Dimisalkan:

 panjang balok = p satuan panjang

 lebar balok = l satuan panjang

 tinggi balok = t satuan panjang

Volume kubus dihitung p × l × t satuan panjang, karena nilai

p × l × t sebanding dengan jumlah satuan kubus yang memenuhi

balok besar, maka rumus volume balok adalah:

keterangan:

V = volume l = lebar balok

p = panjang balok t = tinggi balok

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Harini Puji Astuti Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012 (skripsi tidak diterbitkan) dengan judul “Peningkatan prestasi belajar dan keaktifan siswa kelas V SDN Nolobangsan dalam pembelajaran matematika pada materi volume kubus dan

(44)

25 awal sebesar 45%, dan pada keaktifan belajar siswa tejadi peningkatan 68%

dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 51%. Pada siklus 2 terjadi

peningkatan pada prestasi belajar sebesar 78%, dan pada keaktifan belajar

siswa tejadi peningkatan 80%. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan

keaktifan dan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Agustina Rismawati Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan) dengan judul “Peningkatan prestasi belajar menggunakan PMRI dalam menyelesaikan soal cerita pada peserta didik kelas V SD Kanisius Kalasan

tahun pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian pada siklus 1 terjadi peningkatan pada prestasi belajar sebesar 58,82% dibandingkan dengan kondisi awal

sebesar 28,57%. Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada prestasi belajar

sebesar 79,41%. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan prestasi belajar

dengan menggunakan pendekatan PMRI.

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Hongki Julie diambil dari

Widya Dharma Jurnal Pendidikan Volume 21, nomor 2 tahun 2011 dengan

judul “Pengembangan Dan Uji Coba Bahan Ajar Untuk Topik Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Di Kelas II Sekolah Dasar Dengan Pendekatan PMRI”. Hasil penelitian yang didapat adalah pendekatan PMRI membantu siswa menyelesaikan masalah dengan individu, memberikan

kesempatan siswa untuk mengutarakan ide atau strategi untuk menyelesaikan

masalah, dan siswa melakukan proses tanya jawab untuk memahami masalah

(45)

26 Setelah mencermati penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya,

peneliti merancang penelitian yang berjudul Peningkatan Keaktifan, dan

Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa

Kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah. Kekhususan penelitian ini

dibanding dengan penelitian lain adalah peneliti menerapkan pendekatan

PMRI pada mata pelajaran matematika siswa kelas VA sekolah dasar,

sedangkan peneliti yang lain menerapkan pendekatan PMRI pada mata

pelajaran matematika yang dilakukan siswa kelas II sekolah dasar dan

penelitian sebelumnya hanya meneliti tentang variable prestasi belajar siswa

saja. Pada variabel keaktifan dan prestasi belajar siswa pada peneliti

sebelumnya meneliti menggunakan pendekatan kontekstual berbeda dengan

peneliti yang menggunakan pendekatan PMRI. Berikut ini literatur map dari

penelitian-penelitian sebelumnya:

Gambar 2.1 : Gambar Literatur Map Penelitian Terdahulu Keaktifan belajar,

dan Prestasi belajar

Pendekatan PMRI

Astuti (2012)

Meneliti tentang peningkatan prestasi belajar dan keaktifan

Rismawati (2011)

(46)

27 2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa menjadi subjek belajar

dan guru sebagai pendamping atau pembimbing. Jika siswa menjadi subjek

belajar, maka siswa akan dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan

menguasai materi pelajaran sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan sebagian

besar siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Pada

saat mengajar matematika sebagian guru tidak menyadari keabstrakan

matematika dan mendominasi kelas dan siswa lebih banyak diam dalam

proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan turunnya keaktifan siswa di

dalam kelas. Kurangnya keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika

akan menghambat proses pembelajaran dan prestasi belajaran siswa akan

menurun.

Salah satu pendekatan yang dapat membuat siswa aktif saat proses

pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi siswa adalah PMRI. PMRI

adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran matematika

yang mengikuti realistic mathematics education (RME) yang dikembangkan

di Belanda yang memandang matematika adalah aktivitas manusia, yang

pembelajaran menyajikan masalah kontekstual untuk memahami konsep

abstrak. Pembelajaran PMRI dapat membantu siswa lebih aktif pada saat

kegiatan pembelajaran khususnya matematika. Selain itu, siswa dapat lenih

(47)

sehari-28 hari. Dari uraian tersebut dapat diduga bahwa proses pembelajaran mata

pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui bagaimana dalam upaya

meningkatkan keaktifan belajar matematika materi menghitung volume

kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa

Tengah.

2. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui bagaimana dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar matematika materi menghitung volume

kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa

Tengah.

3. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

peningkatan keaktifan belajar matematika materi menghitung volume

kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa

Tengah.

4. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

peningkatan prestasi belajar matematika materi menghitung volume kubus

(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (2007: 3) mengartikan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau

dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan

adanya kerjasama antara guru bidang studi dengan peneliti. Guru berperan

melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat dengan

melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil

yang diamati. Peneliti juga memberikan bantuan ketika guru mengajar. Dalam

penelitian ini, guru dan peneliti saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi

terhadap hasil penelitian yang diperoleh dan melakukan revisi untuk

pertemuan siklus berikutnya.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart.

Dalam Sukardi (2003: 213) model penelitian ini terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu

siklus. Setelah suatu siklus diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari

(49)

30 ulang untuk dilaksanakan pada siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 3.1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart

Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat

seperti berikut ini (Sukardi 2003: 213) :

1. Perencanaan

Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi

pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi.

Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada

sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam

perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan

merupakan kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan

(50)

31 3. Pengamatan

Pengamatan dalam PTK mempunyai fungsi dokumentasi implikasi

tindakan yang diberikan kepada subyek. Pengamatan yang baik adalah

pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang

muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat

dalam pengamatan. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga

kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan,

modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.

3.2 Setting Penelitian 1) Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Cahaya Nur yang beralamat di Jalan

Jendral Sudirman no 54, Barongan, Kudus, Jawa Tengah.

2) Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa SD Cahaya Nur tahun pelajaran

2013/2014 kelas VA yang berjumlah 32 siswa. Terdiri dari 17 siswa

(51)

32 3) Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar

materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan

PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur tahun pelajaran 2013/2014.

4) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014

yakni bulan Juli 2013 sampai Maret 2014

3.3 Rencana Tindakan

Rencana tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus pertama dan siklus

kedua mengunakan pendekatan PMRI. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi

atau tes secara tertulis.

3.3.1 Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Cahaya Nur

b. Melakukan observasi terhadap siswa kelas VA SD Cahaya Nur untuk

mengetahui keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika.

c. Identifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya keaktifan dan

prestasi belajar siswa relative rendah untuk mata pelajaran matematika.

d. Menganalisis masalah belajar siswa.

e. Menyusun dan menyiapkan instrumen pembelajaran (Silabus, RPP,

(52)

33 f. Menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data (rubrik

pengamatan minat, pedoman wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi

dan instrumen penilaian).

g. Mempersiapkan sarana pendukung kegiatan pembelajaran di kelas,

seperti: media pembelajaran

3.3.2 Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan

kelas sebagai berikut:

3.3.2.1Siklus I

Siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap

pertemuan dialokasikan 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

2) PelaksanaanTindakan  Pertemuan I

a) Siswa melihat video tentang mencari volume kubus menggunakan

alat peraga kubus satuan.

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume kubus dengan

menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus

satuan secara berkelompok.

(53)

34 e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi.

f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar

refleksi.

h) Siswa mengerjakan evaluasi.  Pertemuan II

a) Guru memberikan permasalahan mengenai penggunaan rumus

volume kubus dengan peraga kubus dari kardus bekas dan bangun

ruang yang ada disekitar siswa.

b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus

dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa

secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi.

e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar

refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi.

3) Pengamatan

Pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti

(54)

35 dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Pengamat

mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan peneliti. Turus

yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan diubah ke dalam

bentuk presentase. Untuk mengubah turus ke dalam bentuk presentase

ialah dengan menjumlah turus setiap indikator kemudian dibagi dengan

jumlah seluruh siswa dikalikan 100. Setelah diperoleh dalam bentuk

persen, maka dibandingkan dengan kondisi awal indikator keaktifan dan

target capaian yang diharapkan. Pada kondisi awal juga dilakukan cara

yang sama untuk memperoleh data tersebut. Jika sudah mencapai target

yang diinginkan maka dikatakan terjadi peningkatan keaktifan.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I,

mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan yang

dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan

pada siklus ke II berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

3.3.2.2Siklus II

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap pertemuan

(55)

36 1) PerencanaanTindakan

Refleksi yang dilakukan berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I

digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran di

diklus II. Peneliti menyusun Silabus, RPP, LKS, dan Bahan Ajar dengan

perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi di siklus I serta mendalaminya.

2) Pelaksanaan  Pertemuan I

a) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang “bangun ruang apakah kelasmu ini?”

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume balok dengan

menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal mencari volume balok

menggunakan alat peraga kubus satuan secara berkelompok.

d) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi.

f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar

refleksi.

i) Siswa mengerjakan evaluasi  Pertemuan II

a) Guru memberikan permasalahan mengenai penggunaan rumus

(56)

37 b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga balok

dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa

secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi.

e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar

refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi.

3) Pengamatan

Pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti

menggunakan lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan

dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung.

Pengamat mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan

peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan

diubah ke dalam bentuk presentase.

Untuk mengubah turus ke dalam bentuk presentase ialah dengan

menjumlah turus setiap indikator kemudian dibagi dengan jumlah

seluruh siswa dikalikan 100. Setelah diperoleh dalam bentuk persen,

maka dibandingkan dengan siklus I indikator keaktifan dan target

capaian yang diharapkan. Jika sudah mencapai target yang diinginkan

(57)

38 4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus II,

mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan

yang dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai

dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Menentukan apakah siklus perlu dilanjutkan atau tidak.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar.

Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dilakukan kegiatan pengamatan

selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk memperoleh data

mengenai prestasi belajar akan dilakukan dengan tes tertulis pada setiap akhir

siklus.

Tabel 3.1: Peubah dan instrumen penelitian keaktifan dan prestasi belajar

No Peubah Instrumen Data Pengumpulan instrumen

1 Keaktifan a. Aktif dalam

(58)

39 melakukan tugas

e. Mencatat tugas yang diberikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 instrumen yaitu non tes dan tes.

Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Non tes

Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar pengamatan untuk

menilai keaktifan belajar siswa. Pengamatan dilakukan pada setiap

pertemuan. Berikut ini tabel lembar penilaian keaktifan belajar siswa:

3.2: Tabel Lembar Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

No. Siswa Indikator Keaktifan Jml Jumlah Siswa Cukup Aktif Jumlah Siswa Kurang Aktif

Gambar

Gambar 2.1  Literatur Map Penelitian Terdahulu ...............................................
Gambar 2.1 : Gambar Literatur Map Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart
Tabel 3.1: Peubah dan instrumen penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk, bimbingan, kekuatan, kesehatan, dan kesabaran sehingga penulis dapat

Segala puji dan syukur kehadirat dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk, bimbingan, kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjud ul

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan dan bantuan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Peningatan

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji Syukur Yang Teramat Dalam Saya Haturkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Percikan Kasih, Hidayah Dan

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas tuntunan dan bimbingan serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dalam bentuk skripsi yang

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, bimbingan dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian tindakan kelas

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji Syukur Yang Teramat Dalam Saya Haturkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Percikan Kasih, Hidayah Dan