PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN
PMRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
Nama : Maria Anita Wijayanti
NIM : 091134045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN
PMRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
Nama : Maria Anita Wijayanti
NIM : 091134045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan kemuliaanNya
Bapak Alexius Yaslan dan Ibu Christina Sri Murwani, kedua orang tuaku
yang selalu memberikan dorongan dan mendoakan tanpa mengenal waktu
Kakakku Yuliana Nuri Kurnianingsih yang selalu memberikan motivasi
Teman-teman Kost, Rezo, Umel, Kecol yang selalu memberi penghiburan, keceriaan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Rekan-rekan PGSD USD kelas C angkatan 2009
Teman-teman Payung PMRI
v
MOTTO
“Dan apa saja yang kamu minta dalam Doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius, 21:22)
“Keyakinan dan kesungguhan dalam berupaya dan berusaha adalah sebuah gerbang untuk menapaki tangga keberhasilan”
(Anonim)
“Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas untuk bersyukur atas
kesuksesan” (Mario Teguh)
“Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than one with all the facts”
viii
ABSTRAK
Wijayanti, Maria Anita. 2013.Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan Menggunakan Pendekatan PMRI.Skripsi. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarUniversitasSanata Dharma.
Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajarsiswa kelas V SD Kanisius Kintelan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklusnya ada 3 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 3 x 40 menit. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah peningkatkan kedisiplinandan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan wawancara. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah soal evaluasi.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan dan peningkatan prestasi belajar siswa. Kedisiplinan siswa dengan kondisi awal 56,66% meningkat pada siklus II dengan banyaknya siswa yang disiplin yaitu 76,67%. Persentase pencapaian KKM siswa pada kondisi awal 30% meningkat pada siklus II dengan persentase pencapaian KKM siswa sebesar 86,66%. Sedangkan kondisi awal rata-rata kelas yaitu 52,2 meningkat pada siklus II menjadi 72,96.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa pada mata pelajaran Matematika dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI. Begitu pula dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Kanisius KintelanYogyakarta juga dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI.
ix
ABSTRACT
Wijayanti, Maria Anita. 2013. The Enhancementof Discipline and Mathematic Learning Achievement of students class V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta with PMRI Approachment. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program Sanata Dharma University.
This aim of this study is to determine how the application uses Indonesian Realistic Mathematics Education approach (PMRI) can improve discipline and student achievement fifth grade elementary Kanisius Kintelan.
This research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in two cycles, and each cycle there are 3 meeting. Each meeting made within 3 x 40 minutes. The subjects in this study were fifth grade students of elementary Kanisius Kintelan Yogyakarta the number of 30 students consisting of 15 female students and 15 male students. Object of this research is enhancing the discipline and achievement of learning Mathematics using PMRI approach. The instrument used to measure the discipline learned in this study is a questionnaire and interviews. While the instruments used to measure learning achievement is a matter of evaluation.
Results of research conducted in two cycles showed an increase in discipline and improvement of student achievement. Discipline of students with initial conditions increased 56.66% in the second cycle to the number of students that discipline is 76.67%. The percentage of KKM student achievement on the initial conditions 30 % increase in cycle II, the percentage of KKM student achievement by 86.66 % . While the initial condition that the average grade of 52.2 increased in the second cycle becomes 72.96.
Based on the results obtained in this study it can be concluded that the discipline of students in the subjects of Mathematics can be increased by using PMRI approach. Similarly, the learning achievement of fifth grade students of elementary mathematics Kanisius Kintelan Yogyakarta can also be increased by using PMRI approach.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ku panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan bimbingan, kesempatan serta kekuatan dalam meyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan Menggunakan Pendekatan PMRI”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang dtempuh.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta SJ.,SS.,BST,.MA selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang
telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari yang telah bersedia membantu dalam menyusun kuesioner kedisiplinan untuk penelitian.
6. Ibu Marciana Sarwi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kintelan Yogyakarata yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD Kanisius Kintelan.
xi
8. Siswa kelas V SD Kanisius Kintelan yang bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.
9. Bapak, Ibu, dan Kakakku tersayangyang telah memberikan dukungan, semangat, doa dan kasih sayang kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
10.Sahabat dan teman seperjuanganku Prima dan Melan yang selalu memberikan motivasidalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman kost, Kecol, Umel, dan Rezo yang selalu memberikan semangat.
12.Teman-teman seperjuangan payung PMRI dan semua kelas C angkatan 2009 yang selalu membantu dalam doa.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dalam meyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 27 November 2013
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian... ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Kajian Pustaka ... 8
1. Kedisiplinan ... 8
2. Prestasi ... 12
3. Matematika ... ... 14
4. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 17
5. Geometri... ... 24
B. Penelitian yang Relevan ... 24
C.Teori Yang Relevan... 26
C. Kerangka Berpikir ... 27
D. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A.Jenis Penelitian ... 29
B. Setting Penelitian ... 30
C. Rencana Penelitian ... 32
xiii
D. Instrumen Penelitian ... 37
F. Teknik Analisis Data ... 49
G. Kriteria Keberhasilan ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53
A.Pra Penelitian Tindakan Kelas ... ….53
B.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 55
C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... .. 64
D. Hasil Penelitian ... ... 74
1. Siklus I ... 74
2. Siklus II ... 75
E. Pembahasan ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... ….83
B. Saran ... ... 85
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel3.1 Jadwal Penelitian ... 31
Tabel3.2 Kisi-kisi Penyusunan Soal Evaluasi Siklus I ... 37
Tabel 3.3 Kisi-kisiKuesioner Kedisiplinan ... 38
Tabel 3.4 Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa ... 39
Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor PAP Tipe 1 ... 40
Tabel 3.6 Variabel Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41
Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ... 43
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ... 44
Tabel 3.9 Hasil Validasi dan Kriteria ... 44
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas dan Soal Evaluasi I ... 46
Tabel 3.11 Kriteria Validitas dan Soal Evaluasi II ... 46
Tabel 3.12 Hasil Validasi Kuesioner ... 49
Tabel 3.13 Kriteria Kedisiplinan PAP Tipe 1 ... 50
Tabel 3.14 Indikator Keberhasilan ... 52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Siklus Model Dasar PTK Kemmis dan Pobin Mc Taggart ... 30
Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Soal Secara Berkelompok ... 61
Gambar 4.2 Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun ... 62
Gambar 4.3 Guru Menjelaskan Kepada Siswa ... 70
Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan LKS Secara Berkelompok ... 70
Gambar 4.5 Siswa Sedang Melakukan Aktivitas yang Mereka Kerjakan ... 71
Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Hasil Kedisiplinan Siswa ... 80
Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Siswa yang Mencapai KKM ... ..81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 89
Lampiran 2Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 90
Lampiran 3 Instrumen Penelitian (Kuesioner) ... 91
Lampiran 4 Validasi Kuesioner ... 94
Lampiran 5 Perangkat Pembelajaran ... 105
Lampiran 6 Validasi Perangkat Pembelajran ... 185
Lampiran 7 Data Awal Kedisiplinan Siswa ... 194
Lampiran 8 Data Kedisiplinan Siklus I ... 196
Lampiran 9 Data Kedisiplinan Siklus II ... 198
Lampiran 10 Daftar Nilai Siswa Evaluasi I dan II ... 200
Lampiran 11 Hasil Validitas dan Reliabilitas ... 201
Lampiran 12 Pedoman Wawancara ... 216
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I akan dibahas tentang hal yang melatarbelakangi diadakannya penelitian ini serta rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Matematika merupakan mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar. Sampai jenjang kelas V Sekolah Dasar, siswa telah memiliki pengalaman yang bermacam-macam tentang matematika. Ada pengalaman yang menyenangkan dan ada pengalaman yang kurang menyenangkan. Menurut pendapat Gt siswa kelas V SD Kanisius Kintelan, pengalaman yang menyenangkan akan membantu siswamengembangkan kemampuannya, sedangkan pengalaman yang tidak menyenangkan akan membuat siswa malas untuk mengembangkan kemampuannya.
kurang menggunakan metode baru dan masih terpusat ceramah dalam pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran jadi membosankan, kurang menarik dan hasilnya tidak memuaskan.
Sebagai contoh siswa terkadang kurang mempunyai antusias guna mengikuti kegiatan belajar mengajar terkadang, ada juga beberapa siswa yang ketika diberi materi cenderung kurang memperhatikan danramai dengan temannya, bahkan ada juga yang datang terlambat.Kegiatan pembelajaran di kelas seperti ini kurang mendukung siswa untuk mengembangkan kemampuannya.Hal ini berhubungan pula dengan rendahnya kedisiplinan belajar.
Berdasarkan observasidi SD Kanisius Kintelan Yogyakartayang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Maret 2013, guru kurang mampu dalam mengolah pembelajaran yang dapat membangkitkan kedisiplinan belajar siswa. Sehingga mengakibatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kurang optimal. Kedisiplinan dalam proses kegiatan belajar mengajar ini sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.
Hasil nilai rata-rata siswa sebagai kondisi awal yaitu 52,2. Peneliti mendapatkan data bahwa 36,67% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan nilai KKM pada mata pelajaran matematika yang sudah ditentukan adalah 65. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi masalah dalam pembelajaran matematika di kelas V SD Kanisius Kintelan. Dengan begitu, juga mempengaruhi prestasi belajar siswa rendah. Adanya masalah dalam pembelajaran matematika di kelas juga dikarenakan kurangnya kedisiplinan siswa saat belajar di kelas. Pernyataan ini didukung dengan hasil kuesioner yang disebarkan kepada siswa. Dari analisis data sebagai kondisi awal terdapat 17 siswa atau 56,66% siswa dari 30 siswa disiplin, dan 13 siswa atau 43,33% siswa dari 30 siswa tidak disiplin.
sehari-hari yang bersifat realistik. Kata realistik disini dimaksudkan sebagai suatu situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa atau menggambarkan situasi dalam dunia nyata (Zulkarnain, 2002). Maka melalui penelitian dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan Pendekatan PMRI”, diharapkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dapat tercapai.
B. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis memaparkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan kedisiplinan dalam pelajaran Matematika materi geometri bagi siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta?
2. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada materi geometri bagi siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dalam pelajaran matematika pada materi Geometri. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat
E. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan suasana yang tidak membosankan dan menyenangkan.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru diantaranya dapat memberikan inspirasi kegiatan yang menyenangkan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan PMRI untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk sekolah agar dalam pembelajaran matematika dapat digunakan sebagai acuan dalam menerapkan dan menyusun program pembelajaran.
4. Bagi penulis
F. Definisi Operasional
1. Kedisiplinan adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun.
2. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.
3. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar.
4. Matematika adalah ilmu yang universal yang mengacu kepada perkembangan teknologi, sehingga mata pelajaran matematika mempunyai peranan penting untuk menunjang sumber daya manusia.
5. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah permasalahan realistik yang digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika atau disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran.
8 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II Landasan Teori berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan. Hasil penelitian sebelumnya yang berisi penelitian yang pernah ada. Selanjutnya hasil penelitian dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis tindakan yang berisi jawaban sementara dari rumusan masalah.
A. Kajian Pustaka
1. Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
mengemukakan bahwa terdapat beberapa cara menanamkan disiplin kepada anak, yaitu :
a. Cara disiplin yang otoriter
Disiplin otoriter berarti mengendalikan kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman terutama hukuman badan sehingga anak kehilangan kesempatan untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri.
b. Cara disiplin yang permisif
Biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk berperilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.
c. Cara disiplin yang demokratis
Dalam hal ini metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga dapat membantu anak dalam memahami alasan-alasan perilaku tersebut diharapkan.
negatif, seperti hukuman dan omelan, maka cara yang positif inilah yang lebih efektif.
b. Indikator-Indikator Kedisiplinan
Indikator-indikator menurut Mulyasa (2011:27-28) adalah :
1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru maupun siswa, karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan itu, yang meliputi:
a. Konsep diri (self-concept), konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku.
b. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.
c. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau suatu lembaga pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran.
d. Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para pendidik maupun peserta didik, contohnya membuat satuan pelajaran bagi guru dan mengerjakan PR bagi peserta didik.
e. Tidak suka berbohong.
f. Tingkah laku yang menyenangkan. g. Rajin dalam belajar mengajar.
h. Tidak suka malas dalam belajar mengajar.
j. Tepat waktu dalam belajar mengajar
k. Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar. l. Tidak pernah keluar dalam belajar mengajar.
2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku
a. Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan.
b. Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan yang ada.
c. Tidak membuat keributan di dalam kelas
d. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. e. Membantu kelancaran proses belajar mengajar.
2. Prestasi
a. Pengertian Prestasi
Arifin (1990:3) mengungkapkan prestasi adalah “kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Menurut KBBI (2008:1101), secara umum prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan)”.
Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dengan menggunakan kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu pembelajaran.
b. Prestasi belajar
Menurut Ahmadi, dan Widodo (1991:130), prestasi belajar adalah “hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktorinternal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu”. Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan oleh guru”. Nilai tes yang memuaskan atau mampu mendapatkan nilai yang tinggi pada mata pelajaran tertentu merupakan salah satu faktor penguasaan pengetahuan atau ketrampilan.
ketrampilan baik dalam diri sendiri maupun dari luar melalui mata pelajaran, yang ditunjukkan dengan nilai yang telah diberikan guru.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Mulyasa (2006:191), menjelaskan “prestasi belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang melatar belakanginya”. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya :
1) Pengaruh faktor internal
Contoh pengaruh faktor internal adalah intelegensi, keberhasilan individu dapat diukur dengan intelegensinya, semakin tinggi tingkat intelegensi maka kemungkinan tingkat hasil yang dicapai semakin tinggi. Namun belum tentu dengan intelegensi yang rendah maka siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah, hal ini dikarenakan masih ada faktor-faktor lain, yaitu minat, sikap, waktu, dan kesempatan.
2) Pengaruh faktor eksternal
fisik atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar, ruang belajar, dan lain-lain.
3. Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis. Hakikat belajar matematika didasarkan pada pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan pada masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika belajar dan berusaha memecahkannya (Uno, 2007). Bagi para siswa di sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif (Polla, 2000).
b. Karakteristik Matematika
1) Memiliki objek kajian abstrak
Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar meliputi: fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan prinsip. Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
2) Bertumpu pada kesepakatan
Kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting dalam matematika. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan konsep primitif. Aksioma disebut sebagai postulat (sekarang) ataupun pernyataan-pangkal (yang sering dinyatakan tidak perlu dibuktikan). Sedangkan konsep primitif yang juga disebut sebagai undefined term ataupun pengertian pangkal tidak perlu didefinisikan. Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma, yang selanjutnya dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu 10 terdapat konsep primitif dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.
3) Berpola berpikir deduktif
4) Memiliki simbol yang kosong dari arti
Simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu, dan sebagainya.
c. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran menurut Surya (2004: 62) adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Matematika menurut Soedjadi (2000: 24) adalah cabang ilmu eksak dan terorganisir secara sistematik yang mencakup tentang bilangan dan kalkulasi, penalaran logik, tentang fakta kuantitatif, masalah tentang ruangan, bentuk, mengenai struktur yang logik serta memiliki aturan yang ketat.
mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang tersebut. Karena itu untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut. Dalam belajar matematika terjadi juga proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Karena dengan kita berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikiran sebagai pengertian-pengertian. Dari pengertian tersebut dapat terbentuk pendapat yang pada akhirnya bisa ditarik kesimpulan. Tentunya kemampuan berpikir seseorang itu dipengaruhi inteligensinya. Dengan demikian terlihat adanya kaitan antara inteligensi dengan proses belajar matematika.
4. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
a. Sejarah PMRI
mengenalkan istilah “guided reinvention” sebagai proses yang dilakukan siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep matematika dengan bimbingan guru. Selain itu, (Freudenthal,1991) tidak menempatkan matematika sekolah sebagai suatu sistem tertutup (closed system) melainkan sebagai suatu aktivitas yang disebut matematisasi.
Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari Pendidikan Matematika Realistik. Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan (knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa (Freudenthal, 1991). Suatu masalah disebut “realistik” jika masalah tersebut hanya dapat dibayangkan atau nyata (real) dalam pikiran siswa. Dalam Pendidikan Matematika Realistik, permasalahan realistik digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika atau disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran. Sedangkan dalam pendekatan mekanistik, permasalahan realistik ditempatkan sebagai bentuk aplikasi suatu konsep matematika sehingga sering juga disebut sebagai kesimpulan atau penutup dari proses pembelajaran.
b. Pengertian PMRI
Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine”. Van Den Heuvel Panhuizen (Wijaya, 2012), penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa.
Soedjadi (2001:2) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika
dengan pendekatan realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realita dan
lingkungan yang dipahami peserta untuk memperlancar proses
pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan
matematika yang lebih baik. Selain itu Soedjadi juga menjelaskan bahwa
realita adalah hal-hal nyata yang kongkrit yang dapat diamati dan
dipahami siswa dengan cara membayangkan. Sedangkan lingkungan
adalah tempat di mana peserta didik berada baik dilingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat.
Terkait dengan pendekatan pembelajaran matematika, pendekatan
matematika realistik saat ini sedang dikembangkan di Indonesia, maka
selanjutnya dikenal dengan sebutan Pendidikan Matematika Realistik
matematika realistik yang dikembangkan di Belanda oleh Freudenthal.
PMRI merupakan pembelajaran yang menekankan aktivitas insan, dalam
pembelajarannya digunakan konteks yang sesuai dengan keadaan di
Indonesia.
Dasar filosofi yang digunakan dalam PMRI ini adalah
kontrukstivisme yaitu dalam memahami suatu konsep matematika siswa
diharapkan membangun dan menemukan sendiri pemahamnnya.
Karakteristik dari pendekatan ini adalah memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pemahaman tentang konsep yang
baru dipelajarinya.
Perhatian pada pengetahuan informal (informal knowledge) dan pengetahuan awal (pre knowledge) yang dimiliki siswa menjadi hal yang sangat mendasar dalam mengembangkan permasalahan yang realistik. Pengetahuan informal siswa dapat berkembang menjadi suatu pengetahuan formal (matematika) melalui proses pemodelan.
Dalam Pendidikan Matematika Realistik, konteks yang digunakan di awal pembelajaran ditujukan untuk titik awal pembangunan konsep matematika dan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi strategi penyelesaian masalah. Selain bermanfaat untuk mendukung kegiatan eksplorasi, penggunaan konteks diawal pembelajaran juga akan bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar (Wijaya, 2012).
c. Karakteristik PMRI
Treffers dalam Wijaya (1987) merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya :
konteks diawal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa dalam belajar matematika.
2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif. Dalam Pendidikan Matematika Realistik, model yang digunakan dalam melakukan matematisasi secara progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Hal yang perlu dipahami dari kata “model” adalah bahwa model tidak merujuk pada alat peraga. Model merupakan suatu alat vertikal dalam matematika yang tidak bisa dilepaskan dari proses matematisasi karena model merupakan tahapan proses transisi level informal menuju level matematika formal. Secara umum ada dua macam model dalam Pendidikan Matematika Realistik yaitu model “of” dan model “for”. 3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa. Siswa memiliki kebebasan untuk
mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga dari Pendidikan Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.
sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif siswa secara simultan. Kata pendidikan memiliki implikasi bahwa proses yang berlangsung tidak hanya mengajarkan pengetahuan yang bersifat kognitif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai untuk mengembangkan potensi alamiah afektif siswa.
5. Geometri
Menurut KBBI (2007:355) geometri adalah cabang matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang (ilmu ukur). Sedangkan menurut Travers dkk (1987:6) menyatakan bahwa: “Geometry is the study of the relationships among points,lines, angles, surfaces, and
solids”. Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan antaratitik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang. Ada dua macam geometri, yaitu geometri datar dan geometri ruang.
Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwageometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungan antara yang satu dengan yang lain.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil Penelitian yang pertama menurutFX. Ika Retno Sri Wahyu Ningsih (2009)tentang Kreativitas Siswa dalam Belajar Matematika dengan menggunakan
fasilitator di dalam kelas. Sedangkan siswa mampu menunjukkan kreativitasnya dalam pembelajaran, seperti mampu mengungkapkan pendapatnya, mampu menyelesaikan masalah, serta mampu menjelaskan penyelesaikan masalah dengan rinci.
Hasil Penelitian yang kedua menurut Wijaya, Kartika Ary (2012) tentang Hubungan antara Lingkungan Keluarga dan Pola Asuh Anak dengan Kedisiplinan Belajar Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk membangkitkan kedisiplinan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hasil penelitian yang ketiga menurut Slamet (2010) tentang Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Sifat Kubus dan Balok
dengan Menggunakan Media Bangun Ruang Siswa kelas IV SD Negeri
Sukorejo 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat membantu prestasi belajar siswa pada materi sifat kubus dan balok. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 57. Pada siklus I menjadi 78 dan pada siklus III meningkat menjadi 83. Sedangkan nilai ketuntasan siswa sebelum tindakan adalah 52%. Pada siklus I 81% dapat tuntas, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 100%.
kedisiplinan siswa serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan Yogyakarta.
C. Teori yang Relevan (Teori Vygotsky)
Teori yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada kontruktivisme. Karena ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Pada dasarnya teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide
utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.
Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam upayanya memecahkan permasalahan, yaitu (1) siswa mencapai keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan bantuan, (3) siswa gagal meraih keberhasilan.
Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan social pembelajaran. Karena menurutnya, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya.
D. Kerangka Berpikir
Pendekatan pembelajaran tersebut adalah dengan diterapkannya pendekatan PMRI. Dengan pembelajaran yang realistik ini, siswa akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa akan lebih disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran. Peneliti menggunakan pendekatan ini dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan siswa akan semakin aktif dan termotivasi dalam belajar. Dengan demikian, penerapan pendekatan PMRI ini diharapkan mampu meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir itulah peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
1. Penggunaan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD Kanisius Kintelan pada materi geometri.
29 BAB III
METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini akan peneliti uraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian, dan indikatorkeberhasilan.
A.Jenis Penelitian
Gambar 3.1. Model Dasar PTK menurutKemmis dan Pobin Mc Taggart
B.Setting Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kintelan. SD Kanisius Kintelan beralamat di Jalan Ireda no. 18 Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-November 2013
2. Subjek Penelitian
3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan di angkat adalah “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan Pendekatan PMRI”.
4. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu pada bulan Januari-November2013.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov 1. Observasi pra
penelitian
2. Penyusunan proposal
3. Permohonan ijin penelitian
4. Penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
C.Rencana Penelitian
1. Persiapan
Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas SD Kanisius Kintelan untuk melakukan kegiatan penelitian di SD Kanisius Kintelan Yogyakarta. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswanya. Peneliti melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran mengenai kedisiplinan dan prestasi belajar. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa kelas V di SD Kanisius Kintelan.
2. Perencanaan
a. Siklus I
Pada siklus I, terlebih dahulu peneliti merancang instrumen pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, LKS, dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. RPP yang disusun berdasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan peneliti. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media yang menarik dan akandigunakan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah saat pembelajaran. Pada siklus ini, peneliti menggunakan pendekatan PMRI.
b. Siklus II
Siklus II akan dilakukan apabila pada siklus I pelaksanaan tindakan belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Apabila siklus II belum mencapai indikator keberhasilan, maka akan dilakukan siklus III dan seterusnya hingga tindakan yang dilakukan peneliti menunjukkan indikator keberhasilan.
3. Pelaksanaan
Masing-masing kelompok diberi soal untuk menyelesaikannya. Kemudian siswa dalam kelompok mendiskusikan tugas tersebut.
Selanjutnya, siswa memberikan komentar terhadap permasalahan dalam materi dengan berdiskusi kelompok. Setelah diskusi selesai, perwakilan siswa maju ke depan membacakan hasil diskusinya, dan teman dari kelompok lain memberikan tanggapan. Soal evalusi diberikan pada pertemuan ketiga. Kegiatan pembelajaran selalu ditutup dengan penarikan kesimpulan, refleksi, evaluasi, doa, dan salam penutup.
Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan.Alokasi waktu pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga adalah 3 x 40 menit.Peneliti juga menyebarkan kuesioner tentang kedisiplinan kepada seluruh siswa.
4. Observasi
5. Refleksi
Peneliti melakukan analisa hasil tindakan yang telah dilaksanakan, meliputi, mengidentifikasi hambatan, kesulitan dan kejadian-kejadian khusus pada proses pembelajaran dan menilai apakah dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2010: 197).
2. Kuesioner
teknik pengumpulan data yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2012: 142). Di dalam sebuah kuesioner terdapat butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang tentunya diajukan kepada responden guna mengetahui secara detail berbagai hal yang terkait dengan responden (sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti). Dalam hal ini, peneliti hendaknya memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penulisan atau kriteria sebuah kuesioner yang baik. Peneliti menuliskan 24 butir pernyataan tentang kedisiplinan siswa. Dan siswa menuliskan tanda check list(√) pada kolom jawaban yang akan dipilih.
3. Tes (Evaluasi)
E.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen penelitian, yaitu Nontes untuk mengukur kedisiplinan siswa, dan tes untuk mengukur prestasi belajar siswa.
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1996: 150). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes tertulis. Dalam mengadakan tes, peneliti menggunakan instrument dengan memberikan lembar kerja siswa sebagai tugas kelompok dan lembar evaluasi sebagai tugas individu. Kisi-kisi soal evaluasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2. Kisi-kisi penyusunan soal evaluasi siklus I
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator No Item
6. Memahami
6.3 Menentukan
jaring-jaring berbagai bangun
ruang sederhana
- Mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang sederhana
1,5
- Menentukan jaring-jaring
bangun ruang sederhana
2
- Menggambar jaring-jaring
bangun ruang sederhana
2. Non tes
Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur kedisiplinan siswa. Dalam penelitian ini, meneliti menggunakan data yang meliputi lembar kuesioner. Lembar kuesioner akan diberikan pada seluruh siswa satu kelas untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari siswa. Kuesioner ini terdiri dari 24 butir pernyataan atau pertanyaan yang terbagi dalam 12 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Siswa menuliskan tanda check list(√) pada kolom jawaban yang akan dipilih pada pilihan kolom jawaban yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, (TS) Tidak Sesuai, dan (STS) Sangat Tidak Sesuai. Untuk memperoleh data dari variabel ini, maka dikembangkan instrumen yang merupakan pengembangan dari indikator kedisiplinan siswa.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan
No. Indikator Pernyataan
positif (+)
3. Memiliki rasa tanggung jawab (sense
of responsibility) yang tinggi terhadap
keberlangsungan belajar mengajar
14, 16, 18, 20 13, 2, 22,23
4
Pada tabel 3.3 diatas terdapat kisi-kisi kuesioner kedisiplinan. Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran.
Tabel 3.4. Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa
jawaban TS (Tidak Sesuai) maka mendapatkan skor 3, dan jika siswa memilih jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) maka mendapatkan skor 4.
Tabel 3.5.Kriteria Interpretasi Skor PAP tipe 1
Rentang Persentase
Skor Kriteria
90% - 100% Sangat Disiplin
80% - 89% Disiplin
65% - 79% Cukup Disiplin
55% - 64% Kurang Disiplin
≤ 55% Sangat Kurang Disiplin
Sumber : Masidjo, 2010: 153
3. Tabel Instrumen Pengumpulan Data
Tabel 3.6. Variabel Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data akan diukur dalam proses pembelajaran adalah:
Soal evaluasi berupa soal uraian yang berjumlah sepuluh soal
Tes Tes tertulis Hasil tes evaluasi
berlangsung, sedangkan peneliti memberikan soal evaluasi yang berjumlah sepuluh soal guna mengetahui prestasi belajar siswa.
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas Instrumen Pembelajaran
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2012: 267).
Tabel 3.7. Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran
Berdasarkan tabel 3.7 di atas terlihat bahwa hasil validasi instrumen perangkat pembelajaran oleh dua dosen ahli matematika. Pada perangkat silabus memperoleh rata-rata 3,57, pada RPP memperoleh rata-rata 3,53, pada materi ajar memperoleh rata-rata 3,45, pada LKS memperoleh rata-rata 3,61, dan pada soal evaluasi memperoleh rata-rata 3,49.
Tabel 3.8 Kriteria tingkat kualitas produk
Interval
skor rata-rata Kategori
3,25 - 4,00 Sangat baik
2,50 - 3,25 Baik
1,65 - 2,50 Kurang baik
0,00 - 1,75 Tidak baik
Sumber : Fatimah Setiani dalam Vetriyanto (2012:34)
Pada tabel 3.8 diatas terdapat empat kriteria tingkat kualitas produk. yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Berdasarkan tabel tersebut, peneliti membandingkan penilaian perangkat dengan kriteria tingkat kualitas produk dengan hasil validasi dan kriteria di bawah ini.
Tabel 3.9. Hasil Validasi dan Kriteria
No Perangkat
pembelajaran Hasil Kriteria
1 Silabus 3,57 Sangat Baik
2 RPP 3,53 Sangat Baik
3 LKS 3,61 Sangat Baik
4 Bahan ajar 3,45 Sangat Baik
5 Evaluasi 3,49 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 3.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari validasi oleh kedua dosen ahli menunjukkan kriteria sangat baik. Oleh karena itu, perangkat pembelajaran ini layak di uji cobakan peneliti dalam penelitian.
b. Uji Validitas Soal Evaluasi
Uji validitas soal dilakukan untuk mengetahui soal evaluasi valid atau tidak. Peneliti mengujikan 7 soal di kelas VI yang berjumlah 23 siswa. Dari 7 soal tersebut, peneliti memilih 5 soal yang benar-benar valid untuk setiap siklusnya. Untuk menganalisis data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan teknik korelasi Product-Moment dengan menggunakan rumus angka kasar (Purwanto, 2008: 122).
= N ∑ xy − (∑ x) (∑ y)
{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
Keterangan:
rxy : korelasi product moment X : tes formatif I
Y : tes formatif II N : jumlah responden
1. Soal Evaluasi I
Tabel 3.10. Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi I
No Item r hitung r tabel Kriteria
1 0,68 0,413 Valid
2 0,60 0,413 Valid
3 0,80 0,413 Valid
4 0,55 0,413 Valid
5 0,71 0,413 Valid
Dari tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa 5 soal yang telah diujikan dan telah dihitung menggunakan rumus angka kasar terhitung valid pada taraf signifikansi 5% . Sedangkan untuk soal evaluasi 2, peneliti memperoleh hasil perhitungan validitas sebagai berikut :
2. Soal Evaluasi II
Tabel 3.11. Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi II
No Item r hitung r tabel Kriteria
1 0,59 0,413 Valid
2 0,55 0,413 Valid
3 0,60 0,413 Valid
4 0,55 0,413 Valid
Pada tabel 3.11 di atas menunjukkan bahwa soal terhitung valid. Peneliti menetapkan 5 soal tersebut untuk digunakan dalam tes evaluasi pada siklus kedua.
c. Uji Reliabilitas
Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 2010: 209). Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half).
= (1 + )2.
Keterangan :
rgg = koefisien reliabilitas penuh tes rb = koefisien reliabilitas setengah tes
Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 - 0,90 Tinggi 0,41 - 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negartif – 0,20 Sangat rendah
Masidjo, (2010: 209)
Dari hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi 1 menggunakan Spearman Brown (Split Half), diketahui bahwa koefisiennya adalah 0,67 jadi termasuk dalam kategori cukup, sehingga bisa digunakan sebagai instrumen penelitian.
Dari hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi 2 menggunakan Spearman Brown (Split Half), diketahui bahwa koefisiennya adalah 0,76 jadi termasuk dalam kategori tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai instrumen penelitian.
5. Validitas Instrumen Penelitian
Tabel 3.12. Hasil Validasi Kuesioner
No Ahli Hasil penilaian
rata-rata Kategori
1 Dosen 4.00 Sangat Baik
Berdasarkan tabel 3.12 di atas menunjukkan bahwa hasil validasi kuesioner ke dosen ahli memperoleh penilaian rata-rata 4.00 dan berada pada kriteria sangat baik. Sehingga kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti layak untuk dibagikan pada siswa dalam penelitian.
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Kedisiplinan Siswa
menentukan kriteria kedisiplinan siswa. Adapun kriteria kedisiplinan menurut Masidjo, (2010: 153) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.13. Kriteria Kedisipinan PAP Tipe 1
Rentang Persentase Skor Kriteria 90% - 100% Sangat Disiplin
80% - 89% Disiplin
65% - 79% Cukup Disiplin
55% - 64% Kurang Disiplin
≤ 55% Sangat Kurang Disiplin
2. Analisis Prestasi Belajar Siswa
Di SD Kanisius Kintelan Kriteria Ketutasan Minimal pada mata pelajaran Matematika adalah 65.Data yang dibutuhkan yaitu berupa persentase siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas. Untuk mengetahui data tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa dengan rumus :
= ℎ ℎ 100
c. Menghitung presentase dengan rumus :
= ℎ ℎ 100
d. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus :
− =
G.Kriteria Keberhasilan
Tabel 3.14.Indikator Keberhasilan
56,66% 70% Jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria minimal cukup
disiplin : jumlah seluruh siswa
53 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya sudah dikemukakan tentang hal-hal yang mendasari penelitian. Pada bab IV akan dipaparkan hasil penelitian. Bab ini berisi tentang pra penelitian, deskripsi pelaksanaan, hasil penelitian, dan pembahasan.
A.Pra Penelitian
SD Kanisius Kintelan terletak di Jalan Ireda no. 18 Yogyakarta Telepon (0274) 387381, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis dikategorikan tempat yang strategis karena :
1) Sebelah utara rumah penduduk 2) Sebelah timur rumah penduduk 3) Sebelah barat rumah penduduk 4) Sebelah selatan makam
5) Tidak jauh dari SD Kanisius Kintelan terdapat SMA Santa Maria, Purawisata Yogyakarta, Jogja Tronik Mall.
kantor. Gedung 4 terdiri dari 1 ruang UKS, 4 ruang kelas (kelas 3, 4, 5, dan 6), 1 laboraturium IPA dan 1 laboraturiun Komputer.
Toilet SD berjumlah 5, 1 toilet digunakan untuk guru, dan4 toilet untuk para siswa. 1 Kantin SD terletak di sebelah ruang perpustakaan, 1 ruang komputer terletak di sebelah barat kelas 6. 1 gudang terletak di sebelah ruang pertemuan.
mampu mematuhi tata tertib yang telah disepakati diawal pembelajaran, siswa juga mampu menaati norma yang berlaku di kelas, dan siswa mampu menjaga sikap saat melakukan interaksi dengan teman maupun dengan guru.
B.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas V, Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempersiapkan yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam tahap perencanaan siklus I peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran diantaranya Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Bahan Ajar, Soal Evaluasi, Kunci Jawaban, Lembar Kuesioner, dan juga media pembelajaran.
Subyek penelitian pada siklus I ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti juga menyiapkan alat seperti kamera dan video guna mendokumentasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Pada siklus I ini akan dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 9JP (9x40 menit). Pertemuan I dan pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 6JP (6x40 menit) sedangkan pertemuan III dilaksanakan dengan alokasi waktu 3JP (3x40 menit). Peneliti dan guru bersama-sama bertindak sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan pertama ini, sebagai apersepsi guru meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam bangun ruang yang ada di sekitar (Karakteristik PMRI konteks). Sebelum pembelajarn dimulai, guru terlebih dahulu memberikan peraturan kepada siswa tentang 1) jika mau bertanya alangkah baiknya dengan mengangkat tangan; 2) selama pembelajaran berlangsung diharap tenang.
Selanjutnya siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan cara berhitung dari urutan depan ke belakang (Karakteristik PMRI pengalaman). Siswa yang memperoleh nomor yang sama berkumpul dalam satu kelompok, dan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang (Karakteristik PMRI model). Setelah selesai, setiap kelompok mendapatkan LKS dari guru dan siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan sifat-sifat bangun ruang (Karakteristik PMRI interaktivitas). Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok dan mengungkapkan pendapatnya di dalam kelompok (Karakteristik PMRI interaktivitas). Kelompok yang sudah selesai, diharapkan mempresentasikan di depan teman-temannya, sedangkan siswa yang tidak presentasi mendengarkan dan menanggapi jika tidak paham (Karakteristik PMRI pengalaman, interaktivitas dan pemanfaatan hasil konstruksi siswa). Setelah selesai, siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya jika ada yang belum jelas.
pemanfaatan hasil konstruksi siwa). Siswa melakukan refleksi dan aksi. Guru memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari apa yang sudah dipelajari (Karakteristik PMRI keterkaitan). Guru bersama siswa menutup pembelajarn dengan berdoa dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pembelajaran pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 April 2013 dengan alokasi waktu 3JP (3x40 menit) dengan materi jaring-jaring bangun ruang. Sebelum pembelajaran dimulai, guru bersama siswa mengucapkan salam, doa dan guru melakukan presensi. Sebagai apresepsi guru Guru membawa sebuah benda yang berbentuk bangun ruang. Setelah itu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. “jika kotak ini dibuka, akan menjadi bentuk apa?”(Karakteristik PMRI konteks). Setelah itu, guru memberikan peraturan kepada siswa tentang 1) jika mau bertanya alangkah baiknya dengan mengangkat tangan; 2) selama pembelajaran berlangsung diharap tenang.
sekitar mereka, mana benda yang berbentuk bangun ruang, lalu siswa menggambar jaring-jaring benda yang telah siswa amati tersebut (Karakteristik PMRI interaktivitas).Siswa tertib dalam mengerjakan soal secara berkelompok dan mampu terlibat aktif dalam diskusi kelompok (Karakteristik PMRI pengalaman&interaktivitas).Setelah siswa selesai mengerjakan, setiap kelompok mempresentasikan ke depan (pengalaman dan interaktivitas). Siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi kelompok yang presentasi (pemanfaatan hasil konstruksi siswa dan interaktivitas). Guru memberikan kesempatan kepada siswa jika ada materi yang belum jelas.
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dicapai (Karakteristik PMRI pemanfaatan hasil konstruksi siswa). Siswa melakukan refleksi dam aksi. Siswa diminta untuk mempelajari apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.
3) Pertemuan III
menyuruh siswa untuk merangkum matri pada pertemuan I dan pertemuan II mengenai sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana (Karakteristik PMRI Interaktivitas). Sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi, Guru memberi peringatan kepada siswa agar tidak membuka soal terlebih dahulu sebelum mendapat perintah dari guru (Karakteristik PMRI interaktivitas). Setelah itu, siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tenang. Setelah selesai, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya dengan cara lembar soal dan lembar jawaban diletakkan di pojok meja sebelah kanan, kemudian ketua kelas mengambil pekerjaan tersebut. Siswa melakukan refleksi setelah mengerjakan soal evaluasi. Siswa bersama guru mengakhiri dengan doa dan salam.
c. Observasi
1) Pertemuan I
kamu ketahui di sekitarmu?” Shima menjawab “Almari, Topi, Globe bu.” (Karakteristik PMRI pemahaman). Setelah guru bertanya kepada sh, siswa dalam kelompok diberi lembar soal. Siswa dalam kelompok saling berinteraksi dan berdiskusi saat mengerjakan.
Gambar 4.1. Siswa mengerjakan soal secara berkelompok
2) Pertemuan II
Hasil pengamatan pembelajaran pada pertemuan II ini siswa cenderung aktif memperhatikan guru saat menjelaskan. Jika guru bertanya, banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Selanjutnya guru membagikan LKS kepada setiap kelompok yang sudah terbentuk. Siswa sangat aktif dalam berdiskusi kelompok. Siswa menemukan macam-macam benda yang berbentuk bangun ruang disekitarnya kemudian siswa menggambar jaring-jaring bangun tersebut dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan. Ada gunting, kertas dan penggaris untuk membuat sebuah jaring-jaring benda tersebut.
Gambar 4.2. Siswa menggambar jaring-jaring bangun dengan bahan
yang disiapkan
disiapkan. Setelah selesai, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa yang lain mendengarkan kelompok yang presentasi dan menanggapi jika ada yang belum paham, begitu juga dengan kelompok yang lainnya. Selanjutnya setelah semua kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah berlangsung. Guru menunjuk Ri untuk menutup pembelajaran pada hari itu dengan doa.
3) Pertemuan III
Hasil pengamatan pembelajaran pada pertemuan III, terlihat siswa aktif mengerjakan soal evaluasi. Tetapi masih ada beberapa siswa yang masih bertanya kepada teman sebangkunya. Guru menegur beberapa siswa tersebut dan dipindah untuk duduk di meja paling depan.
d. Refleksi
Dari seluruh kegiatan siklus I ini dapat direfleksikan bahwa peneliti masih menemukan kekurangan saat siswa mengerjakan soal evaluasi, masih ada beberapa siswa yang bertanya pada teman sebangkunya. Tetapi ada juga kelebihannya, saat guru mengetahui ada beberapa siswa yang menyontek, guru menegur siswa tersebut dan guru menyuruh siswa tersebut untuk pindah tempat duduk paling depan. Cara seperti itu dilakukan oleh guru, supaya siswa tidak bertanya-tanya kepada temannya. Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, maka peneliti melanjutkan kegiatan pembelajaran pada siklus II. Peneliti bekerja sama dengan guru untuk melanjutkan kegiatan pembelajarn pada siklus II dengan pendekatan PMRI.
C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Pada siklus II ini akan dilaksanakan tiga pertemuan dengan alokasi waktu 9JP (9x40 menit). Peneliti berharap pada siklus II ini kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas dapat mencapai indikator keberhasilan.
Subyek penelitian pada siklus II ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti menyiapkan alat seperti kamera dan video untuk mendokumentasikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Tindakan
Pada siklus II ini akan dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 9JP (9x40 menit). Pertemuan I dan pertemuan II dilaksanakan dengan alokasi waktu 6JP (6x40 menit), sedangkan pertemuan III dilaksanakan dengan alokasi waktu 3JP (3x40 menit). Peneliti dan guru bersama-sama bertindak sebagai observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
1) Pertemuan I
simetri lipat?”. (Karakteristik PMRI konteks). Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberika peraturan kepada siswa tentang 1) Jika kalian mau bertanya dengan cara mengangkat tangan; 2) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diharap tenang (Kearifan Lokal Kedisiplinan).
Selanjutnya siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan cara berhitung dari urutan belakang ke depan (Karakteristik PMRI pengalaman). Siswa yang memperoleh nomor yang sama berkumpul dalam satu kelompok dan setiap kelompoknya beranggotakan 5 siswa (Karakteristik PMRI model). Siswa mendapat LKS dari guru dan berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan LKS yang berkaitan dengan simetri lipat (Karakteristik PMRI interaktivitas). Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok (Karakteristik PMRI interaktivitas). Siswa menulis pernyataan dalam kotak untuk membantu menemukan simetri lipat bangun. Selanjutnya setelah kelompok selesai mengerjakan, perwakilan kelompok mempresentasikan di depan kelas (Karakteristik PMRI pengalaman dan interaktivitas). Siswa atau kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapi kelompok yang presentasi (Karakteristik PMRI pemanfaatan hasil konstruksi siswa dan interaktivitas). Setelah selesai siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya jika ada materi yang belum jelas.
Kemudian guru memberikan PR untuk mempelajari materi apa yang sudah dipelajari (Karakteritik PMRI keterkaitan). Guru dan siswa menutup pembelajaran dengan doa bersama dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan II
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Mei 2013, alokasi waktu 3JP (3x40 menit) dengan materi Simetri Putar. Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan siswa berdoa bersama dan mengucapkan salam, dan guru melakukan presensi. Sebagai apersepsi, guru bertanya kepada siswa tentang “Pak Oman akan memasang paving blok di halaman rumahnya. Bentuk paving blok tersebut adalah segitiga sama sisi. Ada berapa kemungkinan paving blok tersebut dapat dipasangkan pada tempatnya?” (Karakteristik PMRI konteks). Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberika peraturan kepada siswa tentang 1) Jika Kalian mau bertanya dengan cara mengangkat tangan; 2) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diharap tenang (Kearifan Lokal Kedisiplinan).
LKS kepada setiap kelompok. Perwakilan setiap kelompok mengambil alat yang akan digunakan untuk mengerjakan LKS. Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menggambar sebuah bangun (Karakteristik PMRI interaktivitas). Siswa menjiplak atau meniru gambar sebuah bangun tersebut (Karakteristik PMRI interaktivitas). Selanjutnya siswa memutar gambar bangun tersebut untuk membantu menemukan simetri putar bangun tersebut (Karakteristik PMRI model). Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas (Karakteristik PMRI interaktivitas). Siswa atau kelompok yang lain mendengarkan dan menanggapi (Karakteristik PMRI pemanfaatan hasil konstruksi siswa dan interaktivitas). Setelah selesai, siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang sudah dicapai (Karakteristik PMRI pemanfaatan hasil konstruksi siswa). Siswa melakukan reflkesi dan aksi. Siswa diminta untuk mempelajari apa yang sudah dipelajari. Siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dan mengucapkan salam.
3) Pertemuan III