• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI."

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

Wijayanti, Maria Anita. 2013.Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogpakarta dengan Menggunakan Pendekatan PMRI.Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru SekolahDasarUniversitasSanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajarsiswa kelas V SD Kanisius Kintelan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklusnya ada 3 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 3 x 40 menit. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah peningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan wawancara. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah soal evaluasi.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan dan peningkatan prestasi belajar siswa. Kedisiplinan siswa dengan kondisi awal 56,66% meningkat pada siklus II dengan banyaknya siswa yang disiplin yaitu 76,67%. Persentase pencapaian KKM siswa pada kondisi awal 30% meningkat pada siklus II dengan persentase pencapaian KKM siswa sebesar 86,66%. Sedangkan kondisi awal rata-rata kelas yaitu 52,2 meningkat pada siklus II menjadi 72,96.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa pada mata pelajaran Matematika dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI. Begitu pula dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Kanisius KintelanYogyakarta juga dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI.

(2)

Wijayanti, Maria Anita. 2013. The Enhancementof Discipline and Mathematic Learning Achievement of students class V SD Kanisius Kintelan Yogpakarta with PMRI Approachment.

Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program Sanata Dharma University.

This aim of this study is to determine how the application uses Indonesian Realistic Mathematics Education approach (PMRI) can improve discipline and student achievement fifth grade elementary Kanisius Kintelan.

This research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in two cycles, and each cycle there are 3 meeting. Each meeting made within 3 x 40 minutes. The subjects in this study were fifth grade students of elementary Kanisius Kintelan Yogyakarta the number of 30 students consisting of 15 female students and 15 male students. Object of this research is enhancing the discipline and achievement of learning Mathematics using PMRI approach. The instrument used to measure the discipline learned in this study is a questionnaire and interviews. While the instruments used to measure learning achievement is a matter of evaluation.

Results of research conducted in two cycles showed an increase in discipline and improvement of student achievement. Discipline of students with initial conditions increased 56.66% in the second cycle to the number of students that discipline is 76.67%. The percentage of KKM student achievement on the initial conditions 30 % increase in cycle II, the percentage of KKM student achievement by 86.66 % . While the initial condition that the average grade of 52.2 increased in the second cycle becomes 72.96.

Based on the results obtained in this study it can be concluded that the discipline of students in the subjects of Mathematics can be increased by using PMRI approach. Similarly, the learning achievement of fifth grade students of elementary mathematics Kanisius Kintelan Yogyakarta can also be increased by using PMRI approach.

(3)

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN

PMRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Maria Anita Wijayanti NIM : 091134045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KANISIUS KINTELAN YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN

PMRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

Nama : Maria Anita Wijayanti NIM : 091134045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk :

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan kemuliaanNya

Bapak Alexius Yaslan dan Ibu Christina Sri Murwani, kedua orang tuaku yang selalu memberikan dorongan dan mendoakan tanpa mengenal waktu  Kakakku Yuliana Nuri Kurnianingsih yang selalu memberikan motivasi  Teman-teman Kost, Rezo, Umel, Kecol yang selalu memberi penghiburan,

keceriaan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini  Rekan-rekan PGSD USD kelas C angkatan d009

(8)

v MOTTO

“Dan apa saja yang kamu minta dalam Doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(Matius, 21:22)

“Keyakinan dan kesungguhan dalam berupaya dan berusaha adalah sebuah gerbang untuk menapaki tangga keberhasilan”

(Anonim)

“Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas untuk bersyukur atas

kesuksesan” (Mario Teguh)

“Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than one with all the facts”

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

Wijayanti, Maria Anita. 2013.Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogpakarta dengan Menggunakan Pendekatan PMRI.Skripsi. Yogyakarta: Program StudiPendidikan Guru SekolahDasarUniversitasSanata Dharma.

Penelitianini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan penggunaan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajarsiswa kelas V SD Kanisius Kintelan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam d siklus dan setiap siklusnya ada 3 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 3 x 40 menit. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah peningkatkan kedisiplinandan prestasi belajar Matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan wawancara. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah soal evaluasi.

Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan dan peningkatan prestasi belajar siswa. Kedisiplinan siswa dengan kondisi awal 56,66% meningkat pada siklus II dengan banyaknya siswa yang disiplin yaitu 76,67%. Persentase pencapaian KKM siswa pada kondisi awal 30% meningkat pada siklus II dengan persentase pencapaian KKM siswa sebesar 86,66%. Sedangkan kondisi awal rata-rata kelas yaitu 5d,d meningkat pada siklus II menjadi 7d,96.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa pada mata pelajaran Matematika dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI. Begitu pula dengan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Kanisius KintelanYogyakarta juga dapat meningkat dengan menggunakan pendekatan PMRI.

(12)

ix ABSTRACT

Wijayanti, Maria Anita. 2013. The Enhancementof Discipline and Mathematic Learning Achievement of students class V SD Kanisius Kintelan Yogpakarta with PMRI Approachment. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Program Sanata Dharma University.

This aim of this study is to determine how the application uses Indonesian Realistic Mathematics Education approach (PMRI) can improve discipline and student achievement fifth grade elementary Kanisius Kintelan.

This research is Classroom Action Research (CAR), which was conducted in two cycles, and each cycle there are 3 meeting. Each meeting made within 3 x 40 minutes. The subjects in this study were fifth grade students of elementary Kanisius Kintelan Yogyakarta the number of 30 students consisting of 15 female students and 15 male students. Object of this research is enhancing the discipline and achievement of learning Mathematics using PMRI approach. The instrument used to measure the discipline learned in this study is a questionnaire and interviews. While the instruments used to measure learning achievement is a matter of evaluation.

Results of research conducted in two cycles showed an increase in discipline and improvement of student achievement. Discipline of students with initial conditions increased 56.66% in the second cycle to the number of students that discipline is 76.67%. The percentage of KKM student achievement on the initial conditions 30 % increase in cycle II, the percentage of KKM student achievement by 86.66 % . While the initial condition that the average grade of 5d.d increased in the second cycle becomes 7d.96.

Based on the results obtained in this study it can be concluded that the discipline of students in the subjects of Mathematics can be increased by using PMRI approach. Similarly, the learning achievement of fifth grade students of elementary mathematics Kanisius Kintelan Yogyakarta can also be increased by using PMRI approach.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ku panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan bimbingan, kesempatan serta kekuatan dalam meyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan Menggunakan Pendekatan PMRI”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan program studi yang dtempuh.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Romo Gregorius Ari Nugrahanta SJ.,SS.,BST,.MA selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang

telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari yang telah bersedia membantu dalam menyusun kuesioner kedisiplinan untuk penelitian.

6. Ibu Marciana Sarwi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kintelan Yogyakarata yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas V SD Kanisius Kintelan.

(14)

xi

8. Siswa kelas V SD Kanisius Kintelan yang bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

9. Bapak, Ibu, dan Kakakku tersayangyang telah memberikan dukungan, semangat, doa dan kasih sayang kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10.Sahabat dan teman seperjuanganku Prima dan Melan yang selalu memberikan motivasidalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman kost, Kecol, Umel, dan Rezo yang selalu memberikan semangat.

1d.Teman-teman seperjuangan payung PMRI dan semua kelas C angkatan d009 yang selalu membantu dalam doa.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan dalam meyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, d7 November d013 Penulis

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Kedisiplinan ... 8

d. Prestasi ... 1d 3. Matematika ... ... 14

4. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 17

5. Geometri... ... d4 B. Penelitian yang Relevan ... d4 C.Teori Yang Relevan... d6 C. Kerangka Berpikir ... d7 D. Hipotesis Tindakan ... d8 BAB III METODE PENELITIAN ... d9 A.Jenis Penelitian ... d9 B. Setting Penelitian ... 30

(16)

xiii

D. Instrumen Penelitian ... 37

F. Teknik Analisis Data ... 49

G. Kriteria Keberhasilan ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53

A.Pra Penelitian Tindakan Kelas ... ….53

B.Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 55

C.Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... .. 64

D. Hasil Penelitian ... ... 74

1. Siklus I ... 74

d. Siklus II ... 75

E. Pembahasan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... ….83

B. Saran ... ... 85

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel3.1 Jadwal Penelitian ... 31

Tabel3.d Kisi-kisi Penyusunan Soal Evaluasi Siklus I ... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisiKuesioner Kedisiplinan ... 38

Tabel 3.4 Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa ... 39

Tabel 3.5 Kriteria Interpretasi Skor PAP Tipe 1 ... 40

Tabel 3.6 Variabel Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41

Tabel 3.7 Hasil Validasi Instrumen Pembelajaran ... 43

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ... 44

Tabel 3.9 Hasil Validasi dan Kriteria ... 44

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas dan Soal Evaluasi I ... 46

Tabel 3.11 Kriteria Validitas dan Soal Evaluasi II ... 46

Tabel 3.1d Hasil Validasi Kuesioner ... 49

Tabel 3.13 Kriteria Kedisiplinan PAP Tipe 1 ... 50

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Siklus Model Dasar PTK Kemmis dan Pobin Mc Taggart ... 30

Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Soal Secara Berkelompok ... 61

Gambar 4.d Siswa Menggambar Jaring-jaring Bangun ... 6d Gambar 4.3 Guru Menjelaskan Kepada Siswa ... 70

Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan LKS Secara Berkelompok ... 70

Gambar 4.5 Siswa Sedang Melakukan Aktivitas yang Mereka Kerjakan ... 71

Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Hasil Kedisiplinan Siswa ... 80

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 89

Lampiran dSurat Keterangan Selesai Penelitian ... 90

Lampiran 3 Instrumen Penelitian (Kuesioner) ... 91

Lampiran 4 Validasi Kuesioner ... 94

Lampiran 5 Perangkat Pembelajaran ... 105

Lampiran 6 Validasi Perangkat Pembelajran ... 185

Lampiran 7 Data Awal Kedisiplinan Siswa ... 194

Lampiran 8 Data Kedisiplinan Siklus I ... 196

(20)

1 BABBIB

PENDAHULUANB

B

Dalam bab I akan dibahas tentang hal yang melatarbelakangi diadakannya

penelitian ini serta rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

definisi operasional.

A. LatarBBelakangBMasalahB

Pembelajaran Matematika merupakan mata pelajaran pokok di

Sekolah Dasar. Sampai jenjang kelas V Sekolah Dasar, siswa telah

memiliki pengalaman yang bermacam-macam tentang matematika. Ada

pengalaman yang menyenangkan dan ada pengalaman yang kurang

menyenangkan. Menurut pendapat Gt siswa kelas V SD Kanisius

Kintelan, pengalaman yang menyenangkan akan membantu

siswamengembangkan kemampuannya, sedangkan pengalaman yang tidak

menyenangkan akan membuat siswa malas untuk mengembangkan

kemampuannya.

Pembelajaran matematika yang kurang menyenangkan dapat

terlihat dari pendapat siswa bahwa matematika itu pelajaran yang sulit dan

menakutkan. Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika yang

(21)

kurang menggunakan metode baru dan masih terpusat ceramah dalam

pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran jadi membosankan,

kurang menarik dan hasilnya tidak memuaskan.

Sebagai contoh siswa terkadang kurang mempunyai antusias guna

mengikuti kegiatan belajar mengajar terkadang, ada juga beberapa siswa

yang ketika diberi materi cenderung kurang memperhatikan danramai

dengan temannya, bahkan ada juga yang datang terlambat.Kegiatan

pembelajaran di kelas seperti ini kurang mendukung siswa untuk

mengembangkan kemampuannya.Hal ini berhubungan pula dengan

rendahnya kedisiplinan belajar.

Berdasarkan observasidi SD Kanisius Kintelan Yogyakartayang

dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 Maret 2013, guru kurang mampu

dalam mengolah pembelajaran yang dapat membangkitkan kedisiplinan

belajar siswa. Sehingga mengakibatkan kedisiplinan dan prestasi belajar

siswa kurang optimal. Kedisiplinan dalam proses kegiatan belajar

mengajar ini sangat diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi

suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga

menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap siswa.

Berdasarkan hasil wawancarapeneliti dengan guru kelas V SD

Kanisius Kintelan diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan

dalam mempelajari mata pelajaran Matematika. Hal ini diperkuat dengan

(22)

Hasil nilai rata-rata siswa sebagai kondisi awal yaitu 52,2. Peneliti

mendapatkan data bahwa 36,67% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan

nilai KKM pada mata pelajaran matematika yang sudah ditentukan adalah

65. Peneliti menyimpulkan bahwa terjadi masalah dalam pembelajaran

matematika di kelas V SD Kanisius Kintelan. Dengan begitu, juga

mempengaruhi prestasi belajar siswa rendah. Adanya masalah dalam

pembelajaran matematika di kelas juga dikarenakan kurangnya

kedisiplinan siswa saat belajar di kelas. Pernyataan ini didukung dengan

hasil kuesioner yang disebarkan kepada siswa. Dari analisis data sebagai

kondisi awal terdapat 17 siswa atau 56,66% siswa dari 30 siswa disiplin,

dan 13 siswa atau 43,33% siswa dari 30 siswa tidak disiplin.

Berdasarkan masalah yang ditemukan, peneliti mencoba mencari

solusi untuk menjadikan pembelajaran matematika di kelas V dengan

menggunakan pendekatan PMRI.Pendekatan matematika realistik adalah

salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perubahan

tersebut. Dengan pendekatan PMRI, bahan pembelajaran akan lebih jelas

maksud dan maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan

memungkinkan menguasai pembelajaran. Siswa akan lebih banyak

melakukan aktivitas dalam pembelajaran, sebab tidak hanya

mendengarkan penjelasan guru, tetapi melakukan suatu aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan

memerankan.PMRI juga menekankan untuk membawa matematika pada

(23)

sehari-hari yang bersifat realistik. Kata realistik disini dimaksudkan

sebagai suatu situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa atau

menggambarkan situasi dalam dunia nyata (Zulkarnain, 2002). Maka

melalui penelitian dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi

Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Kanisius

Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan Pendekatan PMRI”,

diharapkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dapat tercapai.

B. PembatasanBMasalahB

Dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa

kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta pada materi geometri

Kompetensi Dasar: “6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan 6.4

Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri”, dengan menggunakan

pendekatan PMRI.

B

B

B

B

(24)

C. RumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis memaparkan

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan

kedisiplinan dalam pelajaran Matematika materi geometri bagi

siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta?

2. Bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan

prestasi belajar Matematika pada materi geometri bagi siswa kelas

V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta?

D. TujuanBPenelitianB

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD Kanisius Kintelan

Yogyakarta dalam pelajaran matematika pada materi Geometri.B 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan PMRI dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan

Yogyakarta dalam pelajaran matematika pada materi Geometri.B B

(25)

E. ManfaatBPenelitianB

Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan suasana yang tidak

membosankan dan menyenangkan.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru

diantaranya dapat memberikan inspirasi kegiatan yang menyenangkan

yang dapat dilakukan dalam pembelajaran matematika melalui

pendekatan PMRI untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi

belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

sekolah agar dalam pembelajaran matematika dapat digunakan sebagai

acuan dalam menerapkan dan menyusun program pembelajaran.

4. Bagi penulis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk melatih

mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, mengenalkan

dengan kegiatan kepustakaan, memperoleh kepuasan intelektual,

memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, dan sebagai bahan

(26)

F. DefinisiBOperasionalB

1. Kedisiplinan adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan

dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang

berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa

pun.

2. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.

3. Prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan

siswa setelah melakukan aktivitas belajar.

4. Matematika adalah ilmu yang universal yang mengacu kepada

perkembangan teknologi, sehingga mata pelajaran matematika

mempunyai peranan penting untuk menunjang sumber daya

manusia.

5. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah

permasalahan realistik yang digunakan sebagai fondasi dalam

membangun konsep matematika atau disebut juga sebagai sumber

untuk pembelajaran.

6. Geometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari

tentang titik, garis, bidang dan benda-benda ruang beserta

sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya, dan hubungannya antara yang satu

(27)

8 BABBIIB

LANDASANBTEORIB B

Bab II Landasan Teori berisi kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian pustaka membahas teori-teori

yang relevan. Hasil penelitian sebelumnya yang berisi penelitian yang pernah ada.

Selanjutnya hasil penelitian dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis

tindakan yang berisi jawaban sementara dari rumusan masalah.

A. KajianBPustakaB 1. KedisiplinanB

a. PengertianBKedisiplinanB

Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan

ke-an. Menurut Prijadaminto (2004 : 5-6) “Disiplin adalah suatu kondisi

yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, keteraturan, dan ketertiban

dalam memperoleh ilmu”. Sedangkan menurut Arikunto (2001: 114)

“Disiplin belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan

atau tata tertib kesadaran yang ada pada kata hatinya”. Dari kedua

pengetian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah

suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib atau

peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya,

(28)

mengemukakan bahwa terdapat beberapa cara menanamkan disiplin

kepada anak, yaitu :B

a. Cara disiplin yang otoriter

Disiplin otoriter berarti mengendalikan kekuatan eksternal dalam

bentuk hukuman terutama hukuman badan sehingga anak kehilangan

kesempatan untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri.

b. Cara disiplin yang permisif

Biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk

berperilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan

hukuman.

c. Cara disiplin yang demokratis

Dalam hal ini metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi

dan penalaran sehingga dapat membantu anak dalam memahami

alasan-alasan perilaku tersebut diharapkan.

Sikap disiplin ini akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan,

pendidikan atau penanaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan

tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai

pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk

disiplin yang semakin kuat. Menurut Schaefer (1986) cara yang efektif

untuk mendisiplinkan anak adalah dengan penggunaan pendekatan yang

(29)

negatif, seperti hukuman dan omelan, maka cara yang positif inilah yang

lebih efektif.

b. Indikator-IndikatorBKedisiplinanB

Indikator-indikator menurut Mulyasa (2011:27-28) adalah :

1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru maupun siswa, karena

tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus

ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses pendidikan itu, yang

meliputi:

a. Konsep diri (self-concept), konsep diri masing-masing individu

merupakan faktor penting dari setiap perilaku.

b. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan.

c. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah atau

suatu lembaga pendidikan tertentu. Contohnya menggunakan

kurikulum yang berlaku atau membuat satuan pelajaran.

d. Tidak membangkang pada peraturan yang berlaku, baik bagi para

pendidik maupun peserta didik, contohnya membuat satuan

pelajaran bagi guru dan mengerjakan PR bagi peserta didik.

e. Tidak suka berbohong.

f. Tingkah laku yang menyenangkan.

g. Rajin dalam belajar mengajar.

h. Tidak suka malas dalam belajar mengajar.

(30)

j. Tepat waktu dalam belajar mengajar

k. Tidak pernah membolos dalam belajar mengajar.

l. Tidak pernah keluar dalam belajar mengajar.

2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku

a. Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai pembaharuan

pendidikan.

b. Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan

yang ada.

c. Tidak membuat keributan di dalam kelas

d. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

e. Membantu kelancaran proses belajar mengajar.

3) Menguasai diri dan instrospeksi. Menguasai diri berarti guru maupun

peserta didik memiliki rasa tanggung jawab (sense of responsibility)

yang tinggi terhadap keberlangsungan belajar mengajar. Sedangkan

introspeksi berarti guru maupun peserta didik senantiasa

mempertahankan indikator kedisiplinan melalui upaya seperti

melakukan evaluasi secara rutin terhadap kegiatan belajar mengajar.

(31)

2. PrestasiB

a. PengertianBPrestasiB

B Arifin (1990:3) mengungkapkan prestasi adalah “kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.

Menurut KBBI (2008:1101), secara umum prestasi adalah “hasil yang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan)”.

Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

prestasi adalah hasil yang dicapai dengan menggunakan kemampuan,

ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu

pembelajaran.

B

b. PrestasiBbelajarB

B Menurut Ahmadi, dan Widodo (1991:130), prestasi belajar adalah “hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari

dalam diri (faktorinternal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu”.

Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah “penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan oleh

guru”. Nilai tes yang memuaskan atau mampu mendapatkan nilai yang

tinggi pada mata pelajaran tertentu merupakan salah satu faktor

penguasaan pengetahuan atau ketrampilan.

Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

(32)

ketrampilan baik dalam diri sendiri maupun dari luar melalui mata

pelajaran, yang ditunjukkan dengan nilai yang telah diberikan guru.

c. Faktor-faktorByangBMempengaruhiBPrestasiBBelajar

B Mulyasa (2006:191), menjelaskan “prestasi belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor

yang melatar belakanginya”. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya :

1) PengaruhBfaktorBinternal

Contoh pengaruh faktor internal adalah intelegensi, keberhasilan

individu dapat diukur dengan intelegensinya, semakin tinggi tingkat

intelegensi maka kemungkinan tingkat hasil yang dicapai semakin

tinggi. Namun belum tentu dengan intelegensi yang rendah maka

siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah, hal ini dikarenakan

masih ada faktor-faktor lain, yaitu minat, sikap, waktu, dan

kesempatan.

2) PengaruhBfaktorBeksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial.

Faktor sosial meliputi hubungan manusia dengan berbagai situasi

sosial. Contoh, sekolah, masyarakat, teman, lingkungan keluarga,

(33)

fisik atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah,

fasilitas belajar, ruang belajar, dan lain-lain.

3. MatematikaB

a. PengertianBMatematikaB

Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat

pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis,

yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi

dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika,

aljabar, geometri, dan analisis. Hakikat belajar matematika didasarkan pada

pandangan konstruktivisme, yakni anak belajar matematika dihadapkan

pada masalah tertentu berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya ketika

belajar dan berusaha memecahkannya (Uno, 2007). Bagi para siswa di

sekolah, matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan

melatih diri agar mampu berpikir logis, kritis, sistematis, dan kreatif (Polla,

2000).

b. KarakteristikBMatematikaB

Matematika tersusun atas beberapa karakteristik menurut Soedjadi

(2000: 50) adalah sebagai berikut :

(34)

1) MemilikiBobjekBkajianBabstrakBB

Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak,

sering juga disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek

pikiran. Objek dasar meliputi: fakta, konsep, operasi ataupun relasi dan

prinsip. Dari objek dasar itulah dapat disusun suatu pola dan struktur

matematika.

2) BertumpuBpadaBkesepakatanBB

Kesepakatan merupakan tumpuan yang amat penting dalam

matematika. Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan

konsep primitif. Aksioma disebut sebagai postulat (sekarang) ataupun

pernyataan-pangkal (yang sering dinyatakan tidak perlu dibuktikan).

Sedangkan konsep primitif yang juga disebut sebagai undefined term

ataupun pengertian pangkal tidak perlu didefinisikan. Beberapa aksioma

dapat membentuk suatu sistem aksioma, yang selanjutnya dapat

menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu 10 terdapat konsep

primitif dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.

3) BerpolaBberpikirBdeduktifBB

Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif.

Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang

berpangkal dari yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada

hal yang bersifat khusus”. Pola pikir yang deduktif ini dapat terwujud

dalam bentuk yang amat sederhana tetapi juga dapat terwujud dalam

(35)

4) MemilikiBsimbolByangBkosongBdariBartiBB

Simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf.

Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu

model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan,

pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu, dan sebagainya.

B c. PembelajaranBMatematikaB

Pembelajaran menurut Surya (2004: 62) adalah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.Matematika menurut Soedjadi

(2000: 24) adalah cabang ilmu eksak dan terorganisir secara sistematik

yang mencakup tentang bilangan dan kalkulasi, penalaran logik, tentang

fakta kuantitatif, masalah tentang ruangan, bentuk, mengenai struktur yang

logik serta memiliki aturan yang ketat.B

B B Pola tingkah laku manusia yang tersusun menjadi suatu model sebagai prinsip-prinsip belajar yang diaplikasikan ke dalam mata pelajaran

matematika. Prinsip belajar inilah yang harus dipilih sehingga cocok untuk

mempelajari matematika. Matematika yang berkenaan dengan ide-ide

abstrak yang diberi simbol-simbol tersusun secara hirarkis dan

penalarannya deduktif. Sangat jelas dalam belajar matematika itu

(36)

mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah

diketahui orang tersebut. Karena itu untuk mempelajari suatu materi

matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu

akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut.

Dalam belajar matematika terjadi juga proses berpikir, sebab seseorang

dikatakan berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental dan orang

yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Karena dengan

kita berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian

informasi yang telah direkam di dalam pikiran sebagai

pengertian-pengertian. Dari pengertian tersebut dapat terbentuk pendapat yang pada

akhirnya bisa ditarik kesimpulan. Tentunya kemampuan berpikir

seseorang itu dipengaruhi inteligensinya. Dengan demikian terlihat adanya

kaitan antara inteligensi dengan proses belajar matematika.

B

4. PendidikanBMatematikaBRealistikBIndonesiaB(PMRI)B a. SejarahBPMRIB

Pendidikan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan

dalam pembelajaran matematika di Belanda. Pendidikan Matematika

Realistik dikembangkan oleh Hans Freudenthal sejak tahun 1970an. Hans

Frudenthal (Wijaya, 2012) menyatakan bahwa matematika merupakan

suatu bentuk aktivitas manusia yang melandasi pengembangan Pendidikan

(37)

mengenalkan istilah “guided reinvention” sebagai proses yang dilakukan

siswa secara aktif untuk menemukan kembali suatu konsep matematika

dengan bimbingan guru. Selain itu, (Freudenthal,1991) tidak menempatkan

matematika sekolah sebagai suatu sistem tertutup (closed system)

melainkan sebagai suatu aktivitas yang disebut matematisasi.

Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari

Pendidikan Matematika Realistik. Proses belajar siswa hanya akan terjadi

jika pengetahuan (knowledge) yang dipelajari bermakna bagi siswa

(Freudenthal, 1991). Suatu masalah disebut “realistik” jika masalah

tersebut hanya dapat dibayangkan atau nyata (real) dalam pikiran siswa.

Dalam Pendidikan Matematika Realistik, permasalahan realistik

digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep matematika atau

disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran. Sedangkan dalam

pendekatan mekanistik, permasalahan realistik ditempatkan sebagai bentuk

aplikasi suatu konsep matematika sehingga sering juga disebut sebagai

kesimpulan atau penutup dari proses pembelajaran.

Pendidikan Matematika Realistik mulai diterapkan di Indonesia

dengan nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sejak

tahun 2001. PMRI dikembangkan oleh Institut Pengembangan PMRI

dengan melibatkan empat universitas di Indonesia, yaitu Universitas

Pendidikan Indonesia–Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta,

Universitas Sanata Dharma–Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya

(38)

b. PengertianBPMRIB

Wijaya (2012: 20) Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu

pendekatan dalam pembelajaran matematika yang harus selalu

menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya

berasal dari bahasa Belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk

dibayangkan” atau “to imagine”. Van Den Heuvel Panhuizen (Wijaya,

2012), penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukkan

adanya suatu koneksi dengan dunia nyata, tetapi lebih mengacu pada fokus

Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan

penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa.

Soedjadi (2001:2) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika

dengan pendekatan realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realita dan

lingkungan yang dipahami peserta untuk memperlancar proses

pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan

matematika yang lebih baik. Selain itu Soedjadi juga menjelaskan bahwa

realita adalah hal-hal nyata yang kongkrit yang dapat diamati dan

dipahami siswa dengan cara membayangkan. Sedangkan lingkungan

adalah tempat di mana peserta didik berada baik dilingkungan sekolah

maupun lingkungan masyarakat.

Terkait dengan pendekatan pembelajaran matematika, pendekatan

matematika realistik saat ini sedang dikembangkan di Indonesia, maka

selanjutnya dikenal dengan sebutan Pendidikan Matematika Realistik

(39)

matematika realistik yang dikembangkan di Belanda oleh Freudenthal.

PMRI merupakan pembelajaran yang menekankan aktivitas insan, dalam

pembelajarannya digunakan konteks yang sesuai dengan keadaan di

Indonesia.

Dasar filosofi yang digunakan dalam PMRI ini adalah

kontrukstivisme yaitu dalam memahami suatu konsep matematika siswa

diharapkan membangun dan menemukan sendiri pemahamnnya.

Karakteristik dari pendekatan ini adalah memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pemahaman tentang konsep yang

baru dipelajarinya.

Perhatian pada pengetahuan informal (informal knowledge) dan

pengetahuan awal (pre knowledge) yang dimiliki siswa menjadi hal yang

sangat mendasar dalam mengembangkan permasalahan yang realistik.

Pengetahuan informal siswa dapat berkembang menjadi suatu pengetahuan

formal (matematika) melalui proses pemodelan.

Secara umum, dalam Pendidikan Matematika Realistik di kenal dua

macam model yaitu model “of” dan model “for”. Ketika bekerja dalam

permasalahan realistik, siswa akan mengembangkan alat dan pemahaman

matematis yang masih memiliki keterkaitan dengan konteks masalah. Alat

matematis tersebut bisa berupa strategi atau prosedur penyelesaian.

Pemahaman matematis terbentuk ketika suatu strategi bersifat general dan

(40)

Dalam Pendidikan Matematika Realistik, konteks yang digunakan di

awal pembelajaran ditujukan untuk titik awal pembangunan konsep

matematika dan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan eksplorasi strategi penyelesaian masalah. Selain bermanfaat

untuk mendukung kegiatan eksplorasi, penggunaan konteks diawal

pembelajaran juga akan bisa meningkatkan minat dan motivasi siswa

dalam belajar (Wijaya, 2012).

c. KarakteristikBPMRIB

Treffers dalam Wijaya (1987) merumuskan lima karakteristik

Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya :

1) Penggunaan Konteks. Konteks atau permasalahan realistik digunakan

sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus

berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan,

penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna

dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan

konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan

eksplorasi permasalahan. Hasil eksplorasi siswa tidak hanya bertujuan

untuk menemukan jawaban akhir dari permasalahan yang diberikan,

tetapi juga diarahkan untuk mengembangkan berbagai strategi

(41)

konteks diawal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan

ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

2) Penggunaan model untuk matematisasi progresif. Dalam Pendidikan

Matematika Realistik, model yang digunakan dalam melakukan

matematisasi secara progresif. Penggunaan model berfungsi sebagai

jembatan (bridge) dari pengetahuan dan matematika tingkat konkrit

menuju pengetahuan matematika tingkat formal. Hal yang perlu

dipahami dari kata “model” adalah bahwa model tidak merujuk pada

alat peraga. Model merupakan suatu alat vertikal dalam matematika

yang tidak bisa dilepaskan dari proses matematisasi karena model

merupakan tahapan proses transisi level informal menuju level

matematika formal. Secara umum ada dua macam model dalam

Pendidikan Matematika Realistik yaitu model “of” dan model “for”.

3) Pemanfaatan hasil konstruksi siswa. Siswa memiliki kebebasan untuk

mengembangkan strategi pemecahan masalah sehingga diharapkan

akan diperoleh strategi yang bervariasi. Hasil kerja dan konstruksi

siswa selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep

matematika. Karakteristik ketiga dari Pendidikan Matematika Realistik

ini tidak hanya bermanfaat dalam membantu siswa memahami konsep

matematika, tetapi juga sekaligus mengembangkan aktivitas dan

kreativitas siswa.

4) Interaktivitas. Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses

(42)

sosial. Proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna

ketika siswa saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan

mereka. Pemanfaatan interaksi dalam pembelajaran matematika

bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif

siswa secara simultan. Kata pendidikan memiliki implikasi bahwa

proses yang berlangsung tidak hanya mengajarkan pengetahuan yang

bersifat kognitif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai untuk

mengembangkan potensi alamiah afektif siswa.

5) Keterkaitan. Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial,

namun banyak konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh

karena itu, konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa

secara terpisah atau terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematika

Realistik menempatkan keterkaitan (intertwinement) antar konsep

matematika sebgai hal yang harus dipertimbangkan dalam proses

pembelajaran. Melalui keterkaitan ini, satu pembelajaran matematika

diharapkan bisa mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep

(43)

5. Geometri

Menurut KBBI (2007:355) geometri adalah cabang matematika

yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang, dan ruang (ilmu ukur).

Sedangkan menurut Travers dkk (1987:6) menyatakan bahwa: “Geometry

is the study of the relationships among points,lines, angles, surfaces, and

solids”. Geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan

antaratitik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang. Ada dua

macam geometri, yaitu geometri datar dan geometri ruang.

Berdasarkan dua pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwageometri adalah salah satu cabang matematika yang mempelajari

tentang bentuk, ruang, komposisi beserta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya

dan hubungan antara yang satu dengan yang lain.

B. HasilBPenelitianByangBRelevanB

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil Penelitian

yang pertama menurutFX. Ika Retno Sri Wahyu Ningsih (2009)tentang

Kreativitas Siswa dalam Belajar Matematika dengan menggunakan

pendekatan PMRI.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa dengan

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI) guru dapat membantu melibatkan siswanya untuk aktif selama

(44)

fasilitator di dalam kelas. Sedangkan siswa mampu menunjukkan

kreativitasnya dalam pembelajaran, seperti mampu mengungkapkan

pendapatnya, mampu menyelesaikan masalah, serta mampu menjelaskan

penyelesaikan masalah dengan rinci.

Hasil Penelitian yang kedua menurut Wijaya, Kartika Ary (2012)

tentang Hubungan antara Lingkungan Keluarga dan Pola Asuh Anak

dengan Kedisiplinan Belajar Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk

membangkitkan kedisiplinan siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Hasil penelitian yang ketiga menurut Slamet (2010) tentang

Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Sifat Kubus dan Balok

dengan Menggunakan Media Bangun Ruang Siswa kelas IV SD Negeri

Sukorejo 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media

bangun ruang dapat membantu prestasi belajar siswa pada materi sifat kubus

dan balok. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum tindakan adalah 57.

Pada siklus I menjadi 78 dan pada siklus III meningkat menjadi 83.

Sedangkan nilai ketuntasan siswa sebelum tindakan adalah 52%. Pada siklus

I 81% dapat tuntas, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 100%.

Dari ketiga penelitian di atas merupakan penelitian yang berkaitan

dengan pendekatan PMRI di sekolah, kedisiplinan dan prestasi belajar

siswa. Berdasarkan penelitian di atas, pendekatan PMRI dapat membantu

(45)

kedisiplinan siswa serta mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh

karena itu peneliti tertarik untuk menggunakan pendekatan PMRI dalam

pembelajaran siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan Yogyakarta.

C. TeoriByangBRelevanB(TeoriBVygotsky)B

Teori yang dipegang oleh Vygotsky lebih mengacu pada

kontruktivisme. Karena ia lebih menekankan pada hakikat pembelajaran

sosiokultural. Pada dasarnya teori Vygotsky didasarkan pada tiga ide

utama: (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi

ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang

mereka telah ketahui; (2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya

perkembangan intelektual; (3) peran utama guru adalah bertindak sebagai

seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.

Vygotsky mengemukakan tiga kategori pencapaian siswa dalam

upayanya memecahkan permasalahan, yaitu (1) siswa mencapai

keberhasilan dengan baik, (2) siswa mencapai keberhasilan dengan

bantuan, (3) siswa gagal meraih keberhasilan.

Teori Vygotsky ini relevan dengan pendekatan PMRI yang

mengemukakan bahwa anak belajar melalui interaksi dengan orang

dewasa atau teman sebayanya. Dalam proses belajar yang demikian,

seorang anak yang sedang belajar tidak hanya menyampaikan

pengertiannya atas suatu masalah kepada dirinya sendiri namun ia juga

(46)

Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek

internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada

lingkungan social pembelajaran. Karena menurutnya, fungsi kognitif

manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam

konteks budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat

siswa bekerja menangani tugas yang belum dipelajari namun

tugas-tugas tersebut masih dalam jangkauan kemampuannya.

D. KerangkaBBerpikirB

Prestasi belajar menjadi penentu bagi keberhasilan kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan. Siswa kelas V SD Kanisius Kintelan

memiliki prestasi belajar rendah khususnya pada mata pelajaran matematika.

Hal ini tercermin dari kurangnya respon siswa saat guru memberikan

pertanyaan atau instruksi dan siswa takut untuk bertanya dan berpendapat.

Ketika guru memberikan pertanyaan, siswa cenderung ramai atau mengbrol

dengan temannya. Itu juga berarti mempengaruhi kedisiplinan siswa saat

pembelajaran menjadi rendah, sehingga proses pembelajaran tersebut tidak

berjalan maksimal. Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran

masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu,

diperlukannya sebuah pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

(47)

Pendekatan pembelajaran tersebut adalah dengan diterapkannya

pendekatan PMRI. Dengan pembelajaran yang realistik ini, siswa akan lebih

mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa akan

lebih disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran. Peneliti menggunakan

pendekatan ini dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi

terhadap upaya pembelajaran. Sehingga pembelajaran menjadi menarik dan

siswa akan semakin aktif dan termotivasi dalam belajar. Dengan demikian,

penerapan pendekatan PMRI ini diharapkan mampu meningkatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

E. HipotesisBTindakanB

Berdasarkan kerangka berpikir itulah peneliti merumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut : B

1. Penggunaan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa kelas V SD Kanisius Kintelan pada materi

geometri.

2. Penggunaan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kintelan pada

materi geometri.

B

(48)

29 BABBIIIB

METODEBPENELITIANB B

Di dalam bab ini akan peneliti uraikan metode penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian terdiri

dari jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal penelitian, dan

indikatorkeberhasilan.

A.JenisBPenelitianB

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan kelas

(PTK). Penelitian ini merupakan suatu penelitian suatu proses penyelidikan

ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi

pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang

telah dilakukan guru. Menurut Kemmis dan Pobin Mc TaggartPTK

dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu

planning (perencanaan), acting (tindakan), observing (pengamatan), dan

reflecting (refleksi). Dalam hal ini masalah yang dihadapi yaitu masih

rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika. Untuk itu, guru dan peneliti bermaksud meningkatkan

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa kelas VSD Kanisius Kintelan

Yogyakarta dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan

(49)

B

GambarB3.1.BModelBDasarBPTKBmenurutKemmisBdanBPobinBMcBTaggartB

B B

B.SettingBPenelitianB

1. TempatBdanBWaktuBPenelitianB

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Kintelan. SD Kanisius Kintelan

beralamat di Jalan Ireda no. 18 Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan

pada bulan Januari-November 2013

2. SubjekBPenelitianB

Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswa Kelas V SD Kanisius Kintelan

(50)

3. ObjekBPenelitianB

Objek penelitian yang akan di angkat adalah “Peningkatan Kedisiplinan

dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD

Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan Pendekatan PMRI”.

4. JadwalBPenelitianB

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2012/2013 yaitu pada bulan Januari-November2013. B

TabelB3.1.BJadwalBPenelitianB

NoB KegiatanB BulanB B

JanB FebB MarB AprB MeiB JunB JulB AgsB SepB OktB NovB

(51)

C.RencanaBPenelitianB 1. PersiapanB

Peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah dan Guru Kelas SD

Kanisius Kintelan untuk melakukan kegiatan penelitian di SD Kanisius

Kintelan Yogyakarta. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan

observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai

kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswanya. Peneliti melakukan

pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran mengenai

kedisiplinan dan prestasi belajar. Selanjutnya peneliti melakukan

wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa kelas V di SD Kanisius

Kintelan.

Peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yakni rendahnya

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Setelah itu peneliti merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, menyusun rencana penelitian dalam

setiap siklus dan membuat gambaran awal mengenai kedisiplinan dan

prestasi belajar siswa kelas V. Tidak hanya itu saja, peneliti juga mengkaji

standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya. Menyusun

silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian, pembuatan alat

(52)

2. PerencanaanB a. SiklusBI

Pada siklus I, terlebih dahulu peneliti merancang instrumen

pembelajaran, mulai dari silabus, RPP, LKS, dan media yang akan

digunakan dalam pembelajaran. RPP yang disusun berdasarkan pada

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan

peneliti. Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media

yang menarik dan akandigunakan untuk membantu siswa dalam

menyelesaikan masalah saat pembelajaran. Pada siklus ini, peneliti

menggunakan pendekatan PMRI.

b. SiklusBIIB

Siklus II akan dilakukan apabila pada siklus I pelaksanaan tindakan

belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Apabila siklus

II belum mencapai indikator keberhasilan, maka akan dilakukan siklus

III dan seterusnya hingga tindakan yang dilakukan peneliti

menunjukkan indikator keberhasilan.

3. PelaksanaanBBB

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam

pembuka, doa, dan absensi. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan

dari guru. Selanjutnya, pada kegiatan inti terlebih dahulu siswa dibagi ke

(53)

Masing-masing kelompok diberi soal untuk menyelesaikannya. Kemudian siswa

dalam kelompok mendiskusikan tugas tersebut.

Selanjutnya, siswa memberikan komentar terhadap permasalahan

dalam materi dengan berdiskusi kelompok. Setelah diskusi selesai,

perwakilan siswa maju ke depan membacakan hasil diskusinya, dan teman

dari kelompok lain memberikan tanggapan. Soal evalusi diberikan pada

pertemuan ketiga. Kegiatan pembelajaran selalu ditutup dengan penarikan

kesimpulan, refleksi, evaluasi, doa, dan salam penutup.

Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan.Alokasi waktu pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga

adalah 3 x 40 menit.Peneliti juga menyebarkan kuesioner tentang

kedisiplinan kepada seluruh siswa.

4. ObservasiBB

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap tentang proses pembelajaran. Dari observasi, peneliti

dapat mengamati secara langsung perkembangan yang dialami siswa dalam

proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan kamera dan video untuk

(54)

5. RefleksiBB

Peneliti melakukan analisa hasil tindakan yang telah dilaksanakan,

meliputi, mengidentifikasi hambatan, kesulitan dan kejadian-kejadian

khusus pada proses pembelajaran dan menilai apakah dalam proses

pembelajaran dapat meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa

sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum.

B

D. TeknikBPengumpulanBDataB

B B Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam

penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:

1. WawancaraBTidakBTerstrukturB

B B Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2010: 197).

2. KuesionerB

B B Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

(55)

teknik pengumpulan data yang bisa diharapkan dari responden.

Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka,

dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui

pos atau internet (Sugiyono, 2012: 142). Di dalam sebuah kuesioner

terdapat butir-butir pernyataan atau pertanyaan yang tentunya diajukan

kepada responden guna mengetahui secara detail berbagai hal yang

terkait dengan responden (sesuai dengan kisi-kisi yang dibuat oleh

peneliti). Dalam hal ini, peneliti hendaknya memperhatikan hal-hal yang

terkait dengan penulisan atau kriteria sebuah kuesioner yang baik.

Peneliti menuliskan 24 butir pernyataan tentang kedisiplinan siswa. Dan

siswa menuliskan tanda check list(√) pada kolom jawaban yang akan

dipilih.

3. TesB(Evaluasi)B

B B Tes merupakan alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang

distandarisasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan

hasil belajar individu atau kelompok (Masidjo, 1995:39).Peneliti

menyiapkan soal tes evaluasi di setiap akhir pertemuan. Hal ini dilakukan

(56)

E.InstrumenBPenelitianB

Dalam penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen penelitian, yaitu

Nontes untuk mengukur kedisiplinan siswa, dan tes untuk mengukur prestasi

belajar siswa.

1. TesB

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 1996: 150). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes

tertulis. Dalam mengadakan tes, peneliti menggunakan instrument dengan

memberikan lembar kerja siswa sebagai tugas kelompok dan lembar

evaluasi sebagai tugas individu. Kisi-kisi soal evaluasi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

TabelB3.2.BKisi-kisiBpenyusunanBsoalBevaluasiBsiklusBI 6.3 Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana

- Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang sederhana

1,5

- Menentukan jaring-jaring bangun ruang sederhana

2

- Menggambar jaring-jaring bangun ruang sederhana

(57)

2. NonBtesB

Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur kedisiplinan

siswa. Dalam penelitian ini, meneliti menggunakan data yang meliputi

lembar kuesioner. Lembar kuesioner akan diberikan pada seluruh siswa

satu kelas untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari siswa. Kuesioner ini

terdiri dari 24 butir pernyataan atau pertanyaan yang terbagi dalam 12

pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Siswa menuliskan tanda

check list(√) pada kolom jawaban yang akan dipilih pada pilihan kolom

jawaban yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, (TS) Tidak Sesuai, dan

(STS) Sangat Tidak Sesuai. Untuk memperoleh data dari variabel ini,

maka dikembangkan instrumen yang merupakan pengembangan dari

indikator kedisiplinan siswa.

3. Memiliki rasa tanggung jawab (sense of responsibility) yang tinggi terhadap keberlangsungan belajar mengajar

14, 16, 18, 20 13, 2, 22,23

4B

(58)

B

B B BPada tabel 3.3 diatas terdapat kisi-kisi kuesioner kedisiplinan. Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa dalam

proses pembelajaran.

jika siswa memilih jawaban SS (Sangat Sesuai) maka mendapatkan skor 4,

jika siswa memilih jawaban S (Sesuai) maka mendapatkan skor 3, jika

siswa memilih jawaban TS (Tidak Sesuai) maka mendapatkan skor 2 dan

yang terakhir jika siswa memilih jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) maka

siswa mendapatkan skor 1. Sedangkan pada pernyataan negatif, jika siswa

memilih jawaban SS (Sangat Sesuai) maka mendapatkan skor 1, jika siswa

(59)

jawaban TS (Tidak Sesuai) maka mendapatkan skor 3, dan jika siswa

memilih jawaban STS (Sangat Tidak Sesuai) maka mendapatkan skor 4.

TabelB3.5.KriteriaBInterpretasiBSkorBPAPBtipeB1B

RentangBPersentaseB

SkorB KriteriaB

90% - 100% Sangat Disiplin 80% - 89% Disiplin 65% - 79% Cukup Disiplin 55% - 64% Kurang Disiplin

≤ 55% Sangat Kurang Disiplin Sumber : Masidjo, 2010: 153

3. TabelBInstrumenBPengumpulanBDataB

Di bawah ini terdapat tabel variabel dan instrumen pengumpulan data

(60)

TabelB3.6.BVariabelBPenelitianBdanBInstrumenBPengumpulanBDataBB akan diukur dalam proses pembelajaran adalah:

Soal evaluasi berupa soal uraian yang berjumlah sepuluh soal

Tes Tes tertulis Hasil tes evaluasi

Pada tabel 3.6 diatas, peneliti akan melakukan penelitian terhadap

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Penelitian akan dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada

(61)

berlangsung, sedangkan peneliti memberikan soal evaluasi yang berjumlah

sepuluh soal guna mengetahui prestasi belajar siswa.

4. UjiBValiditasBdanBReliabilitasB

a. ValiditasBInstrumenBPembelajaranB

Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi

pada obyek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti.

Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2012: 267).

Pada validitas instrumen pembelajaran ini, peneliti melakukan

validasi kepada dua orang dosen ahli matematika. Hasil validasi

(62)

TabelB3.7.BHasilBValidasiBInstrumenBPembelajaranB

B

Berdasarkan tabel 3.7 di atas terlihat bahwa hasil validasi

instrumen perangkat pembelajaran oleh dua dosen ahli matematika.

Pada perangkat silabus memperoleh rata-rata 3,57, pada RPP

memperoleh rata-rata 3,53, pada materi ajar memperoleh rata-rata 3,45,

(63)

TabelB3.8BKriteriaBtingkatBkualitasBprodukB

IntervalBBB

skorBrata-rataB KategoriB

3,25 - 4,00 Sangat baik 2,50 - 3,25 Baik 1,65 - 2,50 Kurang baik 0,00 - 1,75 Tidak baik

Sumber : Fatimah Setiani dalam Vetriyanto (2012:34)

Pada tabel 3.8 diatas terdapat empat kriteria tingkat kualitas

produk. yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan tidak baik. Berdasarkan

tabel tersebut, peneliti membandingkan penilaian perangkat dengan

kriteria tingkat kualitas produk dengan hasil validasi dan kriteria di bawah

ini.

TabelB3.9.BHasilBValidasiBdanBKriteriaB

NoB PerangkatB

pembelajaranB HasilB KriteriaB

1 Silabus 3,57 Sangat Baik 2 RPP 3,53 Sangat Baik 3 LKS 3,61 Sangat Baik 4 Bahan ajar 3,45 Sangat Baik 5 Evaluasi 3,49 Sangat Baik

(64)

Berdasarkan tabel 3.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil dari validasi

oleh kedua dosen ahli menunjukkan kriteria sangat baik. Oleh karena itu,

perangkat pembelajaran ini layak di uji cobakan peneliti dalam penelitian.

b. UjiBValiditasBSoalBEvaluasiB

Uji validitas soal dilakukan untuk mengetahui soal evaluasi

valid atau tidak. Peneliti mengujikan 7 soal di kelas VI yang

berjumlah 23 siswa. Dari 7 soal tersebut, peneliti memilih 5 soal yang

benar-benar valid untuk setiap siklusnya. Untuk menganalisis data

yang telah diperoleh, peneliti menggunakan teknik korelasi

Product-Moment dengan menggunakan rumus angka kasar (Purwanto, 2008:

122).

= N ∑ xy − (∑ x) (∑ y)

{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }

Keterangan:B

rxy : korelasi product moment X : tes formatif I

Y : tes formatif II

N : jumlah responden

Hasil perhitungan validitas menggunakan rumus Product

Moment dengan r tabel untuk 23 siswa pada taraf signifikansi 5% yaitu

0,433 (Masidjo, 2010: 262). Suatu soal dikatakan valid jika r hitung ≥ r

(65)

1. SoalBEvaluasiBIB

BTabelB3.10.BHasilBUjiBValiditasBSoalBEvaluasiBIB NoBItemB rBhitungB rBtabelB KriteriaB

1 0,68 0,413 Valid

2 0,60 0,413 Valid

3 0,80 0,413 Valid

4 0,55 0,413 Valid

5 0,71 0,413 Valid

Dari tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa 5 soal yang telah

diujikan dan telah dihitung menggunakan rumus angka kasar

terhitung valid pada taraf signifikansi 5% . Sedangkan untuk soal

evaluasi 2, peneliti memperoleh hasil perhitungan validitas sebagai

berikut :

2. SoalBEvaluasiBIIB

TabelB3.11.BHasilBUjiBValiditasBSoalBEvaluasiBIIB NoBItemB rBhitungB rBtabelB KriteriaB

1 0,59 0,413 Valid

2 0,55 0,413 Valid

3 0,60 0,413 Valid

4 0,55 0,413 Valid

Gambar

Gambar 3.1 Siklus Model Dasar PTK Kemmis dan  Pobin Mc Taggart ..................  30
tabel dibawah ini :
tabel tersebut, peneliti membandingkan penilaian perangkat dengan
GambarB4.1.BSiswaBmengerjakanBsoalBsecaraBberkelompokB
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ion Fe 3+ terhadap aktivitas xilanase hasil isolasi dari Trichoderma viride dengan media yang mengandung serbuk

Sebagaimana dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklan menggunakan brosur tidak berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam pembelian laptop

Konstruksi pendidikan karakter untuk motivasi atau dorongan ide kreatif dalam film Lima Elang terlihat pada adegan Baron dan Sindai mengelabuhi musuh dengan

Analisis data yang penulis gunakan yaitu dengan metode induktif, digunakan untuk menganalisis masalah dari hal yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan

Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari contoh seperti karakteristik keluarga petani, persepsi tentang pendidikan menengah, dan alokasi pengeluaran untuk

Ketentuan tersebut dalam ayat (1) huruf b ini tidak berlaku bagi mereka yang pada saat diundangkannya Undang-undang ini sudah menjadi anggota Partai Politik dan Golongan

Pada penelitian ini nantinya akan dibahas mengenai pengaruh warna reflektor antena parabola di sisi penerima terhadap kualitas sinyal yang dihasilkan untuk komunikasi