• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Leonardus Gangga Setiyanto NIM. 091134034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

PERSEMBAHAN dan MOTO

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus juru selamatku, Bunda Maria teladan dan

penolongku, Santo Leonardus pelindungku.

 Ayahku Nicolaus Tujiyantono dan Ibuku Yuliana Sarjiyem.

 Kakakku Nicodemus Yordan Adheyanto dan Brigita Krisnilasari

Yulianto.

 Simbah Putri Maria Daliyah.

 Sahabat-sahabatku

 Almamaterku.

Moto:

Keberhasilan bukan untuk diramalkan, tetapi untuk dibangun.

(Mario Teguh)

Manusia tidak merancang untuk gagal, mereka gagal untuk

merancang. (William J. Siegel)

Kerjakanlah, Wujudkanlah, Raihlah cita-citamu dengan

memulainya dari bekerja bukan hanya menjadi beban di dalam

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya oeang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta, 10 Maret 2014 Penulis

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Leonardus Gangga Setiyanto

NIM : 091134034

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkajian data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 10 Maret 2014 Yang menyatakan

(7)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VA SD CAHAYA NUR KUDUS JAWA TENGAH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus tentang materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI semester gasal tahun pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa VA SD Cahaya Nur Kabupaten Kudus semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 32 siswa. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan tes tertulis, pengamatan keaktifan, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase keaktifan belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 22% siswa yang aktif. Pada siklus I telah meningkat menjadi 31%. Pada siklus II penelitian ini berhasil meningkat menjadi 51%. Sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan adalah sebesar 68,41. Pada siklus I telah meningkatkan rata-rata prestasi belajar siswa menjadi sebesar 75,59. Pada siklus II penelitian ini, berhasil meningkatkan rata-rata kelas menjadi 86,16. Peningkatan prestasi belajar ditandai dengan naiknya dari kondisi awal 41% ke siklus I mencapai 59% dan meningkat menjadi 86% pada akhir siklus II.

(8)

viii ABSTRACT

THE INCREASING OF STUDENTS’ ACTIVITY AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS LEARNING USING PMRI

APPROACH FOR VA GRADE OF SD CAHAYA NUR KUDUS CENTER JAVA

The purpose of this research is to know the increasing of students’ activity

and students’ learning achievement for VA grade students of SD Cahaya Nur cycles. Every cycle consisted of planning, implementing, observing and reflecting. The data were collected/gathered by using written test, observing the activity and interview. Then, the data analized in qualitative descriptive.

The prosentage of students learning activity before the research was 22% of the students were active. In the first cycle, increasing into 31%. And the seconf cycle, the achievement increased into 51%, and it was succed. The average of the score of the students achievement before the research is 68,41. In the first cycle increased into 75,59. In the second cycle succed, the score increased 86,16. The increasing of the students achievement was syimbolized by increasing the students achievement in the first cycle was 41% then into 59% and increased 86% in the end of the second cycle.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan petunjuk serta kekuatan sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi denganjudul Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas VA SD Cahaya Nur Semester Gasal. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, S.J, S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi PGSD. 3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I.

4. Ibu Andri Anugrahana, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pembimbing II.

5. Semua dosen serta karyawan PGSD yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

6. Petugas perpustakaan USD yang membantu menyediakan sumber refrensi bagi karya ilmiah saya.

7. Suster BSL. Yohanita, PI, S.Ag. selaku kepala SD Cahaya Nur Kudus yang telah membantu dan mengijinkan saya dalam penelitian.

8. Bapak Nicolaus Tujiyantono, Ibu Yuliana Sarjiyem, Kakakku Nicodemus Yordan Adheyanto, dan Brigita Krisnilasari Yulianto yang selalu ada di saat suka dan duka, selalu mendoakan saya setiap hari, selalu memberi banyak hal selama hidupku ini.

9. Alm. Simbah Kakung dan Simbah Putri Tomo Irana, Alm. Simbah Kakung Wiryoutama yang selalu mendoakan aku, agar aku berhasil menghadapi perjalanan hidup di dunia ini. Keluarga besar Alm. Tomo Irana dan Keluarga Besar Alm. Wiryoutama yang selalu memberi dukungan serta doanya.

(10)

x

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya ilmiah saya ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan dan perbaikan dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 10 Maret 2014

(11)

xi DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PRA KATA ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 9

2.1.1 Keaktifan Belajar ... 9

2.1.1.1Pengertian Keaktifan Belajar ... 9

2.1.1.2Indikator Keaktifan Belajar ... 10

(12)

xii

2.1.2 Prestasi belajar ... 12

2.1.2.1Pengertian prestasi belajar ... 12

2.1.2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 11

2.1.3 PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) ... 13

2.1.3.1Pengertian PMRI ... 13

2.1.3.2Karakteristik PMRI ... 15

2.1.3.3Aspek Pembelajaran Matematika menggunakan Pendekatan PMRI .. 17

2.1.3.4Langkah-langkah Pembelajaran PMRI ... 18

2.1.4 Hakikat Matematika ... 19

2.1.4.1Pengertian Pembelajaran Matematika ... 19

2.1.4.2Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika ... 20

2.1.4.3Materi Volume Kubus dan Balok ... 22

2.2 Hasil Penelitian yang relevan... 24

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.4 Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 29

3.2 Setting Penelitian ... 31

3.3 Rencana Tindakan ... 32

3.3.1 Persiapan Penelitian ... 32

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 33

3.3.2.1Rencana Tindakan Siklus I ... 33

1) Rencana Tindakan ... 33

2) Pelaksanaan Tindakan ... 33

3) Pengamatan ... 34

4) Refleksi ... 35

3.3.2.2Rencana Tindakan Siklus II ... 35

1) Rencana Tindakan ... 36

2) Pelaksanaan Tindakan ... 36

(13)

xiii

4) Refleksi ... 38

3.4 Intrumen Penelitian ... 38

1. Non Tes ... 39

2. Tes Tertulis... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Observasi ... 41

2. Tes ... 41

3. Wawancara ... 41

3.6 Validitas Dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 43

3.6.1 Validitas Instrumen Penelitian ... 43

3.6.2 Validitas Instrumen Observasi... 44

3.6.3 Validitas Perangkat Pembelajaran ... 45

3.6.4 Validitas Instrumen Soal ... 46

3.6.5 Reabilitas ... 47

3.7 Analisis Data ... 48

3.7.1 Kriteria Keberhasilan ... 48

3.7.2 Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ... 51

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I ... 51

4.1.1.1Perencanaan Siklus I ... 51

4.1.1.2Pelaksanaan Siklus I ... 52

4.1.1.3Pengamatan Siklus I ... 54

4.1.1.4Refleksi Siklus I ... 54

4.1.2 Pelaksanaan Siklus II ... 55

4.1.2.1Perencanaan Siklus II ... 55

4.1.2.2Pelaksanaan Siklus II ... 56

4.1.2.3Pengamatan Siklus II ... 58

4.1.2.4Refleksi Siklus II ... 58

(14)

xiv

4.2.1 Keaktifan Belajar Siswa ... 59

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa ... 71

4.3 Pembahasan... 75

4.3.1 Keaktifan Belajar Siswa ... 75

4.3.2 Prestasi Belajar Siswa ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 80

(15)

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 3.1 Peubah dan Instumen Penelitian Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 38

Tabel 3.2 Tabel Lembar Penilaian Kektifan Belajar Siswa ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Penilaian Keaktifan ... 40

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 40

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 41

Tabel 3.6 Lembar Wawancara Siswa ... 42

Tabel 3.7 Lembar Wawancara Guru ... 42

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Lembar Pengamatan ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Instrumen Observasi ... 44

Tabel 3.10 Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 3.11 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 45

Tabel 3.12 Kriteria Kualifikasi Reabilitas Instrumen ... 47

Tabel 3.13 Kriteria Keberhasilan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa ... 48

Tabel 4.1 Tabel Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ... 63

Tabel 4.2 Tabel Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II... 65

Tabel 4.3 Tabel Rangkuman Keaktifan Belajar Siswa Siklus I dan II... 66

Tabel 4.4 Tabel Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 71

Tabel 4.5 Tabel Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 72

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu ... 26 Gambar 3.1 Siklus PTK Model Kemmis & MC. Tagart ... 30 Gambar 4.1 Grafik Hasil Keaktifan Belajar Siswa Setiap Indikator Siklus I dan

Siklus II ... 62 Gambar 4.2 Grafik Hasil Keaktifan Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan

Siklus II ... 68 Gambar 4.3 Gambar Hasil Pedoman Wawancara Siswa ... 70 Gambar 4.4 Gambar Hasil Pedoman Wawancara Guru ... 70 Gambar 4.5 Grafik Hasil Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1. Silabus ... 86

Lampiran 2.RPP ... 93

Lampiran 3.LKS ... 110

Lampiran 4. Materi Mencari Kubus dan Balok ... 118

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siswa Siklus I dan Siklus II ... 122

Lampiran 6. Lembar Keaktifan Belajar Siswa ... 129

Lampiran 7. Lembar Validitas Soal Evaluasi ... 136

Lampiran 8. Lembar Reabilitas Soal Evaluasi ... 141

Lampiran 9. Hasil Evaluasi Siswa (Hasil Kognitif, Afektif, Psikomotorik) ... 143

Lampiran 10. Surat Perizinan Penelitian ... 156

Lampiran 11. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 158

Lampiran 12. Foto-Foto Penelitian ... 160

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berkembangnya negara untuk maju ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan mengambil peran penting dalam proses mewujudkan kebebasan manusia sejati. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002 : 263). Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan bakat, kemampuan, akal, dan budinya. Manusia dapat mengembangkan aspek yang ada didalam dirinya secara optimal, salah satunya adalah keaktifan.

(19)

2 Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut misalnya siswa, guru, kurikulum, pengelola sekolah, sarana dan proses. Salah satu komponen yang dapat meningkatkan pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat meliputi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan model pembelajaran, yang dapat mengembangkan keaktifan pada peserta didik.

(20)

3 belajar di kelas. Dengan menerapkan pengetahuan yang didapat, siswa dapat mengingat dalam jangka waktu yang lebih lama. Bahkan, tidak terlupakan daripada siswa hanya duduk kelas lalu mengerjakan soal-soal saja.

Tanggal 14 Oktober 2013 peneliti melakukan pengamatan kondisi awal keaktifan belajar siswadi SD Cahaya Nur, guru matematika mengajarnya masih bersifat tradisional serta bersifat informatif, yaitu guru menggunakan metode ceramah. Siswa bersifat pasif, yaitu hanya duduk, mendengarkan, dan mencatat. Metode tersebut membuat siswa hanya membayangkan hal-hal yang diceritakan oleh gurunya, sehingga siswa tidak memiliki keaktifan untuk belajar, bahkan sebagian besar merasa bosan, mengantuk, dan mencari kesibukan sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan kondisi awal keaktifan belajar siswa tanggal 14 Oktober 2013 yang dilakukan di kelas VA SD Cahaya Nur pada mata pelajaran matematika, terdapat 7 siswa (22% dari 32 siswa) yang mendapat kriteria cukup aktif. Siswa yang mendapat kriteria kurang aktif sebanyak 23 siswa (72% dari 32 siswa), dan siswa yang mendapatkan kriteria tidak aktif sebanyak 2 siswa (6% dari 32 siswa).Hal ini membuktikan bahwa siswa kurang aktif untuk mengikuti kegiatan belajar, memaknai pengetahuan atau bahkan menerapkan pengetahuannya kedalam dunia nyata.

(21)

4 daftar nilai ulangan harian siswa menunjukan nilai sebagian siswa masih di bawah KKM 75 mencapai 59% (19 siswa dari 32 siswa) dan 41% (13 siswa dari 32 siswa) yang tuntas dari KKM. Nilai rata-rata pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah 68.41.

Pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk mengatasi pembelajaran tradisional dan bersifat informatif tersebut, namun dalam penelitian ini peneliti akan mencoba pendekatan PMRI yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan mengajak siswa untuk memaknai pengetahuan yang mereka dapat serta menerapkan konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Supinah (2008: 7) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual atau realistik memberikan peluang pada peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika. Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) dalam Suryanto (2010: 37) adalah pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari realistic mathematics education yang telah diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi dan kehidupan masyarakat Indonesia.

Bertolak dari hasil latar belakang permasalahan mata pelajaran matematika di SD Cahaya Nur kelas VA maka peneliti mengambil judul

“PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

(22)

5 siswa meningkat sehingga siswa dapat memaknai pengetahuan dan menerapkan konsep-konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

2. Bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

3. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya NurKudus Jawa Tengah?

4. Apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

(23)

6 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

3. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

4. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sekolah

Bagi sekolah, menjadi tambahan sumber pengetahuan terkait dengan penelitian tindak kelas khususnya mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.

2. Guru

Bagi guru, memberikan inspirasi dalam mengajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.

3. Siswa

(24)

7 4. Peneliti

Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian tindak kelas khususnya mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.

1.5 Pembatasan Masalah

Penelitian ini terbatas pada:

1. Keaktifan belajar siswa terlihat pada hasil pengamatan keaktifan belajar siswa pada kegiatan belajar matematika.

2. Prestasi belajar dibatasi nilai evaluasi siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk mata pelajaran matematika kelas V SK 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. KD 4.1 Menghitung volume kubus dan balok.

4. Pendekataan PMRI digunakan agar pembelajaran matematika pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

(25)

8 1.6 Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar matematika materi menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yang akan diatasi dengan menggunakan pendekatan PMRI.

1.7 Batasan Pengertian

Batasan masalah pada penelitian tindakan kelas ini adalah

1. Keaktifan belajar siswa adalah sikap aktif dalam mengajukan pertanyaan, aktif dalam menjawab pertanyaan masalah, aktif dalam memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, aktif dalam melakukan tugas, dan aktif dalam mencatat tugas yang diberikan.

2. Prestasi belajar adalah penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mencapai keberhasilan individu pada bidang tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

(26)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori

2.1.1 Keaktifan Belajar

2.1.1.1 Pengertian Keaktifan Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/ KBBI (2002: 19) keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaaan dimana siswa dapat aktif. Ratmi dalam Sihantoro (2011: 12) menyatakan keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha. Menurut Trinandita dalam Utami (2010 9-10) bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses

pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudjiono (2006: 44) menyatakan anak yang memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasinya sendiri disebut dengan anak aktif. Anak dapat dikatakan aktif dalam proses belajar mengajar, jika anak mampu mengidentifikasi, merumuskan, menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

(27)

10 belajar tidak lain untuk melatih siswa dalam meyusun dan membangun makna atas pengalaman baru.

2.1.1.2 Indikator Keaktifan Belajar

(28)

11 Berdasarkan indikator-indikator yang dikemukan oleh para ahli, peneliti merumuskan indikator keaktifan sebagai berikut: (1) Aktif dalam mengajukan pertanyaan (2) Aktif dalam menjawab pertanyaan masalah (3) Aktif dalam memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru (4) Aktif dalam melakukan tugas (5) Aktif dalam mencatat tugas yang diberikan.

2.1.1.3 Cara Mengukur Keaktifan Belajar Siswa

Pada penelitian ini, keaktifan belajar siswa akan diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo (1995: 59) mengemukakan bahwa non tes merupakan rangkaian pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang kurang distandarsasikan dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkret dari individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket, dan wawancara.

(29)

12 mendukung hasil observasi keaktifan belajar siswa. Menurut Wijaya Kusumah (2010: 77) wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subyek yang diteliti. Wawancara memiliki sifat yang luwes, pertanyaan yang diberikan dapat disesuaikan dengan subyek, sehingga segala sesuatu yang ingin diungkap dapat digali dengan baik.

2.1.2 Prestasi Belajar Siswa

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1996: 162) bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Darsono (2000: 100) menyatakan prestasi belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan atau kognitif, ketrampilan atau psikomotorik, dan nilai sikap atau afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan. Masidjo (1995: 40) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mencapai keberhasilan individu pada bidang tertentu yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

(30)

13 1) Faktor internal terdiri dari faktor: faktor jasmaniah dan faktor

psikologis.

2) Faktor eksternal terdiri dari faktor: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Arikunto dalam Adheyanto (2013: 19-20) beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah:

1) Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam siswa, terdiri dari: faktor biologis (seperti: usia, kematangan dan kesehatan), faktor psikologis (seperti: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

2) Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa terdiri dari: faktor manusia (baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat), faktor non manusia (seperti: alam dan lingkungan fisik)

Berdasarkan uraian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal yang berasal dari sekitar siswa itu sendiri.

2.1.3 PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) 2.1.3.1 Pengertian PMRI

(31)

14 disenangi oleh peserta didik (Hadi, Majalah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia, 2010). Pendidikan matematika realistik Indonesia (PMRI) merupakan pengembangan dari realistic mathematics education (RME) yang berasal dari Belanda. Menurut Muhsetyo dalam Wahyuningtyas (2012: 10) RME disebut pematikaan, yaitu pembelajaran matematika secara kontekstual, yaitu mengaitkannya dengan situasi dunia nyata di sekitar siswa atau keadaan kehidupan sehari-hari.

Dalam majalah PMRI, Hadi (2010: 4) mengungkapkan bahwa PMRI ini menawarkan cara mengajar matematika yang bertujuan membantu peserta didik memahami matematika atau menemukan kembali matematika (reinveting mathematic) melalui pembelajaran interaktif berpusat pada masalah. Siswono (2006: 2) mengemukakan bahwa PMRI merupakan teori pendidikan matematika yang dikembangkan dengan situasi dan kondisi serta konteks di Indonesia, sehingga diberi akhiran

(32)

15 perkembangan jiwa anak yang menuntut adanya langkah-langkah yang mengantar anak memahami objek yang abstrak.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa PMRI adalah pendekatan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran matematika yang mengikuti realistic mathematics education (RME) yang dikembangkan di Belanda yang memandang matematika adalah aktivitas manusia, yang pembelajaran menyajikan masalah kontekstual untuk memahami konsep abstrak.

2.1.3.2 Karakteristik PMRI

Suryanto (2010: 44) menjelaskan karakteristik PMRI sebagai berikut: 1) Menggunakan masalah kontekstual (the use of context)

Pembelajaran ini menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata, baik aspek budaya maupun aspek geologis. Masalah kontekstual dikemukakan di awal pembelajaran dengan maksud untuk memungkinkan siswa membangun dan menemukan suatu konsep, definisi, operasi atau sifat matematis, serta cara pemecahan masalahnya. Selain itu, masalah kontekstual dapat juga ditengah

pembelajaran yang dimaksudkan untuk “memantapkan” apa yang telah dibangun. Sedangkan jika diterapkan di akhir pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa

(33)

16 2) Menggunakan berbagai model (the use of models)

Pembelajaran suatu topik matematika sering memerlukan waktu yang panjang, serta bergerak dari berbagai tingkat abstraksi. Dalam abstrak itu perlu digunakan model. Model dapat bermacam-macam, dapat konkret berupa benda, semi konkret berupa gambar atau sketsa, yang semuanya dimaksudkan sebagai jembatan dari konkret ke abstrak atau dari abstrak keabstrak lain. Ada dua mode, yaitu model of dan model for. Model of yaitu model yang serupa atau mirip dengan masalah nyatanya. Sedangkan model for merupakan model yang mengarahkan siswa ke pemikiran abstrak atau matematika formal. 3) Kontribusi siswa (Student contributions)

Kontribusi siswa seperti ide, variasi jawaban, atau variasi pemecahan masalah perlu diperhatikan. Kontribusi siswa dapat memperbaiki atau memperluas konstruksi yang perlu dilakukan atau produksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual.

4) Interaktivitas (interactivity)

(34)

17 5) Keterkaitan (intertwining)

Perlu disadari bahwa matematika adalah suatu ilmu yang terstruktur, dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik dan konsep sangat kuat, sehingga dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik. Selain itu, perlu ditekannya keterkaitan antartopik atau antar subtopik.

2.1.3.3 Aspek Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI De Lange dalam Hadi (2005: 37) mengungkapkan 4 aspek pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI yaitu:

a. Aspek yang pertama yaitu guru memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang riil bagi peserta didik sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya. Soal kontekstual ini membuat peserta didik segera terlibat dalam pelajaran secara bermakna.

b. Aspek yang kedua yaitu permasalahan yang diberikan tentu harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut.

c. Aspek ketiga yaitu peserta didik mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan.

(35)

18 diberikannya, memahami jawaban temannya (peserta didik lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pelajaran. 2.1.3.4 Langkah-langkah pembelajaran PMRI

Suryanto (2010: 50) mengemukaan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI sebagai berikut.

1) Persiapan kelas

Persiapan saran dan prasarana pembelajaran yang diperlukan, misalnya buku siswa, lks, alat praga, dan sebagainya serta pengelompokan siswa (jika perlu). Kemudian penyampaian tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang diharapkan dicapai, serta cara belajar yang akan digunakan.

2) Kegiatan pembelajaran

(36)

19 Setelah waktu yang disediakan habis, beberapa orang siswa atau wakil kelompok menyampaikan hasil kerja atau hasil pemikirannya. Siswa ditawari untuk mengemukakan pendapatnya tentang berbagai penyelesaian mana yang dianggap paling tepat. Guru memberi penekanan kepada selesaian yang dipilih. Bila masih tidak ada selesaian yang benar, guru meminta agar siswa memilih cara lain. 2.1.4 Hakikat Matematika

2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Matematika

(37)

20 Didi Suryadi dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007: 163) berpendapat bahwa dari hakikat pembelajaran tersebut dapat dilihat bahwa pandangan guru tentang proses belajar matematika sangat berpengaruh terhadap bagaimana siswa melakukan pembelajaran di kelas, maka mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan belajar matematika harus menjadi prioritas bagi para pendidik matematika. Adapun ruang lingkup materi matematika SD meliputi: aritmatika, pengantar aljabar, geometri, pengukuran, kajian data. Astuti (2012: 12) juga berpendapat bahwa pembelajaran matematika SD dimulai dari sesuatu yang kongkret ke yang abstrak, dan dari yang rendah ke yang sulit atau kompleks. Pembelajaran matematika juga bertujuan mengembangkan dan menumbuhkan kemampuan matematika siswa sehingga siswa akan lebih cermat, kreatif, dan kritis dalam menerapkan keterampilan matematikanya dikehidupan sehari-hari.

2.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika a) Fungsi Pelajaran Matematika

Sumardyono (2004: 9) Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel.

b) Tujuan Pelajaran Matematika

(38)

21 menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. (2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, serta mencoba-coba. (3) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.Heruman (2007: 2) berpendapat bahwa tujuan akhir pembelajaran Matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

(39)

22 masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Peneliti dapat menyimpulkan dari beberapa ahli di atas bahwa, Matematika merupakan bahan ajar sebagai cara manusia yang dapat menstruktur pola berpikir sistematis, logis, kritis, cermat dan konsisten dengan tujuan untuk terampil menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.3 Materi volume kubus dan balok 1) Kubus

Menentukan volume kubus

Dari gambar di atas diketahui:

(40)

23 Volume kubus diperoleh dari jumlah kubus satuan yang memenuhi kubus besar. Dari gambar di atas dapat diketahui volume kubus = 9 panjang rusuk ke arah panjang = panjang rusuk ke arah lebar = panjang rusuk ke arah tinggi, sehingga dimisalkan:

 panjang rusuk ke arah panjang = r satuan panjang

 panjang rusuk ke arah lebar = r satuan panjang

 panjang rusuk ke arah tinggi = r satuan panjang

Volume kubus dihitung r×r×r satuan panjang, karena nilai r×r×r sebanding dengan jumlah satuan kubus yang memenuhi kubus besar, maka rumus volume kubus adalah:

keterangan: V = volume

r = panjang rusuk kubus 2) Balok

Menentukan volume balok

Dari gambar di atas diketahui:

(41)

24 * Banyak kubus satuan ke arah lebar balok adalah 4

* Banyak kubus satuan ke arah tinggi balok adalah 5

Volume balok diperoleh dari jumlah kubus satuan yang memenuhi balok besar. Dari gambar di atas dapat diketahui volume balok = 120.

Dimisalkan:

 panjang balok = p satuan panjang

 lebar balok = l satuan panjang

 tinggi balok = t satuan panjang

Volume kubus dihitung p × l × t satuan panjang, karena nilai p × l × t sebanding dengan jumlah satuan kubus yang memenuhi balok besar, maka rumus volume balok adalah:

keterangan:

V = volume l = lebar balok p = panjang balok t = tinggi balok

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Harini Puji Astuti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012 (skripsi tidak diterbitkan)

(42)

25 awal sebesar 45%, dan pada keaktifan belajar siswa tejadi peningkatan 68% dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 51%. Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada prestasi belajar sebesar 78%, dan pada keaktifan belajar siswa tejadi peningkatan 80%. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

Penelitian yang dilakukan oleh saudari Agustina Rismawati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2011 (skripsi tidak diterbitkan)

dengan judul “Peningkatan prestasi belajar menggunakan PMRI dalam menyelesaikan soal cerita pada peserta didik kelas V SD Kanisius Kalasan tahun pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian pada siklus 1 terjadi peningkatan pada prestasi belajar sebesar 58,82% dibandingkan dengan kondisi awal sebesar 28,57%. Pada siklus 2 terjadi peningkatan pada prestasi belajar sebesar 79,41%. Kesimpulannya adalah terjadi peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan pendekatan PMRI.

Penelitian yang dilakukan oleh saudara Hongki Julie diambil dari Widya Dharma Jurnal Pendidikan Volume 21, nomor 2 tahun 2011 dengan judul “Pengembangan Dan Uji Coba Bahan Ajar Untuk Topik Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Di Kelas II Sekolah Dasar Dengan

(43)

26 Setelah mencermati penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, peneliti merancang penelitian yang berjudul Peningkatan Keaktifan, dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah. Kekhususan penelitian ini dibanding dengan penelitian lain adalah peneliti menerapkan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika siswa kelas VA sekolah dasar, sedangkan peneliti yang lain menerapkan pendekatan PMRI pada mata pelajaran matematika yang dilakukan siswa kelas II sekolah dasar dan penelitian sebelumnya hanya meneliti tentang variable prestasi belajar siswa saja. Pada variabel keaktifan dan prestasi belajar siswa pada peneliti sebelumnya meneliti menggunakan pendekatan kontekstual berbeda dengan peneliti yang menggunakan pendekatan PMRI. Berikut ini literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:

Gambar 2.1 : Gambar Literatur Map Penelitian Terdahulu

Keaktifan belajar, dan Prestasi belajar

Pendekatan PMRI

Astuti (2012)

Meneliti tentang peningkatan prestasi belajar dan keaktifan

Rismawati (2011) Peneliti Meneliti tentang keaktifan

(44)

27 2.3 Kerangka Berpikir

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa menjadi subjek belajar dan guru sebagai pendamping atau pembimbing. Jika siswa menjadi subjek belajar, maka siswa akan dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dapat membantu siswa untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan sebagian besar siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Pada saat mengajar matematika sebagian guru tidak menyadari keabstrakan matematika dan mendominasi kelas dan siswa lebih banyak diam dalam proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan turunnya keaktifan siswa di dalam kelas. Kurangnya keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika akan menghambat proses pembelajaran dan prestasi belajaran siswa akan menurun.

(45)

sehari-28 hari. Dari uraian tersebut dapat diduga bahwa proses pembelajaran mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui bagaimana dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar matematika materi menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

2. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui bagaimana dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika materi menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

3. Pendekatan PMRI digunakan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan keaktifan belajar matematika materi menghitung volume kubus dan balok pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur Kudus Jawa Tengah.

(46)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto (2007: 3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan

adanya kerjasama antara guru bidang studi dengan peneliti. Guru berperan

melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat dengan

melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil

yang diamati. Peneliti juga memberikan bantuan ketika guru mengajar. Dalam

penelitian ini, guru dan peneliti saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi

terhadap hasil penelitian yang diperoleh dan melakukan revisi untuk

pertemuan siklus berikutnya.

(47)

30 ulang untuk dilaksanakan pada siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:

Gambar 3.1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart

Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti berikut ini (Sukardi 2003: 213) :

1. Perencanaan

Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

2. Pelaksanaan

(48)

31 3. Pengamatan

Pengamatan dalam PTK mempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Pengamatan yang baik adalah pengamatan yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam pengamatan. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan, modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.

3.2 Setting Penelitian

1) Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Cahaya Nur yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman no 54, Barongan, Kudus, Jawa Tengah.

2) Subyek Penelitian

(49)

32 3) Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar materi menghitung volume kubus dan balok menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas VA SD Cahaya Nur tahun pelajaran 2013/2014. 4) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2013/2014 yakni bulan Juli 2013 sampai Maret 2014

3.3 Rencana Tindakan

Rencana tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus pertama dan siklus kedua mengunakan pendekatan PMRI. Setiap akhir siklus diadakan evaluasi atau tes secara tertulis.

3.3.1 Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Cahaya Nur

b. Melakukan observasi terhadap siswa kelas VA SD Cahaya Nur untuk mengetahui keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika.

c. Identifikasi masalah yang ada di kelas yaitu kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa relative rendah untuk mata pelajaran matematika. d. Menganalisis masalah belajar siswa.

(50)

33 f. Menyusun dan menyiapkan instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan minat, pedoman wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi dan instrumen penilaian).

g. Mempersiapkan sarana pendukung kegiatan pembelajaran di kelas, seperti: media pembelajaran

3.3.2 Rencana Tindakan setiap siklus

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas sebagai berikut:

3.3.2.1Siklus I

Siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, setiap pertemuan dialokasikan 2 JP.

1) Rencana Tindakan

Peneliti mendalami silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok.

2) PelaksanaanTindakan

 Pertemuan I

a) Siswa melihat video tentang mencari volume kubus menggunakan alat peraga kubus satuan.

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume kubus dengan menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus satuan secara berkelompok.

(51)

34 e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

h) Siswa mengerjakan evaluasi.

 Pertemuan II

a) Guru memberikan permasalahan mengenai penggunaan rumus volume kubus dengan peraga kubus dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa.

b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga kubus dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

kubus.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi. 3) Pengamatan

(52)

35 dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Pengamat mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan diubah ke dalam bentuk presentase. Untuk mengubah turus ke dalam bentuk presentase ialah dengan menjumlah turus setiap indikator kemudian dibagi dengan jumlah seluruh siswa dikalikan 100. Setelah diperoleh dalam bentuk persen, maka dibandingkan dengan kondisi awal indikator keaktifan dan target capaian yang diharapkan. Pada kondisi awal juga dilakukan cara yang sama untuk memperoleh data tersebut. Jika sudah mencapai target yang diinginkan maka dikatakan terjadi peningkatan keaktifan.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus I, mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan yang dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan pada siklus ke II berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

3.3.2.2Siklus II

(53)

36 1) PerencanaanTindakan

Refleksi yang dilakukan berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I digunakan sebagai acuan untuk menyusun perangkat pembelajaran di diklus II. Peneliti menyusun Silabus, RPP, LKS, dan Bahan Ajar dengan perbaikan-perbaikan berdasarkan refleksi di siklus I serta mendalaminya. 2) Pelaksanaan

 Pertemuan I

a) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang “bangun

ruang apakah kelasmu ini?”

b) Guru menanamkan konsep menghitung volume balok dengan menggunakan media yang tersedia.

c) Siswa diminta menyelesaikan soal mencari volume balok menggunakan alat peraga kubus satuan secara berkelompok. d) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

e) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. f) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

g) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

i) Siswa mengerjakan evaluasi

 Pertemuan II

(54)

37 b) Siswa diminta menyelesaikan soal menggunakan alat peraga balok

dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada disekitar siswa secara berkelompok.

c) Siswa mempersentasikan hasil jawaban di depan kelas.

d) Siswa lain menanggapi jawaban teman yang melakukan persentasi. e) Guru memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan materi volume

balok.

f) Siswa menjawab pertanyaan refleksi dari guru pada lembar refleksi.

g) Siswa mengerjakan evaluasi. 3) Pengamatan

Pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti menggunakan lembar pengamatan yang telah tersedia. Pengamatan dilaksanakan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Pengamat mengisi turus pada lembar pengamatan yang disediakan peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar pengamatan akan diubah ke dalam bentuk presentase.

(55)

38 4) Refleksi

Kegiatan refleksi yang dilakukan peneliti dan guru adalah:

a) Mengevaluasi yang telah dilakukan pada pelaksanaan siklus II, mengenai keberhasilan yang tercapai, kesulitan, dan hambatan yang dihadapi.

b) Membandingkan hasil tes dan pengamatan yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

c) Menentukan apakah siklus perlu dilanjutkan atau tidak.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai keaktifan dilakukan kegiatan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar akan dilakukan dengan tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Tabel 3.1: Peubah dan instrumen penelitian keaktifan dan prestasi belajar

No Peubah Instrumen Data Pengumpulan instrumen

1 Keaktifan a. Aktif dalam

(56)

39 melakukan tugas

e. Mencatat tugas yang diberikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 instrumen yaitu non tes dan tes. Instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

1) Non tes

Instrumen non tes yang digunakan berupa lembar pengamatan untuk menilai keaktifan belajar siswa. Pengamatan dilakukan pada setiap pertemuan. Berikut ini tabel lembar penilaian keaktifan belajar siswa:

3.2: Tabel Lembar Penilaian Keaktifan Belajar Siswa

No. Siswa Indikator Keaktifan Jml Jumlah Siswa Cukup Aktif Jumlah Siswa Kurang Aktif

(57)

40 Keterangan indikator keaktifan:

No. Bagian yang dinilai dalam keaktifan

1. Siswa menanyakan kesulitan yang di alaminya kepada guru 2. Siswa aktif bertanya saat melakukan kegiatan berdiskusi 3. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru

4. Siswa aktif menjawab saat melakukan kegiatan berdiskusi 5. Siswa serius/ berkonsentrasi penuh pada saat memperhatikan

penjelasan guru

6. Siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan 7. Siswa membuat catatan pekerjaannya di buku

Tabel 3.3: Kriteria Hasil Penilaian Keaktifan

Rentang Skor Kriteria

6 – 7 Aktif

4 – 5 Cukup Aktif 2 – 3 Kurang Aktif 0 – 1 Tidak Aktif

Sumber: Masidjo, hal. 67 2) Tes tertulis

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal setiap siklusnya. Tes ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Peneliti mengembangkan sendiri soal pilihan ganda ini dengan bimbingan dosen pembimbing yang mengacu pada kisi-kisi soal. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes tertulis siklus I dan siklus II:

Tabel 3.4: Kisi-kisi soal evaluasi siklus I

Indikator Kriteria tingkat kesukaran

Mudah sedang sukar

1. Menghitung volume kubus. 2. Memahami penggunaan rumus

volume kubus.

1,6,7,8,10,12 2,3,4,5,9,11,13, 14,15,16,17

(58)

41 Tabel 3.5: Kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Indikator Kriteria tingkat kesukaran

mudah sedang sukar

1. Menghitung volume balok. 2. Memahami penggunaan rumus

volume balok

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengamatan yang dilaksanakan secara teliti terhadap suatu gejala dalam suatu situasi di suatu tempat (Masidjo, 1995: 59). Kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti mengobservasi dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan yang sudah disiapkan.

3.5.2 Tes

Tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis yang dilaksanakan disetiap akhir siklus I dan siklus II untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa pada mata Matematika operasi hitung penjumlahan pecahan. 3.5.3 Wawancara

(59)

42 pada mata pelajaran matematika materi volume kubus dan balok. Berikut ini adalah tabel lembar wawancara siswa dan guru sebagai berikut:

Tabel 3.6: Pedoman Wawancara Siswa

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana perasaan anda ketika pembelajaran

diadakan secara berkelompok? mengapa?

2. Apakah anda ikut mengeluarkan pendapat dalam kelompok saat pembelajaran berlangsung?

3.

Apakah anda menghargai pendapat teman satu kelompokmu dengan cara mendengarkan pendapat atau ide temanmu saat pembelajaran berlangsung? 4. Apakah anda antusias melakukan kegiatan belajar

dalam kelompok?

5.

Apakah anda sering bertanya kepada peneliti tentang permasalahan yang anda tidak mengerti saat pembelajaran berlangsung?

6.

Apakah anda merasa terbantu dalam mempelajari pokok bahasan mencari volume kubus dan balok dengan pedekatan PMRI? Mengapa?

Tabel 3.7: Pedoman Wawancara Guru

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.

Apakah siswa nampak senang mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pemdekatan PMRI? Apa alasannya?

2.

Apakah siswa nampak fokus mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan Pendekatan PMRI? Alasannya?

3.

Apakah siswa nampak tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran matematika yang diajarkan menggunakan pendekatan PMRI? Alasannya?

4.

(60)

43 3.6 Validitas dan reabilitas Instrumen Penelitian

3.6.1 Validitas instrumen penelitian

Menurut (Surapranata 2004: 50) validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas memiliki beberapa bentuk yang akan dijelaskan di bawah ini.

Bentuk-bentuk validitas menurut (Surapranata 2004: 50): a) Validitas isi (content validity)

Validitas isi sering disebut sebagai validitas kurikulum. Validitas isi mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. b) Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid jika sesuai dengan konstruksi teoritik di mana tes itu dibuat.

c) Validitas Prediksi (Prediktive validity)

Sebuah alat ukur dikatakan memiliki validitas prediksi jika memiliki kemampuan untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

d) Validitas konkruen (concurrent validity)

(61)

44 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi. Validitas-validitas yang digunakan dalam penelitian ini ditempuh melalui expert judgement, yaitu dikonsultasikan kepada ahli kemudian ditempuh secara empiris. 3.6.2 Validitas Instrumen Observasi

Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan keaktifan siswa. Validitas instrumen observasi ini akan dilakukan dengan expert judgement (konsultasikan kepada ahli). Hasil perhitungan validasi instrument observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8: Hasil perhitungan validasi instrumen lembar pengamatan

Ahli Hasil Penilaian Rata-rata

Dosen Psikologi USD 4,40

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,60

Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,60

Rata-rata 4,53

Tabel 3.9: Kriteria validasi instrumen observasi

Rentang Skor Kriteria

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Sumber: Masidjo, hal. 67

(62)

45 3.6.3 Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, RPP, LKS dan bahan ajar. Validitas perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan expert judgement (konsultasikan kepada ahli atau dosen pembimbing). Perhitungan validasi perangkat pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10: Hasil Penghitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No. Perangkat

Pembelajaran Ahli

Hasil Penilaian Rata-rata

1. Silabus Dosen Matematika 1 USD 3,67

Dosen Matematika 2 USD 4,44

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,67

Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,78

Rata-rata 4,39

2. RPP Dosen Matematika 1 USD 3,71

Dosen Matematika 2 USD 4,38

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 4,86

Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,90

Rata-rata 4,46

3. LKS Dosen Matematika 1 USD 3,75

Dosen Matematika 2 USD 4,5

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 5

Guru Kelas V SD Cahaya Nur 4,75

Rata-rata 4,5

4. Bahan Ajar Dosen Matematika 1 USD 3,8

Dosen Matematika 2 USD 3,6

Kepala Sekolah SD Cahaya Nur 5

Guru Kelas V SD Cahaya Nur 5

Rata-rata 4,35

Rata-rata Total 4,43

Tabel 3.11: Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran Rentang Skor Kriteria

4,2 – 5 Baik Sekali

3,4 – 4,1 Baik

2,6 – 3,3 Cukup

1,8 - 2,5 Kurang

1 – 1,7 Kurang Sekali

(63)

46 Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran pada halaman 45 diperoleh skor rata-rata 4,43 maka perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kriteria baik sekali. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perangkat pembelajaran tersebut layak untuk digunakan penelitian.

3.6.4 Validitas Instrumen Soal

Masidjo (1995: 242) mengatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Arief Furchan (2010: 293) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas soal ini diuji cobakan pada siswa kelas VI SD Kanisius Kudus sebanyak 33 siswa, karena siswa kelas ini sudah mempelajari materi menghitung volume kubus dan balok. Soal ini berupa pilihan ganda yang terdiri dari 40 soal untuk siklus I dan 40 soal untuk siklus II. Adapun penyekorannya adalah sebagai berikut: Skor pilihan ganda: Benar = 1 Salah = 0

(64)

47 yang valid dari 40 soal.Pada siklus II terdapat 20 soal yang valid dari 40 soal. Hasil validitas soal dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 138 dan 140.

3.6.5 Reliabilitas

Masidjo (1995: 209) reabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Pada penelitian ini, reliabilitas ditempuh dengan menggunakan program SPSS 17,0. Kemudian dibandingkan dengan kriteria reliabilitas suatu instrument. Kriteria reliabilitas suatu instrumen dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12: Kriteria Kualifikasi Reabilitas Instrument Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

“Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga

(65)

48 0,936. Hal tersebut menunjukkan bahwa 21 item soal pilihan ganda siklus I dan 20 soal pilihan ganda siklus II tersebut mendapatkan kualifikasi sangat tinggi, dan reliabel sehingga layak dijadikan sebagai instrumen pengumpul data. Hasil reabilitas dapat dilihat pada lembar lampiran halaman 142. Item soal pilihan ganda siklus I yang valid diambil 20 item dijadikan instrumen penelitian pada akhir siklus I. Sedangkan soal pilihan ganda siklus II diambil 20 item untuk instrumen penelitian pada akhir siklus II.

3.7 Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif untuk menganalisis data-data yang sudah dikumpulkan. Analisis data deskriptif ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan.

3.7.1 Kriteria keberhasilan

Kriteria keberhasilan yang telah dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.13: Kriteria Keberhasilan Kreativitas Belajar Siswa

No Peubah Indikator Kondisi

Awal (%)

Kondisi pada Akhir Siklus (%)

I II

1 Keaktifan Persentase rata-rata keaktifan siswa 22% 35% 45% 2 Prestasi

Belajar

1. Rata-rata nilai ulangan 68,41 70,00 75,00 2. Jumlah siswa yang memenuhi

KKM

(66)

49 3.7.2 Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa

a. Keaktifan

Data keaktifan siswa diperoleh dari kegiatan observasi yang dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi berupa persentase siswa yang mencapai pernyataan pada lembar pengamatan keaktifan. Cara menghitung peningkatan keaktifan siswa berdasarkan hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menghitung persentase keaktifan awal siswa dengan cara menghitung jumlah siswa yang mencapai pernyataan dalam lembar pengamatan keaktifan pada pengamatan pertama dan pengamatan ke dua dengan rumus:

2) Membandingkan persentase keaktifan awal dengan persentase keaktifan siklus I dan membandingkan persentase keaktifan siklus I dengan persentase keaktifan siklus II. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan persentase keaktifan siswa.

b. Prestasi Belajar

(67)

50 1. Penskoran nilai

Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0

2. Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa 3. Menghitung nilai siswa dengan rumus:

4. Menghitung nilai akhir siswa dengan rumus:

Nilai Akhir = nilai afektif + nilai psikomotorik + nilai kognitif = (15% x ...) + (15% x …) + (70% x …)

= ....

5.Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

6. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus

Persentase =

(68)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini peneliti membahas dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian akan dibahas tentang perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi. Pada bagian pembahasan akan dibahas mengenai kualitas proses dan hasil pembelajaran.

4.1Deskripsi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tanggal 11 November 2013 – 21 November 2013. Setiap siklus dengan waktu 2 x 40 menit setiap pertemuan. Deskripsi penelitian dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4.1.1 Pelaksanaan Siklus I

Dalam pelaksanaan Siklus I penelitian dibagi menjadi empat tahap yaitu: perencanaan siklus I, pelaksanaan siklus I, pengamatan siklus I, dan refleksi siklus I.

4.1.1.1 Perencanaan Siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti membagi siklus I menjadi 2 pertemuan yang dilaksanakan pada hari Senin 11 November 2013 dan Kamis 14 November 2013. Setiap pertemuan waktu yang digunakan 2 jam pelajaran atau 2 x 40 menit.

(69)

52 dari keaktifan belajar dan indikator prestasi belajar. Perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa, dan soal evaluasi. Perangkat penilaian berupa lembar observasi tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sebelum melakukan peneliti juga melakukan diskusi kepada guru kelas. Hasil diskusi dengan guru kelas ini adalah peneliti bertindak sebagai observer, dan guru kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

4.1.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yang dilakukan di ruang kelas VA SD Cahaya Nur. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin 11 November 2013 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dengan materi menghitung volume kubus dengan menggunakan alat peraga kubus satuan.

(70)

53 volume kubus yang ukuran panjang sesuai dengan yang diminta oleh guru. Siswa diminta untuk mengerjakan LKS bersama dengan kelompok diskusinya untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menghitung volume kubus dengan menggunakan alat peraga kubus-kubus satuan. Setelah berdiskusi siswa diberi kesempatan untuk mempersentasikan cara menemukan jawaban mereka di depan kelas dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban teman. Kemudian guru memberikan penguatan kepada siswa, dan siswa memperhatikan guru saat menghitung volume kayu yang berbentuk kubus.

Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Kamis 14 November 2013 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 40 menit) dengan materi yang sama yaitu menghitung volume kubus tetapi dengan menggunakan alat yang berbeda yaitu menggunakan kardus bekas yang berbentuk kubus. Sebelum masuk ke materi pada pertemuan kedua ini Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang sudah dipelajari yaitu volume kubus dengan media yang ada di sekitar siswa. Siswa diminta untuk menyebutkan dan menunjukkan benda apa saja yang berada sekitar siswa yang berbentuk kubus.

(71)

54 secara berkelompok. Untuk mengetahui pemahaman siswa, siswa diminta untuk mengerjakan LKS bersama dengan kelompok diskusinya. Setelah selesai berdiskusi siswa diberi kesempatan untuk mempersentasikan cara menemukan jawaban mereka di depan kelas dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban teman. Siswa memperhatikan guru saat menghitung volume kubus menggunakan alat peraga kubus dari kardus bekas dan bangun ruang yang ada di sekitar siswa sebagai penguatan kepada siswa tentang materi mencari volume kubus. Setelah selesai materi pertemuan kedua ini kegiatan dilanjutkan untuk mengerjakan soal evaluasi.

4.1.1.3 Pengamatan Siklus I

Pengamatan dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui pendekatan PMRI. Kualitas proses yang diamati adalah keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran secara langsung. Kualitas hasil berupa prestasi belajar siswa yang diamati dari hasil pekerjaan siswa yang berupa LKS dan soal evaluasi pada pertemuan terakhir di siklus I.

4.1.1.4 Refleksi Siklus I

Gambar

Gambar 2.1  Literatur Map Penelitian Terdahulu ...............................................
Gambar 2.1 : Gambar Literatur Map Penelitian Terdahulu
Gambar 3.1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart
Tabel 3.1: Peubah dan instrumen penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk, bimbingan, kekuatan, kesehatan, dan kesabaran sehingga penulis dapat

Segala puji dan syukur kehadirat dari Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk, bimbingan, kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjud ul

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat, bimbingan serta penyertaan-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir

Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat bimbingan dan bantuan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Peningatan

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji Syukur Yang Teramat Dalam Saya Haturkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Percikan Kasih, Hidayah Dan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas tuntunan dan bimbingan serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan ini dalam bentuk skripsi yang

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji Syukur Yang Teramat Dalam Saya Haturkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas Percikan Kasih, Hidayah Dan