BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pelanggan
penelitian ini.
x
17. Sahabatku Wingga, Mikha, Titin, dan Nani atas perhatian, semangat dan
keceriaan yang diberikan kepada penulis.
18. Sepupuku Andre atas bantuan dan waktunya terutama untuk mengantarkan
penulis ke apotek penelitian.
19. Anak Kost Putri Aulia terutamaMbak Joice, Mbak Intan, Kak Ovan, dan Dini,
atas kebersamaan,semangat dan perhatian yang diberikan.
20. Anak-anak 4A seperjuangan yaitu Dwi, Icha, Hanny, Tika, Nita, Mega dan
Chandra atas semangat dan dukungannya.
21. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2007 yaitu FST, FKK A, dan FKK
B.
22. Teman-temandi Poskes Kotabaru dan rekan-rekan PCC 2010.
23. Teman penelitian yang serupa, Afni.
24. Semua Makhluk.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta,Juli 2011 Penulis
xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, Juli 2011 Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………...
HALAMAN JUDUL………...
HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………..
HALAMAN PENGESAHAN………...
HALAMAN PERSEMBAHAN………...
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………..
PRAKATA ...
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...
DAFTAR ISI……… DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR LAMPIRAN……… INTISARI………. ABSTRACT………... BAB I. PENGANTAR………. A. Latar Belakang………. 1. Permasalahan………... 2. Keaslian penelitian………. 3. Manfaat penelitian……….. B. Tujuan Penelitian………. Halaman i ii iii iv v vi vii viii xi xii xvii xx xxii xxiii xxiv 1 1 3 3 4 5
xiii
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……….
A. Pelanggan...
1. Definisi………...
2. Tipe pelanggan………...
3. Kepuasan pelanggan………..
4. Manfaat kepuasan pelanggan……….
5. Harapan pelanggan……….
6. Loyalitas pelanggan………...
B. Kualitas Pelayanan...
1. Definisi………...
2. Sifat layanan………...
3. Manfaat kualitas pelayanan………
4. Dimensi kualitas jasa……….
5. Mengukur kualitas jasa………..
6. Analisis tingkat kesesuaian antara harapan dan kenyataan pelanggan………...
C. Model Kualitas Jasa...
D. Diagram Kartesius…...
E. Resep Obat...
F. Apotek...
1. Definisi………...
2. Tugas dan fungsi apotek………
G. Landasan Teori... 6 6 6 6 7 8 9 9 10 10 10 11 11 12 12 14 17 18 18 22 22 23
xiv
H. Hipotesis………...
BAB III. METODELOGI PENELITIAN………..….
A. Jenis dan Rancangan Penelitian………...
B. Variabel penelitian…...
C. Definisi Operasional………...
D. Tempat Penelitian………...
E. Bahan Penelitian………..………....
1. Sampel dan teknik sampling………..
2. Besar sampel……….. F. Alat Penelitian……….. G. Jalan Penelitian……… 1. Pembuatan kuesioner………. 2. Perijinan………. 3. Pengambilan data………... 4. Pengolahan data……….
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………...
A. Karakteristik Pelanggan…………...………...
1. Jenis kelamin………. …...
2. Umur………...…...
3. Tingkat pendidikan………...
4. Jenis pekerjaan………...
5. Biaya pengeluaran untuk pemeliharaan kesehatan per bulan… 6. Jumlah kunjungan ke apotek……….
23 24 24 24 25 26 27 27 27 28 28 28 30 31 31 36 36 36 37 38 39 40 41
xv
B. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta..………...
1. Tangibility……….………….
2. Assurance………
3. Responsiveness……….
4. Empathy……….
5. Reability………...
C. Hasil Perbandingan Antara Harapan dan Kenyataan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………
1. Tangibility………...
2. Responsiveness……….…
3. Empathy……….
4. Assurance………
5. Reability………...
D. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Resep Obat Di Apotek Panasea Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius……….
E. Analisis Kepuasan Pelanggan Dengan Resep Obat Di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta Berdasarkan Diagram Kartesius…..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………..
A. KESIMPULAN……… B. SARAN……… DAFTAR PUSTAKA……….. LAMPIRAN... 42 42 43 44 44 45 50 50 51 52 52 53 57 69 81 81 81 83 86
xvi
xvii DAFTAR TABEL Tabel I. Tabel II. Tabel III. Tabel IV. Tabel V. Tabel VI. Tabel VII. Tabel VIII. Tabel IX. Tabel X.
Jenis pernyataan dalam kuesioner berdasarkan dimensi
mutu………...
Nilai Kenyataan dan Nilai Harapan Pelanggan…………...
Klasifikasi Kesenjangan (gap)……….………
Metode untuk mengetahui suatu set data memiliki
distribusi normal atau tidak………..………
Frekuensi Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan Apotek Panasea Yogyakarta…………
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta……….…..
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta………
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Panasea Yogyakarta secara ringkas……...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari DimensiReliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta………...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari DimensiAssurance
Halaman 28 29 33 34 37 47 55 58 58
xviii Tabel XI. Tabel XII. Tabel XIII. Tabel XIV. Tabel XV. Tabel XVI. Tabel XVII.
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta………...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Empathy
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta………...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
Responsiveness Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta……….
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
Tangibility Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Panasea Yogyakarta………
Hasil Perhitungan Kenyataan, Harapan, Analisis Gap dan
Kualitas Semua Dimensi pada Pelanggan dengan Resep
Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta secara
ringkas………..……
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
Tangibility Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta……….
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi
Responsiveness Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma Yogyakarta……….……
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari Dimensi Empathy
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
60 62 65 67 69 70 72
xix Tabel XVIII.
Tabel XIX.
Yogyakarta………...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari DimensiAssurance
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta………...
Rata-rata Kenyataan dan Harapan dari DimensiReliability
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta………...
74
76
xx DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10.
Konsep Kepuasan Pelanggan………...
Kualitas Jasa………...
Diagram Kartesius………...
Jenis Kelamin Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan Apotek Panasea
Yogyakarta………..
Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Panasea
Yogyakarta………..
Usia Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma Yogyakarta………...………….
Tingkat Pendidikan Pelanggan dengan Resep Obat di
Apotek Sanata Dharma dan di Apotek Panasea
Yogyakarta……….……….
Jenis Pekerjaan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek
Sanata Dharma dan di Apotek Panasea
Yogyakarta……….….
Biaya Pengeluaran untuk Pemeliharaan Kesehatan
Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
dan di Apotek Panasea Yogyakarta………...…….
Kunjungan Pelanggan dengan Resep Obat di Apotek Sanata
Dharma dan di Apotek Panasea Yogyakarta………..
Halaman 8 14 17 36 38 38 39 40 41 42
xxi Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20.
Diagram Kartesius DimensiReliabilityPelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………
Diagram Kartesius DimensiAssurancePelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………
Diagram Kartesius Dimensi Empathy Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta………
Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta……
Diagram Kartesius DimensiTangibilityPelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Panasea Yogyakarta ………..
Diagram Kartesius DimensiTangibilityPelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta…...…….
Diagram Kartesius Dimensi Responsiveness Pelanggan
dengan Resep Obat di Apotek Sanata Dharma
Yogyakarta……….………….
Diagram Kartesius DimensiEmpathyPelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta……...….
Diagram Kartesius DimensiAssurancePelanggan dengan
Resep Obat di Sanata Dharma Yogyakarta……….
Diagram Kartesius Dimensi Reliability Pelanggan dengan
Resep Obat di Apotek Sanata Dharma Yogyakarta……...….
59 61 63 65 67 70 72 74 76 79
xxii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4
Kuesioner yang digunakan untuk penelitian……….
Hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner………
Uji normalitas data dan transformasi data……….
Uji Mann-Whitney………... Halaman 86 90 93 96
xxiii INTISARI
Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma merupakan sarana pelayanan kesehatan di Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta karakteristik responden dengan resep obat di Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma.
Jenis penelitian yaitu kuantitatif survei dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada pasien yang menebus obat di Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma. Analisis data menggunakan metode analisis gap, perhitungan Customer Satisfaction Index, dan penyajian data menggunakan Diagram Kartesius.
Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi 0,851 yang menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kepuasan pelanggan di Apotek Sanata Dharma dan di Apotek Panasea. Hasil analisis gap untuk keseluruhan dimensi didapatkan sebesar –0,04 termasuk dalam klasifikasi gap tingkat sedang untuk Apotek Panasea dan 0,09 termasuk dalam klasifikasi gap tingkat sedang untuk Apotek Sanata Dharma. Berdasarkan analisis gap, Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma masih perlu meningkatkan kualitas pelayanan pada beberapa aspek seperti fasilitas bacaan, dan fasilitas toilet.
Berdasarkan Customer Satisfaction Index antara harapan dan kenyataan pelanggan pada Apotek Panasea sebesar 98,94% dan pada Apotek Sanata Dharma sebesar 102,41% menunjukkan pelanggan puas terhadap pelayanan yang telah diberikan.
Kata kunci: kualitas pelayanan, resep, Apotek Panasea dan Apotek Sanata Dharma
xxiv
ABSTRACT
Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy are medical care facilities in Yogyakarta. This study aims to identifysatisfaction of costumerofcomparison to quality of service and the characteristics of respondents with drugs prescription at Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy Yogyakarta.
The kind of research is quantitative survey with using cross sectional design.Sampling is using quota sampling. Data collection is done by giving questionnaires to the patients who are paying for drugs prescription atPanasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy. Data analysis is using gap analysis method, calculation of Customer Satisfaction Index, and presentation of data is using cartesian diagram.
The result of statistical analysis using Mann-Whitney test produced significancy 0,851 that indicates no significant difference between satisfiedofthecustomer at Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy.
The result of gap analysis for all dimensions forPanasea Pharmacy is –0,04 which is included in the classification of a moderate gap and 0,09 which is included in the classification of a moderate gap for Sanata Dharma Pharmacy. Based on gap analysis, Panasea Pharmacy and Sanata Dharma Pharmacy still need to be improved for some aspectssuch as reading material, and toilet facility.
Based on the Customer Satisfaction Index between customer expectation and reality at Panasea Pharmacy is 98,94% and atSanata Dharma Pharmacy is 102,41% which indicates customer satisfied with the existing services.
Keywords: service quality, prescription,Panasea Pharmacy andSanata Dharma Pharmacy
1
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang
Perkembangan kebutuhan masyarakat menyebabkan perusahaan
berlomba untuk memuaskan pelanggan dengan variasi produk dan jasa yang
dihasilkan. Hal ini juga terjadi dalam bidang pelayanan kesehatan khususnya
apotek. Berdasarkan Kepmenkes No. 1027 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek, apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Semakin banyak apotek yang tumbuh subur di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta menyebabkan persaingan antar apotek semakin ketat. Jarak antar
apotek atau persaingan harga tidak lagi mempengaruhi persaingan. Akan tetapi,
untuk dapat memenangkan persaingan, apotek harus dapat meningkatkan kualitas
pelayanan. Tjiptono (2000) menyebutkan bahwa kualitas memiliki hubungan yang
erat dengan kepuasan. Kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau
loyalitas pelanggan kepada apotek yang memberikan kualitas yang memuaskan.
Menurut Kotler (1997) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau
hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Pelanggan memilih penyedia jasa
pelayanan yang dirasakan pelanggan berada dibawah yang diharapkan,
ketidakpuasan pelanggan akan timbul.
Bila pelanggan apotek puas terhadap pelayanan yang diberikan apotek,
pelanggan akan mempunyai persepsi yang baik terhadap apotek. Persepsi
pelanggan terhadap apotek yang buruk akan merugikan apotek dari aspek bisnis
karena pelanggan akan beralih ke tempat lain (Handayani, Raharni, dan Gitawati,
2009).
Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan akan terjadi apabila pelayanan
yang diberikan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan akan sering terjadi
kesenjangan (gap) yang dilihat dari dimensi service quality (servqual) berupa
tangibility(keberwujudan), empathy (empati), reliability (keandalan), assurance
(jaminan), dan responsiveness (ketanggapan)yaitu untuk mengetahui perbedaan
kualitas pelayanan serta kepuasan pelanggan di Apotek Pendidikan Sanata
Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
Apotek Sanata Dharma disebut sebagai apotek pendidikan karena
didirikan dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa S1 Farmasi
dan Profesi Apoteker serta mahasiswa fakultas lainnya. Pendirian apotek ini selain
sebagai sarana belajar mahasiswa juga menjadi sarana pelayanan kesehatan
kepada masyarakat sekitar apotek, mahasiswa, dan karyawan Universitas Sanata
Dharma. Meskipun pelayanan kepada masyarakat diutamakan dalam pendirian
apotek ini, pertimbangan bisnis juga tidak dapat dilupakan karena mengingat
modal dan kebutuhan untuk mempertahankan keberadaan apotek itu sendiri
bersaing dengan apotek lain maka Apotek Sanata Dharma harus dapat
meningkatkan kualitas pelayanan agar pelanggan menjadi puas. Perbandingan
menggunakan Apotek Panasea karena selain apotek memiliki letak yang strategis
juga dikarenakan resep per hari apotek tersebut berkisar 40-50 resep sehingga
peneliti ingin mengetahui kualitas pelayanan di Apotek Panasea tersebut.
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang muncul antara lain, sebagai berikut:
a. Seperti apakah karakteristik pelanggan dengan resep obat di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta?
b. Bagaimana analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non
Pendidikan Panasea Yogyakarta?
c. Apakah kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan
pelanggan yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Christina (2010) yaitu
Perbandingan Harapan dan Kenyataan Terhadap Kualitas Pelayanan untuk
Menggambarkan Kepuasan Konsumen dengan Resep Obat di Apotek Kimia
Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta Periode Desember 2009 – Januari 2010.
Christina (2010) membandingkan antara harapan dan kenyataan terhadap kualitas
Apotek Kimia Farma Area Manajer Bisnis Yogyakarta yang diukur dari dimensi
mutu kualitas pelayanan meliputi reliability (keandalan), responsiveness
(ketanggapan), assurance (jaminan), empathy (empati), dan tangibles
(keberwujudan). Metode analisis yang digunakan adalah analisis gap,perhitungan
Customer Satisfaction Index, diagram kartesius, dan analisis menggunakan uji
Wilcoxon. Perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian ini penulis
membandingkan kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di Apotek
Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta yang
diukur dari dimensi mutu kualitas pelayanan meliputi tangibility(keberwujudan),
empathy (empati), reliability (keandalan), assurance (jaminan), dan
responsiveness (ketanggapan). Metode analisis yang digunakan adalah analisis
gap,perhitungan Customer Satisfaction Index, diagram kartesius, dan analisis
menggunakan uji Mann-Whitney.
3. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi kualitas
pelayanan yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan di Apotek Pendidikan
Sanata Dharma dan Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat digunakan oleh penyedia jasa pelayanan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan yang diberikan
untuk mengambil keputusan dalam memperbaiki kualitas pelayanan dengan
berbagai strategi.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kualitas pelayanan yang telah
diberikan kepada pelanggan dengan resep obat di Apotek Pendidikan Sanata
Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
a. Mengetahui karakteristik pelanggan yang menebus obat dengan resep di
Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non Pendidikan Panasea
Yogyakarta.
b. Mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapan
pelanggan yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan
Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakarta.
c. Mengetahui analisis kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
yang menebus obat di Apotek Pendidikan Sanata Dharma dan Apotek Non
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pelanggan 1. Definisi
Pelanggan adalah pembeli, pemesan, klien nasabah; pemakai, pengguna
(Endarmoko, 2006). Menurut Salim dan Yenny (1991) pelanggan adalah orang
yang memakai barang-barang hasil industri (bahan pakaian, makanan, dan
sebagainya): penerima pesanan iklan.
Pengertian pelanggan menurut Timothy (1999) (cit., Sari, 2008)
Orang yang paling penting yang berhubungan dengan perusahaan, baik tatap muka, melalui telepon, maupun melalui surat. Tidak tergantung pada kita,
melainkan kita yang tergantung pada dia.
Bukan merupakan gangguan dalam pekerjaan kita, tetapi dia adalah tujuan dari pekerjaan kita.
Orang yang tanpa dirinya kita tidak akan berjalan terus, berkembang dan menjadi maju/ sukses.
Orang yang harus diperlakukan dengan rasa hormat, diberi perhatian besar, dibantu dengan menunjukkan minat terhadapnya, diberikan saran dalam
menyelesaikan persoalan, diperlakukan dengan hati-hati dan penuh
pertimbangan.
2. Tipe pelanggan
a. Tipe Prospek (Prospect): orang-orang yang mengenal jasa suatu pelayanan
kesehatan, tetapi belum pernah datang ke tempat pelayanan kesehatan
tersebut, serta belum pernah membeli/ menggunakan jasa pelayanan kesehatan
tersebut
b. Tipe Pembelanja (Consumer): orang-orang yang mengenal jasa suatu
pelayanan kesehatan dan telah yakin untuk mengunjungi pelayanan kesehatan
minimal sekali. Akan tetapi orang tersebut masih belum membuat keputusan
membeli/ menggunakan jasa pelayanan kesehatan tersebut dan pihak
pelayanan kesehatan hanya mempunyai kesempatan yang sedikit untuk
mempengaruhinya
c. Tipe Pelanggan (Customer): orang-orang yang membeli/ menggunakan jasa
pelayanan kesehatan
d. Klien (Client): pelanggan yang sedemikian puasnya dengan jasa suatu
pelayanan kesehatan
Penganjur (Advocates): pelanggan yang sedemikian puasnya dengan jasa suatu
pelayanan kesehatan, sehingga ia akan menceritakan kepada siapa saja tentang
betapa memuaskannya jasa pelayanan kesehatan tersebut (Sari, 2008).
3. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kolter (2000) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan seorang
pelanggan setelah melakukan pembelian tergantung pada kesesuaian antara
Oliver (cit., Sari, 2008) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang (pelanggan)
setelah membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan (pelayanan yang
diterima dan dirasakan) dengan yang dirasakannya.
Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja
yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka
pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, pelanggan akan puas.
Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas. Pelanggan
yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi
komentar yang baik tentang perusahaan (Supranto, 2006).
Pelayanan diharapkan membuat pasien merasa puas (customer
satisfaction) adalah dengan memberikan kepada pelanggan apa yang betul-betul
mereka butuhkan dan inginkan, bukan memberikan apa yang kita pikirkan
dibutuhkan oleh mereka (Sari, 2008).
Gambar 1. Konsep Kepuasan Pelanggan
(Sari, 2008)
4. Manfaat kepuasan pelanggan
a. Kepuasan pelanggan merupakan sarana untuk menghadapi kompetisi di masa
yang akan datang.
Nilai Produk Bagi Pelanggan Harapan Pelanggan Tingkat Kepuasan Kebutuhan dan Keinginan PRODUK Tujuan
b. Kepuasan pelanggan merupakan promosi terbaik.
c. Kepuasan pelanggan merupakan aset perusahaan terpenting.
d. Kepuasan pelanggan menjamin pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
e. Pelanggan makin kritis dalam memilih produk.
f. Pelanggan puas akan kembali.
g. Pelanggan yang puas mudah memberikan referensi (Sari, 2008).
5. Harapan Pelanggan
Harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba
atau membeli sesuatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai
kinerja produk tersebut(Tjiptono,1996). Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi
pemasar dan saingannya (Supranto, 2006).
6. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas secara harfiah diartikan kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang
terhadap suatu objek (Mardalis, 2005). Mowen dan Minor (1998) (cit., Mardalis,
2005) mendefinisikan loyalitas sebagaikondisi di mana pelanggan mempunyai
sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut,
dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang.Definisi loyalitas
dari pakar yang disebutkan di atas berdasarkan pada dua pendekatan, yaitu sikap
dan perilaku. Dalam pendekatan perilaku, perlu dibedakan antara loyalitas dan
perilaku beli ulang. Perilaku beli ulang dapat diartikan sebagai perilaku pelanggan
yang hanya membeli suatu produk secara berulang-ulang, tanpa menyertakan
aspek kesukaan pelanggan pada suatu produk. Ini berarti bahwa aspek sikap
tercakup di dalamnya. Kepuasan pelanggan senantiasa merupakan penyebab
utama timbulnya loyalitas (Mardalis, 2005).
B. Kualitas Pelayanan