Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang memerlukan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
15
BAB II
GAMBARAN UMUM
LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga kantor inspeksi pajak, yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat, maka dibuatlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 267/KMK.01/1989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, sekaligus mendirikan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994 didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara 4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
17
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia 5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan 6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei 2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95/PJ.01/2008 tanggal 19 Mei 2008.
B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994
berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Repuplik Indonesia Nomor 758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, yaitu:
1. Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Di Kecamatan Medan Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan. Disamping itu banyak pula yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga seperti pembuatan sepatu.
2. Kecamatan Medan Timur
Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat Stasiun Kereta Api Medan yang dikenal dengan “Stasiun Besar” sebagai salah satu sarana transportasi darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Timur ini juga banyak terdapat usaha industri kecil seperti bengkel kenderaan bermotor, bengkel bubut, showroom serta usaha perdagangan dan jasa.
19
3. Kecamatan Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat pemukiman di kota Medan. Kecamatan Medan Perjuangan pada umumnya bergerak di sector perdagangan baik itu perdagangan besar, menengah maupun kecil. Di Kecamatan Medan Perjuangan terdapat industri-industri kecil seperti perabot rumah tangga, pengolahan kopi, sulaman border, roti / bika ambon, dan sebagainya.
C.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai pembagian tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing pegawai dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan struktur organisasi tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal. Struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, antara lain:
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV
7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan 8. Seksi Penagihan
9. Seksi Pemeriksaan 10. Seksi Pelayanan
11. Kelompok Jabatan Fungsional
Wilayah kerja masing-masing seksi pengawasan dan konsultasi (WASKON) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut:
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, meliputi Kelurahan Pulo Brayan Darat I dan II, Kelurahan Sidodadi, dan Kelurahan Perintis.
b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, meliputi Kelurahan Sei Kera Hilir I dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Sidorame Timur, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pandau Hilir dan Kelurahan Tegal Rejo.
c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, meliputi Kelurahan Bandar Selamat, Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indrakasih, Kelurahan Sudirejo, Kelurahan Sudirejo Hilir, Kelurahan Tembung.
d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, meliputi Kelurahan Durian, Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang Buntu, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, dan Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru.
21
D.Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah :
1. Sub Bagian Tata Usaha / Umum, terdiri dari:
a. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu menangani urusan Tata Usaha dan Kepegawaian.
b. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan. c. Pelaksanan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan dan
perlengkapan Rumah Tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan.
b. Perekaman dokumen perpajakan. c. Merekam SSP lembar ke-3.
d. Merekam SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM. e. Merekam SPT Masa PPh Pasal 21.
f. Merekam SPT Masa PPh Pasal 23/26.
g. Merekam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2.
h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan. i. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan. j. Memberi pelayanan dukungan teknis komputer.
k. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing.
l. Pelaksanaan i-SISMIOP (Intelligence - Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak) dan SIG (Sistem Informasi Geografis).
m.Menyiapkan laporan kinerja.
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak. b. Membimbing/ menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan.
c. Melakukan penyusunan profil wajib pajak. d. Menganalisis kinerja wajib pajak.
e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
f. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan intensifikasi.
g. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan.
h. Melakukan evaluasi banding. 4. Seksi Penagihan Pajak, terdiri dari:
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak. b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak. c. Penagihan aktif.
23
d. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak. e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. 5. Seksi Ekstensifikasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan. b. Pendataan objek dan subjek pajak.
c. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
6. Seksi Pemeriksaan, terdiri dari:
a. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan. b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemerikasaan.
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Pelayanan, terdiri dari:
a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
b. Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak dan surat-surat lainnya.
c. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak lainnya.
d. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan identitas Wajib Pajak.
Tabel II.1
Jumlah Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
SEKSI JUMLAH
Kepala Kantor 1 orang
Sub Bagian Umum 8 orang
Kelompok Jabatan Fungsional 11 orang
Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 7 orang
Seksi Penagihan 5 orang
Seksi Pelayanan 16 orang
Seksi Pemeriksaan 3 orang
Seksi Ekstensifikasi 3 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7 orang Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7 orang
Jumlah Seluruh Pegawai 82 orang
25
Gambar II.1
Peta Kecamatan Medan Tembung
Gambar II.2
Peta Kecamatan Medan Timur
27 Gambar II.3
Peta Kecamatan Medan Perjuangan
Gambar II.4
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2012 KEPALA KANTOR
KASUBBAG UMUM
SEKSI PDI SEKSI
PELAYANAN SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
29
E.Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik-praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Visi: menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi: menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.
BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
Sistem self assessment yang dianut dalam perpajakan di Indonesia mengharuskan Pengusaha Kena Pajak menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Penghitungan jumlah pajak yang terutang menggunakan mekanisme pajak keluaran dan pajak masukan. Sebelum mengetahui mekanismenya, terlebih dahulu perlu diketahui yang dimaksud dengan pajak masukan dan pajak keluaran.
1. Pajak Masukan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal 1 ayat 5 yang dimaksud dengan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.
31
2. Pajak Keluaran.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal 1 ayat 6 yang dimaksud dengan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak, dan/atau Jasa Kena Pajak.
3. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai.
Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai adalah pengusaha kena pajak mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa pajak pajak keluaran dalam masa pajak yang sama.
Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran, maka terjadi pajak kurang bayar, oleh karena itu kelebihan pajak keluaran tersebut harus dibayar ke kas negara.
Sebaliknya, jika dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak masukan, maka terjadi pajak lebih bayar. Oleh karena itu, kelebihan pajak masukan dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau direstitusi.
B.Penyetoran
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut wajib setorkan ke Bank atau ke kantor pos paling lambat 7 hari setelah bulan terjadinya tagihan, bila hari ke-7 bertepatan dengan hari libur maka penyetoran harus dilakukan pada hari kerja
berikutnya. Penyetoran dilakukan dengan melampirkan faktur pajak sebagai bukti pemotongan.
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. Surat Setoran Pajak terdiri dari 4 lembar dan harus diisi dengan benar, lengkap dan ditandatangani. Lembaran SSP terdiri dari:
1. Lembar ke-1 untuk PKP rekanan 2. Lembar ke-2 untuk KPP melalui KPPN
3. Lembar ke-3 untuk PKP rekanan guna dilampirkan kepada SPT Masa PPN 4. Lembar ke-4 untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos
C.Pelaporan
Dalam hal melaporkan pajak yang terutang menggunakan SPT Masa PPN. Untuk itu perlu diketahui beberapa hal mengenai SPT Masa PPN.
1. Fungsi SPT Masa PPN.
Sebagai sarana pelaporan bagi pengusaha kena pajak untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah PPN yang sebenarnya terutang. SPT ini juga berfungsi untuk melaporkan tentang pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran dan untuk melaporkan pembayaran dan pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau atas nama pihak lain.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN jika lebih besar jumlah Pajak yang disetor daripada jumlah pajak yang terutang maka akan diterbitkan Surat
33
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), jika terjadi demikian maka Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan restitusi atau kompensasi ke masa pajak berikutnya.
Sebaliknya jika terjadi jumlah pajak yang terutang lebih besar daripada yang disetor maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang disertai dengan sanksi administrasi sebesar 2% dari jumlah pajak kurang bayar dan mengalami kenaikan 100%.
2. Tatacara Pengisian Formulir SPT Masa PPN.
Formulir SPT Masa PPN 1111 terdiri atas 1 Halaman Induk dan 6 Halaman Lampiran sebagai berikut :
a. Formulir Induk SPT Masa PPN 1111 (Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai).
b. Formulir 1111 AB (Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan atau Formulir 1111 AB).
c. Formulir 1111 A1 (Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak Berwujud,dan/atau JKP).
d. Formulir 1111 A2 (Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak).
e. Formulir 1111 B1 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Import BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Dari Luar Daerah Pabean).
f. Formulir 1111 B2 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri)
g. Formulir 1111 B3 (Daftar Pajak Masukan Yang Tidak Dapat Dikreditkan atau Yang Mendapat Fasilitas).
Setelah mengetahui lembaran – lembaran Formulir 1111. Berikut ini adalah tatacara pengisian SPT Masa PPN formulir 1111:
a. Pengisian data pada formulir induk berupa isian Nama PKP, Masa, NPWP, dan Pembetulan ke, begitu juga pada pada Formulir 1111 B3, 1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1 dan 1111 AB;
b. Isilah dari lampiran-lampiran terlebih dahulu (dimulai dari Formulir 1111 B3, 1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, 1111 AB, kemudian Induk 1111).
c. Penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak pada Formulir 1111 A2 harus jelas dan lengkap.
d. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap dengan menggunakan bahasa Indonesia, huruf latin, angka arab dan satuan mata uang rupiah, dan wajib ditandatangani atau distempel oleh Pengusaha Kena Pajak atau Kuasa.
35
3. Pengambilan Formulir 1111 SPT Masa PPN.
Berdasarkan Pasal 3 ayat 2 UU KUP wajib pajak atau PKP harus mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/ PMK.03/2007 yang telah dilanjutkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 9/PJ/2009 tentang tempat dan cara lain pengambilan SPT Pasal 3 ayat 2 bahwa SPT Masa PPN dapat didownload dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak dengan alamat http://www.pajak.go.id/
4. Kelengkapan SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN dinyatakan lengkap jika telah memenuhi persyaratan seperti:
a. Diisi dengan benar, jelas, dan lengkap. b. Ditandatangani oleh PKP atau Kuasa. c. Melampirkan SSP.
Selain persyaratan pokok diatas, ada beberapa data tambahan yang dibutuhkan untuk melengkapai SPT Masa PPN, meliputi data-data tambahan sebagai berikut:
a. Untuk SPT Masa PPN: 1) Jumlah Penyerahan. 2) Jumlah Pajak Keluaran.
3) Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan. 4) Jumlah kekurangan dan kelebihan pajak. 5) Tanggal penyetoran.
b. Untuk SPT Masa PPN Bagi Pemungut: 1) Jumlah dasar pengenaan pajak. 2) Jumlah pajak yang dipungut. 3) Jumlah pajak yang disetor. 4) Tanggal penyerahan. 5) Tanggal penyetoran.
c. Untuk SPT Masa PPN bagi pengusaha kena pajak yang menggunakan nilai lain sebagai dasat pengenaan pajak:
1) Jumlah penyerahan barang dagangan. 2) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak. 3) Jumlah penyetoran.
5. Cara Pelaporan SPT Masa PPN.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
37
a. Secara manual.
Penyampaian SPT Masa PPN secara manual dapat dilakukan dengan mengisi Formulir 1111 yang diambil di KPP atau KP2KP, kemudian diisi dengan benar, jelas, dan lengkap. Setelah semua diisi dan tidak lupa ditandatangani atau stempel, SPT Masa PPN diantarkan langsung ke KPP atau mengirim melalui kantor pos atau melalui jasa kurir.
b. Secara elektronik.
SPT dalam bentuk data elektronik dapat disampaikan melalui e-Filling, yaitu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara online yang real-time melalui situs http://www.pajak.go.id atau Penyedia Jasa Aplikasi / Application
Service Provider (ASP). Pengusaha Kena Pajak merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan dengan benar dan lengkap. Setelah diisi dengan lengkap dan benar, Pengusaha Kena Pajak mencetak formulir induk SPT Masa PPN 1111 atau 1111DM dan disimpan dalam media komputer (disket, CD, dsb). Pengusaha Kena Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk SPT Masa PPN dan hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang telah melaporkan SPT Masa PPN akan mendapatkan Bukti Penerimaan Surat (BPS).
6. Batas Waktu Penyampaian SPT Masa PPN
Penyampaian SPT Masa PPN paling lama tanggal 20 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Apabila surat pemberitahuan masa tersebut tidak disampaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan, pengusaha kena pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar lima ratus ribu rupiah (Rp500.000) (Saidi, 2010:314).
7. Pemenuhan Kewajiban SPT Masa PPN.
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur penulis mendapat data tentang jumlah Pengusaha Kena Pajak yang melaksanakan kewajibannya selama tahun 2010, yaitu sebagai berikut:
39
Tabel III.1
Penerimaan SPT Masa PPN Pada Tahun Pajak 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
No. Bulan Jumlah PKP Per Bulan SPT Masa Nihil Kurang Bayar Lebih Bayar Total SPT Masa PPN 1 Januari 4.743 2.211 762 322 3.295 2 Februari 4.761 2.243 774 327 3.344 3 Maret 4.757 2.044 705 298 3.047 4 April 4.764 1.097 378 160 1.635 5 Mei 4.770 1.077 371 157 1.605 6 Juni 4.779 1.088 375 158 1.621 7 Juli 4.770 1.135 392 165 1.692 8 Agustus 4.759 1.151 397 167 1.715 9 September 4.764 1.156 398 168 1.722 10 Oktober 4.762 1.124 387 164 1.675 11 November 4.761 1.143 394 166 1.703 12 Desember 4.770 1.151 396 167 1.714
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari Tabel III.1 di atas dapat dilihat bagaimana tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya selama 5 (lima) tahun terakhir, yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. Oleh karena itu, Tabel III.1 akan dianalisa pada bab selanjutnya.
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini, penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data pada Tabel III.1 yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Dalam Bab ini, penulis akan membandingkan Ketentuan Umum Perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai yang diuraikan pada Bab III dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga penulis dapat melihat dan menilai sampai sejauh mana Ketentuan Umum Perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai tersebut diterapkan wajib pajak dalam kehidupan sehari-hari.
A.Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memenuhi dan yang tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel III.1 penulis akan menganalisa kepatuhan Pengusaha Kena Pajak dalam melaksanakan kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN sebagai berikut:
1. Masa Pajak Januari 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Januari 2011 adalah 4.743 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan pajaknya pada masa pajak Januari 2011 adalah seperti di bawah ini:
41
Tabel IV.1
Penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Bayar Lebih Bayar Jumlah SPT 1. SPT Masa PPN Wajib Pajak Non - PKP 70 5 0 75 2. SPT Masa PPN 1111 2.115 707 311 3.133 3. SPT Masa PPN 1111 DM 20 49 11 80 4. SPT Masa PPN Jasa 6 1 0 7 Jumlah: 2.211 762 322 3.295
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.1 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN untuk bulan Januari 2011 adalah 3.295
4.743× 100% = 69,47%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Januari 2011 dapat dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =2.211
4.743× 100% = 46,62% SPT Masa PPN Kurang Bayar = 762
4.743× 100% = 16,07% SPT Masa PPN Lebih Bayar = 322
4.743× 100% = 6,79%
Dengan melihat rincian penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di Tabel IV.1, penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di KPP Medan Timur adalah sekitar 69,47%. Jumlah ini menunjukkan besarnya kepatuhan