TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
O L E H
NAMA : JOSHUA ANDIKO PERANGIN-ANGIN NIM : 092600036
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan kesempatan dan penyertaanNya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan.
Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madia (A.Md). Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur”.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi, dan
inspirasi kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberkati penulis dan
yang telah memberikan yang terbaik dalam hidup penulis.
2. Bapak Prof. DR. Badarudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Sumatera Uatara.
3. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera
Sumatera Utara.
5. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu
serta membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir
ini dari awal hingga selesai.
6. Bapak Bangkit Cahyono selaku supervisor penulis yang bersedia meluangkan
waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan
laporan tugas akhir ini.
7. Kepada bapak/ibu dosen Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU
yang telah memberikan ilmu nya selama penulis menjalani perkuliahan.
8. Ibu Corby Siburian dan Abangda Afrizal Pasaribu S.Sos yang telah banyak
membantu dan memberi masukan selama masa perkuliahan sampai dengan
selesainya tugas akhir ini.
9. Kedua orang tua penulis, Eddy Perangin-angin dan Armawaty Lingga yang
telah memberikan banyak dukungan kepada penulis baik dari segi materi,
moral, motivasi, serta doa dan kasih sayangnya yang tak henti-hentinya
kepada penulis.
10. Ketiga kakakku beserta kedua abang iparku, Miska Likasina Perangin-angin &
dan Ester Perangin-angin yang memberikan semangat, motivasi, dan sedikit
tantangan yang memacu penulis untuk menyelesaikan studi tepat waktu.
11. Seluruh mahasiswa Diploma III Administrasi Perpajakan stambuk 2009
terutama kelas A yang setia menemani penulis selama tiga tahun, teristimewa
untuk para sahabat penulis yaitu Desy Risanty Nainggolan, Apri Anissa
Yusuf, Sonyda Dewi Rizki Siregar, Halimatusaddiyah Siregar, Redi
Agustiawan, Muhammad Aufar Anshari.
12. Seluruh mahasiswa Diploma III Administrasi Perpajakan stambuk 2010 yang
tak henti-hentinya mengingatkan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dan
tidak menunggu sampai kapan digantung lagi, yaitu Bagus Setia Gumelar,
Norman Erick Tarigan, Emir Nurfajar, Windra Saragih, Eki Prayudi, Fadhillah
Aini Pasaribu, Gita Marshelia, Mutiara Chairany Tampubolon si tomcat
bertaring, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin penulis tulis satu per
satu karena kata pengantar ini akan terlihat seperti sebuah lembar absen
daripada kata pengantar sebuah laporan tugas akhir.
13. Seluruh mahasiswa Diploma III Administrasi Perpajakan stambuk 2011.
14. Seluruh peserta pelatihan Brevet A/B Terpadu oleh Tax Centre FISIP USU
Angkatan III beserta pengurusnya, abangda Firman Logos Tarigan dan
kegalauan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan
dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih
banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
BAB I PENDAHULUAN...1
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...1
B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ...4
C.Uraian Teoritis...7
D.Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)...10
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ...11
F. Metode Pengumpulan Data ...12
G.Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri ...13
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM...15
A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur .15 B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ...17
C.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur...19
D.Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi ...21
E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur ...29
A.Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai...30
B.Penyetoran ...31
C.Pelaporan ...32
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI...40
A.Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memenuhi dan yang tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN di KPP Medan Timur. ...40
B.Kendala yang dihadapi pegawai KPP Medan Timur dalam penerimaan SPT Masa PPN ...58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...59
A.Kesimpulan ...59
B.Saran ...61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang luas
dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua pihak
Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu jenjang
pendidikan formal. Mahasiswa sebagai salah satu elemen Perguruan Tinggi dituntut
untuk mampu berpikir kritis, tegas, dan kreatif khususnya dibidang yang mereka
pilih. Hal ini sangat penting karena sebagai generasi muda, mahasiswa diharapkan
dapat meneruskan pembangunan bangsa ini.
Guna memenuhi tuntutan dunia kerja dibutuhkan lulusan perguruan tinggi
yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program
pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu
pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan
mengikuti Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).
Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah
atau tempat untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahannya
tersebut. Pembahasan yang diambil tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan.
Belanja Negara (APBN) terbesar setelah penerimaan dari sektor Migas. Dimana
penerimaan negara dari sektor pajak setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dimana
rencana pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan.
Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai
pelaksanaan pembangunan baik di daerah maupun di pusat.
Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak sebagai aparat perpajakan,
mempunyai tugas yang cukup berat dalam memenuhi pendapatan negara yang telah
ditetapkan dalam APBN.
Sehingga aparat pajak harus aktif dalam melakukan pembinaan, dan
pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan dari wajib pajak agar wajib pajak
mematuhi peraturan yang telah ditentukan dalam undang-undang perpajakan. Untuk
meningkatkan penerimaan pajak pemerintah telah berulangkali melakukan
pembaharuan undang-undang perpajakan. Sebelum adanya tax reform, Indonesia
menganut sistem official assessment lalu diadakan tax reform dimana sistem official
assesment diganti menjadi self assessment.
Dalam sistem self assessment wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung
jawab untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
3
Minimnya pengetahuan Wajib Pajak tentang perpajakan khususnya Pajak
Pertambahan Nilai menyebabkan banyak kesulitan dalam hal pelaksanaan kewajiban
perpajakannya selain itu juga kecerobohan wajib pajak dalam hal pembayaran pajak
sangat mengkhawatirkan. Akibatnya, banyak para wajib pajak yang tidak mengetahui
berapa besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak yang timbul atas nilai
tambah (added value) pada barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi, sehingga
kekhawatiran timbul efek pengenaan pajak berganda dapat dihindarkan.
Dari hal-hal tersebut maka kebanyakan wajib pajak yang kesulitan dalam
melakukan kewajibannya untuk membayar pajaknya. Wajib pajak tidak mengetahui
prosedur ataupun mekanisme pembayaran pajak. Namun banyak Wajib Pajak yang
tetap tidak mau tahu akan kewajibannya di bidang perpajakan sehingga:
1. Banyak wajib pajak yang tidak mengetahui tata cara pengisian Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
2. Banyak wajib pajak yang tidak mengetahui mekanisme pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai melalui Surat Pemberitahuan (SPT) Masa.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka penulis mencoba meneliti
dan membahas untuk menuangkan dan mengangkatnya menjadi sebuah karya ilmiah
B.Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan
kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara
praktis di lapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian
yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini adalah :
a. Untuk mengetahui Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
b. Untuk mengetahui Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai di
5
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengimplementasikan Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
b. Mengetahui lebih dalam tentang Pajak Pertambahan Nilai.
c. Meningkatkan interaksi baik dengan petugas ataupun pegawai pajak
maupun dengan Wajib Pajak mengenai Pajak Pertambahan Nilai.
d. Menambah ilmu dan wawasan dalam hal Pajak Pertambahan Nilai.
e. Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam hal
kepabeanan.
f. Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja
dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh
sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
a. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma
III Administrasi Perpajakan Fisip USU.
b. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, mahasiswa
yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk
meningkatkan kinerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur.
2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
a. Meningkatkan hubungan kerja sama Universitas Sumatera Utara dengan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
b. Membuka interaksi antar mahasiswa, dosen dan instansi pemerintah di
bangku perkuliahan.
c. Rasa ikut serta masyarakat membangun Negara.
d. Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta
menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu, khususnya dibidang perpajakan.
e. Membangun pencitraan yang baik terhadap sumber daya manusia yang
dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional, khususnya Universitas
7
C.Uraian Teoritis
1. Definisi Pajak
Beberapa definisi pajak menurut para ahli:
a. Prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang
yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2006 : 1)
b. Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran wajib masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. (Waluyo, 2003 : 4)
c. Dr.N.J.Feldman.
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan oleh sepihak dan terutang
kepada pengusaha oleh pihak yang terutang kepada pengusaha (menurut
dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.
(Resmi, 2003:1)
2. Pengertian Wajib Pajak
Wajib Pajak orang adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar
pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. (Pasal 1 angka 2 UU KUP)
3. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas penyerahan barang dan jasa
di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh
perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang
merupakan objek dari Pajak Pertambahan Nilai. Sesuai dengan namanya, Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan atas nilai tambah (added value) yang timbul pada
barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi, sehingga kekhawatiran timbul efek
9
4. Surat Pemberitahuan (SPT)
Surat Pemberitahuan (SPT) adalah sebagai sarana Wajib Pajak untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang
sebenarnya terhutang dan laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang
telah dilaksanakan sendiri dalam satu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak dan
laporan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu Masa Pajak
yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
SPT dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. SPT Masa untuk melaporkan pembayaran masa yang dilakukan oleh Wajib
Pajak.
b. SPT Tahunan untuk memberitahukan besarnya pajak yang terhutang dari
5. Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah :
a. Untuk Surat Pemberitahuan Masa, selambat-lambatnya dua puluh hari
setelah akhir Masa Pajak;
b. Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, selambat-lambatnya tiga bulan setelah
akhir Tahun Pajak.
D.Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui
beberapa masalah berikut :
a. Saat Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai.
b. Objek Pajak Pertambahan Nilai.
c. Subjek Pajak Pertambahan Nilai.
d. Tata Cara Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.
11
E.Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tahapan persiapan
Pada tahapan ini penulis melakukan berbagai persiapan mulai dari
penentuan judul, penentuan tempat PKLM, mencari bahan untuk pembuatan
proposal dan juga konsultasi dengan dosen.
2. Studi Literatur
Dalam hal ini penulis mengumpulkan alat-alat dan bahan yang
dibutuhkan seperti Undang-undang dan buku-buku yang berhubungan dengan
kepabeanan.
3. Observasi Lapangan
Melakukan peninjauan dan pengamatan yang sesuai dengan data-data
yang ada pada instansi bersangkutan mengenai judul dari PKLM ini.
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mencari dan mengumpulkan data mengenai
5. Analisis dan Evaluasi Data
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menganalisa dan mengevaluasi
data-data yang dikumpulkan.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis
mengumpulkan data dan informasi dengan mengunakan metode sebagai berikut :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Pengumpulan data mengenai tata cara pelaporan Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai melalui bahan-bahan bacaan seperti
buku-buku, majalah, surat kabar, dan Undang-undang.
2. Field Research
Mengumpulkan data dengan cara observasi yaitu meninjau langsung
ke lapangan dan melakukan interview atau wawancara dengan key person
untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai Surat Pemberitahuan
13
G.Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini,
maka penulis membaginya dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi
laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan
dan manfaat PKLM, Uraian Teoritis, ruang lingkup PKLM,
metode PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan laporan PKLM.
BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Pada bab ini penulis akan menjelaskan sejarah singkat lokasi
dimana Praktik Kerja Lapangan Mandiri dilakukan. Dalam hal
ini sejarah singkat lokasi yang akan diuraikan penulis adalah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, Struktur
Organisasi, tugas dan fungsi pegawai di instansi tersebut serta
BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ATAS TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Pada bab ini penulis akan membahas tentang bagaimana
prosedur dan tata cara penyampaian Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini Penulis akan menganalisa data yang diperoleh,
kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi
untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian-uraian dalam
bab-bab sebelumnya serta saran-saran dari penulis yang merupakan
sumbangan pemikiran yang diharapkan dapat memberikan
manfaat pada pihak-pihak yang memerlukan.
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB II
GAMBARAN UMUM
LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor
Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang kemudian setelah
kemerdekaan Republik Indonesia berubah nama menjadi Kantor Inspeksi Keuangan.
Kemudian berubah lagi menjadi Kantor Inspeksi Pajak dengan induk organisasinya
adalah Direktorat Jenderal Pajak. Di Sumatera Utara pada tahun 1976 berdiri tiga
kantor inspeksi pajak, yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan
2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara
3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar
Pada tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua,
yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Untuk
memudahkan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan dengan
pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka didirikanlah Kantor Inspeksi Pajak
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pajak kepada masyarakat,
maka dibuatlah perubahan secara menyeluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
267/KMK.01/1989. Hal itu mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak yang
diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak, sekaligus mendirikan Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
758/KMK.01/1993 tertanggal 3 Agustus 1993, maka pada tanggal 1 April 1994
didirikanlah Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Kantor Pelayanan Pajak Medan
Timur merupakan pecahan dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
Terhitung mulai tanggal 1 April 1994, Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan
berubah menjadi empat wilayah kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
17
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
443/KMK.01/2001 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak”, maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Medan menjadi enam wilayah
kerja, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia
5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai
Setelah adanya modernisasi perpajakan tahun 2008, struktur organisasi Kantor
Pelayanan Pajak sebelumnya, yaitu berdasarkan jenis pajak berubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang struktur organisasinya berdasarkan fungsi jabatan.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mulai beroperasi pada tanggal 27 Mei
2008, berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 95/PJ.01/2008
tanggal 19 Mei 2008.
B.Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur beralamat di Jalan Pangeran
Diponegoro Nomor 30A Gedung Keuangan Negara Lantai II Medan. Kantor
berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Repuplik Indonesia Nomor
758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Adapun wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur, yaitu:
1. Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang kota Medan
di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang
atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Di Kecamatan Medan
Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan.
Disamping itu banyak pula yang bergerak di bidang usaha industri rumah
tangga seperti pembuatan sepatu.
2. Kecamatan Medan Timur
Di Kecamatan Medan Timur ini terdapat Stasiun Kereta Api Medan
yang dikenal dengan “Stasiun Besar” sebagai salah satu sarana transportasi
darat antar kota dan antar daerah dari dan ke Kota Medan. Walaupun bukan
sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Timur ini juga banyak
terdapat usaha industri kecil seperti bengkel kenderaan bermotor, bengkel
19
3. Kecamatan Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat
pemukiman di kota Medan. Kecamatan Medan Perjuangan pada umumnya
bergerak di sector perdagangan baik itu perdagangan besar, menengah
maupun kecil. Di Kecamatan Medan Perjuangan terdapat industri-industri
kecil seperti perabot rumah tangga, pengolahan kopi, sulaman border, roti /
bika ambon, dan sebagainya.
C.Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Struktur Organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan secara
sistematis mengenai pembagian tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab
masing-masing pegawai dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
struktur organisasi tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar setiap
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara maksimal. Struktur organisasi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur, antara lain:
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III
7. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
8. Seksi Penagihan
9. Seksi Pemeriksaan
10. Seksi Pelayanan
11. Kelompok Jabatan Fungsional
Wilayah kerja masing-masing seksi pengawasan dan konsultasi (WASKON)
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah sebagai berikut:
a. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, meliputi Kelurahan Pulo Brayan Darat
I dan II, Kelurahan Sidodadi, dan Kelurahan Perintis.
b. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, meliputi Kelurahan Sei Kera Hilir I
dan II, Kelurahan Sidorame Barat I dan II, Sidorame Timur, Kelurahan
Pahlawan, Kelurahan Sei Kera Hulu, Kelurahan Pandau Hilir dan
Kelurahan Tegal Rejo.
c. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, meliputi Kelurahan Bandar Selamat,
Kelurahan Bantan, Kelurahan Bantan Timur, Kelurahan Indrakasih,
Kelurahan Sudirejo, Kelurahan Sudirejo Hilir, Kelurahan Tembung.
d. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, meliputi Kelurahan Durian,
Kelurahan Gaharu, Kelurahan Glugur Darat I dan II, Kelurahan Gang
Buntu, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, dan Kelurahan Pulo Brayan
21
D.Tugas dan Wewenang Masing-Masing Seksi
Pembagian tugas dan wewenang masing-masing seksi dalam struktur
organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah :
1. Sub Bagian Tata Usaha / Umum, terdiri dari:
a. Pelaksanaan Tata Usaha dan Kepegawaian yang bertugas membantu
menangani urusan Tata Usaha dan Kepegawaian.
b. Pelaksanaan Keuangan yang bertugas menangani urusan keuangan.
c. Pelaksanan Rumah Tangga yang bertugas menangani urusan dan
perlengkapan Rumah Tangga.
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian
informasi perpajakan.
b. Perekaman dokumen perpajakan.
c. Merekam SSP lembar ke-3.
d. Merekam SPT Masa PPN 1111 atau 1111 DM.
e. Merekam SPT Masa PPh Pasal 21.
f. Merekam SPT Masa PPh Pasal 23/26.
g. Merekam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat 2.
h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan.
i. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan.
k. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing.
l. Pelaksanaan i-SISMIOP (Intelligence - Sistem Manajemen Informasi
Objek Pajak) dan SIG (Sistem Informasi Geografis).
m.Menyiapkan laporan kinerja.
3. Seksi Pengawasan dan Konsultasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
b. Membimbing/ menghimbau kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan.
c. Melakukan penyusunan profil wajib pajak.
d. Menganalisis kinerja wajib pajak.
e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
f. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi.
g. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak
Bumi dan Bangunan.
h. Melakukan evaluasi banding.
4. Seksi Penagihan Pajak, terdiri dari:
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak.
b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak.
23
d. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak.
e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.
5. Seksi Ekstensifikasi, terdiri dari:
a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan.
b. Pendataan objek dan subjek pajak.
c. Pembentukan dan pemuktahiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi.
6. Seksi Pemeriksaan, terdiri dari:
a. Melakukan penyusunan rencana pemerikasaan.
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemerikasaan.
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
7. Seksi Pelayanan, terdiri dari:
a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan.
b. Menerima dan meneliti, serta merekam surat permohonan Wajib Pajak
dan surat-surat lainnya.
c. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib
Pajak lainnya.
d. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan
pencabutan identitas Wajib Pajak.
Tabel II.1
Jumlah Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
SEKSI JUMLAH
Kepala Kantor 1 orang
Sub Bagian Umum 8 orang
Kelompok Jabatan Fungsional 11 orang
Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 7 orang
Seksi Penagihan 5 orang
Seksi Pelayanan 16 orang
Seksi Pemeriksaan 3 orang
Seksi Ekstensifikasi 3 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 7 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 7 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 7 orang
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7 orang
Jumlah Seluruh Pegawai 82 orang
25
Gambar II.1
Peta Kecamatan Medan Tembung
Gambar II.2
Peta Kecamatan Medan Timur
27 Gambar II.3
Peta Kecamatan Medan Perjuangan
Gambar II.4
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2012 KEPALA KANTOR
KASUBBAG UMUM
SEKSI PDI SEKSI
PELAYANAN
SEKSI
PEMERIKSAAN SEKSI
PENAGIHAN
SEKSI PENGAWASAN
DAN KONSULTASI
SEKSI
EKSTENSIFIKASI
PERPAJAKAN
KELOMPOK JABATAN
29
E.Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur
Keberhasilan program modernisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat
membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih
jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan
praktik-praktik “good governance” pada instiusi pemerintah secara keseluruhan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah
mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Visi: menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi
perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi: menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang
BAB III
GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
A.Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai
Sistem self assessment yang dianut dalam perpajakan di Indonesia
mengharuskan Pengusaha Kena Pajak menghitung, membayar, dan melaporkan
sendiri pajak yang terutang. Penghitungan jumlah pajak yang terutang menggunakan
mekanisme pajak keluaran dan pajak masukan. Sebelum mengetahui mekanismenya,
terlebih dahulu perlu diketahui yang dimaksud dengan pajak masukan dan pajak
keluaran.
1. Pajak Masukan.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal
1 ayat 5 yang dimaksud dengan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan
Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena
perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau
pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean
dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean dan/atau
31
2. Pajak Keluaran.
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 Pasal
1 ayat 6 yang dimaksud dengan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan
Nilai terutang yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang
Kena Pajak, dan/atau Jasa Kena Pajak.
3. Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai.
Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai adalah pengusaha kena pajak
mengurangkan atau mengkreditkan pajak masukan dalam suatu masa pajak
pajak keluaran dalam masa pajak yang sama.
Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak keluaran, maka
terjadi pajak kurang bayar, oleh karena itu kelebihan pajak keluaran tersebut
harus dibayar ke kas negara.
Sebaliknya, jika dalam masa pajak tersebut lebih besar pajak masukan,
maka terjadi pajak lebih bayar. Oleh karena itu, kelebihan pajak masukan
dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau direstitusi.
B.Penyetoran
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dipungut wajib setorkan ke Bank atau ke
kantor pos paling lambat 7 hari setelah bulan terjadinya tagihan, bila hari ke-7
berikutnya. Penyetoran dilakukan dengan melampirkan faktur pajak sebagai bukti
pemotongan.
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak. Surat Setoran Pajak terdiri dari 4 lembar dan harus diisi dengan benar,
lengkap dan ditandatangani. Lembaran SSP terdiri dari:
1. Lembar ke-1 untuk PKP rekanan
2. Lembar ke-2 untuk KPP melalui KPPN
3. Lembar ke-3 untuk PKP rekanan guna dilampirkan kepada SPT Masa PPN
4. Lembar ke-4 untuk Bank Persepsi atau Kantor Pos
C.Pelaporan
Dalam hal melaporkan pajak yang terutang menggunakan SPT Masa PPN.
Untuk itu perlu diketahui beberapa hal mengenai SPT Masa PPN.
1. Fungsi SPT Masa PPN.
Sebagai sarana pelaporan bagi pengusaha kena pajak untuk
melaporkan dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah PPN yang
sebenarnya terutang. SPT ini juga berfungsi untuk melaporkan tentang
pengkreditan pajak masukan terhadap pajak keluaran dan untuk melaporkan
pembayaran dan pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau atas
nama pihak lain.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN jika lebih besar jumlah Pajak
33
Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB), jika terjadi demikian maka Pengusaha
Kena Pajak dapat mengajukan restitusi atau kompensasi ke masa pajak
berikutnya.
Sebaliknya jika terjadi jumlah pajak yang terutang lebih besar daripada
yang disetor maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) yang disertai dengan sanksi administrasi sebesar 2% dari jumlah
pajak kurang bayar dan mengalami kenaikan 100%.
2. Tatacara Pengisian Formulir SPT Masa PPN.
Formulir SPT Masa PPN 1111 terdiri atas 1 Halaman Induk dan 6
Halaman Lampiran sebagai berikut :
a. Formulir Induk SPT Masa PPN 1111 (Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai).
b. Formulir 1111 AB (Rekapitulasi Penyerahan dan Perolehan atau
Formulir 1111 AB).
c. Formulir 1111 A1 (Daftar Ekspor BKP Berwujud, BKP Tidak
Berwujud,dan/atau JKP).
d. Formulir 1111 A2 (Daftar Pajak Keluaran Atas Penyerahan Dalam
e. Formulir 1111 B1 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas
Import BKP dan Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Dari Luar
Daerah Pabean).
f. Formulir 1111 B2 (Pajak Masukan Yang Dapat Dikreditkan atas
Perolehan BKP/JKP Dalam Negeri)
g. Formulir 1111 B3 (Daftar Pajak Masukan Yang Tidak Dapat
Dikreditkan atau Yang Mendapat Fasilitas).
Setelah mengetahui lembaran – lembaran Formulir 1111. Berikut ini adalah
tatacara pengisian SPT Masa PPN formulir 1111:
a. Pengisian data pada formulir induk berupa isian Nama PKP, Masa,
NPWP, dan Pembetulan ke, begitu juga pada pada Formulir 1111 B3,
1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1 dan 1111 AB;
b. Isilah dari lampiran-lampiran terlebih dahulu (dimulai dari Formulir
1111 B3, 1111 B2, 1111 B1, 1111 A2, 1111 A1, 1111 AB, kemudian
Induk 1111).
c. Penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak pada Formulir 1111 A2
harus jelas dan lengkap.
d. SPT harus diisi dengan benar, jelas dan lengkap dengan menggunakan
bahasa Indonesia, huruf latin, angka arab dan satuan mata uang rupiah,
dan wajib ditandatangani atau distempel oleh Pengusaha Kena Pajak
35
3. Pengambilan Formulir 1111 SPT Masa PPN.
Berdasarkan Pasal 3 ayat 2 UU KUP wajib pajak atau PKP harus
mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang telah ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Pajak seperti Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor
Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), atau mengambil
dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/ PMK.03/2007 yang
telah dilanjutkan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 9/PJ/2009
tentang tempat dan cara lain pengambilan SPT Pasal 3 ayat 2 bahwa SPT
Masa PPN dapat didownload dari situs internet Direktorat Jenderal Pajak
dengan alamat http://www.pajak.go.id/
4. Kelengkapan SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN dinyatakan lengkap jika telah memenuhi persyaratan
seperti:
a. Diisi dengan benar, jelas, dan lengkap.
b. Ditandatangani oleh PKP atau Kuasa.
c. Melampirkan SSP.
Selain persyaratan pokok diatas, ada beberapa data tambahan yang
dibutuhkan untuk melengkapai SPT Masa PPN, meliputi data-data tambahan
a. Untuk SPT Masa PPN:
1) Jumlah Penyerahan.
2) Jumlah Pajak Keluaran.
3) Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan.
4) Jumlah kekurangan dan kelebihan pajak.
5) Tanggal penyetoran.
b. Untuk SPT Masa PPN Bagi Pemungut:
1) Jumlah dasar pengenaan pajak.
2) Jumlah pajak yang dipungut.
3) Jumlah pajak yang disetor.
4) Tanggal penyerahan.
5) Tanggal penyetoran.
c. Untuk SPT Masa PPN bagi pengusaha kena pajak yang
menggunakan nilai lain sebagai dasat pengenaan pajak:
1) Jumlah penyerahan barang dagangan.
2) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
3) Jumlah penyetoran.
5. Cara Pelaporan SPT Masa PPN.
Dalam hal pelaporan SPT Masa PPN dapat dilakukan dengan 2 cara,
37
a. Secara manual.
Penyampaian SPT Masa PPN secara manual dapat dilakukan dengan
mengisi Formulir 1111 yang diambil di KPP atau KP2KP, kemudian diisi
dengan benar, jelas, dan lengkap. Setelah semua diisi dan tidak lupa
ditandatangani atau stempel, SPT Masa PPN diantarkan langsung ke KPP atau
mengirim melalui kantor pos atau melalui jasa kurir.
b. Secara elektronik.
SPT dalam bentuk data elektronik dapat disampaikan melalui e-Filling,
yaitu cara penyampaian SPT yang dilakukan secara online yang real-time
melalui situs http://www.pajak.go.id atau Penyedia Jasa Aplikasi / Application
Service Provider (ASP). Pengusaha Kena Pajak merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan dengan benar dan lengkap. Setelah diisi
dengan lengkap dan benar, Pengusaha Kena Pajak mencetak formulir induk
SPT Masa PPN 1111 atau 1111DM dan disimpan dalam media komputer
(disket, CD, dsb). Pengusaha Kena Pajak melaporkan SPT dengan
menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk
SPT Masa PPN dan hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file
data SPT yang tersimpan dalam media komputer. Bagi Pengusaha Kena Pajak
yang telah melaporkan SPT Masa PPN akan mendapatkan Bukti Penerimaan
6. Batas Waktu Penyampaian SPT Masa PPN
Penyampaian SPT Masa PPN paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir. Apabila surat pemberitahuan masa tersebut tidak
disampaikan sesuai jangka waktu yang ditentukan, pengusaha kena pajak
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar lima ratus ribu rupiah
(Rp500.000) (Saidi, 2010:314).
7. Pemenuhan Kewajiban SPT Masa PPN.
Selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor
Pelayanan Pajak Medan Timur penulis mendapat data tentang jumlah
Pengusaha Kena Pajak yang melaksanakan kewajibannya selama tahun 2010,
39
Tabel III.1
Penerimaan SPT Masa PPN Pada Tahun Pajak 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
No. Bulan Jumlah PKP
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari Tabel III.1 di atas dapat dilihat bagaimana tingkat kepatuhan Pengusaha
Kena Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya selama 5 (lima) tahun
terakhir, yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2011 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini, penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap data pada Tabel
III.1 yang diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur. Dalam Bab ini, penulis
akan membandingkan Ketentuan Umum Perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai
yang diuraikan pada Bab III dengan kenyataan yang ada di lapangan sehingga penulis
dapat melihat dan menilai sampai sejauh mana Ketentuan Umum Perpajakan tentang
Pajak Pertambahan Nilai tersebut diterapkan wajib pajak dalam kehidupan
sehari-hari.
A.Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang memenuhi dan yang tidak memenuhi kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel III.1 penulis akan menganalisa kepatuhan Pengusaha Kena Pajak
dalam melaksanakan kewajiban menyampaikan SPT Masa PPN sebagai berikut:
1. Masa Pajak Januari 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Januari
2011 adalah 4.743 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
41
Tabel IV.1
Penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.1 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT
Masa PPN untuk bulan Januari 2011 adalah 3.295
4.743× 100% = 69,47%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Januari 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =2.211
4.743× 100% = 46,62%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 762
4.743× 100% = 16,07%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 322
4.743× 100% = 6,79%
Dengan melihat rincian penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di
Tabel IV.1, penerimaan SPT Masa PPN Januari 2011 di KPP Medan Timur
Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar di wilayah kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Timur.
2. Masa Pajak Februari 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Februari
2011 adalah 4.761 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak Februari 2011 adalah seperti di bawah ini:
Tabel IV.2
Penerimaan SPT Masa PPN Februari 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.2 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT
Masa PPN untuk bulan Februari 2011 adalah 3.344
4.761× 100% = 70,24%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Februari 2011 dapat
43
SPT Masa PPN Nihil =2.243
4.761× 100% = 47,11%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 774
4.761× 100% = 16,26%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 327
4.761× 100% = 6,87%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Februari 2011
di Tabel IV.2, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Februari 2011
mengalami kenaikan sebesar 0,77% dari penerimaan SPT Masa PPN bulan
Januari 2011.
3. Masa Pajak Maret 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Maret
2011 adalah 4.757 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak Maret 2011 adalah seperti di bawah ini:
Tabel IV.3
Penerimaan SPT Masa PPN Maret 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Dari tabel IV.3 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT
Masa PPN untuk bulan Maret 2011 adalah 3.047
4.757× 100% = 64,05%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Maret 2011 dapat dirincikan
lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =2.044
4.757× 100% = 42,97%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 705
4.757× 100% = 14,82%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 298
4.757× 100% = 6,26%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Maret 2011 di
Tabel IV.3, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Maret 2011 mengalami
penurunan sebesar 6,19% dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Februari
2011 yang diakibatkan oleh berkurangnya jumlah Pengusaha Kena Pajak
yang terdaftar.
4. Masa Pajak April 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan April 2011
adalah 4.764 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan pajaknya
45
Tabel IV.4
Penerimaan SPT Masa PPN April 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.4 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT
Masa PPN untuk bulan April 2011 adalah 1.635
4.764× 100% = 34,32%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan April 2011 dapat dirincikan
lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.097
4.764× 100% = 23,03%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 378
4.764× 100% = 7,93%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 160
4.764× 100% = 3,36%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN April 2011 di
Tabel IV.4, jumlah penerimaan SPT Masa PPN April 2011 mengalami
2011 yang diakibatkan oleh berkurangnya jumlah Surat Pemberitahuan
Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
5. Masa Pajak Mei 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Mei 2011
adalah 4.770 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan pajaknya
pada masa pajak Mei 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.5
Penerimaan SPT Masa PPN Mei 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.5 di atas kita dapat melihat jumlah penerimaan SPT
Masa PPN untuk bulan Mei 2011 adalah 1.605
4.770× 100% = 33,65%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Mei 2011 dapat dirincikan
lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.077
47
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 371
4.770× 100% = 7,78%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 157
4.770× 100% = 3,29%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Mei 2011 di
Tabel IV.5, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Mei 2011 mengalami
penurunan sebesar 0,67% dari penerimaan SPT Masa PPN bulan April
2011 yang diakibatkan oleh berkurangnya jumlah Surat Pemberitahuan
Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
6. Masa Pajak Juni 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Juni 2011
adalah 4.779 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan pajaknya
pada masa pajak Juni 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.6
Penerimaan SPT Masa PPN Juni 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Dari tabel IV.6 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan Juni 2011 adalah 1.621
4.779× 100% = 33,92%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Juni 2011 dapat dirincikan
lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.088
4.779× 100% = 22,77%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 375
4.779× 100% = 7,85%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 158
4.779× 100% = 3,31%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Juni 2011 di
Tabel IV.6, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Juni 2011 mengalami
peningkatan sebesar 0,27% dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Mei
2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat Pemberitahuan
Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
7. Masa Pajak Juli 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Juli 2011
adalah 4.770 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan pajaknya
49
Tabel IV.7
Penerimaan SPT Masa PPN Juli 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.7 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan Juli 2011 adalah 1.692
4.770× 100% = 35,47%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Juli 2011 dapat dirincikan
lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.135
4.770× 100% = 23,79%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 392
4.770× 100% = 8,22%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 165
4.770× 100% = 3,46%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Juli 2011 di
Tabel IV.7, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Juli 2011 mengalami
2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat Pemberitahuan
Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
8. Masa Pajak Agustus 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Agustus
2011 adalah 4.759 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak Agustus 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.8
Penerimaan SPT Masa PPN Agustus 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.8 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan Agustus 2011 adalah 1.715
4.759× 100% = 36,04%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Agustus 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.151
51
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 397
4.759× 100% = 8,34%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 167
4.759× 100% = 3,51%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Agustus 2011
di Tabel IV.8, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Agustus 2011
mengalami peningkatan sebesar 0,57% dari penerimaan SPT Masa PPN
bulan Juli 2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak,
dan terjadi pengurangan jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar.
9. Masa Pajak September 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan September
2011 adalah 4.764 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak September 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.9
Penerimaan SPT Masa PPN September 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Dari tabel IV.9 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan September 2011 adalah 1.722
4.764× 100% = 36,15%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan September 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.156
4.764× 100% = 24,26%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 398
4.764× 100% = 8,35%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 168
4.764× 100% = 3,53%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN September
2011 di Tabel IV.9, jumlah penerimaan SPT Masa PPN September 2011
mengalami peningkatan sebesar 0,11% dari penerimaan SPT Masa PPN
bulan Agustus 2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
10.Masa Pajak Oktober 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Oktober
2011 adalah 4.762 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
53
Tabel IV.10
Penerimaan SPT Masa PPN Oktober 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.10 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan Oktober 2011 adalah 1.675
4.762× 100% = 35,17%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Oktober 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.124
4.762× 100% = 23,6%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 388
4.762× 100% = 8,15%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 163
4.762× 100% = 3,42%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Oktober 2011
di Tabel IV.10, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Oktober 2011
mengalami penurunan sebesar 0,98% dari penerimaan SPT Masa PPN
bulan September 2011 yang diakibatkan oleh berkurangnya jumlah Surat
11.Masa Pajak November 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan November
2011 adalah 4.761 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak November 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.11
Penerimaan SPT Masa PPN November 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.11 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan November 2011 adalah 1.703
4.761× 100% = 35,77%
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan November 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.143
4.761× 100% = 24,01%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 394
4.761× 100% = 8,27%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 166
55
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN November
2011 di Tabel IV.11, jumlah penerimaan SPT Masa PPN November 2011
mengalami peningkatan sebesar 0,6% dari penerimaan SPT Masa PPN
bulan Oktober 2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
12.Masa Pajak Desember 2011
Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada bulan Desember
2011 adalah 4.770 PKP, dan dari jumlah tersebut yang melaporkan
pajaknya pada masa pajak Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.12
Penerimaan SPT Masa PPN Desember 2011 di KPP Medan Timur No. Jenis SPT Masa PPN Nihil Kurang
Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.
Dari tabel IV.12 dapat dilihat jumlah penerimaan SPT Masa PPN
untuk bulan Desember 2011 adalah 1.714
Dari penerimaan SPT Masa PPN bulan Desember 2011 dapat
dirincikan lagi sebagai berikut:
SPT Masa PPN Nihil =1.151
4.770× 100% = 24,13%
SPT Masa PPN Kurang Bayar = 396
4.770× 100% = 8,30%
SPT Masa PPN Lebih Bayar = 167
4.770× 100% = 3,5%
Setelah melihat rincian Penerimaan SPT Masa PPN Desember 2011
di Tabel IV.12, jumlah penerimaan SPT Masa PPN Desember 2011
mengalami peningkatan sebesar 0,16% dari penerimaan SPT Masa PPN
bulan November 2011 yang diakibatkan oleh bertambahnya jumlah Surat
Pemberitahuan Masa PPN yang dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak.
Dari analisis di atas dapat dihitung, secara rata-rata, selama tahun
2011 PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN nya adalah sebagai berikut:
69,47% + 70,24% + 64,05% + 34,32% + 33,65% + 33,92% + 35,47% + 36,04% + 36,15% + 35,17% + 35,77% + 35,93%
57
Berdasarkan angka rata – rata tersebut dapat diketahui bahwa penerimaan
SPT Masa PPN selama tahun 2011 adalah sebesar 43,35% dari PKP
terdaftar. Dengan perkataan lain PKP yang tidak melaporkan SPT Masa
PPN selama tahun 2010 adalah 100% - 43,35% = 56,65%.
Rincian penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2011 menurut
jenis SPT Masa PPN:
SPT Masa PPN Nihil selama tahun 2011:
46,62% + 47,11% + 42,97% + 23,03% + 22,56% + 22,77% + 23,79% + 24,19% + 24,26% + 23,6% + 24,01% + 24,13%
12 = 29,09%
SPT Masa PPN Kurang Bayar selama tahun 2011:
16,07% + 16,26% + 14,82% + 7,93% + 7,78% + 7,85% + 8,22% + 8,34% + 8,35% + 8,15% + 8,27% + 8,3%
12 = 10,03%
SPT Masa PPN Lebih Bayar selama tahun 2011:
6,79% + 6,87% + 6,26% + 3,36% + 3,29% + 3,31% + 3,46% + 3,51% + 3,53% + 3,42% + 3,49% + 3,5%
12 = 4,23%
Berdasarkan rincian diatas dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan
SPT Masa PPN Nihil selama tahun 2010 lebih besar daripada rata-rata
penerimaan SPT Masa PPN Kurang Bayar dan SPT Masa PPN Lebih
B.Kendala yang dihadapi pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dalam penerimaan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
Dari hasil wawancara dengan salah satu pegawai di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur, dalam penerimaan SPT Masa PPN banyak kendala yang
dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dalam menghadapi wajib
pajak, seperti:
a. Wajib Pajak kurang mengetahui cara menghitung PPN dan cara mengisi
SPT Masa PPN .
b. SPT Masa PPN tidak lengkap, seperti SPT Masa PPN yang tidak
ditandatangani dan atau masa pajak tidak diisi, dan berkas yang
dilampirkan tidak lengkap.
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN sehingga
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang tertulis pada bab-bab sebelumnya maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaporan SPT Masa PPN menggunakan Formulir 1111 atau 1111DM dan
dapat disampaikan secara manual dan elektronik. SPT Masa PPN
dinyatakan lengkap jika telah diisi dengan lengkap, benar, dan
ditandatangani oleh PKP atau Kuasa. SPT Masa PPN dapat disampaikan
secara langsung dengan diantar langsung ke KPP tempat PKP terdaftar atau
ke kantor KP2KP atau dapat dikirim melalui kantor pos atau jasa kurir.
2. Penerimaan SPT Masa PPN selama tahun 2010 di KPP Medan Timur
hanya sebesar 43,35%, dan sisanya sebesar 56,65% tidak melaporkan SPT
3. Dalam penerimaan pelaporan SPT Masa PPN KPP Medan Timur
mengalami kendala seperti:
a. Wajib pajak kurang memahami cara menghitung PPN dan cara
mengisi SPT Masa PPN,
b. SPT Masa PPN Tidak Lengkap,
c. Adanya perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN
sehingga proses penerimaan SPT Masa PPN menjadi terhambat.
Berikut ini adalah penerimaan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur untuk tahun 2011 dalam
grafik.
Grafik V.1
Persentase Penerimaan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2011
61
Grafik V.2
Persentase Jenis Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan Jenisnya
B.Saran
Pada dasarnya pelaksanaan administrasi perpajakan yang dilakukan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sudah berjalan dengan baik, namun penulis
memberikan saran yang mungkin nantinya dapat menjadi masukan bagi fiskus tidak
hanya di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur saja.
Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
1. Membuat formulir SPT Masa PPN dengan lebih sederhana untuk
mempermudah pengisiannya oleh Wajib Pajak.
2. Mengirimkan surat kepada Pengusaha Kena Pajak yang tidak
melaksanakan kewajiban melaporkan SPT Masa PPN untuk mengingatkan
mereka melaksanakan kewajibannya sebagai Pengusaha Kena Pajak. 67%
23%
10%
Nihil
Kurang Bayar
3. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur, disarankan agar:
a. Dilakukan sosialisasi dan pembinaan tentang cara menghitung Pajak
Pertambahan Nilai dan cara mengisi SPT Masa PPN.
b. Menyurati atau menelepon PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN
dengan tidak lengkap agar melengkapi SPT Masa PPN yang telah
disampaikan tersebut.
c. Mempercepat proses perubahan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa
PPN, sehingga proses penerimaan SPT Masa PPN tidak terhambat.
d. Menerapkan sistem aplikasi penerimaan SPT Masa PPN yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Muljono, D. (2008). Ketentuan Umum Perpajakan lengkap dengan UU No. 28 Tahun
2007. Yogyakarta: Andi.
Resmi, S. (2008). Perpajakan: Teori & Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso, S. R. (2007). Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Sukardji, U. (2010). Pajak Pertambahan Nilai Indonesia. Jakarta: PT Rajawali Pers.
Waluyo, & Ilyas, B. W. (2006). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007. Tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 42 Tahun 2009. Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 8 Tahun 1983, Tentang Pajak Pertambahan Nilai