Perusahaan dan Anak perusahaan mengklasifikasikan dan mengevaluasi informasi keuangan ke dalam segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder.
Segmen Usaha
Segmen usaha Perusahaan dan Anak perusahaan dibagi sebagai berikut:
· Jasa pemboran lepas pantai
· Jasa pemboran darat
Informasi segmen Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Jasa Pemboran Jasa Pemboran Tidak
2009 Lepas Pantai Darat Teralokasi Eliminasi Konsolidasi
Pendapatan 209.948.605 67.257.134 - (50.280.612) 226.925.127
Beban langsung 122.450.340 43.459.009 4.276.916 (50.280.612) 119.905.653
Laba (rugi) kotor 87.498.265 23.798.125 (4.276.916) - 107.019.474
Beban usaha - - 14.262.361 - 14.262.361
Laba (rugi) usaha 87.498.265 23.798.125 (18.539.277) - 92.757.113
Aset 407.885.165 36.607.764 201.931.550 (104.334.069) 542.090.410 Kewajiban 148.569.488 5.735.457 187.582.702 (71.667.895) 270.219.752 Pengeluaran modal 27.002.673 4.179.222 6.521.832 - 37.703.727 Beban penyusutan 28.132.368 4.908.678 570.486 - 33.611.532
Segmen Usaha (lanjutan)
Jasa Pemboran Jasa Pemboran Tidak
2008 Lepas Pantai Darat Teralokasi Eliminasi Konsolidasi
Pendapatan 222.455.789 74.353.279 - (49.410.000) 247.399.068
Beban langsung 139.522.351 58.818.942 4.817.778 (49.410.000) 153.749.071
Laba (rugi) kotor 82.933.438 15.534.337 (4.817.778) - 93.649.997
Beban usaha - - 12.998.389 - 12.998.389
Laba (rugi) usaha 82.933.438 15.534.337 (17.816.167) - 80.651.608
Aset 403.316.120 38.646.059 114.507.912 (87.008.644) 469.461.447 Kewajiban 67.632.130 1.441.582 193.118.105 (49.487.998) 212.703.819 Pengeluaran modal 6.078.672 3.318.228 818.812 - 10.215.712 Beban penyusutan 27.334.223 9.652.221 452.866 - 37.439.310
Jasa Pemboran Jasa Pemboran Tidak
2007 Lepas Pantai Darat Teralokasi Eliminasi Konsolidasi
Pendapatan 163.298.733 66.018.280 - (29.295.000) 200.022.013
Beban langsung 100.645.562 50.899.157 1.520.810 (29.295.000) 123.770.529
Laba (rugi) kotor 62.653.171 15.119.123 (1.520.810) - 76.251.484
Beban usaha - - 9.217.102 - 9.217.102
Laba (rugi) usaha 62.653.171 15.119.123 (10.737.912) - 67.034.382
Aset 386.109.009 42.930.191 121.739.172 (61.297.542) 489.480.830 Kewajiban 119.527.139 1.703.670 179.872.874 (45.986.183) 255.117.500 Pengeluaran modal 41.373.290 8.581.366 461.044 - 50.415.700 Beban penyusutan 21.636.189 6.681.981 397.808 - 28.715.978 Segmen Geografis
Pendapatan berdasarkan pasar geografis
Berikut ini adalah alokasi pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan berdasarkan pasar geografis: 2009 2008 2007 Indonesia 226.428.327 247.399.068 189.648.912 Timur Tengah - - 10.373.101 Jumlah 226.428.327 247.399.068 200.022.013
Segmen Geografis (lanjutan)
Aset dan tambahan aset tetap berdasarkan wilayah geografis
Aktivitas Perusahaan dan Anak perusahaan, kecuali untuk kinerja aktual jasa pemboran untuk rig tertentu, dipusatkan di Indonesia. Oleh karena itu seluruh aset, kecuali beberapa aset yang digunakan langsung dalam jasa pemboran di Timur Tengah, berada di Indonesia. Aset tetap yang digunakan langsung untuk jasa pemboran merupakan aset yang dapat dipindahkan dan telah dipindahkan dari waktu ke waktu tergantung lokasi dimana jasa pemboran akan dilakukan. Perusahaan menggunakan Rig Raniworo sampai dengan bulan Agustus 2007 untuk operasi pemboran di Timur Tengah dan pada bulan September 2007, dibawa kembali ke Indonesia sehubungan dengan kontrak pemboran baru yang diperoleh Perusahaan dan pelanggan yang beroperasi di Madura, Jawa Timur.
32. IKATAN
a. Perusahaan bersama-sama dengan MEI, Induk perusahaan, MEPK, MEPI dan
PT Medco Methanol Bunyu (MMB), pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, memperoleh “Banking Facility Credit Agreement (BFCA)” dari Bank Standard Chartered dengan MEI (peminjam) dan Perusahaan, MEPK, MEPI dan MMB (bersama-sama sebagai “Rekan Peminjam”/ “Co-Borrowers”). Fasilitas ini dijamin dengan garansi perusahaan (corporate
guarantee) dari MEI (Catatan 30).
Sehubungan dengan pelepasan kepemilikan MEI di Perusahaan pada tanggal 10 September 2008, Perusahaan sudah tidak menjadi rekan peminjam atas perjanjian ini namun melanjutkan hubungan dengan Standard Chartered Bank secara individu dengan memperoleh fasilitas bond
guarantee sebesar AS$13.339.000.
Pada tanggal 31 Desember 2007, jumlah bond guarantees atas fasilitas BFCA tersebut di atas yang telah digunakan oleh Perusahaan sebesar AS$18.030.850.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, jumlah bond guarantees yang digunakan oleh Perusahaan masing-masing sebesar AS$8.336.664,25 dan AS$13.339.186. Fasilitas ini dijamin oleh fasilitas bank guarantee yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 14).
b. Pada tanggal 27 Juni 2008, Perusahaan telah mendapat trade facility dari Citibank N.A., Indonesia, sejumlah AS$15.000.000 untuk letters of credit dan bank garansi, dan AS$3.000.000 untuk fasilitas spot/forward/option.
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan telah menggunakan fasilitas bank garansi dari Citibank tersebut sejumlah AS$1.632.032 dan AS$5.694.613 yang diterbitkan untuk proyek pemboran dengan Total E&P Indonesie.
c. Pada tanggal 22 Mei 2007, Perusahaan memperoleh bank garansi sebesar AS$7.292.265 dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) - Cabang Jakarta, untuk proyek pemboran dengan Total E&P Indonesie.
Fasilitas ini tersedia untuk periode dari tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan tanggal 11 Juni 2008 dan tercakup dalam counter guarantee Perusahaan, yang telah diketahui oleh MEI,
Fasilitas ini dikenakan biaya komisi garansi sebesar 0,25% dari saldo bank garansi per kuartal. Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan belum menggunakan fasilitas bank garansi tersebut.
Fasilitas ini ditarik oleh MEI pada tahun 2008 ketika MEI melepaskan kepemilikannya pada Perusahaan.
d. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan menggunakan sebesar AS$20.000.000 dan AS$18.803.449 atas fasilitas bank garansi dari PT Bank Central Asia Tbk. Sebagian dari bank garansi tersebut telah digunakan untuk menjamin bond guarantees yang diperoleh dari Standard Chartered Bank (Catatan 32a).
e. Pada tanggal 31 Desember 2009, kontrak signifikan (di atas AS$5.000.000) atas jasa pemboran yang sedang berlangsung adalah sebagai berikut:
Perusahaan Tanggal Perjanjian Periode Kontrak Rig
Total E&P Indonesie
1 Juli 2007/ AS$145.845.300 60 bulan Maera
Total E&P Indonesie
10 Desember 2008 AS$43.892.250 24 bulan Raisis
Santos (Sampang)
Pty. Ltd.
20 Maret 2006/ AS$166.651.600 36 bulan Raniworo
Total E&P
Indonesie 2 Februari 2008 AS$53.094.210 36 bulan Raissa
Total E&P Indonesie
25 September 2009 AS$65.649.375 36 bulan Yani
Total E&P
Indonesie 22 Agustus 2006 AS$166.733.285 31 bulan Soehanah
Chevron Geothermal
Salak, Ltd.
1 Oktober 2009 AS$18.216.500 14 bulan Rig 4
VICO Indonesia 15 Desember 2009 AS$26.921.250 12 bulan Rig 5
VICO Indonesia 26 November 2007 AS$70.463.250 30 bulan Rig 9 dan 10
Pearl Oil (Tungkal) Limited
24 Juni 2009 AS$6.940.650 12 bulan Rig 15
f. Fasilitas Bank yang Belum Dipakai
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai beberapa fasilitas bank yang belum dipakai, sebagai berikut:
Bank Fasilitas
Jumlah Fasilitas Maksimum
Fasilitas yang Tidak Dipakai pada Tanggal
31 Desember 2009
PT Bank Central Asia Tbk Fasilitas Kredit Lokal AS$5.000.000 AS$670.038
Bank Garansi AS$20.000.000 Nihil
f. Fasilitas Bank yang Belum Dipakai (lanjutan)
Bank Fasilitas
Jumlah Fasilitas Maksimum
Fasilitas yang Tidak Dipakai pada Tanggal
31 Desember 2009 Citibank N.A., Jakarta
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Jakarta Bank Garansi Fasilitas “Spot-Line” Bank Garansi Bank Garansi AS$15.000.000 AS$3.000.000 AS$6.948.862 AS$2.194.612 AS$11.285.000 AS$3.000.000 AS$6.948.862 AS$2.194.612 g. Perolehan FPSO
Sehubungan dengan rencana perolehan Floating Production Storage Offloading barge (FPSO) pada tanggal 13 Oktober 2008 Apexindo Raniworo Pte. Ltd. (AR), Anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, mengadakan Perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan MIH untuk membeli FPSO dengan harga AS$90.000.000 (Catatan 8).
h. Perolehan Rig No. 2
Pada tanggal 26 November 2009, PT Apex Landrig Indonesia (ALI), Anak perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan, mengadakan Perjanjian Jual Beli (PJB) dengan PT Medco Energi International Tbk. (MEI) atas perolehan Rig No. 2
Meskipun kedua belah pihak telah menyetujui bahwa kepemillikan Rig No. 2 masih tetap dipegang oleh MEI antara lain sampai dengan semua pembayaran harga beli telah dilunasi oleh ALI kepada MEI, saat ini ALI menggunakan Rig tersebut sehubungan dengan kontrak jasa pengeboran dengan pelanggan yang dimulai pada tanggal 31 Desember 2009. Kontrak Pengeboran akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2010.Berdasarkan Perjanjian Jual Beli, enam angsuran atas Rig No. 2 kepada MEI adalah angsuran yang tidak dapat dikembalikan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah cicilan yang telah dibayar oleh Perusahaan atas nama ALI sebesar AS$600.000, dan sisa bagian yang belum dibayar disajikan sebagai Hutang Lain-lain pada neraca konsolidasi. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2010, jumlah pembayaran sebesar AS$600.000 telah dilakukan oleh Perusahaan atas nama ALI.
a. Pada tanggal 18 Februari 2010, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, dimana Kantor Pajak menyetujui untuk mengembalikan lebih bayar Pajak Pertambahan Nilai untuk bulan Desember 2008 sebesar Rp54.206.236.129 (atau AS$5.788.173). Pada tanggal 19 Maret 2010, Perusahaan menerima pembayaran kembali atas kelebihan bayar tersebut.
b. Pada tanggal 4 Maret 2010, bentuk usaha tetap Apexindo Offshore, Pte. Ltd. (AO), Anak perusahaan, menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) untuk Pajak Penghasilan badan tahun pajak 2007 dan 2008 sebesar Rp133.104.858.894 (atau AS$14.258.689). Selanjutnya AO juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh pasal 26, 21, 4 (2), Surat Tagihan Pajak (STP) atas PPN tahun pajak 2007, dan SKPKB atas PPN, PPh pasal 21, 4 (2), 26 (4), 26, STP PPN tahun pajak 2008 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp207.713.431.910 (atau AS$22.251.037). Saat ini, AO masih dalam proses mengajukan surat keberatan atas kurang bayar pajak untuk tahun fiskal 2007 dan 2008 sebagaimana dijelaskan diatas.
c. Pada tanggal 11 Maret 2010, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Modal Kerja (Club Deal
Facility) secara keseluruhan sebesar Rp200 miliar dari PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank
Muamalat Indonesia Tbk.
Jangka waktu pinjaman 12 bulan dan dikenakan bunga 14% per tahun yang dibayarkan setiap bulan.
Fasilitas ini telah seluruhnya dicairkan pada tanggal 12 Maret 2010. Pencairan fasilitas ini dijaminkan dengan Rig Raisis sebagai jaminan.
d. Pada tahun 2010, kontrak signifikan (di atas AS$5.000.000) atas jasa pemboran yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Perusahaan
Tanggal Perjanjian
Estimasi Nilai Kontrak
Periode Kontrak Rig
Total E&P Indonesie Total E&P Indonesie ** Januari 2010 ** Februari 2010/ AS$138.730.875 AS$66.600.000 36 bulan 12 bulan Soehanah Raniworo
34. PENERBITAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI TETAPI BELUM EFEKTIF
Dewan Standar Akuntan Keuangan (DSAK) menerbitkan revisi atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berkaitan dengan Perusahaan dan Anak Perusahaan sampai dengan tanggal penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan namun belum berlaku efektif dirangkum sebagai berikut:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:
· PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman”
Menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
· PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”
Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010 (lanjutan):
· PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
· PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”,
Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose
financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya
maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
· PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”,
Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
· PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
· PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” ,
Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
· PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”,
Akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.
· PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”,
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
· PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
· PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”,
Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
· PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”,
Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari revisi dan standar baru, yang direvisi tersebut atas laporan keuangan konsolidasi.