• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN SOFTBALL BAGI SISWA DAN GURU PENJASORKES DI SMA NEGERI 1 BANGLI

Oleh

I Made Danu Budhiarta Universitas Pendidikan Ganesha Email: danu.budhiarta@undiksha.ac.id

ABSTRAK

Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bermain softball bagi siswa dan guru penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Kegiatan dilakukan dengan memberikan pelatihan dan praktek lapangan bertempat di SMAN 1 Bangli. Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2017, kemudian dilanjutkan dengan pendampingan tanggal 10 dan 21 Juni 2017. Hasil kegiatan menunjukkan: (1) pelaksanaan pelatihan berjalan lancar. (2) keterampilan siswa dan guru dalam bermain softball terkategori baik, dan (3) respon siswa dan guru-guru peserta adalah positif dan mereka sangat antusias mengikuti pelatihan. Kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pelatihan adalah kurangnya waktu untuk latihan softball.

Kata-kata kunci: pelatihan, permainan softball, penjasorkes ABSTRACT

This P2M activity aims to improve the knowledge and skills to play softball for students and teachers of physical education, sports and health in SMA N at Kabupaten Bangli. The realization of activities is done by giving discourse and practice at SMAN 1 Bangli. The training has been held three times, namely the 9th, 10th and June 21th, 2017. The results of this activity show that (1) in general the implementation of training lasted smoothly, (2) the competency of students and teachers of physical education, sports and health about the basic techniques of playing softball was good. The response of students and teachers was positive and they were very enthusiastic about the training. The problem that is found in the implementation of the training is the lack of time to practice.

Key words: training, softball games, physical education, sports and health.

PENDAHULUAN

Pembelajaran olahraga di sekolah menengah dewasa ini cenderung dilaksanakan secara konvensional, dengan alternatif kegiatan berupa lari keliling lapangan, permainan voli, atau senam kesegaran jasmani. Olahraga yang sama juga diberikan sebagai pilihan ekstrakurikuler. Pilihan kegiatan olahraga yang terbatas tersebut cenderung menjadi rutinitas dan menimbulkan kebosanan. Padahal, ada beberapa olahraga lain yang dapat dan wajib dibelajarkan di sekolah-sekolah seperti basket, sepak bola, renang dan soft ball sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013. Dengan diberlakukannya kurikulum 2013 maka setiap guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di SMP/SMA/SMK harus menguasai berbagai jenis permainan

32

bola besar seperti voli, basket, sepak bola dan permainan bola kecil seperti soft ball (Kemdikbud, 2013).

Softball merupakan olahraga permainan yang mirip dengan permainan bola kasti yang sudah sering diberikan di tingkat Sekolah Dasar. Permainan Softball dapat dilakukan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. Olahraga softball dapat mengembangkan jasmani dan rohani, di dalam gerakan-gerakan bermain, jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan yang telah dimiliki. Perkembangan jasmani digunakan untuk pembentukan sikap tubuh yang baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta kemampuan jasmani yang mencakup kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan, kelentukan dan lain sebagainya. Perkembangan rohani dimana segi kejiwaan, keperibadian dan karakter akan tumbuh ke arah yang positif sesuai dengan tuntutan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Budhiarta (2007), bahwa dengan bermain soft ball akan berkembang secara baik unsur-unsur: daya pikir, kemauan dan perasaan. Disamping itu keperibadian berkembang dengan baik terutama self kontrol, disiplin, rasa kerja sama, rasa tanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya.

Agar bermain softball menyenangkan maka pemahaman dan penguasaan teknik perlu diajarkan dengan baik. Beberapa teknik yang harus dikuasai antara lain melambungkan bola, menangkap bola dan lain sebagainya. Walaupun permainan ini sudah mulai populer di Indonesia, namun di Kabupaten Bangli, olahraga ini belum memasyarakat dan masih banyak siswa dan guru penjasorkes yang belum bisa bermain softball, belum mengetahui apa itu olahraga softball, apa saja sarana prasarananya dan bagaimana peraturan permainannya. Oleh karena itu, dalam mendukung kurikulum 2013 dan sebagai upaya mempopulerkan olahraga softball di Kabupaten Bangli, melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat kami ingin mengenalkan olahraga softball pada siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri yang ada di Kabupaten Bangli.

Mencermati hal tersebut nantinya softball bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dipilih untuk pembelajaran penjasorkes di sekolah, sehingga olahraga menjadi lebih bervariasi dan siswa lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan olahraga. Soft ball ini juga dapat dimasukkan sebagai salah satu pilihan ekstrakurikuler sehingga menambah khasanah kegiatan ekstrakurikuler serta akan ikut mempopulerkan permainan softball di Indonesia khususnya di Kabupaten Bangli. Untuk itu perlu dilakukan P2M yang berjudul: ―Pelatihan Softbaall bagi Siswa dan Guru

Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli”

Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli terhadap teknik dasar bermain softball. Adapun manfaat kegiatan diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA dalam bidang softball, sehingga dapat meningkatkan prestasi olahraga softball.

Softball adalah salah satu cabang olahraga yang berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan softball ini merupakan penyesuaian dari baseball dengan bentuk permainan lebih lunak (Budhiarta, 2007). Daya tarik utama olahraga ini adalah softball dapat dimainkan oleh

33

setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria maupun wanita, tidak memerlukan lapangan yang luas, terutama dapat dimainkan di gelanggang tertutup. Softball merupakan olahraga yang paling digemari anak-anak muda terutama para pelajar dan mahasiswa.

Latihan teknik bertujuan untuk dapat menguasai dan melakukan unsur-unsur permainan tersebut secara baik. Adapun unsur-unsur teknik pada softball dapat dibagi sebagai berikut : (1) Melempar, Menangkap Bola, Memukul, Pitching, Catcher, Sliding, dan cara lari keliling lapangan dengan menyentuh setiap base secara efisien. Teknik bermain softball ini sangat penting dikuasai guru, karena setiap lemparan yang tepat dan keras merupakan senjata yang baik dalam jaga atau fielding. Pada latihan bagi pemula, hendaknya terlebih dahulu dilatih macam lemparan yang disebut overhand throw, sampai lemparan ini dikuasai dasar-dasarnya, baik kecepatan, ketepatan maupun pengontrolannya. Setelah overhand throw dikuasai baru diajarkan macam lemparan yang lain ialah lemparan sampai dan lemparan ayunan bawah.

METODE PELAKSANAAN

Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan menyangkut kualitas dan kinerja guru sekolah menengah di Kabupaten Bangli, khususnya pada bidang peningkatan kualitas guru yang saat ini tengah berkonsentrasi pada pembangunan berbagai institusi pendidikan dan tenaga kependidikan di berbagai pelosok wilayahnya. Berangkat dari rasional tersebut, maka program ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas penguasaan teknik dasar bermain softball bagi siswa dan guru-guru SMP/SMA/SMK khususnya guru-guru Penjasorkes SMA Negeri di Kabupaten Bangli.

Model pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan bidang kajian yang terkonsentrasi pada 2 (dua) hal yaitu, penambahan wawasan dan pengetahuan siswa dan guru terhadap teknik dasar bermain softball melalui pembekalan materi, dan pelatihan keterampilan bermain softball melalui kegiatan praktek lapangan. Lama pelaksanaan kegiatan adalah 3(tiga) kali, yaitu tanggal 9, 10, dan 21 Juni 2017 dengan melibatkan perwakilan siswa dan guru SMA Negeri 1 Bangli. Pada akhir program dilakukan evaluasi kepada setiap peserta untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta dalam keterampilan bermain softball. Selanjutnya, diakhir kegiatan setiap peserta diberi sertifikat sebagai tanda bukti partisipasi mereka dalam kegiatan ini. Dengan demikian, diharapkan para siswa dan guru penjasorkes SMA 1 Bangli memperoleh penyegaran wawasan dan peningkatan keterampilan dalam permainan softball untuk kepentingan tugas dan profesinya sebagai pengembang dan pelaksana kurikulum.

Khalayak sasaran yang dianggap strategis dalam kegiatan ini adalah para siswa dan guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli. Sasaran yang dipilih dipandang cukup visibel dan prediktif bagi penyebarluasan informasi atau hasil dari kegiatan ini secara berkelanjutan dan terstruktur. Jumlah siswa dan guru yang dilibatkan adalah sebanyak 20 orang. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dengan sistem kader. Mereka yang dijadikan kader dipersyaratkan agar mampu dan mau bekerja sama, serta dapat menyebarkan hasil kegiatan kepada siswa dan guru lainnya

34

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: 1) Metode ceramah, untuk menyampaikan materi-materi tentang olahraga softball. 2) Metode praktek atau demonstrasi, untuk mendemonstrasikan teknik-teknik softball

yang benar kepada para peserta sehingga para peserta dapat dengan mudah melihat dan menirukan gerakan-gerakan dengan benar.

3) Metode diskusi, untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan sehingga terjadi interaksi timbal balik antara peserta dengan peserta dan antara peserta dengan pelatih.

4) Metode pelatihan, dengan penerapan metode pelatihan ini para peserta dapat secara langsung mengikuti pelatihan softball.

5) Tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah mengadakan penjajagan, mengadakan koordinasi, mengirim undangan kepada peserta, melaksanakan kegiatan pelatihan, melaksanakan evaluasi terhadap proses pelaksanaan P2M dan melakukan monitoring serta membuat laporan kegiatan.

Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat dari hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan, yaitu:

1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam melibatkan diri pada pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.

2. Terjadinya peningkatan pemahaman dan keterampilan softball melalui tugas, tanya jawab, demonstrasi dan pelatihan.

3. Para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam melaksanakan pembelajaran softball di sekolah masing-masing.

4. Indikator keberhasilan yaitu peserta pelatihan dapat menguasai keterampilan dan peraturan permainan soft ball.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan P2M yang diperoleh adalah sebagai berikut. Pertama, semua peserta hadir dalam kegiatan ini yaitu 20 orang yang diundang. Kedua, penyajian materi oleh pelatih tentang teknik dasar bermain softball, berjalan dengan lancar. Cakupan materi terdiri dari: Sejarah permainan soft ball; Sarana dan prasarana softball; Teknik dasar bermain softball; dan peraturan permainan softball. Ketiga, Pelatihan dipandu oleh seorang pelatih dan beberapa orang asisten, dimulai dengan membuat lapangan sesuai standar yang ditetapkan, selanjutnya mempraktekkan setiap teknik dasar secara bagian-bagian, kemudian diakhiri dengan melakukan permainan secara utuh sebagai kesatuan.

Berdasarkan hasil-hasil yang diuraikan di atas dapat disampaikan bahwa seluruh peserta pelatihan mengikuti kegiatan dengan tekun dari awal hingga akhir program. Kehadiran peserta mencapai 100%, hal ini membutikan bahwa animo siswa dan guru-guru dalam mengikuti pelatihan cukup baik. Guru yang tidak hadir sebagian karena melaksanakan tugas lain. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli berminat dalam mengembangkan permainan softball.

Pelaksanaan pelatihan diawali dengan pemaparan makalah mengenai teknik dasar bermain softball secara teoritis oleh nara sumber Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd., untuk menambah wawasan dan pengetahuan guru-guru penjasorkes tentang

35

teknik dasar bermain softball. Selanjutnya untuk memantapkan penguasaan teknik bermain softball, maka para guru diajak untuk praktek di lapangan yang sebenarnya. Masing-masing peserta secara bergantian diberi kesempatan untuk mencoba memainkan teknik ini seperti teknik memukul bola, melempar/melambungkan bola, menangkap bola, dan teknik berlari ke base dengan dibantu oleh dosen dan mahasiswa.

Berkat ketekunan dan kesungguhan semua peserta dalam mengikuti pelatihan softball maka terjadi peningkatan pengetahuan, wawasan serta keterampilan siswa dan guru-guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli, yang dapat dibuktikan dengan kemampuan para peserta mendemonstrasikan setiap bagian teknik permainan softball secara benar, dan kemampuan peserta dalam melakukan permainan softball secara utuh. Ini berarti penguasaan teknik dasar bermain softball siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli mengalami peningkatan.

Walaupun demikian, keterampilan yang telah diperoleh melalui pelatihan ini hendaknya ditindaklanjuti dengan melatih siswa-siswi di sekolah tempat peserta bertugas. Apalagi dengan diterapkannya kurikulum 2013, pelajaran penjasorkes di SMP/SMA/SMK menuntut guru-guru memahami teknik dasar bermain softball. Bila saat mempraktekkan permainan ini di sekolah menemui kendala para guru dapat menghubungi pelatih selaku dosen di jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian tentang hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal berikut. (1) Kegiatan pelatihan permainan softball bagi siswa dan guru-guru penjasorkes SMA Negeri 1 Bangli dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program yang telah direncanakan. Jumlah peserta yang hadir mencapai 100%; dan (2) Pengetahuan, wawasan, dan keterampilan siswa dan guru-guru penjasorkes dalam bermain softball mengalai peningkatan. (3) Respon siswa dan guru-guru terhadap pelatihan softball adalah positif.

Beberapa saran yang dapat diusulkan adalah: (1) Para guru disarankan agar setelah pelatihan tetap menjaga kesiapan kondisi fisik dengan baik agar lebih mudah dalam menguasai teknik dasar bermain softball dengan benar; dan (2) Para guru diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh pada kegiatan pelatihan ini dalam pembelajaran olahraga di sekolah. Selain itu, guru diharapkan dapat mengembangkan bakat dan minat siswa serta dapat memasyarakatkan permainan softball di Kabupaten Bangli.

DAFTAR PUSTAKA

Bethel, D. 1993. Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara Prize Budhiarta, M. D. 2007. Teori dan Praktek Permainan SoftBall. Diktat. FOK

Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2014. Pelatihan Softball bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA di Kota Tabanan. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

36

Budhiarta, M. D, Darmayasa, I P., dan Darmawan, G. E. B. 2015. Pelatihan Softball bagi Guru-guru Penjasorkes SMP/SMA/SMK di Kota Amlapura. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat. LPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, M. D, Budaya Astra, I K., dan Yoda, I K. 2016. Pelatihan Softball bagi Siswa dan Guru Penjasorkes SMA Negeri di Kota Negara. Laporan Pengabdian Pada Masyarakat. LPPM Universitas Pendidikan Ganesha.

Budhiarta, I M. D. 2017. Pelatihan Softball bagi Siswa dan Guru Penjasorkes di Kota Negara. Jurnal Widya Laksana. Vol 6(1) 2017. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Undiksha.

Dohson, J.M. 1971. Softball for Girls. New York: The Ronald Press Company. http://www.google.com. [30 Agustus 2013].

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, SMP/MTs-Penjasorkes. Jakarta

Softball Canada. 1981. Coaching Manual, Level I,II-Thecnical. Canada: Canadian Amateur Soft Ball Association. CASAP-300-1.

Universitas Pendidikan Ganesha. 2013. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pada Masyarakat. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Undiksha.

37 Lampiran 03: Foto-foto Kegiatan

Gambar 1: Pembukaan Kegiatan P2M oleh Kepala LPPM diwakili Ketua Pelaksana Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

Gambar 2: Kegiatan P2M dihadiri oleh Ketua Kepala Sekolah SMAN se Kabupaten Bangli

38

Gambar 3. Sebagian Siswa dan Guru-guru Penjasorkes SMA di Kabupaten Bangli, peserta pelatihan softball

Gambar 4. Pelatihan tentang teori teknik permainan softball oleh narasumber Drs. I Made Danu Budhiarta, M.Pd.

39

ambar 5. Peserta Pelatihan dengan tekun mengikuti penjelasan narasumber tentang teknik permainan softball di lapangan

Gambar 6. Peserta Pelatihan berlatih teknik melempar dan menangkap bola dalam permainan softball di lapangan dengan gembira

40

Gambar 7. Peserta Pelatihan berlatih teknik memukul bola dalam permainan softball di lapangan dengan gembira

41

42 Lampiran 04 Daftar Hadir Peserta

43 Lampiran 05 Surat Perjanjian Kerja P2M

44 Lampiran 06 Materi Pelatihan

Dokumen terkait