• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN YANG BERPRINSIP PENCEGAHAN

1. Pendahuluan

1.1 Diskripsi singkat

Subpokok bahasan ini mempelajari tentang pelayanan kedokteran menyeluruh, yaitu pelayanan kedokteran yang mampu memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan mempelajari tentang pola pikir dokter yang mampu memahami dan memanfaatkan setiap kesempatan pada konsultasi pelayanan kesehatan primer untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat pasien, memberi pendidikan tentang penyakit, dan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berkaitan dengan kondisi pasien saat ini akibat kebiasaan tidak sehat di masa lalunya.Langkah pertama dalam melaksanakan upaya pencegahan adalah mengetahui penyakit-penyakit khusus apakah yang bisa dicegah dan seberapa besar kemungkinannya untuk bisa dicegah. Subpokok bahasan ini akan membahas tentang kelompok penyakit yang kemungkinan bisa dicegah.

1.2 Relevansi

Pengetahuan ini dapat digunakan untuk menjelaskan tentang penyelenggaraan kedokteran menyeluruh dan untuk menjelaskan tentang pelayanan kedokteran yang berprisip pada tindakan pencegahan. Pengetahuan ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan tentang kelompok penyakit yang kemungkinan bisa dicegah.

1.3 Kompetensi

Pada kompetensi dasar, dokter harus mampu menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinis, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktik kedokteran keluarga. Dokter harus mampu menjelaskan dan menerapkan ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesinambungan, terkoordinasi, dan bekerja sama dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Dokter juga harus mawas diri dan pengembangan diri/belajar sepanjang hayat.

1.3.2 Kompetensi dasar

Mahasiswa mampu menjelaskan tentang:

- penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh.

- pelayanan kedokteran yang berprisip pada tindakan pencegahan - kelompok penyakit yang kemungkinan bisa dicegah.

2. Penyajian

Terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh (comprehensive medical services) ditinjau dari upaya pemenuhan kebutuhan serta tuntutan kesehatan (health needs and demans) setiap anggota keluarga mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sangat mudah dipahami, karena kebutuhan dan tuntutan kesehatan setiap anggota keluarga yang merupakan sasaran utama pelayanan dokter keluarga memang tidak sama. Misalnya kebutuhan dan tuntutan kesehatan anggota keluarga yang masih balita tentu berbeda dengan yang telah remaja. Demikian pula dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan ibu, bapak, atau kakek dan nenek yang tinggal dalam satu keluarga.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda ini, tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan, kecuali berupaya menyediakan serta menyelenggarakan berbagai jenis pelayanan kedokteran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan setiap anggota keluarga tersebut. Pelayanan kedokteran yang seperti ini, mencakup berbagai

jenis pelayanan kedokteran, yang dikenal dengan sebutan pelayanan kedokteran menyeluruh.

Mengingat pentingnya peranan pelayanan kedokteran menyeluruh pada pelayanan dokter keluarga, maka telah merupakan kewajiban bagi semua pihak yang ingin menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga untuk memahami apa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Pemahaman yang dimaksudkan di sini tidak hanya yang menyangkut pengertian dan ataupun karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh saja, tetapi yang terpenting lagi adalah bagaimana menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut serta faktor-faktor apa yang harus diperhatikan.

Jika menyebut pelayanan kedokteran menyeluruh banyak batasan yang pernah dirumuskan. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah:

1. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah mobilisasi semua sumber daya yang diperlukan untuk melayani kesehatan penderita (Lee, 1961). 2. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang dalam

melakukan pendekatan kepada pasien selalu berorientasi kepada keluarga, serta dengan bekerja sama dalam tim, menyelenggarakan dengan tata cara yang mutakhir, pelayanan kedokteran terbaik yang tersedia (Ferrara, 1968).

3. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan yang tidak mengenal batas-batas yang tegas antara keadaan sehat dengan keadaan sakit, tetapi pelayanan yang diselenggarakan pada setiap keadaan kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pasien (Goldston, 1956).

4. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah integrasi dari pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan yang diselenggarakan secara terpadu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan perseorangan atau keluarga secara keseluruhan (Bodenheimer, 1969).

5. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah totalitas dari semua pelayanan kesehatan yang diinginkan, yakni pelayanan peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosis, penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan (Somers and Somers, 1974). 6. pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pendekatan total yang

dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya, yang tujuannya bukan untuk memastikan kelainan organic serta pengobatan, melainkan menyelesaikan masalah emosional pasien, masalah keluarga serta totalitas sosioekonomis pasien (Somers and Somers, 1974). Jika diperhatikan, keenam batasan tersebut terlihat bahwa meskipun rumusannya agak berbeda, tetapi prinsip pokok yang terkandung di dalamnya hamper sama. Prinsip pokok pelayanan kedokteran menyeluruh pada dasarnya adalah pelayanan yang lengkap. Baik ditinjau dari sudut penyelenggara pelayanan (menerapkan semua tata cara pelayanan yang dikenal), maupun jika ditinjau dari sudut pasien sebagai pemakai jasa pelayanan (memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari anggota keluarga).

Jika kedua prinsip pokok pelayanan kedokteran menyeluruh ini dikaji secara mendalam, maka akan mudah dipahami bahwa prinsip poikok yang kedua agaknya lebih penting. Karena apabila semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga dapat dipenuhi, akan dapat diharapkan makin meningkatnya derajat kesehatan pasien, yang apabila berhasil diwujudkan secara optimal, pada gilirannya akan berperan besar dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga serta masyarakat secara keseluruhan.

Pelayanan kedokteran menyeluruh mempunyai beberapa karakteristik pokok, yang jika disederhanakan dapat dibedakan atas empat macam. Keempat macam karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1). Jenis pelayanan yang diselenggarakan

Pelayanan kedokteran yang menyeluruh tidak membatasi diri pada satu jenis pelayanan kedokteran saja, tetapi mencakup semua jenis pelayanan

kedokteran yang dikenal di masyarakat. Untuk ini,banyak pembagian jenis pelayanan yang pernah dikemukakan. Dua diantaranya yang dipandang penting adalah:

- Ditinjau dari kedudukannya dalam system kesehatan

Jika ditinjau dari kedudukannya dalam sistem kesehatan , pelayanan kedokteran dibedakan atas tiga macam, yaitu : pelayanan kedokteran tingkat pertama (primary medical care), pelayanan kedokteran tingkat kedua (secondary medical care), serta pelayanan kedokteran tingkat ketiga (tertiary medical care). Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup ketiga tingkat pelayanan kedokteran di atas.

- Ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit

- Jika ditinjau dari peranannya dalam mencegah penyakit, pelayanan kedokteran dibedakan atas lima macam (Leavel and Clark, 1953). Kelima macam pelayanan kedokteran tersebut adalah peningkatan derajat kesehatan (health promotion), pencegahan khusus (specific protection), diagnosis dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and promt treatment), pembatasan cacat (disability limitation), serta pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pelayanan kedokteran yang mencakup kelima macam pelayanan kedokteran di atas.

2). Tata cara pelayanan

Pelayanan kedokteran menyeluruh tidak diselenggarakan secara terkotak-kotak (fragmented) dan ataupun terputus-putus, tetapi diselenggarakan secara terpadu (integrated) dan berkesinambungan (continous). pengertian pelayanan terpadu adalah pelayanan kedokteran harus berada dalam suatu pengorganisasian yang utuh. Sedangkan, pengertian pelayanan berkesinambungan ada dua macam, yaitu:

- Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien

Seseorang yang berada dalam keadaan sehat membutuhkan pelayanan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tetapi apabila telah jatuh sakit ia membutuhkan pelayanan pengobatan. Sedangkan bagi yang telah sembuh dari penyakit, mungkin memerlukan pelayanan pemulihan. Kesemua jenis pelayanan kedokteran yang dibutuhkan ini harus tersedia secara berkesinambungan.

- Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan

Pelayanan berkesinambungan yang dimaksudkan di sini adalah pelayanan yang harus tersedia pada setiap saat yang dibutuhkan. Pelayanan kedokteran yang tidak tersedia pada setiap saat, bukanlah pelayanan kedokteran berkesinambungan.

3). Pusat perhatian pada waktu menyelenggarakan pelayanan

Penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh tidak memusatkan perhatiannya hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yang disampaikan penderta saja, tetapi juga pada penderita sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan berbagai factor lingkungan yang mempengaruhinya. Adanya perhatian yang bersifat menyeluruh ini dipandang penting, bukan saja untuk lebih mempertajam diagnosis penyakit, tetapi juga pada waktu mencari jalan keluar untuk mengatasi penyakit tersebut.

4). Pendekatan pada penyelenggaraan pelayanan

Perumusan masalah dan atau penetapan cara penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi penderita pada pelayanan kedokteran menyeluruh, tidak didekati hanya dari satu sisi saja, tetapi dari semua sisi yang terkait (comprehensive approach). Sisi yang dimaksudkan di sini mencakup bidang yang amat luas sekali. Yang terpenting diantaranya adalah sisi fisik, mental, dan sosial. Yang secara keseluruhan disebut dengan pendekatan holistic (holistic approaches).

Jika keempat karakteristik pelayanan kedokteran menyeluruh ini diperhatikan, mudah dipahami bahwa yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut tidak lain adalah pelayanan kedokteran yang mencakup semua jenis pelayanan kedokteran yang ada di

masyarakat, pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan, memusatkan perhatiannya kepada pasien sebagai manusia seutuhnya, serta pendekatan pelayanannya dilakukan secara holistik.

Apabila pelayanan kedokteran menyeluruh dapat dilaksanakan dengan baik, akan banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:

1. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan

Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, menyebabkan apabila pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut berhasil diselenggarakan, akan dapat dipenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien beserta segenap anggota keluarganya. Berbagai kebutuhan dan tuntutan yang berbeda akan dapat dipenuhi apabila pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut diselenggaraakan dengan baik. 2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan

Karena pada pelayanan kedokteran menyeluruh tersedia semua jenis pelayanan kedokteran, sehingga pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan. Setiap anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kedokteran, siapa pun oarangnya atau apapun jenis pelayanannya, cukup mendatangi pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Para anggota keluarga tidak perlu berpindah-pindah tempat dan atau mencari-cari tempat pelayanan kesehatan tertentu. Pelayanan kedokteran menyeluruh ibarat suatu took serba ada , apa pun yang dibutuhkan seseorang pasti tersedia. 3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali

Karena pelayanan kedokteran menyeluruh diselenggarakan secara terpadu, menyebabkan kemungkinan terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran, yang sering meningkatkan biaya pelayanan kesehatan akan sangat berkurang. Keadaan yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam turut mengendalikan biaya kesehatan. Tidak hanya untuk biaya langsung, yakni biaya

yang dikeluarkan pasien karena dimanfaatkannya pelayanan kesehatan, tetapi juga biaya tidak langsung, misalnya biaya transportasi yang dikeluarkan pasien pada waktu berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan.

4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat

Karena perhatian utama pelayanan kedokteran menyeluruh adalah pada pasien sebagai manusia seutuhnya, serta pendekatan yang dilakukan bersifat holistic, menyebabkan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan akan lebih mampu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan yang ditemukan. Keadaan yang seperti ini jelas mempunyai peranan yang amat besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Di satu pihak, pasien akan merasa lebih puas dan di lain pihak pelayanan kedokteran yang dilakukan akan lebih efektif.

Sungguh disayangkan, karena sebagai akibat pengaruh dari berbagai faktor, pelayanan kedokteran menyeluruh tidaklah mudah diwujudkan. Ada beberapa faktor yang dinilai mempunyai peranan penting dalam menghambat terwujudnya pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud adalah:

1. Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran

Faktor yang berperan sebagai penyebab terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran banyak macamnya. Yang terpenting diantaranya adalah karena pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang melahirkan berbagai spesialisasi dan subspesialisasi. Dampak yang ditimbulkannya, kecuali mendatangkan banyak manfaat, karena mutu pelayanan memang meningkat, juga mendatangkan banyak masalah. Salah satu dari masalah yang dimaksud adalah terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran. Sesuai dengan keahlian yang dimiliki, tiap spesialis dan atau subspesialis hanya menyelenggarakan satu jenis

pelayanan kedokteran saja. Akibatnya, pelayanan kedokteran menyeluruh akan sulit diwujudkan.

2. Mahalnya biaya pelayanan kedokteran

Faktor penyebab makin mahalnya biaya pelayanan kedokteran banyak macamnya. Yang terpenting di antaranya adalah karena pengaruh tingkat inflasi, penggunaan berbagai peralatan kedokteran canggih, perubahan pola penyakit, perubahan system pelayanan kedokteran, perubahan pola hubungan dokter-pasien, serta makin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu.

Akibat dari makin mahalnya biaya pelayanan kedokteran tersebut, menyebabkan hanya anggota masyarakat yang mampu yang dapat menggunakan bebagai pelayanan kesehatan, sedangkan masyarakat yang kurang mampu, tidak dapat memanfaatkan pelayanan kedokteran yang diperlukan. Dampaknya akan terlihat tidak hanya pada pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, tetapi juga pada kesinambungan pelayanan. Pasien tidak mampu melanjutkan pengobatan yang diperlukan.

Keadaan seperti ini tentu tidak akan menggembirakan, apabila terus berlanjut, akan mendatangkan pengaruh negatif terhadap penyelenggaraan pelayanan kedokteran. Pelayanan kedokteran menyeluruh akan sangat sulit diwujudkan.

3. Peraturan perundang-undangan

Beberapa peraturan perundang-undangan yang ada di dalam masyarakat meskipun mungkin maksudnya tidak demikian, namun dalam kenyataannya dapat menjadi faktor penghambat terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh. Contoh yang paling sederhana adalah larangan menyediakan obat dan atau melakukan tindakan tubektomi di tempat praktik dokter swasta perseorangan. Adanya peraturan-peraturan perundang-undangan yang bersifat melarang seperti ini jelas akan berdampak negative

bagi penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh. Pelayanan kedokteran yang lengkap akan sulit diwujudkan.

4. Sikap dan kemampuan Dokter sebagai penyelenggara pelayanan Beberapa dokter, karena memiliki sikap tertentu, enggan melakukan tindkan kedokteran apa pun, meskipun tindakan kedokteran tersebut sebenarnya masih berada dalam wewenang serta mampu dilakukan. Dokter dengan sikap yang seperti itu lebih suka merujuk pasiennya ke berbagai sarana pelayanan kesehatan lain, serta sering tidak peduli akan tindak lanjutnya.

Ditemukan pula, beberapa dokter lainnya, karena memang tidak memiliki kemampuan, tidak melakukan tindakan kedokteran apa pun di tempat praktiknya. Dokter tersebut hanya melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik serta menulis resep untuk ditebus di apotek. Sedangkan untuk tindakan kedokteran, dirujuk ke berbagai sarana pelayanan kesehatan lain. Dokter dengan sikap dan kemampuan seperti ini, karena tidak menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap, dinilai tidak menopang terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh.

5. Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan

Beberapa pasien sering berpindah-pindah tempat dalam memperoleh pelayanan kedokteran yang diperlukannya. Meskipun mereka menghadapi penyakit yang sangat sederhana, lebih suka berobat langsung ke praktik dokter spesialis yang berbeda untuk setiap anggota keluarganya. Sikap dan perilaku pasien yang sperti ini jelas kurang menguntungkan penyelenggaraan pelayanan kedokteran, sehingga akan menjadi faktor penghambat terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh.

Pelayanan kedokteran menyeluruh akan mendatangkan banyak manfaat bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, maka berbagai upaya untuk mewujudkan pelayanan kedokteran menyeluruh tersebut

banyak dilakukan. Berbagai upaya tersebut jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut:

1. Menerapkan pendekatan institusi

Salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan kedokteran menyeluruh dilaksanakan melalui pendekatan institusi. Artinya, setiap sarana pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat, termasuk para dokter yang menyelenggarakan praktik swasta, dimotivasi untuk mampu serta bersedia menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh. Penerapan cara pendekatan ini dinilai tidak efisien serta tidak akan mendatangkan hasil yang optimal. Ada beberapa alasan yang menyebabkannya, yaitu:

- Memerlukan biaya yang sangat mahal

Menyediakan semua jenis pelayanan kedokteran pada setiap srana pelayanan kesehatan bukanlah pekerjaan yang mudah. Disamping tidak ada gunanya, juga memerlukan biaya yang mahal, dank arena itu dinilai tidak efisien untuk dilaksanakan.

- Keterbatasan kemampuan

Sebagai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menyebabkan jenis pelayanan kedokeran makin bertambah banyak dan kompleks. Sangat mustahil jika semua jenis pelayanan kedokteran yang kompleks tersebut dapat diselenggarakan oleh setiap sarana pelayanan kesehatan. Kemampuan yang dimiliki setiap sarana pelayanan keehatan selalu terbatas, dank arena itu apabila pendekatan institusi ini dipaksakan, pasti tidak akan mendatangkan hasil yang optimal.

2. Menerapkan pendekatan system

Menyadari bahwa upaya mewujudkan pelayanan kedokteran menyeluruh melalui pendekatan institusi sulit dilakukan, maka diperkenalkanlah upaya lain yang disebut dengan nama pendekatan system. Untuk ini ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan yaitu: a. Menetapkan stratifikasi pelayanan kesehatan

Di Indonesia, strata pelayanan kesehatan dibedakan atas tiga tingkat, yaitu tingkat pertama (primary health institution), tingkat kedua (secondary health institution), serta tingkat ketiga (tertiary health institution).

b. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang tiap strata

Untuk pelayanan kesehatan strata pertama diberikan tanggung jawab dan wewenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan strata pertama (primary health care service). Untuk pelayanan kesehatan strata kedua diberikan tanggung jawab dan wewenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan strata pertama (secondary health care service). Sedangkan untuk pelayanan kesehatan strata ketiga diberikan tanggung jawab dan wewenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan strata pertama (tertiary health care service).

c. Menetapkan mekanisme kerja sama antara strata pelayanan

Kegiatan ketiga yang dilakukan pada pendekatan sistem adalah menetapkan mekanisme kerja sama antara strata pelayanan, sedemikian rupa sehingga pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh setiap strata terjamin keterpaduan dan kesinambungannya. Mekanisme kerja sama antara strata pelayanan kesehatan tersebut banyak macamnya. Dua diantaranya yang banyak diterapkan adalah konsultasi (consultation) dan rujukan (reference).

Jika diperhatikan perkembangan sistem kesehatan di berbagai negara di dunia, dari dua pendekatan yang dapat dilakukan tersebut, yang paling banyak diterapkan adalah pendekatan yang kedua, yakni pendekatan sistem. Pelayanan dokter keluarga termasuk dalam pelayanan strata pertama, yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran secara menyeluruh, namun yang dimaksudkan disini bukanlah menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan semua jenis pelayanan kedokteran kepada setiap dokter keluarga. Dokter keluarga adalah manusia biasa, dan

karenanya tidak mungkin dapat menyelenggarakan semua jenis pelayanan kedokteran tersebut.

Pengertian pelayanan kedokteran menyeluruh pada pelayanan dokter keluarga terletak pada tanggung jawab (responsibility) dokter keluarga dalam memenuhi bernagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Apabila pelayanan kedokteran yang dibutuhkan tersebut sesuai dengan kemampuan serta wewenang yang dimiliki, akan diselenggarakan sendiri. Tetapi, apabila telah barada di luar kemampuan serta wewenang yang dimilikinya, akan dikonsultasikan, dan atau dirujuk ke berbagai sarana pelayanan kesehatan yang sesuai.

Begitu pula dengan pengertian pelayanan kedokteran terpadu yang dimaksudkan di sini adalah adanya tanggung jawab (responsibility)dokter keluarga dalam memadukan berbagai pelayanan kedokteran yang ada di masyarakat sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabkan pad Pengertian pelayanan kedokteran yang berkesinambungan yang dimaksudkan pada pelayanan dokter keluarga terletak pada adanya tanggung jawab (responsibility) dokter dalam menjamin kesinambungan berbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kesehatan semua anggota keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.

Untuk dapat mewujudkan kesinambungan pelayanan ada dua hal yang dapat dilakukan. Pertama, melakukan rujukan untuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi. Kedua, bekerja dalam kelompok, sedemikian rupa sehingga jika kebetulan dokter tersebut sedang berhalangan, tanggung jawab pelayanan kedokteran tersebut dapat dilimpahkan kepada rekan kerja kelompoknya. Ada tiga syarat pokok yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pelayanan kedokteran menyeluruh, yaitu:

1. Membina hubungan dokter-pasien yang baik

Maksudnya adalah agar berbagai kebutuhan dan atau tuntutan kesehatan pasien dapat diketahui dengan tepat, sehingga dengan

demikian pengaturan dan pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Sesungguhnya terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik dalam praktik dokter keluarga merupakan suatu persyaratan yang bersifat mutlak. Hubungan dokter-pasien yang baik tersebut, bukan saja berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien akan dapat diketahui, tetapi yang terpenting lagi adalah berbagai latar belakang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta faktor-faktor lainnya lagi dari pasien yang bersangkutan, yang kesemuanya dinilai mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin keberhasilan penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga.

Tentu sangat mudah dipahami bahwa hubungan dokter-pasien yang dimaksudkan di sini bukanlah hubungan antara dokter dengan pasien sebagai individu, melainkan hubungan dokter dengan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga serta dengan seluruh anggota keluarga secara keseluruhan.

2. Memahami berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat Syarat kedua yang harus dimiliki oleh setiap dokter keluarga untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kedokteran menyeluruh, dalam arti dapat mengatur pemanfaatan berbagai pelayanan kesehatan yang tidak mampu dilakukan sendiri, adalah mengetahui berbagai sumber kesehatan yang tersedia di masyarakat. Apabila pengetahuan tentang sumber kesehatan ini dapat dimiliki, akan dapat dilakukan pengaturan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien dengan sebaik-baiknya. Pengaturan yang dimaksudkan disini, sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat dilakukan melalui dua mekanisme pokok yaitu yang pertama mekanisme konsultasi dan yang kedua adalah mekanisme rujukan. 3. Mempunyai minat yang besar terhadap perkembangan ilmu dan

Syarat ketiga adalah adanya minat yang besar terhadap perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran. Dengan adanya minat tersebut dapatlah diharapkan makin meningkatnya kemampuan, dan jika dilakukan secara berkesinambungan akan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan berbagai pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.

Sesungguhnya dengan terselenggaranya pelayanan kedokteran menyeluruh akan sangat menetukan keberhasilan pelayanan dokter keluarga, terutama apabila pelayanan kedokteran keluarga tersebut dibiayai secara praupaya. Untuk mencegah timbulnya kerugian finansial pada penyelenggaraan pelayanan dokter keluarga dengan pembiayaan praupaya

Dokumen terkait