• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Imunisasi

Dalam dokumen IR (Halaman 117-123)

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

3. Pelayanan Imunisasi

Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, Radang selaput otak, Radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.

Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk kedalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.

Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atru seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang vatal.

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif.

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio

atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak.

a. Imunisasi Dasar Pada Bayi

Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisai Dasar Lengkap) pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.

Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90 %.

Gambar 4.17

Distribusi Desa/ Keluarahan Universal Child Immunizayion (UCI) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Dalam upaya untuk mencapai target Desa UCI, Kemenkes RI menetapkan kebijakan upaya percepatan dengan Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization (GAIN-UCI) 2010-2014 di seluruh desa/kelurahan yang dilaksanakan Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat.

Untuk tahun 2014, target desa UCI sebesar 90% belum bias didapatkan datanya. Pada trisemester akhir biasanya akan dilakukan sweeping untuk melengkapi imunisasi yang kurang, sehingga data real dari desa UCI akan diketahui pada awal tahun 2015. Untuk tahun 2014, data desa UCI dapat dilihat pada gambar 4.18

Gambar 4.18

Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/ Kelurahan Dalam Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014

94,6

90,7 92,1 94,9

88,6

83,97 85,88

70 80 90 100

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

UCI

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Sebanyak 1461 desa digolongkan UCI dari 1544 desa yang ada pada tahun 2014. Jika berdasarkan indikator bahwa cakupan desa UCI adalah sebesar 95%, maka terdapat dua kabupaten/kota yang tidak UCI, yaitu Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tebo.

Kabupaten Kerinci tepat berada pada batas target yang diharapkan untuk tahun 2014. Terjadi peningkatan persentase desa UCI pada tahun 2014, namun sayangnya tidak diiukti oleh seluruh kabupaten/kota yang ada, Kabupaten Tebo menurun cukup tajam dari 90% menjadi 76%.

b. Imunisasi Pada Ibu Hamil

Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani.

Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas. Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.

Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi dirumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil.

Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil adalah melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah

penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/ subkutan dalam.

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu.

Gambar 4.19

Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Pada tahun 2014 capaian persentase cakupan TT 2+ Provinsi Jambi sebesar 75,5 %. Kabupaten/ kota dengan cakupan ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2+ tertinggi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian sebesar 91,8

%, di ikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 90,1 % dan terendah adalah Kabupaten Kerinci yaitu 55,6 %, di ikuti Kabupaten Batang Hari 57,5 %. Gambar 4.20 dan lampiran tabel 30 memperlihatkan dari 11 kabupaten/ kota di Provinsi Jambi hanya 5 kabupaten/ kota yang berhasil mencapai cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil > 80 % yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Merangin, Tanjung Jabung Timur, Bungo dan Tebo. Sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian 60 – 79 % adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi, Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun. Kabupaten Batang Hari dan Kerinci memiliki capaian < 60 %.

Dalam dokumen IR (Halaman 117-123)