• Tidak ada hasil yang ditemukan

Situasi Upaya Kesehatan

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, upaya kesehatan terhadap ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu. Upaya – upaya tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Sedangkan upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan sampai berusia delapan belas tahun. Tujuannya untuk mempersiapkan generasi mendatang yang sehat, cerdas dan berkualitas.

Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu (AKI), bayi (AKB) dan balita (AKABA). Upaya ini merupakan kegiatan prioritas mengingat besaran AKI dan AKB menjadi indikator keberhasilan pembangunan daerah dan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

a) Pelayanan Antenatal/Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional baik itu dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, maupun bidan kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada, sekurang – kurangnya 4 kali selama masa kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0 – 12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12 – 24 minggu) dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 – 36 minggu).

Pelayanan antenatal yang diberikan diupayakan memenuhi standar kualitas 7T, meliputi : a) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan, b) pengukuran Tekanan darah, c) pengukuran Tinggi fundus uteri, d) skrining status imunisasi Tetanus dan pemberian imunisasi bila diperlukan, e) pemberian Tablet tambah darah (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, f) pelaksanaan Temu wicara (konseling Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan), serta g) pelayanan Tes laboratorium sederhana.

Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil, menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama/kontak pertama dengan tenaga kesehatan/fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standart. Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.

Sedangkan Cakupan K4 adalah besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, minimal empat kali kunjungan. Indikator ini berfungsi untuk menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah dan untuk menggambarkan kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program

KIA. Gambaran pencapaian dua indikator ini selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar berikut ini.

Gambar 4.1

Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)

Bila dibandingkan dengan capaian K1 di tahun sebelumnya, capaian di tahun 2012 merupakan capaian yang terendah, bahkan jauh dibawah target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, yaitu sebesar 99%. Demikian pula dengan capaian K4, masih jauh dibwah target propinsi sebesar 92%. Hal ini menandakan belum cukup optimalnya pelayanan kesehatan antenatal di Kota Mojokerto. Juga masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara kedua indikator ini yang perlu mendapat perhatian, karena semakin kecil kesenjangan antara K1 dan K4 dapat diartikan hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan ketiga, sehingga kondisi kehamilannya terus dapat dipantau oleh petugas kesehatan. Bila kesenjangan semakin besar, itu berarti banyak ibu hamil yang tidak terpantau kondisi kesehatan kehamilannya. 99.15 96.84 96.81 98.85 83.01 91.37 88.33 91.62 93.97 77.59 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012 K1 K4

b) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Analisis kematian ibu yang dilakukan oleh Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Pertolongan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu, demikian pula dengan proses persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan.

Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Mojokerto menyebutkan, tahun 2012 terdapat 2.270 sasaran ibu bersalin. Dari jumlah tersebut, yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.830 atau 80,62%. Pencapaian ini masih dibawah target SPM tahun 2012 yang ditetapkan sebesar 95%.

Gambar 4.2

Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA) c) Pelayanan/Penanganan Komplikasi Maternal

Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk

100.64 97.96 99.19 97.07 80.62 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012

penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma atau kecelakaan.

Adapun keadaan sampai dengan akhir tahun 2012, ditemukan 345 kasus komplikasi maternal yang telah ditangani dari perkiraan sasaran sebesar 476 atau 20% dari seluruh jumlah sasaran ibu hamil di tahun 2012. Hal ini berarti capaian di tahun 2012 hanya sebesar 72,54%, masih jauh dibawah target propinsi sebesar 80%.

Gambar 4.3

Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA) d) Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Masa nifas adalah masa pemulihan organ reproduksi untuk kembali normal, dimulai dari 6 jam pertama sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Kunjungan nifas dimaksudkan untuk mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu pasca melahirkan, sedikitnya kunjungan ibu nifas ke sarana pelayanan kesehatan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 1) 6 jam pertama setelah persalinan sampai dengan hari ke-3, 2) hari ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan, dan 3) hari ke-29 sampai dengan hari ke-42.

105.74 96.64 99.5 101.2 72.54 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012

Dalam masa nifas, ibu diharuskan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum (tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu), pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhia dan secret per vaginam lainnya, pemeriksaan kondisi payudara dan putting serta anjuran ASI Eksklusif selama 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU selama 2 kali serta pelayanan KB pasca persalinan. Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.

Pada tahun 2012 terdapat 2.270 sasaran ibu nifas. Dari jumlah tersebut, 1.791 ibu atau 78.90% sudah memperoleh pelayanan nifas sesuai standar. Apabila dibandingkan dengan target Propinsi yang ditetapkan maka pencapaian pelayanan nifas pada tahun 2012 ini masih dibawah target sebesar 95%.

Gambar 4.4

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA) e) Kunjungan Neonatal

Neonatus adalah bayi yang berusia kurang dari 1 bulan (0 – 28 hari). Pada masa tersebut bayi sangat rawan terkena resiko gangguan kesehatan, sehingga untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan pada bayi perlu dilakukan kunjungan neonatus (KN). Idealnya kunjungan neonatus dilakukan minimal 3 kali, yaitu 2 kali pada neonatus usia 0 -7 hari (KN1) dan 1 kali pada usia 8 – 28 hari (KN2).

100 97.32 98.64 100.54 78.9 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012

Pelayanan kesehatan neonatal dasar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu Balita Muda, meliputi pemeriksaan tanda vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 dan imunisasi (jika belum diberikan saat lahir), penanganan dan rujukan kasus, serta perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku KIA. Angka yang diperoleh dari kunjungan neonatus dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatus.

Data yang diperoleh dari Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Mojokerto pada tahun 2012 cakupan KN lengkap mencapai 81,44% dari jumlah 2.128 bayi. Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan cakupan di tahun 2011 sebesar 95,8%.

Gambar 4.5

Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)

Dari gambar diatas terlihat bahwa capaian di tahun 2012 mengalami penurunan, bahwa menjadi capaian terendah dari tahun – tahun sebelumnya. Dibutuhkan peran aktif tenaga kesehatan untuk melaksanakan kunjungan neonatus ke rumah warga masyarakat yang mempunyai bayi, agar capaian KN lengkap mencapai nilai yang

100.7 97.44 98.74 95.8 81.44 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012

maksimal, sehingga meminimalkan risiko kematian bayi akibat penyakit yang tidak terdeteksi sejak dini.

f) Penanganan Komplikasi Neonatal

Neonatal komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dana atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital lainnya. Penanganan neonatus komplikasi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat), baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan, sesuai standar.

Untuk cakupan neonatal komplikasi yang ditangani di Kota Mojokerto, sampai akhir tahun 2012, dari 2.128 sasaran bayi, terdapat perkiraan sasaran sebanyak 319 bayi resiko tinggi (berdasarkan perkiraan 15% dari jumlah total sasaran bayi). Dari sasaran tersebut, tercatat jumlah neonatal komplikasi yang ditemukan dan mendapat penanganan sebanyak 69,86%. Capaian ini masih dibawah target propinsi di tahun 2012 sebesar 75%.

Gambar 4.6

Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)

39.21 50.39 65.46 58.15 69.86 0 20 40 60 80 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: Bidang Kesehatan Keluarga, 2011

g) Pelayanan Kesehatan (Kunjungan) pada Bayi

Kunjungan bayi adalah kunjungan anak umur 0 hari s/d 11 bulan termasuk neonatus (umur 1-28 hari) di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu dan tempat lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 7 kali yaitu satu kali pada umur 1-3 hari, 3-7 hari, 8-28 hari, 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang dimaksud meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi.

Tujuan pemberian pelayanan ini adalah untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan pada bayi, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi, yang tentu saja dapat berefek pada penurunan kejadian kematian bayi dan juga merupakan indikator penilaian upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar.

Data yang dimiliki di tingkat Kota Mojokerto pada tahun 2012 dari 2.128 sasaran bayi yang ada, sebanyak 77,63 % saja yang melakukan kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan maupun dikunjungi oleh petugas kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Cakupan kunjungan bayi selama lima tahun terakhir di Kota Mojokerto dapat diamati pada gambar berikut.

Gambar 4.7

Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)

101.89 90.27 97.53 92.54 77.63 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011 2012

Dari gambar diatas tampak bahwa pencapaian kunjungan bayi selama lima tahun terakhir menunjukkan kecenderungan turun dan capaian di tahun 2012 merupakan yang terendah dibanding dengan tahun – tahun sebelumnya. Bahkan capaian ini jauh dibawah target yang ditetapkan propinsi, yaitu sebesar 90%.

h) Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita

Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan pada anak usia 12-59 bulan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita, yang meliputi pemantauan pertumbuhan setiap bulan minimal 8 kali dalam setahun dan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrument SDIDTK, pembinaan posyandu dan PAUD, pemberian makanan bergizi seimbang serta suplementasi vitamin A dosis tinggi 2 kali setahun.

Gambar 4.8

Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kota Mojokerto Tahun 2012

Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (PWS-KIA)

Capaian pelayanan kesehatan pada anak balita di tahun 2012 sebesar 78,70%. Jumlah ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan capaian di tahun 2011 yang mencapai 90,7%. Dan apabila dibandingkan dengan target propinsi yang

0 2000 4000 6000 8000 10000 2012 8662 6817

ditetapkan di tahun 2012 sebesar 83%, maka pencapaian pelayanan anak balita pada tahun 2012 masih belum memenuhi target.

Dokumen terkait