DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
Jl. Pahlawan No. 42 Mojokerto
Telp./Fax : (0321) 321752 / 382966
Email :
dinkeskot_mr@yahoo.co.id
Kegiatan Posyandu
Poskesdes
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
i
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011 merupakan salah satu produk dari
SIK (Sistem Informasi Kesehatan) yang menguraikan gambaran situasi dan kondisi
kesehatan masyarakat di Kota Mojokerto sebagai hasil dari semua upaya dan kegiatan
yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Mojokerto dan jajarannya dalam
rangka Pembangunan Kesehatan di Kota Mojokerto.
Profil Kesehatan ini memuat data dan informasi terkait pencapaian indikator
pembangunan kesehatan melalui analisa situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan serta
sumber daya kesehatan di wilayah Kota Mojokerto. Bila dibanding dengan tahun –
tahun sebelumnya, Profil Kesehatan Tahun 2011 ini terdapat perbedaan. Disamping
jumlah tabel indikator yang bertambah, namun secara khusus Profil Kesehatan ini
memuat data kesehatan yang terpilah secara gender.
Dengan segala keterbatasan, diharapkan Profil Kesehatan ini dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan selama tahun 2011 serta
dapat dipergunakan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan
program dan kegiatan di tahun mendatang.
Mojokerto, April 2012
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
ii
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, karena pada akhirnya buku
“Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011” dapat terselesaikan dengan baik.
Disadari sepenuhnya bahwa untuk memperoleh data yang baik, banyak hambatan yang
ditemui, utamanya menyangkut ketersediaan data secara gender yang tidak keseluruhan
indikator dapat terpenuhi.
Di tahun – tahun yang akan datang, seiring dengan pembangunan dan perbaikan
jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), Profil Kesehatan dapat disusun dengan lebih
baik, terutama menyangkut pengarusutamaan gender sebagaimana yang diinstruksikan
Presiden dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000, dengan muatan data dan
informasi yang lebih berkualitas serta lebih konsisten, sehingga buku Profil Kesehatan ini
dapat dijadikan sebagai panduan dan referensi penting dalam pengambilan keputusan
yang
evidence based berkaitan manajemen pembangunan kesehatan, khususnya di Kota
Mojokerto.
Semoga Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011 ini bermanfaat terutama
bagi yang membutuhkan data dan informasi kesehatan di Kota Mojokerto. Kritik dan
saran dari para pembaca guna penyembpurnaan Profil Kesehatan di masa datang tetap
kami harapkan.
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
Dra. CHRISTIANA INDAH WW, Apt MSi
Pembina Utama Muda
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
iii
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...
i
Sambutan Kepala Dinas Kesehatan...
ii
Daftar Isi ...
iii
Daftar Gambar ...
v
Daftar Tabel ... viii
BAB I
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Sistematika Penyajian ... 2
BAB II
GAMBARAN UMUM KOTA MOJOKERTO ... 4
2.1 Kondisi Geografis ... 4
2.2 Kondisi Demografis ... 6
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN ... 8
3.1 Mortalitas ...
8
3.2 Morbiditas ... 12
3.3 Status Gizi ... 26
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN ... 30
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar ... 30
4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ... 46
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat... 49
4.4 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar ... 51
4.5 Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan ... 54
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
iv
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ... 55
5.1 Sarana Kesehatan ... 55
5.2 Tenaga Kesehatan ... 59
5.3 Pembiayaan Kesehatan ... 64
BAB VI
PENUTUP ... 65
Lampiran
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
v
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
Daftar gambar
Gambar 1
Peta Kota Mojokerto ... 4
Gambar 2
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2011 6
Gambar 3
Kasus Lahir Mati, Kematian Bayi dan Kematian Balita di
Kota Mojokerto Tahun 2005 - 2011 ...
9
Gambar 4
Kasus Kematian Maternal yang Dilaporkan di Kota
Mojokerto Tahun 2005 - 2011 ...
11
Gambar 5
Angka Kematian Ibu yang Dilaporkan di Kota Mojokerto
Tahun 2004 - 2011 ...
11
Gambar 6
Penemuan Kasus TB BTA (+) di Kota Mojokerto Tahun
2009 - 2011 ...
13
Gambar 7
Angka Kesembuhan Kasus TB BTA (+) di Kota Mojokerto
Tahun 2007 - 2011 ...
14
Gambar 8
Jumlah Komulatif Penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto
Tahun 2003 - 2011 ...
16
Gambar 9
Perbandingan Jumlah Penderita IMS Secara Gender di
Kota Mojokerto Tahun 2011 ...
17
Gambar 10 Kejadian Diare di Kota Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ... 18
Gambar 11 Penemuan Penderita Pneumonia pada Balita di Kota
Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
19
Gambar 12 Jumlah Kasus DBD yang ditemukan di Kota Mojokerto
Tahun 2007 - 2011 ...
21
Gambar 13 Jumlah Kasus Campak di Kota Mojokerto Tahun 2007 -
2011 ...
23
Gambar 14 Jumlah Kasus Difteri di Kota Mojokerto Tahun 2007 -
2011 ...
24
Gambar 15 Penemuan Kasus AFP dan Polio di Kota Mojokerto Tahun
2007 - 2011 ...
26
Gambar 16 Permasalahan Gizi dalam Siklus Kehidupan Manusia ... 27
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
vi
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
Gambar 17 Jumlah Kasus BBLR di Wilayah Kota Mojokerto Tahun
2006 - 2011 ...
28
Gambar 18 Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu yang Mengalami
Kenaikan Berat Badan Tahun 2006 - 2011 ...
29
Gambar 19 Jumlah Balita BGM dan Balita Gizi Buruk di Wilayah
Kota Mojokerto Tahun 2006 - 2011 ...
29
Gambar 20 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) di Kota
Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
31
Gambar 21 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Kota Mojokerto Tahun 2006 - 2011 ...
32
Gambar 22 Cakupan Ibu Hamil Risti yang Ditangani di Kota
Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
34
Gambar 23 Cakupan Neonatal Risti yang Ditangani di Kota
Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
34
Gambar 24 Perkembangan Cakupan Pelayanan Nifas di Kota
Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
35
Gambar 25 Perkembangan Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap
di Kota Mojokerto Tahun 2007 - 2011 ...
37
Gambar 26 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Mojokerto Tahun 2007
- 2011 ...
38
Gambar 27 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi Usia 6 - 11
Bulan di Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2011 ...
38
Gambar 28 Cakupan Pelayanan Anak Balita di Kota Mojokerto
Tahun 2011 ...
39
Gambar 29 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita di Kota
Mojokerto Tahun 2009 - 2011 ...
39
Gambar 30 Kasus Balita Gizi Buruk di Kota Mojokerto Tahun 2007 -
2011 ...
40
Gambar 31 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
di Kota Mojokerto Tahun 2011 ...
41
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
vii
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
Gambar 32 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra Usila
Tahun 2007 - 2011 ...
42
Gambar 33 Cakupan Kepesertaan KB dan Proporsi Jenis Alat
Kontrasepsi yang Digunakan di Kota Mojokerto Tahun
2011 ...
43
Gambar 34 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap di Kota
Mojokerto Tahun 2011 ...
44
Gambar 35 Cakupan Imunisasi pada Bayi di Kota Mojokerto Tahun
2011 ...
45
Gambar 36 Cakupan Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil di Kota
Mojokerto Tahun 2011 ...
46
Gambar 37 Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap serta
Kunjungan Jiwa di Puskesmas dan RS di Kota Mojokerto
Tahun 2011 ...
48
Gambar 38 Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungan di Kota
Mojokerto Tahun 2011 ...
53
Gambar 39 Pengelompokan Posyandu Menurut Strata di Kota
Mojokerto Tahun 2011 ...
59
Gambar 40 Jumlah dan Proporsi Tenaga Kesehatan Berdasarkan
Kategori di Kota Mojokerto Tahun 2011 ...
60
Gambar 41 Distribusi Tenaga Kesehatan Menurut Tempat Kerja di
Kota Mojokerto Tahun 2011 ...
60
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
viii
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
Daftar tabel
Tabel 1
Wilayah Administratif Kota Mojokerto ... 5
Tabel 2
Sarana Kesehatan di Kota Mojokerto Tahun 2011 ... 55
Tabel 3
Indikator Pelayanan RS di Kota Mojokerto Tahun 2011 ... 57
Tabel 4
Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk Tahun
2011 dengan Standar Indonesia Sehat 2010 dan Renstra
Kemenkes ...
61
P
P
P
r
r
r
o
o
o
f
f
f
i
i
i
l
l
l
K
K
K
e
e
e
s
s
s
e
e
e
h
h
h
a
a
a
t
t
t
a
a
a
n
n
n
K
K
K
o
o
o
t
t
t
a
a
a
M
M
M
o
o
o
j
j
j
o
o
o
k
k
k
e
e
e
r
r
r
t
t
t
o
o
o
9
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012 merupakan salah satu media yang
dapat menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kota Mojokerto
sebagai hasil dari semua upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Mojokerto dan lintas sektor terkait beserta seluruh warga masyarakat Kota Mojokerto
dalam rangka Pembangunan Kesehatan di Kota Mojokerto.
Profil Kesehatan ini memuat data dan informasi terkait pencapaian indikator
pembangunan kesehatan melalui analisa situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan serta
sumber daya kesehatan di wilayah Kota Mojokerto.
Dengan segala keterbatasan, diharapkan Profil Kesehatan ini dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan kesehatan selama tahun 2012 serta
dapat dipergunakan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan
program dan kegiatan di tahun mendatang.
Mojokerto, Juli 2013
SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA MOJOKERTO
Puji syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada akhirnya buku “Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012” dapat terselesaikan dengan baik, di tengah banyaknya hambatan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi yang berkualitas, valid dan tepat waktu. Di tahun – tahun yang akan datang, seiring dengan pengembangan jaringan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), Profil Kesehatan dapat disusun dengan lebih baik dan lebih tepat waktu, terutama menyangkut pengarusutamaan gender sebagaimana yang diinstruksikan Presiden dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000, dengan muatan data dan informasi yang lebih berkualitas serta lebih konsisten, sehingga buku Profil Kesehatan ini dapat dijadikan sebagai panduan dan referensi penting dalam pengambilan
keputusan yang evidence based berkaitan manajemen pembangunan kesehatan, khususnya di
Kota Mojokerto.
Semoga Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012 ini bermanfaat terutama bagi yang membutuhkan data dan informasi kesehatan di Kota Mojokerto. Kritik dan saran dari para pembaca guna penyempurnaan Profil Kesehatan di masa datang tetap kami harapkan.
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
Dra. CHRISTIANA INDAH WW, Apt MSi
Pembina Utama Muda NIP. 19601113 198903 2 002
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan ... Daftar Isi ... Daftar Gambar ... Daftar Tabel ...
BAB I PENDAHULUAN ...
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MOJOKERTO ...
A. Kondisi Geografis dan Administrasi ...
B. Kondisi Demografis ...
C. Kondisi Pendidikan ...
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ...
A. Mortalitas ...
B. Angka Harapan Hidup ...
C. Morbiditas ...
D. Status Gizi ...
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ...
A. Pelayanan Kesehatan Dasar ...
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Khusus ...
C. Kejadian Luar Biasa ...
D. Perbaikan Gizi Masyarakat ...
E. Perilaku Masyarakat ...
F. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat ...
G. Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar ...
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ...
A. Sarana Kesehatan ...
C. Anggaran ...
BAB VI PENUTUP ... 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Kota Mojokerto ...
Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 3.2 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 3.3 Angka Harapan Hidup di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 3.4 Perkembangan Case Detection Rate (CDR) di Kota Mojokerto Tahun 2009 -
2012 ...
Gambar 3.5 Perkembangan Success Rate (SR) di Kota Mojokerto Tahun 2009 - 2012 ...
Gambar 3.6 Jumlah Kumulatif Penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto Tahun 2003 -
2012 ...
Gambar 3.7 Perbandingan jumlah penderita IMS secara gender di Kota Mojokerto
Tahun 2011 - 2012 ...
Gambar 3.8 Kejadian Diare di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 3.9 Penemuan Penderita Pneumonia pada Balita di Kota MojokertoTahun 2008
– 2012 ... Gambar 3.10 Jumlah kasus DBD yang ditemukan di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 .. Gambar 3.11 Tren Kasus Campak di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ... Gambar 3.12 Tren Kasus Difteri di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ... Gambar 3.13 Penemuan Kasus AFP dan Polio di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ... Gambar 3.14 Permasalahan Gizi dalam Siklus Kehidupan Manusia ... Gambar 3.15 Tren Kasus BBLR di Wilayah Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ... Gambar 3.16 Status Gizi Balita di Kota Mojokerto Tahun 2012 ...
Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kota Mojokerto Tahun 2008 -
2012 ...
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 4.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan Ditangani di Kota Mojokerto Tahun 2008 -
2012 ...
Gambar 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap di Kota Mojokerto Tahun 2008 -
2012 ...
Gambar 4.6 Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi di Kota Mojokerto Tahun 2008
Gambar 4.7 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Mojokerto Tahun 2008 - 2012 ...
Gambar 4.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Kota Mojokerto Tahun 2008 -
2012 ...
Gambar 4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak SD dan Setingkat di Kota Mojokerto
Tahun 2008 - 2012 ... Gambar 4.10 Cakupan Kepesertaan KB dan Proporsi Jenis Alat Kontraseps yang digunakan di Kota Mojokerto Tahun 2012 ... Gambar 4.11 Cakupan Cakupan Imunisasi pada Bayi di Kota Mojokerto Tahun 2012 ... Gambar 4.12 Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD di Kota
Mojokerto Tahun 2012 ... Gambar 4.13 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas Tahun 2010 -
2012 ... Gambar 4.14 Cakupan Fe 1 dan Fe 3 di Kota Mojokerto Tahun 2010 - 2012 ... Gambar 4.15 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas Tahun 2011 - 2012 ... Gambar 4.16 Capaian Rumah Sehat di Kota Mojokerto Tahun 2011 - 2012 ...
1
Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2011
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administratif Kota Mojokerto ...
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Jenis Kelamin dan
Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif di Kota Mojokerto Tahun 2012 ...
Tabel 2.3 Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan di Kota Mojokerto
Tahun 2012 ...
Tabel 5.1 Jumlah Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan di Kota Mojokerto Tahun 2012 ...
Tabel 5.2 Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kesehatan Strategis di Kota Mojokerto Tahun 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan di bidang kesehatan bukan hanya diarahkan untuk mewujudkan amanah Undang – Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak, namun juga diarahkan untuk mencapai komitmen internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang mengamanatkan bahwa salah satu hak asasi manusia adalah memperoleh manfaat, mendapatkan dan atau merasakan derajat kesehatan setinggi – tingginya. Amanat
tersebut tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs).
Deklarasi Milenium merupakan hasil kesepakatan 189 kepala negara PBB dan ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi ini berupa delapan butir tujuan yang mulai dijalankan pada September 2000 dan harus tercapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat, utamanya dalam rangka mengurangi lebih dari 1/2 (separuh) orang – orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 (dua per tiga) nya dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih.
Dari 8 (delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) diantaranya merupakan bidang kesehatan, terdiri dari memberantas kemiskinan dan kelaparan (Tujuan 1), menurunkan angka kematian anak (Tujuan 4), meningkatkan kesehatan ibu (Tujuan 5), memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya (Tujuan 6) serta melestarikan lingkungan hidup (Tujuan 7).
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan tersebut, Kementerian Kesehatan menetapkan visi dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”, dimana visi tersebut juga sejalan dengan visi yang ditetapkan Pemerintah Kota Mojokerto yang tertuang dalam RPJMD Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2014 yaitu “Terwujudnya Kota Mojokerto yang
Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral”. Kota Mojokerto yang sehat ditandai dengan derajat kesehatan masyarakat dan kesadaran untuk berperilaku hidup sehat yang tinggi. Oleh karena itulah Dinas Kesehatan Kota Mojokerto memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan, utamanya di Kota Mojokerto.
Untuk memantau hasil kegiatan dalam rangka mencapai visi tersebut, disusunlah Profil Kesehatan Kota Mojokerto yang merupakan salah satu produk luaran
Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Profil Kesehatan memuat berbagai data dan informasi tentang gambaran derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kota Mojokerto pada tahun 2012.
Dari hasil analisa data – data tersebut diharapkan dapat diketahui tingkat keberhasilan yang telah dilaksanakan sebagai wahana penilaian (Evaluasi) dari program maupun permasalahan kesehatan yang muncul, serta sarana evaluasi keberhasilan program kesehatan secara menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian, monitoring dan evaluasi dari berbagai program kesehatan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan bagi stake holder.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012 serta sistematika penyajiannya.
Bab II Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Mojokerto, meliputi keadaan geografis, administratif dan informasi umum lainnya, selain itu juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal demografi/kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan yang ada di wilayah Kota Mojokerto.
Bab III Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini menyajikan uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan status gizi masyarakat Kota Mojokerto.
Bab IV Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang upaya kesehatan yang merupakan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan, meliputi pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, serta pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menjelaskan tentang sumber daya pembangunan di bidang kesehatan sampai tahun 2012, meliputi keadaan sarana kesehatan, sarana pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan (produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan), tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya yang ada di Kota Mojokerto.
Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari sajian hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012 sebagai masukan arah kebijakan perencanaan pembangunan kesehatan pada tahun berikutnya dan berisi juga tentang saran yang merupakan rekomendasi
atau alternatif pemecahan dalam rangka mengatasi masalah yang telah ditemukan selama melaksanakan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Berisi tabel-tabel yang digunakan sebagai dasar acuan pembuatan Profil Kesehatan Kota Mojokerto yang memuat pencapaian program dan kegiatan pembangunan kesehatan di wilayah Kota Mojokerto selama tahun 2012.
Bab II
Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk
A. Kondisi Geografis dan Administrasi
Mojokerto merupakan kota kecil yang terletak ditengah-tengah Kabupaten Mojokerto, berjarak sekitar 52 km dari Ibukota Propinsi Jawa Timur dengan luas
wilayah sebesar 16,46 km2. Secara astronomis, Kota Mojokerto terletak pada posisi 7° 27’
0,16” sampai dengan 7° 29’ 37,11” Lintang Selatan dan 112° 24' 14,3” sampai dengan 112° 27' 24” Bujur Timur. Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 22 m di atas permukaan laut, dengan kondisi permukaan tanah memiliki kemiringan ke Timur dan Utara antara 0 - 3%.
Secara administratif, wilayah Kota Mojokerto terbagi menjadi 2 kecamatan dan 18 kelurahan, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Sungai Brantas
Sebelah selatan : Kec. Sooko dan Kec. Puri Kab. Mojokerto
Sebelah timur : Kec. Mojoanyar dan Kec. Puri Kab. Mojokerto
Sebelah barat : Kec. Sooko Kab. Mojokerto
Gambar 2.1 Peta Kota Mojokerto
Ga
Secara rinci, pembagian wilayah administratif Kota Mojokerto adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administratif Kota Mojokerto
Kecamatan Kelurahan Jumlah
Lingkungan Jumlah RW Jumlah RT
1. Prajurit Kulon 1. Surodinawan 5 9 37
2. Kranggan 5 13 54 3. Miji 4 11 49 4. Prajurit Kulon 4 10 30 5. Blooto 3 8 32 6. Mentikan 4 9 33 7. Kauman 3 3 16 8. Pulorejo 5 8 34 Jumlah 33 71 285 2. Magersari 1. Meri 3 11 40 2. Gunung Gedangan 6 9 30 3. Kedundung 4 15 63 4. Balongsari 4 14 46 5. Jagalan 2 6 18 6. Sentanan 2 6 14 7. Purwotengah 3 5 18 8. Gedongan 2 4 14 9. Magersari 4 10 35 10. Wates 7 26 98 Jumlah 37 106 376 Jumlah Kota 70 177 661
Sebagian besar penggunaan lahan di Kota Mojokerto didominasi oleh lahan
terbangun sekitar 7,76 km2 atau 52,15%. Sedangkan lahan tidak terbangun sekitar
47,85%. Ditinjau dari kondisi permukaan tanahnya, wilayah Kota Mojokerto relatif tidak mempunyai kendala dalam mendukung perkembangan fisik kota.
Letak geografis pada jalur transportasi regional lintas selatan yang menghubungkan Surabaya – Yogyakarta – Jakarta serta menjadi bagian dari wilayah Gerbangkertasusila menyebabkan Kota Mojokerto memiliki posisi yang sangat strategis dalam mendukung pengembangan kegiatan pembangunan di Jawa Timur dan berperan
utama sebagai pusat aktivitas ekonomi dan jasa bagi wilayah belakangnya (hinterland),
yaitu Kabupaten Mojokerto dan sekitarnya.
Seperti wilayah Propinsi Jawa Timur pada umumnya, Kota Mojokerto beriklim tropis dan mempunyai perubahan musim sebanyak 2 kali setiap tahunnya, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
B. KONDISI DEMOGRAFIS
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kota Mojokerto sebesar 120.196 jiwa, yang terdiri dari 59.127 penduduk laki – laki dan 61.069 penduduk perempuan. Estimasi jumlah penduduk dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Timur, dengan berdasarkan laju pertumbuhan penduduk tahun 2000 – 2010. Hasil estimasi jumlah penduduk Kota Mojokerto pada tahun 2012 sebesar 122.550 jiwa, yang terdiri dari 60.120 penduduk laki – laki dan 62.430 penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin 96 yang berarti bahwa terdapat 96 laki – laki diantara 100 perempuan. Estimasi jumlah penduduk tersebut yang dipergunakan sebagai target sasaran pelaksanaan program kesehatan. Rincian estimasi jumlah penduduk menurut kecamatan dan kelompok umur dapat dilihat pada lampiran (Tabel 2 dan 3).
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif dan Non Produktif di Kota Mojokerto
Tahun 2012
No Usia Laki – laki Perempuan Laki – laki dan Perempuan %
1 0 – 14 tahun 15.340 14.628 29.968 24,45
2 15 – 64 tahun 41.928 43.599 85.527 69,79
3 65 tahun ke atas 2.852 4.203 7.055 5,76
Jumlah 60.120 62.430 122.550 100,00
Angka Beban Tanggungan (%) 43,39 43,19 43,29
Sumber : Estimasi Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
Indikator penting untuk mengetahui produktivitas penduduk yang terkait distribusi penduduk menurut kelompok umur adalah Angka Beban Tanggungan atau
Dependency ratio. Angka beban tanggungan merupakan angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur < 15 tahun dan umur ≥ 65 tahun) dengan banyaknya orang yang produktif (umur 15 – 64 tahun). Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah penduduk non produktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif.
Komposisi penduduk Kota Mojokerto yang ditunjukkan pada tabel II.2, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0 – 14 tahun) sebesar 24,45%, yang berusia produktif (15 – 64 tahun) sebesar 69,79% dan yang berusia tua (≥ 65 tahun)
sebesar 5,76%. Dengan demikian dependency ratio penduduk Kota Mojokerto Tahun 2012 sebesar 43,29%. Hal ini berarti bahwa 100 orang penduduk Kota Mojokerto yang masih produktif akan menanggung 43 orang yang belum produktif/sudah tidak produktif lagi.
Program pembangunan, termasuk pembangunan bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika penduduk, karena penduduk merupakan determinan keberhasilan pembangunan. Ketersediaan data penduduk sebagai sasaran program pembangunan kesehatan akan sangat mendukung pelaksanaan upaya promotif, preventif, promotif maupun kuratif. Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan sangat beragam, ada yang didasarkan pada kelompok umur tertentu ataupun didasarkan pada kondisi siklus kehidupan yang terjadi.
Tabel 2.3
Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan di Kota Mojokerto Tahun 2012
No Sasaran Program Kelompok Umur/ Formula
Jenis Kelamin Jumlah
Laki – Laki Perempuan
1 Bayi 0 th 1.065 1.063 2.128
2 Anak Balita 1 – 4 th 4.423 4.239 8.662
3 Balita 0 – 4 th 5.488 5.302 10.790
4 Anak Usia Pra Sekolah 5 – 6 th 2.062 1.913 3.975
5 Anak Usia Kelas 1 SD 7 th 1.002 927 1.929
6 Anak Usia SD 7 -12 th 5.788 5.456 11.244
7 Penduduk Usia Muda < 15 th 15.340 14.628 29.968
8 Penduduk Usia Produktif 15 – 64 th 41.928 43.599 85.527
9 Penduduk Pra Usia Lanjut
45 – 59 th 4.146 4.603 8.749
10 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 th 11.345 13.157 24.502
11 Penduduk Usia Lanjut Resiko Tinggi
≥ 70 th 1.412 2.393 3.805
12 Wanita Usia Subur 15 – 49 th 68.080 68.080
13 Wanita Usia Subur Imunisasi
15 – 39 th 49.780 49.780
14 Ibu Hamil 1,1 xLahir Hidup 2.378 2.378
15 Ibu Bersalin 1,05 xLahir Hidup 2.270 2.270
16 Ibu Nifas 1,05 xLahir Hidup 2.270 2.270
17 Lahir Hidup 1.061 1.101 2.162
Sumber : Estimasi Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan
C. KONDISI PENDIDIKAN
Kondisi pendidikan seringkali menjadi salah satu indikator yang dianalisa dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat, sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan berkontribusi besar terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Namun untuk data kondisi pendidikan penduduk Kota Mojokerto berupa “Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf” serta “Jumlah Penduduk Berusia 10 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan” pada Profil Kesehatan Kota Mojokerto Tahun 2012 belum dapat disajikan karena data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto belum tersedia.
Bab III
Situasi Derajat Kesehatan
Situasi derajat kesehatan di Kota Mojokerto dapat digambarkan dengan menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), morbiditas (kesakitan), angka harapan hidup dan status gizi. Mortalitas dapat digambarkan dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) serta Angka Kematian Ibu (AKI). Morbiditas dapat dilihat dari indikator angka kesakitan beberapa penyakit. Sedangkan status gizi yang dijadikan sebagai indikator tidak hanya status gizi pada balita saja, namun juga pada usia dewasa.
A. MORTALITAS
Kejadian kematian di masyarakat seringkali digunakan sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Data kematian di masyarakat pada umumnya diperoleh melalui survei karena sebagian besar kejadian kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian yang ada di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan.
1. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai dengan
satu hari sebelum bayi berusia satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok yang paling rentan terkena dampak dari suatu perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Tiga penyebab utama kematian bayi menurut SKRT 1995 adalah komplikasi perinatal (pertumbuhan janin lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur, dan berat bayi lahir rendah), infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil 75% terhadap kematian bayi.
Berdasarkan data yang dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, kondisi AKB Kota Mojokerto menunjukkan kenaikan dari 12,1 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 12,58 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dengan kejadian kematian terbanyak terjadi pada bayi berjenis kelamin laki - laki. Meskipun AKB ini masih dibawah target MDGs tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 KH, namun ada kecencerungan untuk terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, sehingga perlu untuk mendapat perhatian lebih serius.
Gambar 3.1
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (Laporan LB3-KIA)
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor – faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Dari data yang ada, selama tahun 2012 di Kota Mojokerto terjadi 25 kasus kematian balita, dengan AKABA terlaporkan 13,68 per 1.000 kelahiran hidup. 6.9 7.7 11.6 12.1 12.58 0 2 4 6 8 10 12 14 2008 2009 2010 2011 2012
2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu yang dimaksudkan adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan atau selama masa nifas dan bukan karena kecelakaan. Angka kematian ibu dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu yang sering ditemukan adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi
saat kehamilan, infeksi, dan abortus yang tidak aman. Selain itu faktor 3 (tiga) terlambat
dan 4 (empat) terlalu juga seringkali menjadi penyebab tidak langsung pada kematian
ibu. Faktor Tiga terlambat yaitu :
1). keterlambatan keluarga mengambil keputusan kontak dengan tenaga kesehatan
2). keterlambatan memperoleh pelayanan kesehatan
3). terlambat merujuk.
Sedangkan empat terlalu yaitu :
1). terlalu muda usia (≤ 16 tahun)
2). terlalu sering melahirkan
3). terlalu tua usia hamil (≥ 35 tahun)
4). terlalu dekat jarak antara kehamilan/persalinan satu dengan berikutnya.
Target MDG’s untuk AKI adalah sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2015. Di Kota Mojokerto, pada tahun 2012 tercatat ada 1 kematian ibu nifas. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, secara absolute jumlah kasus kematian ibu yang terjadi sama – sama sebesar 1 kasus, namun bila dihitung angka, AKI tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 54,7 dibandingkan tahun 2011 sebesar 52,7. Sama halnya dengan AKB, AKI juga mempunyai kecenderungan untuk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.2
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (Laporan PWS KIA)
Sebagai leading sector dalam upaya penurunan AKI dan AKB, Dinas Kesehatan
Kota Mojokerto akan terus mengevaluasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang telah dilakukannya selama ini, agar dapat dilakukan perbaikan untuk masa yang akan datang dan lebih mampu menjamin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kota Mojokerto.
B. ANGKA HARAPAN HIDUP
Angka harapan hidup dapat dijadikan salah satu alat pengevaluasi keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dan bidang sosial ekonomi. Angka harapan hidup merupakan rata – rata tahun hidup yang masih akan dijalani bayi yang baru lahir pada tahun tertentu. Berdasarkan data dari BPS Propinsi Jawa Timur, angka harapan hidup penduduk Kota Mojokerto tahun 2012 sebesar 71,85. Angka tersebut mengalami kenaikan dari tahun 2011. Secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.3
Angka Harapan Hidup di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012 0 0 0 52.7 54.7 0 10 20 30 40 50 60 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Bidang Kesehatan Keluarga (Laporan PWS KIA)
C. MORBIDITAS
Indonesia menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan terjadinya beban ganda, dimana angka kejadian kasus gizi kurang dan penyakit infeksi masih tinggi, disertai pula dengan semakin tingginya angka kejadian gizi lebih dan penyakit degeneratif. Kondisi ini disebabkan salah satunya karena perilaku yang tidak sehat, yang merupakan faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu.
Data kesakitan (morbiditas) diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya berasal dari laporan rutin surveilans (SP2TP, SST, SPRS), profil kesehatan maupun laporan hasil survei seperti SDKI, SKRT, SUSENAS serta sumber-sumber lain. Angka kesakitan atau morbiditas di Kota Mojokerto diperoleh dari hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, serta sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah Kota Mojokerto. Situasi kejadian penyakit menular di Kota Mojokerto diuraikan sebagai berikut :
3.2.1 Penyakit Menular Langsung a) TB Paru
Di Jawa Timur, jumlah kasus TB yang ditemukan cukup besar. Penyakit
Tuberculosis atau TBC disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang
dapat ditularkan melalui percikan dahak penderitanya. Laporan WHO tahun 2009
71.13 71.35 71.56 71.78 71.85 70.6 70.8 71 71.2 71.4 71.6 71.8 72 2008 2009 2010 2011 2012
menempatkan Indonesia di urutan ke 5 sebagai penyumbang TB terbesar di dunia dibawah India, China, Afrika Selatan, dan Nigeria.
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi TB secara nasional mencatat tren yang cukup menggembirakan. Strategi penanganan TBC dilaksanakan melalui
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) yaitu pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setiap hari oleh seorang pengawas minum obat (PMO). Strategi DOTS pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Strategi ini telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis
paling efektif (cost effective).
Case detection rate (CDR) di Kota Mojokerto pada tahun 2012 sebesar 100%, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 70,54%. Angka ini sudah diatas target CDR yang ditetapkan, yaitu minimal 70%.
Gambar 3.4
Perkembangan Case Detection Rate (CDR) di Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
Sedangkan angka keberhasilan/success rate (SR) penderita TB BTA positif
kasus baru di Kota Mojokerto pada tahun 2012 sudah sebesar 92,39%. Meskipun ada
87.5 42.66 70.54 100 0 20 40 60 80 100 120 2009 2010 2011 2012
penurunan persentase dibandingkan dengan tahun 2011, angka ini telah melampaui target global, yaitu minimal 85%. namun tetap perlu diwaspadai munculnya
resistensi terhadap obat anti TBC atau multiple drug resistent (MDR) yang dari segi
biaya dan waktu penanganan akan jauh lebih mahal dan lama serta berefek samping lebih besar, dimana diperkirakan kasus MDR di Indonesia sebesar 2% dari keseluruhan kasus TBC sebagaimana yang dinyatakan oleh WHO.
Gambar 3.5
Perkembangan Success Rate (SR) di Kota Mojokerto Tahun 2009 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
b) Kusta
Penyakit Kusta, atau yang sering disebut Lepra merupakan penyakit kronis
yang menyerang saraf tepi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Menurut jenisnya, Kusta dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kusta PB (Pausi Basiler) dan kusta MB (Multi Basiler). Indonesia merupakan penyumbang penderita kusta terbesar ketiga di dunia setelah India dan Brasil, sementara Propinsi Jawa Timur sendiri menjadi “juara pertama” di Indonesia sebagai penyumbang kasus kusta.
Di Kota Mojokerto, selama periode tahun 2012 ditemukan 3 kasus baru kusta PB dan 6 kasus baru kusta MB, dengan angka prevalensi sebesar 0,73 per 10.000
97.4 91.96 85.33 93.48 92.39 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100 2008 2009 2010 2011 2012
penduduk, dimana sebagian besar menyerang kelompok usia ≥15 tahun (proporsi anak hanya sebesar 11,11%) dan tingkat kecacatan II sebesar 33,33%.
c) HIV/AIDS dan IMS
HIV/AIDS merupakan penyakit yang termasuk dalam kategori “New
Emerging Disease”. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh karena serangan
HIV (Human Immunodeficiency Virus). Perkembangan penyakit HIV/AIDS sampai
saat ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan, perkembangannya bagaikan fenomena “gunung es”, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk yang terinfeksi. Sehingga saat ini HIV/AIDS dinyatakan sebagai masalah darurat global yang penting untuk segera diatasi.
Hal – hal yang menjadi penyebab semakin berkembangnya penyakit tersebut diantaranya makin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra pembangunan ekonomi, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, serta meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui jarum suntik tidak steril di sub-populasi pengguna napza suntik (penasun), sementara penularan melalui hubungan seksual berisiko tetap berlangsung.
Demikian halnya dengan perkembangan penyakit HIV/AIDS di wilayah Kota Mojokerto, berjalan seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk dan ditunjang dengan wilayah Kota Mojokerto sebagai kota ”Hinterland” atau penyangga ibukota Propinsi Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya. Jumlah penderita HIV(+) di Kota Mojokerto dari tahun 2003 hingga tahun 2011 berturut-turut sebanyak 6 Orang (2003); 7 orang (2004); 15 orang (2005); 2 orang (2006); 43 orang (2007); 56 orang (2008); 55 orang (2009); 43 orang (2010); 9 orang (2011) dan 45 orang (tahun 2012). Adapun jumlah kumulatif penderita sampai dengan tahun 2012 berjumlah 236 orang.
Gambar 3.6
Jumlah Kumulatif Penderita HIV/AIDS di Kota Mojokerto Tahun 2003 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
Upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Mojokerto haruslah didasari bahwa masalah HIV dan AIDS sudah menjadi masalah sosial kemasyarakatan dan masalah nasional, yang penanggulangannya diutamakan pada sub-populasi berperilaku resiko tinggi, namun tetap memperhatikan masyarakat yang rentan, termasuk yang berkaitan dengan pekerjaannya dan masyarakat yang termarginalkan terhadap penularan HIV dan AIDS. Upaya pencegahan penularan HIV/AIDS melalui transfusi darah dilakukan dengan pen-skrining-an terhadap setiap kantong darah yang didonorkan
melalui PMI.
Tidak hanya melalui tranfusi darah, penularan HIV/AIDS
sangat dimungkinkan terjadi melalui hubungan seksual yang beresiko.
Tingginya angka kejadian IMS juga bisa dijadikan pertanda kewaspadaan
terhadap penyebaran kasus HIV/AIDS.
Selama tahun 2012, di Kota Mojokerto ditemukan kasus IMS sebanyak 344 kasus. Jumlah ini memang lebih sedikit dibanding penemuan kasus di tahun 2011 sebanyak 433 kasus. Namun bukan berarti hal tersebut menandakan bahwa pencegahan penularan HIV/AIDS sudah bisa ditekan, selama masih ada IMS yang ditemukan penularan HIV/AIDS masih sangat dimungkinkan terjadi.
6 13 28 30 73 129 184 227 236 281 0 50 100 150 200 250 300 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Sama halnya dengan tahun 2011, untuk proporsi kejadian IMS di tahun 2012 terbanyak dialami oleh kaum perempuan. Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut, sehingga belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Gambar 3.7
Perbandingan jumlah penderita IMS secara gender di Kota Mojokerto Tahun 2011 - 2012
Sumber : Bidang P2PL
d) Diare
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena masih kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat dalam kehidupan sehari – hari. Penyakit diare juga sangat berkaitan erat dengan faktor hygiene sanitasi masyarakat, semakin meningkatnya jumlah kejadian diare dapat menandakan bahwa kedua faktor tersebut, yakni PHBS dan hygiene sanitasi di masyarakat mengalami penurunan kualitas.
Di Kota Mojokerto, bila dipantau sejak tahun 2008 maka angka kejadian diare dapat terlihat sebagai berikut :
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 2011 2012 6 11 427 333 Laki-laki Perempuan
Gambar 3.8
Kejadian Diare di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
Dari gambar diatas terlihat adanya tren kenaikan jumlah kasus diare yang terjadi dari tahun ke tahun meskipun telah terjadi penurunan di tahun 2012. Perlu adanya upaya pencegahan, salah satunya melalui penyuluhan dan pemberdayaan kader – kader kesehatan dalam tatalaksana diare, dengan harapan terjadinya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari – hari dan peningkatan hygiene sanitasi masyarakat, sehingga angka kejadian kasus diare dapat ditekan.
e) Pneumonia
Pneumonia dapat digolongkan sebagai salah satu Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) yang masih menjadi penyebab uatam kesakitan dan kematian pada bayi dan balita. Hal ini merujuk pada hasil konferensi internasional mengenai ISPA di Canberra Australia pada Juli 1997, yang mengemukakan empat juta bayi dan balita di negara-negara berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA dan jumlah ini merupakan 30% dari seluruh kematian yang ada.
4823 5148 6442 7237 5715 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 2008 2009 2010 2011 2012
Di Indonesia, Pemberantasan Penyakit ISPA dimulai pada tahun 1984 bersamaan dengan dilancarkannya pada tingkat global oleh WHO. Maka tata laksana ISPA diklasifikasikan dalam 3 tingkat yaitu ISPA ringan, sedang dan berat. Sehingga sejak tahun 1990 pemberantasan ISPA dititikberatkan dan difokuskan pada penanggulangan Pneumonia Balita, karena penyebab kematian tertinggi pada anak usia dibawah 5 tahun adalah penyakit pernafasan dan sebagian besar disebabkan oleh Pneumonia.
Dalam upaya meningkatkan cakupan penemuan dan kualitas tatalaksana penderita Pneumonia balita, Kementerian Kesehatan telah menerapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas sebagai Unit Pelayanan Kesehatan Dasar. Diperkirakan setiap tahun sekitar 10% dari keseluruhan balita yang ada mengalami Pneumonia, inilah yang menjadi target dari petugas kesehatan untuk melaksanakan pelacakan dan penemuan kasus pneumonia.
Pada tahun 2012 tercatat 427 kasus penderita pneumonia pada balita yang ditemukan dan telah mendapatkan penanganan atau hanya sekitar 39,57% saja dari jumlah perkiraan penderita Pneumonia Balita yang ditargetkan sebanyak 1.079 penderita.
Gambar 3.9
Penemuan Penderita Pneumonia pada Balita di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012 8.32% 10.91% 10.51% 46.70% 39.57% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 2008 2009 2010 2011 2012
Sumber : Bidang P2PL
Kasus pneumonia umumnya terjadi pada balita dengan gizi kurang ditunjang dengan perilaku dan lingkungan sekitar yang tidak sehat (asap rokok, polusi). Upaya pemberantasan penyakit ini difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita.
3.2.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang a) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Penyakit menular ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, bahkan seringkali muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang tidak jarang menimbulkan kematian pada penderitanya.
Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah penderita DBD yang dilaporkan pada tahun 2007 secara nasional sebanyak 158.115
kasus dengan jumlah kematian 1.599 orang, dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar
1,01%, dan Incidence Rate (IR) sebesar 71,78 per 100.000 penduduk.
Dari 38 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur, Kota Mojokerto termasuk daerah endemis penyakit DBD karena hampir setiap tahun ditemukan kasus DBD pada periode tertentu (musiman). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kasus DBD yang ditemukan di Kota Mojokerto cenderung mengalami penurunan. Incidence Rate (IR) DBD tahun 2011 sebesar 11,6/100.000 penduduk (14 kasus), dibanding tahun 2010 angka tersebut telah mengalami penurunan dan berhasil ditekan tidak melebihi target nasional yang telah ditetapkan, yaitu sebesar < 20/100.000 penduduk.
Gambaran kejadian DBD di Kota Mojokerto mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.10
Jumlah kasus DBD yang ditemukan di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
Ada peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011. Perubahan cuaca yang tidak menentu diduga menjadi salah satu penyebab tidak terkontrolnya perkembangbiakan nyamuk, meskipun telah dilakukan upaya-upaya pencegahan melalui Gerakan Jum’at Berseri dan PSN 60 Menit.
b) Malaria
Meskipun Indonesia masih merupakan negara dengan angka kesakitan dan kematian akibat malaria cukup tinggi dan beberapa wilayah di Propinsi Jawa Timur juga dinyatakan sebagai daerah endemis, utamanya di daerah pantai selatan, kepulauan Madura dan sekitar Gunung Wilis, namun Kota Mojokerto dapat dikatakan bukan merupakan daerah endemis. Dari data yang ada sejak tahun 2004, tidak pernah ditemukan satu pun kasus kejadian malaria di Kota Mojokerto.
c) Filariasis
Penyakit Filariasis atau yang lebih sering dikenal masyarakat sebagai penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi menahun (kronis) yang disebabkan oleh cacing filaria, yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk yang menyerang
27 26 19 14 24 0 5 10 15 20 25 30 2008 2009 2010 2011 2012
saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat menetap (pembesaran pada kaki, lengan dll.).
Sampai dengan tahun 2012, belum pernah ditemukan satu pun kasus filariasis di wilayah Kota Mojokerto. Namun bukan berarti penyakit ini tidak perlu diwaspadai, karena hampir di 30 kab/kota di Jawa Timur pernah ditemukan kasus filariasis kronis. Tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut akan masuk ke wilayah Kota Mojokerto karena wilayah di sekitar Kota Mojokerto pernah terjangkit, diantaranya Kab. Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Sidoarjo dan Kab. Lamongan.
3.2.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a) Campak
Campak merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus measles yang disebarkan melalui bersin/batuk. Karena mudahnya rantai penularannya itulah yang menyebabkan penyakit ini seringkali menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB). Gejala awal penyakit ini diantaranya demam, bercak kemerahan, batuk pilek hingga timbulnya ruam di seluruh tubuh. Data yang terekam di Kemenkes RI menyebutkan frekuensi KLB campak menduduki urutan ke empat setelah DBD, diare dan chikungunya. Kematian akibat campak pada umumnya disebabkan karena kasus komplikasi seperti meningitis.
Gambaran kasus campak di Kota Mojokerto sendiri tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.11
Sumber : Bidang P2PL
Meskipun ada kecenderungan mengalami penurunan, namun kejadian campak tetap perlu mendapatkan perhatian serius meningat mudahnya jalur rantai penularannya. Banyak faktor yang diduga dapat mengakibatkan peningkatan tersebut, salah satunya perubahan cuaca yang ekstrim akibat global warming dan
juga bisa jadi disebabkan cara pemberian imunisasi yang kurang tepat (invalid dose),
sehingga mengakibatkan kekebalan tubuh bayi terhadap serangan virus campak tidak terbentuk dengan baik.
b) Difteri
Difteri merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan seringkali menjadi penyebab kematian pada anak – anak. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Kasus dipteri di Jawa Timur cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2011 dapat dikatakan sebagai tahun mewabahnya difteri, tidak hanya terjadi di Kota Mojokerto, namun hampir di seluruh kab/kota yang ada di Jawa Timur mengalami hal serupa. Tidak hanya menyerang anak – anak, namun perkembangan penyebarannya sudah menjangkit usia dewasa juga. Sama halnya
dengan kejadian campak, faktor invalid dose serta perubahan cuaca yang ekstrim
21 2 0 9 3 0 5 10 15 20 25 2008 2009 2010 2011 2012
diduga menjadi penyebab utama kegagalan terbentuknya imunitas terhadap serangan bakteri difteri.
Gambar 3.12
Tren Kasus Difteri di Kota Mojokerto Tahun 2008 – 2012
Sumber : Bidang P2PL
Untuk menekan kasus Difteri, dilakukan upaya pencegahan melalui pemberian imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali pada bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan, serta dengan pemberian imunisasi tambahan Td untuk anak SD kelas 4-6 dan SMP.
c) Pertusis (Batuk Rejan)
Bakteri Bardetella pertusis merupakan penyebab utama penyakit Pertusis atau yang lebih dikenal sebagai penyakit batuk rejan. Penyakit ini ditandai dengan gejala batuk beruntun selama 1 – 3 bulan dan disertai dengan bunyi tarikan nafas hup yang khas dan muntah, biasanya menyerang anak berusia < 1 tahun dan penularannya melalui droplet. Dari tahun 2007 hingga 2012, tidak satupun kasus pertusis ditemukan di Kota Mojokerto. Sama halnya dengan penyakit dipteri, pencegahan pertusis dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi DPT+HB sebanyak 3 kali pada bayi yakni usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
1 1 1 9 21 0 5 10 15 20 25 2008 2009 2010 2011 2012