• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI LAPISAN SOSIAL DAN MARGINALISASI PEREMPUAN

6.4 Pelebaran Ketimpangan Ekonomi

Pada desa pertanian, terdapat sembilan rumahtangga laki-laki yang berada di lapisan bawah, delapan rumahtangga laki-laki di lapisan menengah, dan enam rumahtangga laki-laki di lapisan atas. Dengan kata lain, pada desa pertanian terdapat 23

rumahtangga laki-laki. Sementara itu, terdapat dua rumahtangga perempuan di lapisan bawah, tiga rumahtangga perempuan di lapisan menengah, dan dua rumahtangga di lapisan atas, sehingga jumlah rumahtangga perempuan pada desa pertanian diketahui sebanyak tujuh rumahtangga (Tabel 33).

Tabel 33. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Rumahtangga dan Lapisan Sosial di Desa Pertanian, 2011

Jenis Rumah Tangga Lapisan Sosial

Bawah Menengah Atas Total

Laki-laki Jumlah 9 39.2 8 34.8 6 26.0 23 100.0 Persentase Perempuan Jumlah 2 28.6 3 42.8 2 28.6 7 100.0 Persentase

Adapun pada desa industri, terdapat dua puluh rumahtangga laki-laki di lapisan bawah, tiga rumahtangga di lapisan menengah, dan dua rumahtangga di lapisan atas, sehingga jumlah rumahtangga laki-laki pada desa industri diketahui sebanyak 25 rumahtangga. Di samping itu, terdapat tiga rumahtangga perempuan di lapisan bawah, dua rumahtangga di lapisan menengah, namun tidak terdapat rumahtangga perempuan di lapisan atas (Tabel 34).

Tabel 34. Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Rumahtangga dan Lapisan Sosial di Desa Industri, 2011

Jenis Rumah Tangga Lapisan Sosial

Bawah Menengah Atas Total

Laki-laki Jumlah 20 80.0 3 12.0 2 8.0 25 100.0 Persentase Perempuan Jumlah 3 60.0 2 40.0 0 0.0 5 100.0 Persentase

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada desa pertanian, pendapatan rumahtangga yang rendah dimiliki oleh 88.9 persen rumahtangga laki-laki lapisan bawah, 75.0 persen rumahtangga laki-laki lapisan menengah, dan 33.3 persen rumahtangga laki-laki lapisan atas. Selain itu, pendapatan rumahtangga yang rendah juga dimiliki oleh 50 persen rumahtangga perempuan lapisan bawah, 66.7 persen rumahtangga perempuan lapisan menengah, dan 100 persen rumahtangga perempuan lapisan atas.

Adapun pada desa industri, pendapatan rumahtangga yang rendah dimiliki oleh 75 persen rumahtangga laki-laki lapisan bawah, 66.7 persen rumahtangga laki-laki

lapisan menengah, sementara rumahtangga laki-laki lapisan atas seluruhnya memiliki pendapatan yang tinggi. Di samping itu, pendapatan rumahtangga yang rendah juga dimiliki oleh 100 persen rumahtangga perempuan lapisan bawah, dan 50 persen rumahtangga perempuan lapisan menengah. Sementara rumahtangga perempuan lapisan atas seluruhnya memiliki pendapatan yang tinggi (Tabel 35).

Tabel 35. Jumlah dan Persentase Rumahtangga Laki-laki dan Perempuan yang Memiliki Pendapatan Rumahtangga yang Tinggi menurut Lapisan Sosial dan Tipe Desa, 2011

Lapisan Sosial Desa Pertanian Desa Industri

L P L P Bawah Jumlah 8 88.9 1 50.0 15 75.0 3 100.0 Persentase Menengah Jumlah 6 75.0 2 66.7 2 66.7 1 50.0 Persentase Atas Jumlah 2 33.3 2 100.0 0 0.0 0 0.0 Persentase

Marginalisasi tipe 4 berupa pelebaran ketipangan ekonomi antara rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan dapat dilihat dari ratio persentase rumahtangga laki-laki yang memiliki pendapatan tinggi dan persentase rumahtangga perempuan yang memiliki pendapatan rendah. Jika ratio tersebut menunjukkan angka kurang dari 0.75 atau lebih dari 1.25, maka dikatakan terjadi pelebaran ketimpangan ekonomi antara rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan. Sebaliknya, dikatakan tidak terjadi pelebaran ketimpangan ekonomi antara rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan jika ratio menunjukkan angka lebih dari atau sama dengan 0.75 atau kurang dari atau sama dengan 1.25 (Tabel 36).

Tabel 36. Ratio antara Rumahtangga Dominan Laki-laki yang Bekerja dengan Rumahtangga Dominan Perempuan yang Bekerja yang Memiliki Pendapatan Tinggi menurut Lapisan Sosial dan Tipe Desa, 2011

Tipe Desa Lapisan Bawah Lapisan Menengah Lapisan Atas Desa Pertanian 1.8 1.1 0.33 Desa Industri 0.75 1.3 1 Industrialisasi Pedesaan (-) 1.05 (+) 0.2 (+) 0.67

Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa industrialisasi pedesaan telah membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi rumahtangga laki-laki dan perempuan pada lapisan bawah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan ratio rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan yang memiliki pendapatan rendah sebesar 1.05. Ketimpangan ekonomi yang dialami kedua jenis rumahtangga pada desa pertanian, tidak dirasakan oleh kedua jenis rumahtangga pada desa industri. Akan tetapi, perbaikan kondisi yang dialami oleh rumahtangga lapisan bawah tersebut tidak dirasakan oleh rumahtangga lapisan menengah. Industrialisasi pedesaan menyebabkan pelebaran ketimpangan ekonomi antara rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan ratio rumahtangga yang memiliki pendapatan rendah sebesar 0.2, sehingga ratio rumahtangga yang memiliki pendapatan rendah menjadi 1.3 (lebih dari 1.25). Selain itu, industrialisasi pedesaan juga membawa perbaikan kondisi bagi rumahtangga lapisan atas. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan ratio rumahtangga yang memiliki pedapatan rendah sebesar 0.67. Penurunan tersebut dikarenakan tidak terdapat rumahtangga lapisan yang memiliki pendapatan rendah pada desa industri.

6.5 Ikhtisar

Pada kedua desa penelitian terdapat responden perempuan yang mengalami penyingkiran dari pekerjaan produktif (marginalisasi tipe 1), akan tetapi industrialisasi pedesaan telah membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi perempuan lapisan bawah, menengah dan atas. Perubahan kondisi tersebut ditunjukkan oleh adanya penurunan persentase responden perempuan lapisan bawah, menengah dan atas yang mengalami marginalisasi tipe 1. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tidak terjadi marginalisasi tipe 1 pada lapisan bawah, menengah dan atas dalam industrialisasi pedesaan. Apabila dianalisis hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 1, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Tidak terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 1 di desa pertanian, 2) Tidak terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 1 di desa industri, dan 3) Dalam industrialisasi pedesaan, tetap tidak terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 1.

Marginalisasi tipe 2 dalam industrialisasi pedesaan dialami oleh perempuan lapisan bawah, sedangkan perempuan lapisan menengah dan atas tidak mengalami. Hal ini dikarenakan perempuan lapisan bawah memiliki status pekerjaan yang rendah, yaitu sebagai buruh dengan curahan waktu kerja yang tinggi, yaitu delapan jam sehari dengan

enam hari kerja dalam seminggu, tunjangan yang rendah karena secara umum responden yang bekerja di industri garmen adalah karyawan kontrak dengan tunjangan yang lebih rendah dari karyawan tetap, serta imbalan yang rendah. Industrialisasi pedesaan memberikan perubahan kondisi yang lebih baik bagi responden perempuan. perubahan tersebut ditunjukkan oleh penurunan persentase responden perempuan lapisan bawah, menengah, dan atas. Akan tetapi, meskipun mengalami penurunan persentase, perempuan pada lapisan bawah dikatakan mengalami marginalisasi tipe 2 dengan persentase 66.7 persen. Apabila dianalisis hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 2, maka diketahui bahwa: 1) Tidak terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 2 di desa pertanian, 2) Terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 2 di desa industri, dan 3) Industrialisasi pedesaan menciptakan hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 2.

Terjadi feminisasi sektor produktif dan segregasi berdasarkan jenis kelamin yang dialami oleh perempuan lapisan bawah, menengah, dan atas dalam industrialisasi pedesaan. Hal tersebut terlihat dari banyaknya selisih antara laki-laki dan perempuan yang bekerja pada jenis pekerjaan yang tertentu. Apabila dianalisis hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 3, maka dapat diketahui bahwa: 1) Terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi perempuan tipe 3 di desa pertanian, 2) Tidak terdapat hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 3 di desa industri, dan 3) Industrialisasi pedesaan telah menghilangkan hubungan antara lapisan sosial dengan marginalisasi tipe 3

Industrialisasi pedesaan juga telah membawa perubahan kondisi yang lebih baik bagi rumahtangga laki-laki dan perempuan pada lapisan bawah. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan ratio rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan yang memiliki pendapatan rendah sebesar 1.05. Ketimpangan ekonomi yang dialami kedua jenis rumahtangga pada desa pertanian (yang ditunjukkan oleh ratio sebesar 1.8), tidak dirasakan oleh kedua jenis rumahtangga pada desa industri (yang ditunjukkan oleh ratio 0.75). Akan tetapi, perbaikan kondisi yang dialami oleh rumahtangga lapisan bawah tersebut tidak dirasakan oleh rumahtangga lapisan menengah. Industrialisasi pedesaan menyebabkan pelebaran ketimpangan ekonomi antara rumahtangga laki-laki dan rumahtangga perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan ratio rumahtangga yang memiliki pendapatan rendah sebesar 0.2, sehingga ratio rumahtangga yang

memiliki pendapatan rendah menjadi 1.3 (lebih dari 1.25). Selain itu, industrialisasi pedesaan juga membawa perbaikan kondisi bagi rumahtangga lapisan atas. Hal ini ditunjukkan oleh penurunan ratio rumahtangga yang memiliki pedapatan rendah sebesar 0.33. Penurunan tersebut dikarenakan tidak terdapat rumahtangga lapisan yang memiliki pendapatan rendah pada desa industri.

BAB VII

Dokumen terkait