• Tidak ada hasil yang ditemukan

Di dalam ritual ngalap berkah di Gunung Kemukus, ada beberapa elemen di dalam masyarakat menyediakan diri untuk mendukung para peziarah menjalankan ritualnya. Dalam bahasa pariwisata ziarah, elemen tersebut dikenal sebagai pelengkap ritual. Adapun beberapa pelengkap ritual di Gunung Kemukus adalah:

1. Pekerja Seks Komersial

Kemashuran yang disebabkan erotisme di Gunung Kemukus terus meningkat pada tahun 1980-an, seiring dengan dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Sragen melalui Dinas Pariwisata yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata ziarah. Ritual ngalap berkah yang sebelumnya, kepengurusannya dipegang oleh penduduk Desa setempat, kemudian diambil alih oleh Dinas Pariwisata. Akibatnya, kegiatan ngalap berkah mengalami komodifikasi. Ekspansi pasar pariwisata dan prostitusi menyebabkan kegiatan ritual ngalap berkah yang sebelumnya merupakan bagian dari ekspresi keberagaman asketisme Islam Jawa tersebut, kemudian cenderung dengan semakin mengkukuhkan

26 Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan para peziarah pada ritual suronan tahun 2016 dan 2017.

penyimpangan mitos tentang ”ritual seks” sebagai bagian dari tirakat ngalap berkah.

Banyak di antara Pelaku Seks Komersial (PSK) yang telah mulai melaksanakan profesinya tersebut sejak tahun 1980an atau sejak tahun 1990-an, karena motivasi berupa desakan ekonomi, sehingga sebagian dari mereka kemudian menetap dan tinggal sebagai penduduk tetap di Desa Pendem, yang semula mereka adalah berasal dari penduduk pendatang, yang kemudian ada peluang dari segi ekonomi, sehingga membuat mereka menetap di Desa Pendem. Perkembangan kegiatan ritual seks telah ada sejak lama. Perkembangan tentang kegiatan prostitusi secara terbuka baru terjadi mulai awal tahun 1980-an. Perkembangan prosititusi itu tidak semata tentang ritual seks yang menjadi persyaratan ngalap berkah, melainkan juga didorong oleh pariwisata yang telah dikembangkan sejak tahun 1980-an.27

Di dapati setiap hari pasaran (kalender jawa) yaitu malam Jumat Pon dan malam Jumat Kliwon, para PSK berbondong-bondong ke Gunung Kemukus untuk menjajakan “barang dagangannya” di tengah para pengunjung. Beragam cara digunakan untuk menarik perhatian dari para pengunjung, supaya “jasa” mereka digunakan sebagai “penyempurna” ritualnya. Tak pelak, para pengunjungpun sedikit banyak tergoda untuk “memakai jasa” mereka guna melengkapi ritual yang dipanjatkan kepada junjungannya.

2. Penyedia Kamar

Sejak tahun 1990-an, geliat seks yang meningkat mulai difasilitasi oleh para pemilik modal. Berdasarkan

27Jurnal Nasional: Moh Soedha, 2013, Komodifikasi Asketisme Islam Jawa: Ekspansi Pasar Pariwisata dan Prostitusi di Balik Tradisi Ziarah di Gunung Kemukus

penuturan warga setempat, banyak orang yang berduit mulai menyewa rumah di dekat makam untuk direnovasi dan dibangun bilik-bilik di dalamnya.28 Bilik-bilik tersebut kemudian disewakan oleh para peziarah untuk dapat bermesraan dengan pasangannya. Rata-rata bilik yang disewakan berukuran 1,5 meter x 2 meter. Untuk tarif sewanya bervariasi bergantung dengan fasilitas bilik yang disediakan. Bilik yang terbuat dari papan/triplek disewakan dengan harga lima puluh ribu per malam. Untuk bilik yang terbuat dari batu bata dan dilengkapi dengan kipas angin disewakan dengan harga seratus ribu rupiah per malam.

Pada hari pasaran ritual, para penyedia kamar kebanjiran order. Banyak dari peziarah menyewa kamar, maupun disewa oleh para PSK. PSK yang menjajakan diri di area makam, biasanya mereka sudah menyewa ataupun bekerjasama dengan penyedia kamar terlebih dahulu, sehingga ketika mereka sudah mendapatkan pelanggan, sudah ada tempat yang siap untuk dipakainya bersama pasangannya. Penyedia kamar ini yang menjadi pelengkap ritual para peziarah yang mempercayai bahwa ritual dapat sempurna dengan berhubungan seks bersama pasangan yang bukan muhrimnya.

3. Pedagang

Pedagang merupakan salah satu pelengkap ritual yang sangat membantu para peziarah dalam melakukan ritualnya. Ada banyak pedagang yang menjajakan dagangannya untuk membantu para peziarah. Di mulai dari pedagang bunga, yang membantu untuk ritual ngalap

berkah. Pedagang makanan membantu para peziarah

28 Wawancara dengan Jn, warga dusun Gunung Sari desa Pendem, di Warung kopi di Gunung Kemukus, 21 Maret 2017, 21.30 WIB.

untuk mencukupkan kebutuhan jasmaninya. Para pedagang berasal dari masyarakat sekitar yang melihat peluang dengan berdatangannya peziarah ke tempat mereka. Pedagang yang ada di Gunung Kemukus hanya berjualan pada malam Jumat Pon, Malam Jumat Kliwon dan Malam Satu Suro saja. Di luar hari-hari tersebut, mereka kembali ke profesinya sebagai petani dan pencari ikan.

4. Tukang Ramal

Pada hari pasaran ritual di Gunung Kemukus, ada beberapa tukang ramal berpraktek di pelataran Makam Pangeran Samudro. Tukang ramal dengan beragam atraksinya menawarkan meramal masa depan, jodoh, nasib sampai dengan meramal kesehatan. Tukang ramal yang datang sangat bervariasi dalam metode meramalnya. Ada yang menggunakan kartu, membaca telapak tangan, air dalam botol sampai dengan membaca aura tubuh. Dalam praktek semalam, rerata tukang ramal dikunjungi 20 – 30 orang. Namun, banyak para peziarah yang menonton tukang ramal sembari menghabiskan malam seusai menjalankan ritual. Keberadaan tukang ramal membantu peziarah sebagai sarana hiburan dan sarana membaca serta mempersiapkan masa depan bagi yang percaya hasil ramalannya. Dengan adanya tukang ramal, variasi pertunjukkan di malam ritual semakin menarik para peziarah yang datang berkunjung di Gunung Kemukus.

5. Tukang Pijit Tradisional

Di pelataran makam Pangeran Samudro terdapat lapak-lapak yang dibuka oleh para tukang pijit. Lapak yang dibuka sangat sederhana hanya beralas tikar dan kain sarung untk menganti celana dari pasiennya. Dengan

modal minyak urut para pemijit membuka lapaknya untuk pasien. Pasien pijit berasal dari para peziarah yang sudah terlalu letih seusai perjalanan jauh dan menjalankan ritualnya. Tarif untuk sekali pijit berkisar antara 40–60 ribu rupiah, bergantung dengan tawar menawar antara pasien dengan pemijit. Adanya tukang pijit memberikan keuntungan para peziarah untuk dapat mengembalikan kebugaran badannya seusai ritual.

G. Konflik di Gunung Kemukus tahun 2014

Dokumen terkait