Pemasangan mesin traksi mencakup pemasangan batang profil baja pendukung mesin, peletakan mesin pada posisinya dan penyetelan posisi roda penyimpang, jika posisi bobot imbang berubah oleh sebab keadaan lapangan.
1. a. Batang profil baja pendukung (machine supporting beams) dapat dipasang
diatas permukaan lantai kamar mesin, jika beton lantai tersebut telah terlanjur dicor. Jika lantai beton belum dicor, batang profil dipasang lebih dulu pada posisi dibagian bawah lantai. Hanya sebagian kecil termasuk
flens atas dari profil (INP) tersebut yang ikut masuk menjadi satu dengan
beton lantai. Lihat gambar .
b. Posisi dan jarak-jarak batang profil baja harus sesuai dengan gambar tata letak peralatan kamar mesin. Prosedur pemasangan sebagai berikut:
Pasang lebih dulu satu batang sebagai patokan (king beam) bagi dua batang (batang-batang) lainnya. Pastikan dengan perhitungan, jarak-jarak as tengah batang terhadap titik berat kereta, atau garis sumbu rel kereta, sesuai gambar. Gunakan tali lood (plumbline). Cermatkan posisinya sampai tali lood tenang (tidak goyang), jatuh tepat digaris as atau titik pusat berat (central of gravity). Gunakan shim untuk menyetel kerataan, kemudian matikan (dilas) ke struktur bangunan. Ikuti pemasangan batang-batang lain merujuk pada posisi batang king beam tadi.
c. Ujung batang duduk pada balok struktur bangunan dengan dilandasi oleh plat baja (bed plates). Hal ini untuk mengurangi tekanan terhadap struktur bangunan sebelum dilakukan pengecoran beton lantai, dipasang pocket atau pipa-pipa pada posisi lubang-lubang tempat lalu, tali tarik, tali governor, selector tape dan kabel riser (raceways) yang berasal dari ruang luncur.
d. Sebagai patokan tinggi batang baja dari profil INP minimal satu per sepuluh (1/10) dari jarak bentangannya, untuk mencegah lendutan dan getaran. Contoh : Jika jarak bentangan balok dari muka ke belakang 2,0 meter, maka gunakan profil INP 20.
Tindakan hati-hati :
Saat penanganan dan penempatan batang-batang baja pendukung, senantiasa mengandung resiko batang tersebut terjatuh. Oleh karena itu ruang luncur harus dikosongkan dan hentikan semua kegiatan sementara waktu.
2. a. Penempatan Mesin (machine setting)
Setelah umur beton lantai mencapai 10 hari, dimulai pelaksanaan penempatan mesin, didudukan pada posisinya, sesuai gambar tata letak. Yang dimaksud dengan mesin disini ialah termasuk kesatuan dengan motor listrik penggerak, tabung rem, dan roda-penyimpang (deflector sheave), duduk pada satu bed-plate yang kokoh. Alignment atas poros (shaft) motor mesin sudah di set dipabrik.
b. Posisi roda penyimpangan (deflector sheave) harus disetel dilapangan, menyesuaikan posisi bobot imbang, agar tepat vertikal plumb (lood) dengan titik beratnya.
Gunakan tali lood (plumb line) untuk memastikan posisi roda puli, siku terhadap garis sumbu rel, dan ujung keluar tali baja dan puli tepat vertikal plumb dengan titik berat kereta. Jika tidak digunakan roda penyimpang, maka ujung lain dari puli harus tepat vertikal diatas titik berat bobot imbang (Diameter puli sama dengan jarak antara garis-garis sumbu kedua pasang rel).
Jika diameter puli lebih kecil dari pada jarak garis-garis sumbu kedua pasang rel (rel kereta dan rel bobot imbang), maka terjadi “off set” antara kedua titik berat beban terhadap garis tarikan tali baja. Lihat gambar 10.2.
Gambar 10.1.
Pengaturan pendukung mesin dipasang dibawah lantai beton
Gambar 10.2.
Pengaturan baja pendukung mesin dipasang diatas lantai beton
(1. Motor, 2. Bed plate mesin, 3. Kanal penguat bed plate, 4. Karet peredam, 5. Baja pendukung mesin, 6. Puli penarik, 7. Tali baja, 8. kanal penguat bed plate, 9. Roda
penyimpang, c.g. central of gravity kereta & bobot imbang (2 garis sumbu rel) dimensi ada di layout)
c. Off set diperkenankan maksimal 1 : 20. Contoh :
Diameter puli 600 mm. Jarak sumbu rel kereta ke rel bobot imbang = 800 mm, selisih 200 mm, atau masing-masing tali off set 100 mm. Saat kereta berhenti dilantai teratas, panjang tali penggantung antara roda puli dan soket di sling kereta = 4200 mm, maka off set = 100 : 4200 = 1: 42 lebih kecil dari ketentuan maksimal 1 : 20. Off set sebaiknya dihindari karena mengurangi efisiensi motor (walaupun kecil) dan terutama karena mempercepat keausan sepatu luncur dari kereta dan bobot imbang.
d. Gunakan takel (chain block) atau hoisting beam dengan troli angkat, dan dongkrak (jack) untuk meringankan pekerjaan, saat mengangkat / memindahkan mesin.
Gunakan shim pada bagian bawah bantalan karet peredam, agar mesin duduk horisontal (waterpas). Bantalan karet peredam harus dipasang minimal berjumlah 4 buah, pada sudut bedplate. Jika digunakan
deflector sheave, maka perlu dipasang satu lagi bantalan karet dengan kick-plate untuk menahan gaya reaksi horisontal. Lihat gambar
Tindakan hati-hati
Demi keselamatan, periksa alat-alat pengangkat seperti takel (chain
block), hoist, dongkrak (jack) besi kait / beam pada atap dak kamar
mesin, agar yakin berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika ragu-ragu atas kekuatan besi kait yang disediakan oleh kontraktor utama, mintakan nasehat atau konfirmasi tertulis kepada CM, Kenyataan besi kait dapat patah saat mengangkat mesin, mengakibatkan kecelakaan.
Gambar 10.3.
Tidak digunakan roda penyimpang menyebabkan terjadi “off set” terhadap tali baja terhadap vertical off set maksimal 1 : 20
BAB XI
PENGAWATAN (FIELD WIRING)
1. Instalasi kawat / kabel listrik adalah bagian dari instalasi lift keseluruhan. Istilah “field-wiring” mempunyai arti luas, yaitu seluruh pekerjaan sistem kelistrikan yang harus dipasang oleh teknisi lapangan termasuk kanal-saluran kabel (troughing, trunking atau ductwork, konektor, pulboks,
junction boks, braket, sadel, klem, pipa-pipa dan flexible (piable) conduit.
Pekerjaan pemasangan instalasi kawat listrik dibagi menjadi sebagai berikut :
a. Pengawatan di kamar mesin
b. Pengawatan di ruang luncur (raceways) c. Instalasi kabel lari (travelling cables)
d. Pemasangan tombol-tombol sinyal dan indikator posisi (fixtures) e. Kabel tenaga dan MCB
Instalasi pengawatan tersebut bermuara pada controller, interkoneksi sesuai dengan daftar panduan dari pabrik dan gambar straight wiring
diagram. Pemasangan harus mengikuti peraturan yang berlaku termasuk
PUIL.
2. Aturan Umum
a. Pipa saluran kawat (konduit) sedapat mungkin lurus, minimal sepanjang 4,0 m. Tiap-tiap jarak tersebut dipasang kotak inspeksi.
b. Tekukan konduit sebaiknya dua kali saja, dalam satu batas jarak kotak inspeksi.
c. Tekukan siku hanya pada ujung kawat keluar, dan/atau masuk kotak saklar.
d. Saluran lemas (flexible conduit) hanya untuk ujung akhir, dimana kawat listrik disambung ke alat / aparatus atau lokasinya yang sulit dijangkau atau selalu bergetar atau perlu penyetelan.
e. Saluran kanal (trunking troughing) lebih baik digunakan untuk sejumlah kawat atau kabel dari pada menggunakan beberapa saluran pipa atau konduit. Konduit menghubungkan saluran kanal dengan bagian alat, dengan sambungan konektor khusus.
f. Konektor berupa locknut sehingga hubungan konduit dan kanal kencang.
g. Braket digunakan untuk memasang saluran kanal pada dinding. Sadel digunakan untuk memasang konduit pada jarak-jarak tertentu.
h. Kapasitas kanal dan konduit harus longgar minimal 40% (60% untuk menampung luas penampang kabel). Lihat tabel kabel PVC dengan ukuran konduit yang sesuai.
TABEL 11.1: Kapasitas Pipa saluran listrik (konduit)
Ukuran Kabel Ukuran diameter konduit (cm)
Total Jumlah kawat 2,0 2,5 3,2 3,8 5,1 penampu ng (mm2) diameter (mm)
Jumlah kabel yang diizinkan Instalasi dengan PVC 1,0 1 - 1.13 12 19 33 - - 1,5 1 - 1.38 10 17 31 - - 7 - 0.5 10 16 28 - - 2,5 1 - 1.78 8 13 24 - - 4 7 - 0.85 5 9 16 - - 6 7 - 1.04 4 7 12 - - 10 7 - 1.35 2 4 7 - - 16 7 - 1.70 - 3 5 8 15 25 7 - 2.14 - 2 3 5 10
Tindakan hati - hati
a. Yakinkan kabel-kabel dalam kanal dan konduit lurus tidak gelombang atau keriting.
b. Gunakan pelumas pada saat kawat menekuk dalam konduit siku atau
elbow.
c. Gulungan kabel panjang (reel) harus dilengkapi rem, pada waktu menarik kebutuhan kabel. Begitu kabel ditarik dari rel, langsung ditandai kode.
d. Sekrup harus menghadap keluar dari kanal, sehingga tidak mengganggu jalannya penarikan kabel.
3. Persiapan
Sebelum mulai pekerjaan, pelajari gambar yang disediakan oleh produsen, yaitu :
a. Diagram garis tunggal (straight wiring diagram).
b. Diagram susunan pengkabelan (wiring arrangement drawing).
Pelajari keadaan ruang luncur dan kamar mesin. Buat gambar ke-3 yaitu perencanaan lokasi larinya kanal sepanjang ruang luncur (raceways), juga konduit junction box, dan sebagainya. Sebaiknya persiapkan material yang diperlukan berlebih 10% sebagai cadangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan ducting dan konduit, gantungkan kabel yang diperlukan dari lantai teratas, terurai sampai bawah untuk membebaskan kabel (juga travelling cable) dari lekukan-lekukan akibat penyimpanan terlalu lama. Berkas kabel diikat dengan cable ties dibeberapa tempat (tiap-tiap jarak + 2,5 cm) dan diikatkan agar kabel tidak tegang. Semua kawat punya nomor kode, memudahkan penyambungan pada terminal di controller.
4. Penyambungan
Kabel kontrol dari kereta bermuara di junction box (dibawah landas atau diatas atap kereta) disambung dengan travelling cable dan lari ke junction
box. Kemudian dari junction box disambung ke terminal di kontroler.
Hubungkan kabel antara kontroler dengan motor mesin tarik. Hubungkan kabel antara kontroler dengan governor. Hubungkan kabel antara kontroler dengan tombol-tombol, indikator, sinyal dan kontak-kontak pintu (raceway
connection).
Pasang kabel tenaga antara kontroler dengan panel distribusi MCB. Lihat daftar besaran arus (ampere) saat beban penuh sebagai patokan ukuran penampung kawat.
Catatan :
Kanal saluran kawat dikamar mesin sebaiknya ditanam dibawah permukaan lantai, sehingga tutup kanal sama rata dengan permukaan lantai.
Cara lain, jika lantai telah dicor, maka kanal dipasang diatas permukaan, yaitu sepanjang tepi-tepi dinding, untuk menghindari orang tersandung. Trunking arah vertikal dimulai dekat dengan aparatus sampai terminal box setinggi + 2,0 m, dan dilanjutkan dengan flexible conduit.
Daftar Besaran Sekering dan Transformotor untuk satu unit lift
Power Output Motor Lift (kW) Arus Listrik beban penuh keatas (A) Sekering Pemutus Arus (A)
Kapasitas Trafo (kVA) 3.7 4.5 5.5 7.5 9.5 11.0 13.0 15.0 18.5 22.0 13 16 20 25 33 37 44 50 54 59 30 30 30 30 50 50 50 75 75 75 7.5 9.1 11.0 13.7 15.5 17.3 21.7 22.4 23.3 27.5
Catatan : Jika jumlah unit lift lebih dari satu dalam group operation, maka besaran Ampere sekering dikalikan dengan jumlah lift kemudian dikalikan dengan angka probability berkisar 0.8 (2 unit) s/d 0.65 (8 unit).
Gambar 11.1.
Menarik Kabel keatas, kabel keluar dari bagian bawah gulungan cara lain, kabel diulur dari kamar mesin
Gambar 11.2.
Roda pengantung pintu (hanger roller) satu unit dengan roda excentric dibawah rel sebagai safety retainer, penahan pintu kemungkinan loncat ke
Gambar 11.3.
Door operator (motor penggerak pintu) satu daun pintu dilengkapi dengan tuas pengungkit (door vane atau cam) berfungsi membuka kunci kait