BAB II LANDASAN TEORI
B. ALAT PELINDUNG DIRI
Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh karyawan apabila berada pada suatu tempat kerja yang berbahaya. Definisi menurut organisasi buruh International Labour Office APD adalah suatu peralatan perlindungan perorangan sebagai garis pertahanan terakhir, peralatan ini dirancang untuk mencegah bahaya luar agar tidak mengenai tubuh pekerja. Habsari (2003) mengatakan bahwa APD adalah seperangkat alat yang digunakan karyawan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya kecelakaan kerja.
Menurut Shahab (1997) APD adalah alat yang digunakan seseorang dalam melakukan pekerjaan dengan maksud melindungi dirinya dari sumber bahaya tertentu, baik yang berasal dari pekerjaan dan lingkungan kerja, dan berguna dalam usaha mencegah atau mengurangi kemungkinan cedera atau sakit. Alat
xl
pelindung diri adalah alat yang dipergunakan untuk tujuan melindungi karyawan dari risiko cedera yang disebabkan oleh bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja.
APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha oleh karyawan. Kewajiban menggunakan APD itu sendiri telah disepakati oleh pemerintah melalui departemen tenaga kerja Republik Indonesia.
APD yang diberikan kepada karyawan juga harus memenuhi persyaratan. Menurut Suma’mur, APD yang baik adalah yang memenuhi persyaratan:
a. Enak dipakai,
b. Tidak mengganggu pekerjaan/kenyamanan, dan
c. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.
Persyaratan APD yang digunakan menurut Budiono (2006) perlu dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan yaitu:
a. Harus memberikan perlindungan yang tepat terhadap potensi bahaya yang ada,
b. APD seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa tidak nyaman berlebihan,
c. Bentuknya harus cukup menarik dan dapat dipakai secara fleksibel, d. Tahan untuk pemakaian yang lama, memenuhi standar yang telah ada
serta suku cadangnya mudah didapat, dan
e. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakaian yang dikarenakan bentuk dan bahannya yang tidak tepat atau karena penggunaan yang salah.
xli 2. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri Berikut beberapa alat perlindungan diri: a. Kacamata
Salah satu masalah tersulit dalam pencegahan kecelakaan adalah pencegahan kecelakaan yang menimpa mata. Jumlah kecelakaan demikian besar. Orang-orang yang tidak terbiasa dengan kacamata biasanya tidak memakai perlindungan tersebut dengan alasan mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan mengurangi kenikmatan kerja, sekalipun kacamata pelindung yang memenuhi persyaratan. Memiliki kacamata pelindung tidak cukup, tenaga kerja harus memakainya. Banyak upaya diselenggarakan ke arah pembinaan disiplin, atau melalui pendidikan dan penggairahan, agar tenaga kerja memakainya. Tenaga kerja yang berpandangan bahwa resiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan kemauan sendiri. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa bahaya itu kecil, mereka tidak akan mempergunakannya.
Kesukaran ini dapat di atas dengan berbagai cara. Pada beberapa perusahaan, tempat-tempat kerja dengan bahaya kecelakaan mata hanya boleh dimasuki jika kacamata pelindung digunakan. Sebagai akibatnya, pada tempat-tempat tersebut tenaga kerja selalu memakai kacamata pelindung selama jam kerja, dan siapa saja yang tidak menggunakan kacamata pelindung akan merasa paling asing dari tenaga kerja lainnya.
Kecelakaan mata berbeda-beda dan aneka jenis kacamata pelindung diperlukan. Misalnya, pekerjaan dengan kemungkinan adanya
xlii
resiko benda yang melayang memerlukan kacamata dengan lensa yang kokoh. Sedangkan untuk bagian pengelasan, diperlukan kacamata dengan lensa penyaring sinar yang tepat.
b. Sepatu Pengaman
Sepatu pengaman harus dapat melindungi tenaga kerja dari kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh beban-beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam lainnya yang mungkin terinjak, logam pijar, asam-asam dan sebagainya. Biasanya sepatu kulit yang buatannya kuat dan baik cukup memberikan perlindungan. Akan tetapi untuk kemungkinan tertimpa benda berat masih diperlukan sepatu dengan ujung tertutup baja dan lapisan baja di dalam solnya. Lapis baja di dalam sol perlu untuk melindungi tenaga kerja dari tusukan benda-benda runcing dan tajam khususnya pada pekerja bangunan.
Pekerja-pekerja lisrtik menggunakan sepatu pengaman jenis lainnya, yaitu sepatu non-konduktor—sepatu tanpa paku-paku logam. Tenaga kerja yang bekerja di tempat yang memungkin terjadinya ledakan menggunakan sepatu yang tidak menimbulkan ledakan api.
c. Sarung Tangan
Sarung tangan harus diberikan kepada tenaga kerja dengan pertimbangan akan bahaya-bahaya dan persyaratan yang diperlukan. Antara lain syaratnya adalah bebasnya bergerak jari dan tangan. Variasinya tergantung pada kecelakaan yang akan dicegah, misalnya seperti tusukan, sayatan, terkena benda panas, terkena bahan kimia,
xliii
terkena aliran listrik, terkena radiasi dan sebagainya. Hal yang perlu diingat bahwa ketika bekerja dengan mesin pengebor, mesin pengepres dan mesin-mesin lainnya yang dapat menyebabkan tertariknya sarung tangan adalah bahaya.
Jenis-Jenis Safety Glove:
i. Sarung tangan Metak Mesh
Sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga agar jari tidak terpotong.
ii. Sarung tangan kulit
Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan melindungi tangan dari permukaan kasar.
iii. Sarung tangan Vinyl dan neoprene
Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun iv. Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan vibrasi.
v. Sarung tangan Heat resistant Mencegah terkena panas dan api. vi. Sarung tangan karet
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik).
xliv
Melindungi tangan dari kuman dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk sekali pakai.
viii. Sarung tangan lead lined
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi. d. Topi Pengaman
Topi pengaman harus dipakai oleh tenaga kerja yang mungkin tertimpa di bagian kepala oleh benda jatuh atau melayang atau benda lainnya yang bergerak. Topi demikian harus cukup keras dan kokoh, tetapi tetap ringan. Bahan plastik dengan lapisan kain terbukti sangat cocok untuk keperluan ini.
e. Sekor
Sekor sangat baik untuk perlindungan terhadap bahan kimia, kemungkinan terkena panas, keadaan basah atau berminyak, tetapi tidak boleh digunakan di dekat mesin.
f. Pelindung Telinga
Telinga harus dilindungi, misalnya seperti dari loncatan api, percikan logam pijar, atau partikel-partikel yang melayang. Perlindungan terhadap kebisingan dilakukan dengan sumbat atau tutup telinga.
g. Pelindung Paru-paru
Paru-paru harus dilindungi saat udara tercemar atau ada kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara. Pencemaran-pencemaran mungkin berbentuk gas, uap logam, kabut, debu dan lain sebagainya. Kekurangan oksigen mungkin terjadi di tempat-tempat yang
xlv
pengudaraannya buruk seperti tangki atau gudang di bawah tanah. Pencemaran-pencemaran yang berbahaya mungkin beracun, korosif, atau menjadi sebab rangsangan. Pengaruh lainnya termasuk dalam upaya kesehatan kerja.
h. Fall Protection
Misalnya pakaian pengaman dan sabuk pengaman. i. Pelindung Wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah : i. Goggles
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses karena goggles terpasang dekat wajah. Karena goggles
mengitari area mata, maka goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan cairan, uap logam, uap, serbuk, debu, dan kabut.
ii. Face shield
Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan
sering digunakan pada operasi peleburan logam, percikan bahan kimia ,atau partikel yang melayang. Banyak face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan pemakaian hard hat. Walaupun face
shield melindungi wajah, tetapi face shield bukan pelindung mata
yang memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield.
xlvi
Jenis pelindung wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las). Topeng las memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield, Safety Glasses atau
Goggles harus dipakai saat menggunakan helm las.
iv. Masker wajah.
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau menyengat dan dari debu yang merugikan.
j. Alat-alat Perlindungan Diri Lainnya.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 14C UU Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970, pengusaha wajib menyediakan alat perlindungan diri secara cuma-cuma sesuai dengan sifat bahayanya.
xlvii
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan APD
Menurut Setyawati (2008), faktor yang mempengaruhi penggunaan APD antara lain: usia, pengalaman kerja, persepsi, lingkungan kerja, jam kerja, shift kerja, beban kerja, sifat pekerjaan, komunikasi, dan manajemen.
Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan APD adalah : 1. Faktor lingkungan kerja.
2. Beban kerja yang dirasakan saat bekerja.
3. Faktor pekerja, seperti pendidikan, masa kerja, sikap, pengetahuan, kenyamanan, usia.
4. Pengawasan. Perusahaan mengawasi karyawan dalam menggunakan APD. Adanya pemberian reward-punishment kepada karyawan, serta pujian kepada karyawan yang taat terhadap peraturan perusahaan.