• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hampir dapat dipastikan bahwa Al Qur'an semakin hari semakin dikenal oleh masyarakat luas umat manusia di dunia ini. Karena setiap orang yang menginginkan sesuatu dari Al Qur'an ini, maka tentu akan memperoleh apa yang ingin dicari. Seperti halnya bahasa, sejarah, sastra, hukum, budaya, sosial, politik, ilmu pengetahuan, ekonomi, rohani dan sebagainya.

Al Qur'an merupakan wahyu Allah SWT untuk manusia melalui Nabi akhir zaman, Muhammad saw adalah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Umat Islam diwajibkan mengimani keseluruh dari isi dan kandungan yang terdapat dalam Al Qur'an. Sikap memilih dan memilah dalam Al Qur'an adalah sikap yang tidak benar, karena sikap seperti itu membawa manfaat bagi yang melakukannya bahkan akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an

Lp

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada

siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS. A1 Baqarah : 85)6

1. Pemahaman ayat-ayat tarbiyah dalam A1 Qur'an a. Pengertian ayat-ayat tarbiyah

Ayat beberapa kalimat yang merupakan kesatuan maksud sebagai bagian dari bab dalam kitab suci atau Qur’an. Sedangkan tarbiyah adalah pendidikan.7 8

Jadi ayat-ayat tarbiyah adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang pendidikan. Seperti halnya pendidikan ekonomi, budaya, politik, dan lain sebagainya. Semua ini sudah termaktub dalam A1 Qur'an.

2. Pengertian A1 Qur'an

“Al Qur'an” menurut bahasa ialah : bacaan atau yang dibaca. A1 Qur'an adalah “mashdar” yang diartikan dengan arti isim maful, yaitu

o

magru: yang dibaca.

A1 Qur'an merupakan mashdar (kata benda) dari kata keija qoro'a Oy) yang bermakna talaa (;9J) keduanya berarti : membaca, atau bermakna

jama'a (mengumpulkan, mengoleksi). 9 Secara istilah A1 Quran kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya,

6Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tafsir A l Qur'anul M ajid An Nuur /, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000, him. 29.

Departemen Agama RI, op. cit.

8M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur'an/Tafsir, Bulan Bintane

Jakarta, 1954, him. 1. 6’

Muhammad saw, diawali dengan surat A1 Fatihah dan diakhiri dengan surat An Naas.10

Menuiut istilah A1 Qur'an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (muhjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as., dimulai dengan surat A1 Ftihah dan diakhiri dengan surat An Nash, dan ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya suatu ibadah. Defmisi di atas telah disepakati oleh para ulama dan ahli usul.

Sedangkan menurut istilah yang lain A1 Qur'an adalah firman Allah yang bersifat (berfungsi) mukjizat (sebagai bukti kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diterima kepada Nabi Muhammad, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang dinukil (diriwayatkan) dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang ibadah.11

Merujuk defmisi di atas, firman Allah yang diturunkan kepada Nabi atau Rasul selain Nabi Muhammad saw tidak dapat dinamakan A1 Qur'an, melainkan dengan nama-nama sendiri. Seperti kitab taurat kepada Nabi Musa as., kitab zabur diturunkan kepada Nabi Daud as., dan kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. Demikian pula firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah seperti hadits qudsi tidak pula dinamakan A1 Qur'an.

lohttp://www.alsofwah.or.id/?piIih=lihatquran&id=82,24Maret2006

Dari penjelasan di atas bahwa A1 Qur'an merupakan kitab bagi umat manusia, kitab yang memberikan petunjuk dan panutan bagi seluruh umat manusia tidak membedakan masa, tempat, generasi, daerah, suku, wama kulit, pejabat atau bukan pejabata, kaya/miskin, tua ataupun yang muda dan lain sebagainya.

Karena A1 Qur'an diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia agar tidak tersesat dalam menjalani ataupun mengurangi kehidupan ini, dan memberi kabar kepada manusia tentang perintah yang harus dikerjakan dan memberikan rambu larangan yang harus ditinggalkan, juga membedakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga kehidupan kita selamat dan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

A1 Qur'an juga memiliki berbagai nama, dan nama tersebut menjelaskaan fungsi dan kegunaannya, serta tidak satupun yang lepas dari sifat itu fungsi dan kegunaannya, hal ini bertujuan agar kita berkenan dengan penuh kesadaran untuk menerima dan menyimaknya.

Oleh karena itu merupakan hikmah dan karunia yang sangat besar, karena kita diperkenalkan oleh Allah dengan A1 Qur'an. Diantara nama- nama A1 Qur'an itu penulis menjelaskan beberapa nama diantaranya adalah sebagai berikut:

a. A1 Qur’an

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mayoritas ulama berpendapat bahwa A1 Qur'an dari kata “qurra” yang artinya bacaan

dan menjadi nama yan dikhususkan oleh Allah bagi kitab terakhir yang diturunkan.

Dinamai A1 Qur'an karena banyak A1 Qur'an di dalam kita hari ini, diantaranya:

Yasiin. Demi A1 Qur'an yang penuh hikmah b. A1 Kitab

A1 kitab adalah nama kedua A1 Qur'an yang paling menonjol dan paling banyak disebutkan dalam A1 Qur'an,diantaranya :

Alif Laam Miim. Kitab (A1 Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS. A1 Baqarah : 1-2)

Penamaan ini didasarkan bahwa ayat-ayat A1 Qur'an itu terhimpun dalam bentuk tulisan. Dengan begitu A1 Qur'an tetap teijaga dengan dua sarana yang praktis yaitu sarana bacaan dan sarana tulisan. c. Adz Dzikir

Di dalam ayat A1 Qur'an juga terdapat Adz Dzikir seperti ayat tersebut in i:

O^iU- Ai U, / i l l liy j - tl

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan A1 Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanva. (QS. A1 Hijr : 9)

Penamaan ini didasarkan kepada fungsinya sebagai peringatan, Adz Dzikir adalah suatu kemuliaan. Sebab ia mengingatkan manusia tetap konsisten dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan peringatan tersebut manusia akan senantiasa berada di jalan yang benar diridhoi oleh Allah SWT.

d. A1 Furqon

Kata A1 Furqan yang berarti pembeda juga terdapat dalam A1 Qur'an, diantaranya adalah :

\y 'Si o^ S '

Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (A1 Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,. (QS. A1 Furqon : 1)

Jadi A1 Qur'an disamping berfungsi sebagai peringatan juga bersfiingsi sebagai pembeda antara yang haq dengan yang bathil (benar dan salah).

3. Cara memahami A1 Qur'an

Memahami A1 Qur'an dengan pemahaman yang benar merupakan tujuan setiap muslim. Karena ini merupakan hasil dari kita berfikir dan merenungkan A1 Qur'an dan pada akhimya kita dapat mengamalkan hukum-hukum dengan keimanan, serta mendakwahkan A1 Qur'an ini dengan benar pula.

Hal yang paling penting untuk memahami A1 Qur'an dengan benar adalah harus terdiri dari pokok-pokok yang kuat dan kaidah-kaidah yang kuat pula, yang tercermin dalam beberapa langkah tertentu, prinsip yang

jelas dan batasan-batasan yang pasti, yang harus diperhatikan, dipelajari, dna diikuti, sehingga tujuan itu menjadi jelas bagi yang memahaminya.

Beberapa metode ideal dalam menafsirkan A1 Qur'an, yaitu : a. Menggabungkan antara riwayat dan dirayah (hasil ijtihad) b. Tafsir A1 Qur'an dengan A1 Qur’an

c. Tafsir A1 Qur'an dengan sunnah yang sahih d. Mempergunakan tafsir sahabat dan tabi’in e. Mengambil kemutlakan bahasa

f. Menjadikan A1 Qur'an sebagai rujukan utama dalam mencari pemahaman.12

Ini berarti bahwa dalam memahami A1 Qur'an kita harus berpedoman dengan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Dengan artian kita tidak boleh memahami A1 Qur'an semau kita sendiri, atau hanya berdasarkan dari kecerdasan kita.

Ahmad Syadali mengatakan bahwa r a ’yu (ijtihad/pendapat) sementara yang tidak disertai dengan bukti-bukti akan membawa penyimpangan terhadap kitabullah. Kebanyakan orang yang melakukan penafsiran dengan semangat demikian adalah ahli bid’ah penganut madzab batik13

12Yusuf A1 Qardhawi, Berinteraksi dengan A l Qur'an, Gema Insani Press, Jakarta, 1999, him. 309.

Disamping itu juga masih ada cara lain untuk memahami A1 Qur'an, yaitu dengan cara berinteraksi dan berhubungan dengan A1 Qur'an maka kitapun akan semakin dekat dan memahami A1 Qur'an.

Adapun cara-cara kita berinteraksi dengan A1 Qur'an sebagaimana keterangan di bawah in i:

a. Tilawah

Tilawah atau membaca A1 Qur'an merupakan salah satu langkah untuk memahami A1 Qur'an dengan baik, dengan membaca maka kita lebih mudah dan mengerti apa isi kandungan dalam A1 Qur'an dengan mengenai maksud dan kandungannya melalui jalan membaca dan mengartikannya.

b. TadabburAl Qur'an

Taddabur adalah salah satu cara untuk memahami A1 Qur'an. Taddabur mempunyai arti merenungi atau memikirkan (tafakur). Sedangkan secara istilah adalah penelaahan secara menyeluruh yang dapat mengantarkan seseorang kepada pemahaman yang optimal.

Jadi pengertian di atas merupakan usaha untuk memahami ayat A1 Qur'an yang sedang dibaca atau didengar dengan disertai kekhusukan hati dan anggota badan serta dibuktikan dengan amal perbuatan.

c. Mendengarkan A1 Qur'an

Mendengarkan ayat A1 Qur'an melalui bacaan orang lain juga merupakan salah satu cara, memahami A1 Qur'an. Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Asma Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah maka bertambah imannya”. (QS. A1 Anfal : 2).

d. Menghafal A1 Qur'an

Menghafalkan A1 Qur'an merupakan juga cara memahami A1 Qur'an agar hati, pikiran kita tidak kosong dari bagian ayat-ayat atau firman Allah.

e. Mengamalkan A1 Qur'an

Artinya bahwa kita harus melaksanakan ajaran-ajaran yang diperintahkan oleh A1 Qur'an dan meninggalkan segala larangannya. Sehingga setiap aktifitas kita selalu didasarkan pada A1 Qur'an.

4. Surah A1 Baqarah ayat 282

Surat A1 Baqarah merupakan surat yang paling panjang dalam kitab A1 Qur'an. Sedang yang terpendek adalah surat A1 Kautsar. Seluruh surat A1 Baqarah ini turun di Madinah, kecuali ayat 281 yang turun di Mina ketika Nabi Muhammad sedang menjalankan hujjatur wada’ (haji penutup)

Surah ini dinamakan surah A1 Bararah, karena di dalamnya termuat peristiwa pembunuhan yang teijadi di kalangan Bani Israil pada masa Nabi

Musa. Untuk menyingkap tabir pembunuhan yang semula gelap, Allah memerintahkan Bani Israil menyembelih seekor lembu (sapi) betina (A1 Baqarah), lembu adalah hewan piaraan yang pemah dipuja oleh Bani Israil.14 5. As Babul Nuzul Surah A1 Baqarah ayat 282

Menurut bahasa sebab al nuzul berarti turunnya ayat-ayat A1 Qur'an. Secara istilah adalah ayat yang menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertanyaan tertentu.15 Istilah yang lain adalah suatu yang dengan sebabnya turun suatu ayat yang mengandung sebab itu, antara memberi jawaban terhadap sebab itu, atau menerangkan hukumnya pada masa teijadinya sebab tersebut.

Sebab turun surah Al Baqarah 282 ini adalah pada waktu Rasulullah saw datang ke Madinah pertama kali orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya dalam waktu satu, dua atau tiga tahun. Oleh sebab itu Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa menyewakan (mengubangkan) sesuatu hendaklah dengan timbangan atau ukuran yang tertentu dan dalam jangka waktu yang tertentu pula. Sehubungan dengan itu Allah SWT menurunkan ayat ke 282 sebagai perintah apabila mereka utang piutang maupun mu’amalah dalam jangka waktu tertentu hendaklah ditulis peijanjian dan mendatangkan saksi. Hal mana untuk menjaga terjadinya sengketa pada waktu-waktu yang akan datang.16

'“Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, op. cit., him. 29. I5H. Ahmad Syadali, dkk., op. cit., him. 90.

Surah ini dinamakan surah A1 Bararah, karena di dalamnya termuat peristiwa pembunuhan yang teijadi di kalangan Bani Israil pada masa Nabi Musa, untuk menyingkap tabir pembunuhan yang semula gelap, Allah memerintahkan Bani Israil menyembelih seekor lembu (sapi) betina (A1 Baqarah), lembu adalah hewan piaraan yang pemah dipuja oleh Bani Israil.17

6. Kegunaan Surah A1 Baqarah ayat 282 a. Sebagai kaidah dalam berwirausaha

Kaidah ialah persoalan-persoalan umum yang semua unsumya mengandung hukum-hukum bagi bagian-bagian persoalan yang banyak.

Allah telah memerintahkan kepada kita untuk meninggalkan riba. Perintah ini adalah suatu hukum, bahwa meninggalkan riba itu adalah wajib. Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya... (QS. A1 Baqarah : 282)

Dalam surah yang sama menjelaskan

...dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari utangnya... (QS. A1 Baqarah : 282)

Di sini Allah melarang kita mengurangi sesuatu pada penghitungan. Ini berarti bahwa mengurangi hak orang lain itu dilarang. Begitu juga halnya dengan firman Allah

...dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar... (QS. A1 Baqarah : 282)18

b. Sebagai kaidah Pembukuan

Kaidah ini menghendaki pembukuan semua aktivitas ekonomi keuangan dan surat-surat yang berdasarkan dokumen-dokumen yang mencakup segi bentuk dan isi secara keseluruhan. Dalam fiqih Islam, bentuk ini disebut pencatatan dengan kesaksian.

Kaidan ini didasarkan pada ayat A1 Qur'an, yaitu firman Allah

Juga pada ayat yang sama

[X AX * SjijJl]

••

Ayat ini menekankan pada fiingsi aspek legalitas religi dari kesaksiand alam mencatatan ulang dan piutang. Karenanya, seorang saksi tidak boleh terlambat atau enggan jika dipanggil untuk memberikan kesaksian karena itu akan menyebabkan mudharat dan kerugian terhadap hak-hak orang lain.

18 •

Husein Syaharah, Pokok-pokok Pikiran Akuntansi Islam, Akbar, Jakarta, 2001, him. 63.

* * «•

j l L

a

I

j

^ -1 j l j-- a j- ^ j Cr*6^*lr*'j

I

j

PO \^l

i

^ I

j

'ilj I

a

-&\*X>-\

j ) ' X - 2

\

a

J^1

j

^-1

••

... dan (untuk itu) hadirkanlah dua orang saksi dari orang lelaki diantara kamu. Jika tidak ada dua orang lelaki, maka bolehlah seorang lelaki dan dua perempuan dari saksi-saksi yang kamu setujui. Jika salah seorang dari dua perempuan itu lupa maka dapatlah salah seorang diantaranya (yang tidak lupa) mengingatkan yang lain. Janganlah skasi-saksi itu enggan memberikan keterangan, apabila mereka dipanggil (misalnya oleh pengadilan) untuk menjadi saksi... (A1 Baqarah : 282)

C. Pengaruh Bahasa Arab terhadap Pemahaman Ayat-ayat Tarbiyah dalam A1 Q ur'an Surah A1 Baqarah ayat 282

Sebelum Islam datang, bangsa Arab mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan bangsa lain. Diantara kelebihan-kelebihan tersebut yaitu dari segi bahasa. Banyak tokoh-tokoh dari bangsa Arab menguasai sastra Arab, bahkan sebagian dari mereka sangat ahli syair dan sastra akan menjadi kebanggan bagi diri mereka sendiri. Singkat kata bahasa Arab pada era ataupun waktu mencapai puncak kejayaan baik dari sastra atau yang lainnya.

A1 Qur'an dis^mping sebagai kitab suci mulia, juga merupakan mu’jizat bagi Rasulullah saw. ini juga merupakan perbedaan dengan kita yang lain. Mu’jizat merupakqn sesuatu yang luar biasa yang manusia tidak mampu menandinginya. Di antaj-a mu’jizat itu terletak dari segi bahasa, baik berupa susunan kata maupun gaya bahasa yang dipakainya. Maka dari itu tidak ada

satu manusia pun yang sanggup menandingi A1 Qur'an atau membuat sesuatu yang serupa dengan A1 Qur'an.

Oleh karena itu orang yang tidak mengerti atau yang menguasai bahasa Arab, akan sulit untuk menemukan kemu’jizatan A1 Qur'an. Sebab keindahan bahasa A1 Qur'an dan mutunya tidak dapat dipahami kalau ia tiak mengerti dan memahami ahli syair pada waktu itu, sehingga banyak dari tokoh ahli bahasa masuk agama Islam karena mendengarkan bacaan Al Qur'an.

Dengan penjelasan di atas berarti kemampuan dalam menguasai bahasa Arab sangatlah besar dalam memahami isi kandungan dalam Al Qur'an. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa dengan menguasai bahasa Arab merupakan langkah yang pasti untuk mengerti isi kandungan dalam Al Qur'an, surah Al Baqarah merupakan salah satu surah yang ada dalam Al Qur'an, yang mempunyai makna yang lebih untuk kita pahami, seperti halnya pada ayat 282 yang merupakan ayat terpanjang dalam Al Qur'an yang menjadi satu acuan dalam kita berwirausaha, kitapun akan sulit memahaminya kalau tidak menguasai bahasa Arab. Mustahil orang mengerti dan memahami Al Qur'an sedang ia tidak mengerti atau menguasai bahasa Arab.

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gamharan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai STAIN Salatiga, maka penulis paparkan sebagai berikut:

1. Tinjauan Historis a. Pendirian

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang saat ini boleh jadi suatu suatu kebanggan bagi umat muslim di kota Salatiga sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Islam di kota tersebut temyata melewati sejarah yang panjang. Keinginan dan cita-cita serta harapan umat muslim Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam diwujudkan dengan didirikannya Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdatul Ulama” di Salatiga. Hal itulah yang menjadi suatu pilar dasar berdirinya STAIN Salatiga yang turut serta memantapkan keberadaan kota Salatiga sebagai kota pel ajar.

Berdirinya FIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama'’ tersebut masih cukup banyak membutuhkan pembenahan atau perbaikan. Prioritas yang paling diutamakan adalah pembenahan yang mengacu pada proses alih status menjadi lembaga pendidikan negeri, sehingga dalam rentah waktu kurang setahun,

lembaga ini diubah menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud dari perubahan tersebut agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah Semarang.

Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan untuk di negerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh tim peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhimya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan pada IAIN Walisongo. Keputusan ini didasarkan pada surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1961.1

Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapat status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.

b. Bergabung dengan IAIN Walisongo

Fakultas Tarbiyah yang telah menyandang status negeri dan menjadi cabang dari IAIN Walisongo temyata masih banyak menyimpan berbagai kekurangan dan kondisi yang cukup memprihatinkan dari tenaga pengajar maupun kepegawaian. Animo

'Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga Tahun Akademik 2005/2006, him. 2-3

masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di lembaga tersebut yang masih sangat rendah, serta sarana dan prasarana yang sangat terbatas rupanya menjadi salah satu faktor yang membuat Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga tidak mampu sejajar dengan perguruan tinggi yang lain.

Perlu diketahui bahwa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga belum memiliki lahan kampus sendiri. Namun masih menempati gedung milik Yayasan Pesantren Luhur yang berlokasi di jalan Diponegoro 64 Salatiga. Hal itu yang menjadi salah satu fakta bahwa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga masih dalam kondisi yang memprihatinkan, hingga pada akhimya para pengelola termotivasi untuk memiliki lahan yang nantinya digunakan sebagai lokasi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.

Tanpa disadari oleh seluruh Pengelola Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, temyata salah seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) telah lama menaruh perhatian terhadap kondisi lembaga tersebut, hingga beliau terketuk untuk menawarkan tanah pekarangan beserta bangunannya dengan areal tanah seluas 0,75 ha kepada pengelola fakultas.

Sebagai realisasi terhadap orientasi fakultas untuk memiliki lahan kampus sendiri, dan juga untuk menjawab maksud baik dari H. Asrori Arif, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga (Drs. Ahmadi) akhimya membuat surat usulan tentang maksud pembelian tanah kepada Departemen Agama dan atas perhatian H. Alamsyah

Ratu Prawira Negara (menteri agama RI) maka usulan tersebut dikabulkan.

Berdasarkan pada surat Dirjen Binbaga Islam II/Dag/BI/2828 tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah sebagaimana yang ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama bapak Muhammad Natsir (selaku ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga/

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga yang semula berlokasi di jalan Diponegoro 64 Salatiga, pada tahun 1982 akhimya pindah di jalan Caranggito 2 yang sekarang berubah menjadi Tentara Pelajar No. 2. Kepindahan lembaga di lokasi kampus yang barn menempati lokasi yang sangat kondusif sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

c. Alih Status menjadi STAIN

Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984 sudah diberikan kewenangan menyelenggarakan program pendidikan strata satu (SI) dengan sistem SKS. Sebelumnya lembaga ini hanya menyelenggarakan Program Pendidikan Saijana Muda.

Disamping itu secara Yuridis juga semakin kokoh dengan

Dokumen terkait