• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemahaman konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting dalam membantu murid memahami konsep utama dalam suatu subjek, bahkan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Dalam banyak kasus, pemahaman konsep akan berkembang apabila guru dapat membantu murid mengekplorasi topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik suatu konsep.

a. Pengertian Konsep

Konsep adalah kategori-kategori yang mengelompokan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan property umum.28 Konsep juga di definisikan elemen dari kognisi yang membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.29

28

Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 352

29

Suatu konsep didefinisikan oleh Hulse, sebagai sekumpulan atau seperangkat sifat yang di hubungkan oleh aturan-aturan tertentu.30 Solso juga mendefinisikan bahwa konsep menunjuk pada sifat-sifat umum yang menonjol dari satu objek atau ide.31

Suatu konsep dapat di bentuk melalui gambar visual dan kata bermakna atau sematik. Konsep juga membantu proses mengingat, membuatnya lebih efisien.

b. Proses Pembentukan Konsep

Yang dimaksud dengan pembentukan konsep adalah suatu proses pengelompokan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa atau ide yang serupa yang dimilikinya ke dalam suatu kategori32 Dalam sejumlah hal, guru bisa membantu murid untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif. Proses pembentukan konsep adalah sebagai berikut:

1) Mempelajari ciri-ciri konsep

Aspek penting dari pembentukan atau formasi konsep adalah mempelajari ciri utamanya, atributnya atau karakteristiknya. Ini adalah elemen pendefinisi suatu konsep, dimensi yang membuatnya berbeda dari konsep lain.

2) Mendefinisikan konsep dan memberi contoh

Satu aspek penting dari pengajaran konsep adalah mendefinisikan secara jelas dan memberi contoh yang cermat. Strategi contoh-aturan adalah salah satu cara yang efektif. Strategi ini terdiri dari empat langkah:

a) Mendefinisikan konsep

b) Jelaskan istilah-istilah dalam definisi konsep c) Beri contoh untuk mengilustrasikan ciri utamanya d) Memberi contoh tambahan

30

Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115

31

Suharnan, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 115

32

3) Membuat peta konsep

Sebuah peta konsep adalah presentasi visual dari koneksi konsep dan organisasi hierarki konsep.

4) Menguji Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi spesifik dan prediksi tertentu yang dapat diuji untuk menentukan kebenarannya. Murid akan mendapat manfa'at dengan berlatih menyusun hipotesis tentang apa itu yang disebit dan apa yang bukan.33

5) Penyusunan Prototipe

Dalam penyesuaian prototipe (Prototype matching), individu memutuskan apakah suatu item termasuk anggota dari suatu kategori dengan membandingkannya dengan item yang paling khas dari kategori itu.34

c. Jenis-jenis Konsep

Para ahli psikologi telah menggunakan berbagai macam objek sebagai stimulasi dalam penelitiannya mengenai bagaimana konsep-konsep dibentuk dan bagaimana pula benda-benda diklasifikasikan. Stimulus yang digunakan dimulai dari objek-objek alam disekitar manusia sampai stimulus buatan di labolatorium. Berdasarkan keasliannya, maka konsep dapat di bedakan menjadi konsep-konsep logis dan alami.

1) Konsep Logis

Konsep logis atau disebut juga konsep buatan digunakan dalam tugas belajar konsep dengan menghadirkan kepada subjek berbagai macam pola stimulus yang tidak biasa di alami di lingkungan sehari-hari. Stimulus dikonstruksi begitu sistematis sehingga memiliki dimensi-dimensi tertentu yang sangat jelas. Biasanya penelitian di labolatorium mengkontruksi pola-pola visual dengan berbagai macam ukuran, bentuk atau warna.

33

Jhon W. Santrock., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), Cet. 1 h. 354

34

2) Konsep Alami

Ciri-ciri yang membedakan antara konsep logis dengan konsep alami ialah, bahwa atribut-atribut yang membedakan diantara konsep-konsep alami tidak dapat dibatasi secara tegas. Juga tidak ada aturan-aturan yang khusus yang digunakan untuk mengkategorikan objek-objek alami ke dalam konsep-konsep tertentu. Dengan kata lain, konsep-konsep alami memiliki definisi yang cacat atau ill-defined. Berdasarkan hasil penelitian Reed menyimpulkan bahwa tidak ada aturan logika sederhana yang menghubungkan ciri-ciri umum sejumlah objek alami diklasifikasikan menurut prototipenya atau prototype concept. Oleh karna tidak semua contoh objek alami memiliki atribut yang sama persis sebagai anggota suatu konsep, maka pembentukan konsep-konsep alami juga bersifat propabilistik dan model jarak35.

3) Konsep Konkret

Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk kepada objek-objek di dalam lingkungan fisik. Konsep konkret mewakili golongan benda. Konsep konkret diperoleh melalui pengamatan terhadap lingkungan fisik, yang berbadan.

d. Strategi Belajar Konsep

Suatu aspek penting mengenai bagaimana orang-orang melakukan belajar konsep ialah terletak pada cara-cara mereka melakukan tugas sehingga menemukan konsep. Persoalan strategi ini telah menjadi objek penelitian para ahli sejak diterbitkan karya penelitian Bruner, dkk.36 Strategi yang digunakan dalam belajar konsep meliputi scanning dan focusing yang masing-masing terdiri dari dua bagian.37

1) Strategi Scanning

Simultaneous Scanning. Subjek memulai dengan semua kemungkinan hipotesis. Kemudian membuang hipotesis-hipotesis yang tidak dapat dipertahankan.

35

Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 130

36

Suharman, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), Cet. 1 h. 134

37

Successive Scanning. Di dalam strategi ini subjek memulai dengan satu hipotesis, dan mempertahankannya apabila ia berhasil. Jika tidak berhasil, maka ia mengubahnya dengan hipotesis yang lain berdasarkan semua pengalamannya terdahulu.

2) Strategi Focusing

Concervative focusing. Subjek mula-mula merupakan hipotesis, dilanjutkan dengan memilih suatu contoh positif yang menjadi titik perhatiannya, kemudian membuat urutan rumusan kembali (masing-masing hanya mengubah suatu ciri).

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Konsep

Dalam proses belajar konsep terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain adalah :38

1) Tugas

Terdapat tiga faktor dari suatu tugas yang mempengaruhi bagaimana individu membentuk konsep-konsep. Tiga faktor ini meliputi: contoh-contoh positif sebagai kebalikan dari contoh-contoh negatif, atribut-atribut yang relevan dan tidak relevan, dan umpan balik dan juga termasuk konteks bahasa.

2) Gambar dan Kata-Kata

Berdsarkan perbedaan hasil-hasil penelitian, maka diajukan beberapa teori yang dikaitkan dengan representasi informasi didalam long-term memory (LTM). Seperti teori pengkodean ganda berasumsi bahwa terdapat dua sistem memori, satu untuk informasi special-visual, dan dua untuk informasi verbal (kata-kata). Dengan demikian, gambaran-gambaran diproses tertutama di dalam sistem memori visual, sedangkan kata-kata diproses di dalam sistem memori verbal.

3) Perbedaan Individu.

Dalam pembentukan konsep-konsep antara individu satu dengan yang lain dapat berbeda, tergantung pada misalnya tingkat usia, intelegensi dan pengalaman masing-masing.

38

Selain usia, intelegensi dan pengalaman, perbedaan kemampuan berbahasa individu juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam belajar konsep. Kemampuan bahasa sangat berperan dalam pembentukan konsep-konsep. Juga, hasil penelitian menunjukan bahwa pelatihan verbal pendahuluan pada anak dapat mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan transfer latihan dalam tugas-tugas belajar konsep di kemudian hari.

f. Pengukuran Pemahaman Konsep

Terdapat empat taraf pengukuran pemahaman konsep-konsep yang dialami individu. Tarap-tarap ini tampak tersusun menurut tingkat perkembangan kognitif yang dicapai oleh individu, terutama teori perkembangan yang diusulkan oleh Piaget yaitu antara lain :39

1) Taraf Konkret

Individu telah mencapai tingkat konkret apabila ia mengenal atau mempersepsikan suatu objek yang telah ditemukan pada waktu sebelumnya. Langkah pertama dalam pencapaian taraf ini ialah menghampiri suatu objek dan mempresentasikannya secara interval.

Pencapaian konsep pada taraf konkret ini mensyaratkan kehadiran sifat-sifat atau ciri-ciri yang menonjol dari suatu objek, dan pembentukan memori imajinasi yang mempresetasikan keunikan objek itu. Dengan demikian pada tahap ini dicirikan adanya penghampiran, pembedaan dan pengingatan yang terlibat dalam sensori motorik seperti juga dalam persepsi visual terhadap sesuatu objek.

2) Taraf Identitas

Pada taraf ini suatu konsep dicapai ketika seseorang mengenal sesuatu objek yang serupa dengan apa yang pernah ditemukan sebelumnya. Ketika seseorang anak mampu menggeneralisasikan ciri-ciri khusus objek dalam perspektif yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa ia telah mencapai konsep pada taraf identitas ini.

39

3) Taraf Klasifikasi

Taraf klasifikasi yang paling rendah dicapai ketika individu mulai sanggup memberlakukan setidak-tidaknya dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama, meskipun ia belum mampu menggambarkan alasan dasar bagi responnya itu. Apabila individu sanggup mengklasifikasikan sejumlah besar contoh tetapi tidak dapat menggambarkan secara akurat alasan dasar dari klasifikasinya itu, maka ia telah mencapai perkembangan konsep pada taraf ini.

4) Taraf Formal

Konsep pada taraf formal telah dicapai apabila individu dapat memberi nama suatu konsep baik nama intrinsiknya maupun pendefinisian atribur-atribut yang dapat diterima oleh masyarakat, dan secara tepat dapat memberi contoh-contoh mana objek yang memiliki atribut-atribut tersebut dan mana yang tidak. Ia juga dapat menyatakan alasan yang menjadi dasar dari pendefinisiannya. Jadi, aspek yang menonjol dalam taraf formal adalah kesanggupan individu untuk menyebut satu persatu, memberi atribut definitifnya dan membedakan antara contoh-contoh konsep atas dasar ada atau tidak adanya atribut-atribut definitif tersebut.

Dokumen terkait