• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa terhadap instrumen tes Biologi, kemudian dianalisis dengan cara menghitung nilai dan menghitung persentase atau jumlah siswa yang menjawab benar dan jumlah siswa yang menjawab salah pada setiap item soal. Soal yang dijawab salah oleh

8

sebagian siswa diduga soal tersebut dianggap sulit oleh siswa. Untuk membuktikannya kemudian dilakukan analisis terhadap siswa yang memperoleh nilai di bawah 65 terhadap soal yang dianggap sulit tersebut.

Skor yang diperoleh peserta didik adalah banyaknya butir soal yang dijawab benar. Dengan menggunakan rumus penskoran,9 sebagai berikut :

100 x N B Skor Keterangan :

B : Butir Soal yang dijawab benar N : Banyaknya butir Soal

Setelah dilakukan penskoran terhadap data tes tersebut, kemudian dianalisis dengan cara menghitung persentase kesulitan belajar siswa dilihat dari aspek yang dinilai yaitu berupa aspek ingatan ( C1) dan aspek pemahaman ( C2) dengan menjumlahkan seluruh jawaban yang benar, dibagi dengan jumlah banyaknya siswa kemudian dikalikan 100. Dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

100 % x N B   Keterangan : B

 : Jumlah jawaban yang benar N : Jumlah banyaknya siswa

Setelah diperoleh jumlah nilai dalam bentuk persentase, kemudian dalam menginterpretasikan skor mentah menjadi nilai, penulis menggunakan pendekatan PAP sebagai alat untuk menguji tingkat penguasaan, yang bersifat mutlak. Pendekatan PAP dapat diimplementasikan dengan cara skor yang diperoleh siswa dibandingkan dengan tingkat pencapaian penguasaan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk perhitungannya, pertama-tama skor mentah

9

Mimin Haryati, Sistem Penilaian Berbsis Kompetensi, (Jakarta : Gaung Persada Pers, 2006) Cet. Ke-1, h. 63

diterjemahkan ke dalam skor 1 - 100, yang menunjukkan persentase pencapaian tujuan intruksional yang dicapai.10

Maka dihasilkan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan. Menurut Safriya umumnya kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor sebagai berikut.11 :

Tabel 3. 3 Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep

Rentang Skor Nilai Kategori Kesulitan Belajar

100 – 80 Sangat Rendah

79 – 60 Rendah

59 – 40 Sedang

39 – 20 Tinggi

19 – 1 Sangat Tinggi

Untuk data yang berupa jawaban kuesioner yang diberikan kepada 30 siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap mata pelajaran Biologi pada konsep monera dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi serta dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat.

Data yang diperoleh dari pertanyaan yang terdapat di lembar angket berupa data kualitatif, agar data tersebut dapat diukur, maka diadakan transformasi dari data kualitatif menjadi data kuantitatif dengan cara memberi skor pada setiap jawaban soal tersebut.

10

Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN Jakarta Press 2006). Cet. Ke-1, h. 87

11

Safriya, dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung : UPI Press 2006). Cet. Ke-1, h. 53

Dalam pengukuran data, peneliti menggunakan sistem kategori yang dibuat oleh Rensis Likert, penilaian kuesioner yang digunakan adalah berdasarkan skala likert.

Pemberian skor dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk pernyataan Positif

a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 4 b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 3

c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 2 d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 1 Untuk pernyataan Negatif

a. Alternatif jawaban sangat setuju diberi Skor 1 b. Alternatif jawaban setuju diberi Skor 2

c. Alternatif jawaban tidak setuju diberi Skor 3 d. Alternatif jawaban sangat tidak setuju diberi Skor 4

”Dengan meniadakan ragu-ragu atau netral sebagai jawaban. Skala Likert menggunakan hanya item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk, tidak dimasukkan yang agak baik, yang agak kurang dan yang netral.” 12

12

54 A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh selama penelitian berupa hasil observasi, pemberian tes tertulis, angket atau kuesioner dengan responden yang meliputi tanggapan atau respon siswa mengenai materi Monera dan faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam memahami konsep biologi pada konsep Monera. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang dialami siswa yang dapat dilihat pada perolehan hasil tes objektif dan kuesioner. 1. Hasil Tes Soal

Aspek kesulitan siswa dalam memahami konsep Monera pada tahap soal dapat dilihat dari hasil jawaban peserta tes yang berupa pemahaman konsep yang terdapat pada tabel 4.1 bahwa dari 30 siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 25,8.Dengan kategori sebagai berikut :1

Tabel 4.2.

Frekuensi dan persentase kesulitan siswa dalam pemahaman konsep

Rentang Skor Nilai Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori 100 – 80 0 0 % Sangat Rendah 79 – 60 0 0 % Rendah 59 – 40 4 13,3 % Sedang 39 – 20 20 66,7 % Tinggi 19 – 1 6 20 % Sangat Tinggi 1 Lampiran 1

Jika nilai yang diperoleh siswa tersebut dibandingkan dengan nilai KKM, yaitu sebesar 65, maka jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah nilai KKM yaitu sebanyak 30 siswa atau 100 %.

Berdasarkan tabel 4.3, yang merupakan hasil tes dalam bentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal yang diujikan kepada 30 siswa kelas X MAN Serpong, dapat dideskripsikan bahwa berdasarkan aspek yang diukur yaitu berupa ingatan (C1) diperoleh hasil dengan nilai rata-rata sebesar 4,4 dan dengan persentase sebesar 27,5 %. Kemudian pada aspek pemahaman (C2) diperoleh hasil dengan nilai rata-rata 0,76 dan dengan persentase sebesar 19,16 %.

Dari deskripsi data di atas apabila dibandingkan perolehan nilai siswa antara aspek ingatan (CI) dan aspek Pemahaman (C2), lebih kecil aspek pemahaman (C2) daripada aspek ingatan (C1) atau C2≤ C1.2

2. Hasil angket atau kuisioner

Selain hasil penemuan di atas, penulis juga memperoleh data sebagai hasil dari penyebaran angket atau kuisioner kepada siswa-siswi tersebut. Kesulitan belajar yang dialami siswa dilihat dari empat indikator yaitu dari diri sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan dari lingkungan masyarakat.

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Kuesioner atau Angket

No Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar Pernyataan % SS S TS STS 1. Diri Sendiri 36,32 % 43,02 % 20,33 % 0,3 % 79,34 2. Lingkungan Keluarga 3,3 % 71,7 % 10,5 % 15 % 75 3. Lingkungan Sekolah 50 % 15 % 35 % 0 % 65 4. Lingkungan Masyarakat 3,3 % 40 % 43,3 % 13,4 % 43,3 2 Lampiran 2

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa, faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa kelas X-3 MAN Serpong lebih dominan berasal dari diri sendiri yaitu sebesar 79,34 %, yang terdiri dari 3 aspek yaitu (1) aspek minat, (2) aspek motivasi (3) aspek kesiapan dan perhatian, dengan aspek tertinggi yang paling mempengaruhi berasal dari kesiapan dan perhatian yaitu sebesar 34 % dan aspek terendah berasal dari Motivasi yaitu sebesar 22 %. Sedangkan faktor yang paling rendah berasal dari lingkungan masyarakat dan dianggap tidak berpengaruh atau tidak signifikan, karena hanya sebesar 43,3 %.

Selain data di atas, yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep mosera, penulis juga memperoleh data dari hasil observasi yang dapat mendukung hasil penelitian tersebut yang dipaparkan dibawah ini.

3. Hasil Observasi

Dari hasil pemantauan atau observasi penulis terhadap siswa-siswi kelas X-3 MAN Serpong, ketika mereka sedang mengikuti proses belajar Biologi pada konsep monera, terdapat banyak hal yang ditemukan oleh penulis yang dapat diasumsikan menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada siswa-siswi tersebut, baik dilihat dari kegiatan siswa maupun dilihat dari keadaan /kondisi kelas, diantaranya :

a. Dari kegiatan siswa, Banyak dari siswa-siswi tersebut yang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh dan penuh keseriusan. Hal ini ditandai dengan kurangnya siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan.

b. Dari keadaan kelas, Kurangnya media pembelajaran yang dapat digunakan khususnya pada konsep monera, sehingga berdampak pada kurangnya ketertarikan atau minat siswa dalam mempelajari konsep tersebut. Hal ini diketahui dari sikap siswa yang kurang komunikatif dalam mengikuti proses kegiatan belajar-mengajar, akan tetapi pada saat proses pembelajaran berlangsung keadaan kelas cukup kondusif dan pada saat mereka diberi tugaspun kondisi kelas relatif tenang.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian di atas memberikan pemahaman, bahwasanya terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar. Penulis mengklasifikasikan faktor-faktor tersebut ke dalam dua faktor, yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari lingkungan.

Selanjutnya penulis membagi faktor internal tersebut ke dalam dua aspek, pertama dari aspek intelegensi, yang berupa pemahaman konsep, sedangkan yang kedua dari aspek sikap yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian siswa. Dari aspek inteligensi yang terdiri dari tingkat kognitif yang berupa ingatan (C1) dan pemahaman (C2). diperoleh hasil bahwa dari 30 siswa, ternyata secara keseluruhan siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 25,8 atau siswa memiliki tingkat penguasaan konsep dengan rata-rata 25,8 %, yang berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 65,

Berdasarkan data di atas dapat dipahami bahwa sebesar 13,3 % siswa mengalami kesulitan dalam belajar dengan kategori sedang, kemudian siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori tinggi sebesar 66,7 %, sedangkan siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan kategori sangat tinggi sebesar 20 %.

Hal ini didukung oleh pendapat Burton yang dikutif Abin Syamsudin yang menyatakan bahwa “ Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan (level of mastery) minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh seorang guru, atau dengan kata lain siswa dikatakan gagal apabila siswa yang bersangkutan tidak mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuan intelegensi dan bakat)”.

Selain dari aspek inteligensi, aspek yang kedua yaitu berupa aspek sikap yang terdiri dari minat, motivasi, kesiapan dan perhatian siswa diperoleh data sebesar 79,34 %. Dengan tingginya nilai pada aspek sikap yang mencapai hingga 79,34%, dan rendahnya nilai pada aspek intelegensi dengan nilai rata-rata 25,8 Ini

menunjukkan bahwa aspek sikap dapat mempengaruhi aspek intelegensi siswa, sehingga menyebabkan sebanyak 100 % siswa memperoleh nilai di bawah nilai KKM.

Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat siswa dalam melatih kemampuan, dengan tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru dengan perolehan persentase sebesar 23 %, dan tidak adanya motivasi dari siswa untuk mempelajari konsep monera dengan perolehan persentase sebesar 22 %.

Sedangkan untuk faktor eksternal, penulis membagi ke dalam tiga sumber yaitu, faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, dari lingkungan sekolah dan dari lingkungan masyarakat. Faktor yag bersumber dari lingkungan keluarga yang dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar diperoleh data sebesar 75 % seperti dukungan orang tua, sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa terutama dalam hal memberikan masukan dan motivasi bagi siswa untuk belajar yang mengakibatkan rajin atau tidaknya siswa untuk mengulang pelajaran di rumah. Demikian juga dengan faktor yag bersumber dari lingkungan sekolah, mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan siswa, yang dapat menyebabkan kesulitan atau tidaknya siswa dalam belajar, yaitu sebesar 65 %, seperti halnya teman, guru, media pembelajaran baik berupa buku paket ataupun laboratorium.

Selain itu, faktor yag bersumber dari kondisi lingkungan masyarakat sekitar juga dapat memberikan pengaruh yang tidak sedikit bagi siswa, baik kondisi fisik lingkungan, pergaulan, kelas ekonomi masyarakat, budaya dan yang lainnya, tetapi hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diperoleh data sebesar 43,3 %, yang dianggap bahwa faktor lingkungan masyarakat tidak menjadi faktor penyebabkan siswa kesulitan dalam belajar.

Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang paling dominan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar berasal dari faktor diri sendiri yaitu sebesar 79,34 %, sedangkan faktor yang paling rendah yaitu faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat hanya sebesar 43,3 % yang dianggap tidak menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar.

Selain dari penemuan-penemuan di atas yang dapat digolongkan menjadi faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar, peneliti juga menganalisis kesulitan belajar siswa dilihat dari materi yang diajarkan tentang konsep monera yaitu tentang ciri-ciri, struktur, habitat, cara hidup, cara berkembang biak, dan peranannya bagi kehidupan.

Jika dilihat dari penguasaan materi tentang ciri-ciri monera ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 38,9 %, untuk penguasaan materi tentang struktur monera ternyata siswa yang menguasainya hanya sebesar 30 %. jika dilihat dari penguasan materi tentang habitat monera ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 50 %, dan jika dilihat dari materi tentang cara hidup monera, siswa yang menguasai materi tersebut hanya 15 %.

Kemudian, jika dilihat dari penguasaan materi tentang cara-cara perkembangbiakan monera, sama sekali tidak ada siswa yang menguasai materi tersebut atau dengan kata lain siswa mengalami kesulitan hingga mencapai 0 %. Kemudian jika dilihat dari peranan monera bagi kehidupan, ternyata siswa yang menguasai materi tersebut hanya sebesar 23,7 %. Ini terbukti bahwa hampir seluruh materi yang diajarkan tentang monera hasilnya di bawah nilai rata-rata atau tingkat penguasaan materinya rata-rata di bawah 50 %, yang dapat dilihat dalam lampiran3.

Hal ini terjadi, karena disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, kurang cukupnya pembelajaran konsep, minimnya alokasi waktu yang disediakan, metode yang digunakan kurang bervariatif dan tidak inovatif sehingga membosankan dan tidak menarik minat siswa, kurang lengkapnya sarana pembelajaran berupa laboratorium yang memadai dan tidak adanya kemauan dalam menghapal materi yang diajarkan.

3

60 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi kelas X-3 MAN Serpong mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep Biologi pada konsep Monera sebesar 100 %

Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil kuesioner atau angket, bahwa siswa-siswi mengalami kesulitan belajar yang bersumber dari faktor internal yaitu dari diri sendiri sebesar 79,34 %, dan dari faktor eksternal yaitu dari lingkungan keluarga sebesar 77 % dan dari lingkungan sekolah 67 %.

B. Saran-saran

Untuk perbaikan penelitian selajutnya, penulis menyarankan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian pada bahasan ini, supaya tidak hanya terfokus pada peserta didik saja, tetapi harus memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti, faktor guru, metode, intrumen pembelajaran, dan intrumen penunjang dalam proses KBM.

Abdurrahman, Mulyono. 2000. Pendidikan Bagi Anak-Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta:Rineka cipta

AD, Muhaemin. 2006. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi Pada Siswa Kelas 2 Semester Ganjil SMA Al- Kautsar TP. 2004/2005 Melalui Pendekatan Peta Konsep. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 4, no.1. Edisi Maret. All Rights Reserved 2010 http://educare.e-fkipunla.net Dikelola oleh Pusat

Pengembangan dan Peningkatan Pembelajaran Elektronik. FKIP Universitas Langlangbuana.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Atkin, J. Myron & Black Paul. 2003. Inside Science Education Reform. Open University Press.

Baker L. Eva and Witrock C. Merlin. 1991. Testing and Cognition: Prentice Hall. Bundu, Patta. 2003. Pengaruh Evaluasi Formatip dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil

Belajar IPA. Jurnal Edukasi vol 4, no. 1Februari.

Budimansyah, Dasim. 2003. Model Pembelajaran Biologi Fortofolio. Bandung: PT. Ganesindo.

Bruning H. Roger. 2004. Cognitive Psychology and instruction: Perason Education, Inc.

Cambhlee, Neil dkk. 2003. Biologi, Terjemahan dari Biologi Oleh Wasman Mandu Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Dryden,Gordon & Vos, Jeannette.2001. Revolusi Cara Belajar. Bandung: Kaifa. http://www.myfriend.com/Analisis Butir Tes Menggunakan Program Iteman. http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi Perkembangan.

Halimah, Leli. 2000. Kemandirian professional guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,

Press

Hasnunidah, Neni. 2006. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI7 SMA Al-Kautsar bandar Lampung Melalui Pendekatan Resitasi. Jurnal Pendidikan MIPA, vol 7 no. 1, Edisi Januari.

Kadeni. 2003. Peranan Guru Dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, vol 5 no. 1, Edisi April.

Kadir, 2004. Efektivitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains dan MAtematika (Meta-Analisis Penelitian Eksperimen Psikologi dan Pendidikan). Jurnal Pendididkan dan Kebudayaan no. 051, Edisi November.

Lefrancois R. Guy. 2000. Psychology for Teaching: The Asia Foundation.

Makmun, A. Syamsudin. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mortimer, Eduardo and Scott Phill. 2003. Meaning Making and Secondary Science

Classrooms. Open University Press.

Mudjiono dan Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mc Laughlin, J. Margaret & Rouse Martyn. 2000. Special Education and School Reform in the United Statet and Britai Routledge, first published.

Nazir, Moh. 2005. Metode penelitian . Bogor : Ghalia Indonesia

Poerdarminta, W. J. S. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka.

Pratiwi, dkk. 2001. Biologi SMA Jilid A kelas X. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prior, Margot. 2000. Understanding Spesific Learning Diffculties: Psychology Press Romimontarto, Kasijan & Juwana, Sri. 2005. Biologi Laut. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi. Rustaman, Nuryani dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Malang: Universitas Malang. Sabri, Alisuf. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Ped oman Ilmu Jaya.

Sapriya, dkk. 2006. Pembelajarn dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung : UPI Pres, Cet, ke-1.

Sawrey M. James and Telford W. Charles. 1968. Educational Psychology: Boston. Allyn and Bacon, Inc.

Soemanto,Wasty. 2006. Psikologi Pendidkan, Jakarta: Rineka Cipta

Sofyan, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Subana, M&Sudrajat. 2001. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Subandi, Ahmad. 2001. Analisis Butir Soaldan Pengembangan Mata Kuliah. Jurnal Edukasi, vol 4 no. 1.

Sunardi. 2001. Jenis Kesulitan Belajar Yang Dialami Mahasiswa Universitas Negeri Padang. Jurnal Buletin Pembelajaran no 1, Edisi Maret.

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya- Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu. Syaiful, Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet,

Cet. 6

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi.

Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tim Penulis Pekerti Bidang MIPA. 2002. Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Triyono, dkk. 2000. Kesulitan Belajar Siswa Menyelesaikan Persamaan Kuadrat. Jurnal Pendidikan, vol 1 no. 2, Edisi Desember.

Terhadap Konsep IPA Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi. Jurnal Pendidikan, Vol. 5, No. 1. Edisi Maret.

UU RI No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3. Jakarta: PT. Panca Usaha.

Waluyo, HY, dkk. 2003. Materi Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika Jakarta Universitas Terbuka.

Yamin, Martinis. 2004. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada press.

Zurinal & Sayuti Wahdi. 2006. Ilmu Pendidikan (Pengantar & dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan). Jakarta: UIN Jakarta Press.

Subjek C1 ( Ingatan) 16 C2 (Pemahaman) 4 Total Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 7 5 6 4 4 3 3 5 6 4 4 2 4 7 6 2 5 7 7 6 3 4 6 4 5 2 3 3 3 2 1 1 0 0 2 0 0 3 0 1 1 0 0 0 0 1 2 0 1 3 2 1 0 1 0 0 1 1 1 0 8 6 6 4 6 3 3 8 6 5 5 2 4 7 6 3 7 7 8 9 5 5 6 5 5 2 4 4 4 2 40 30 30 20 30 15 15 40 30 25 25 10 20 35 30 15 35 35 40 45 25 25 30 25 25 10 20 20 20 10 Jumlah 132 23 155 775 Rata-rata 4.4 0,76 5,16 25,8 % 27,5 19,16 SD 6,58

Konsep/Sub Konsep :

No Aspek Yang di Observasi Skor Penilaian 1. Kegiatan Siswa

a. Mengerjakan tugas di papan tulis b.Mengajukan pertanyaan

c. Menjawab pertanyaan guru secara individual d. Menjawab pertanyaan guru secara serempak e. Memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan 2. Keadaan Kelas

a. Tenang atau kondusif pada saat belajar b.Tertib ketika mengerjakan tugas c. Siswa cenderung aktif dan komunikatif Keterangan Skor Penilaian :

1 = Sangat Kurang Observer

2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik ……….

lengkap.

b. Pilihlah salah satu jawaban a, b, c, d atau e dengan cara melingkari pada jawaban tersebut yang anda anggap paling benar

c. Jawaban diisi sesuai dengan kemampuan masing-masing Identitas diri

Nama :

Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir :

Alamat :

Pilihlah salah-satu jawaban yang paling tepat !

1. Semua organism dalam kingdom monera memiliki cirri ………. a. Eukariotik

b. Prokariotik c. Autotrof d. Heterotrof e. Bersel banyak

2. Dinding sel bakteri memiliki struktur yang disebut …….. a. Kapsul

b. Peptidoglikan c. Kapsomer d. Fospolipid e. Protein

3. Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tebal disebut …… a. Gram positif b. Gram negatif c. Heterotrof d. Anaerob e. Aerob

4. Rambut-rambut halus pada beberapa jenis bakteri disebut ……. a. Pilus

b. Flagella c. Endospora d. Bulu cambuk e. Silia

e. Kadar garam tinggi

6. Contoh bakteri yang menyebabkan penyakit pada manusia adalah …….. a. Sulfolobus

b. Lactobacillus bulgaricus c. Mycobacterium tuberculosis d. Nitrosomonas

e. Pseudomonas Solanacearum

7. Beberapa jenis Cyanobacteria dapat dianggap sebagai pupuk alami bagi tumbuhan karena dapat mengikat ….

a. Nitrogen b. Karbon c. Hidrogen d. Oksigen e. Sulfur

8. Paku air Azolla yang banyak tumbuh di sawah bersimbiosis dengan ….. a. Nostoc

b. Anabaena c. Oscillatolia d. Spirullina e. Gloeocapsa

9. Bakteri Nitrosomanas adalah contoh bakteri kemoautotrof. Bakteri ini dapat mensintesis makanan dengan menggunakan …..

a. Energi cahaya matahari b. Energi fisika

c. Energi kimia d. Bahan organik e. Makhluk hidup lain

10.Reproduksi bakteri secara generatif sering disebut paraseksual. Reproduksi ini berlangsung melalui tiga cara, yakni…..

a. Transformasi, konjugasi dan transduksi b. Transformasi, indukasi dan konjugasi c. Reflikasi, transduksi dan transformasi d. Konjugasi, tranduksi dan reflikasi e. Reflikasi, induksi dan konjugasi

d. Tandus, panas dan kaya zat anorganik e. Liat, basah dan kaya zat anorganik

12.Tempe bongkrek sangat disenangi masyarakat pedesaan. Bahan makanan ini akan membahayakan manusia bila tercemar oleh bakteri …..

a. Clostridium

b. Psedosomonas cocovenenans c. Clostridium tetani

d. Leuconostoc mesentroides e. Xanthomonas citri

13. Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang sangat menguntungkan, karena berguna untuk memproduksi ……

a. Biogas b. Pupuk

c. Bahan makanan d. Yoghurt

e. Minyak

14.Diantara jenis makhluk hidup ini yang mampu menjadi vegetasi perintis adalah ….. a. Bakteri saprofit b. Bakteri parasit c. Ganggang biru d. Virus T e. Bakteri aerob

15. Nostoc commune dan Anabaena cicadae adalah jenis gangggang biru yang sangat menguntungkan, karena dapat……

a. Mengikat oksigen dari udara b. Menghasilkan bahan makanan c. Menghasilkan zat anti biotika d. Me ngikat nitrogen bebas dari udara e. Menggemburan tanah

16.Jenis ganggang biru yang dapat diharapkan menjadi sumber makanan baru adalah …. a. Gloeocapsa b. Anabaena cicadae c. Spirullina d. Anabaena azollae e. Nostoc commune

d. Mempunyai figmen serupa klorofil e. Dapat bersimbiosis dengan organisme lain

18.Jenis bakteri yang bermanfaat untuk menghancurkan pektin dengan cepat adalah ….

Dokumen terkait