• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

2. Pemahaman Konsep Siswa dalam Mata Pelajaran IPA… 15

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran IPA. Klasifikasi tujuan pembelajaran pertama kali dikembangkan secara mendalam oleh penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom dan timnya, yang banyak mengadopsi dari perilaku otak serta fisik manusia. Oleh karenanya klasifikasi ini lebih dikenal dengan taksonomi Bloom. Pada tahun 2001 terdapat perbaikan terhadap teori yang digagas Bloom oleh tim yang terdiri dari pakar pendidikan Peter W. Airasian, Kathleen A. Cruikshank, Richard E. Mayer, Paur E. Pitrich, James Raths dan Merlin C. Wittrock dalam buku yang berjudul A Taksonomy for Learning, Teaching and Assesing dengan editor Orin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Dalam buku tersebut terdapat revisi terhadap aspek kognitif yang digagas Bloom,

27

Novak, J., Learning, creating and using knowledge. Concept maps as facilitative tools in schools and corporations, Mind Mapping: Scientific Research and Studies, ThinkBuzan. Ltd., 2010, diakses 2015, h. 28. (Thinkbuzan inventorsofmindmapping.com)

“dengan membagi menjadi dua dimensi, yakni dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif”.28

Terdapat tiga ranah kemampuan hasil belajar yang diklasifikasikan dalam Taksonomi Bloom hasil revisi, yakni ranah kognitif, ranah psikomotorik dan ranah afektif. Letak pemahaman ialah terdapat pada ranah kognitif yang meliputi 1) mengingat; 2) memahami; 3) Mengaplikasi; 4) Menganalisis; 5) Mensintesis; dan 6) Mengevaluasi”.29 Memahami merupakan tindak lanjut dari kegiatan mengingat. “Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep”.30 Jika didefinisikan secara posisi tingkat berpikir, maka pemahaman berarti pemahaman merupakan kemampuan berpikir yang satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Sedangkan yang dimaksud dengan pengetahuan, berdasarkan kutipan diatas, ialah fakta-fakta dan konsep. Oleh karenanya, sebagai tindak lanjut dari pengetahuan, pemahaman lebih menuntut otak manusia untuk mengerti pengertian atau definisi dari fakta serta konsep tersebut, menentukan contoh-contoh yang lebih konkretnya, serta mampu menjelaskan sebuah hubungan antar fakta dan konsep tersebut.

Pemahaman merupakan proses memahami atas informasi yang telah kita peroleh sebelumnya. “Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”.31 Oleh karenanya, pemahaman erat hubungannya dengan kemampuan berpikir, perolehan pengetahuan dan konsep. Sehingga untuk mengetahui pemahaman yang diperoleh seseorang, dapat dilihat melalui ketepatan konsep yang diutarakan oleh orang tersebut dalam rangka penindaklanjutan dari perolehan informasi sebelumnya.

28

Sudi Lestari, op. cit., h.67 29

Peter W. Airasian, et al., Classroom Assessment, (New York: McGraw Hill, 2008), p. 68. 30

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.131.

31

Penjelasan konsep dijelaskan sebagai basic units of semantic memory mental categories into which we place object, activities, abstractions (such as “liberal” and “concervative”), and events that have essential features in common.32 Konsep merupakan bagian dasar dari memori semantik. Semantic memory atau memori semantik bisa diartikan sebagai memori yang menjadi tempat dimana kita menempatkan atau mengingat objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) dan kejadian. Seseorang yang dalam otaknya sedang menyusun sebuah konsep, berarti ia sedang berusaha menempatkan suatu objek, aktivitas dan kejadian dalam memorinya untuk diingat.

Dari beberapa penjelasan mengenai pemahaman dan konsep tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa definisi pemahaman konsep ialah sebuah bentuk usaha seorang siswa untuk mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan sebuah informasi berupa objek, aktivitas, abstraksi (pemisahan) serta kejadian yang telah ia terima atau alami ke dalam memori semantiknya, kemudian ia nyatakan informasi tersebut menggunakan caranya sendiri. Indikasi seorang siswa telah memahami konsep ialah mereka telah mampu menerjemahkan, menafsirkan dan menyatakan kembali menggunakan cara tertentu dengan minim miskonsepsi.

b. Tujuan Pembelajaran Pemahaman Konsep IPA di MI/SD

Pembelajaran IPA tidak dapat dipisahkan dengan pemahaman konsep siswa. Sering tidak tercapainya pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA tidak dapat dianggap sebagai hal yang biasa. Terlebih apabila pemahaman merupakan aspek kompetensi yang dijadikan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti yang telah diungkapkan oleh Wina Sanjaya (2008), terdapat beberapa aspek dalam setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin dicapai, yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) kemahiran, (4) nilai, (5) sikap dan (6) minat.33 “Pemahaman

32

Michael C. Passer, et al., Psychology: The Science of Mind and Behavior, (New York: The McGraw Hill, 2007), p.292

33

(understanding) sebagai tujuan dapat diartikan sebagai kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu”.34

Pemahaman sebagai salah satu aspek yang dijadikan tujuan pembelajaran tidak dapat dianggap sepele. Terlebih aspek pemahaman merupakan tindak lanjut dari pemerolehan pengetahuan siswa dan sebagai pengukur kedalaman pengetahuan yang telah dicapai oleh siswa.

Penting bagi guru untuk tidak hanya memperhatikan hasil, namun terlebih lagi untuk memperhatikan proses pemelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran IPA. Tujuan pembelajaran pemahaman memiliki beberapa indikator yakni menerjemahkan, menginterpretasi dan meramalkan. Dapat disebutkan bahwa sub ranah pemahaman (comprehension) dapat dideskripsikan ke dalam tiga perilaku, “yakni (1) menerjemahkan makna pengetahuan (translation), (2) menafsirkan (interpretation) dan (3) ekstrapolasi (extrapolation)”.35

Dari ketiga deskripsi tersebut, terdapat tiga bentuk pemahaman. Kemampuan pemahaman menerjemahkan, kemampuan pemahaman menafsirkan dan kemampuan pemahaman ekstrapolasi. Seseorang dapat dikatakan telah mencapai kemampuan pemahaman kognitifnya apabila ia telah menguasai ketiga indikator pemahaman tersebut.

c. Penilaian Pemahaman pada Proses dan Hasil Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat unsur utama maupun unsur pendukung. “Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat, serta penilaian”.36 Unsur utama merupakan unsur yang penting adanya dalam setiap kegiatan pembelajaran. Apabila kurang salah satunya, maka pembelajaran tersebut kurang sempurna dalam pelaksanaannya.

Pada poin ini akan dibahas unsur penilaian dalam proses belajar mengajar. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. “Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai

34

Ibid, h. 131 35

Suyono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 168. 36

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22.

alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa”.37 Dalam kegiatan belajar mengajar, penilaian menjadi salah satu unsur utama dikarenakan guru akan mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang dilaksanankannya telah tercapai. Dengan begitu, guru dapat melakukan tindak lanjut dalam pembelajaran selanjutnya, baik melakukan pengembangan atau perbaikan.

Penilaian tidak dapat dipisahkan pada segi proses atau pun hasil. Keduanya saling berkaitan. “Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuanyang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.38 Dengan kata lain, hasil belajar tidak ada gunanya tanpa adanya proses belajar mengajar yang dilakukan sebelumnya. Sedangkan proses tidak dapat diketahui ketercapaiannya tanpa dilakukannya penilaian.

1) Penilaian Proses Pembelajaran Pemahaman

Penilaian proses pembelajaran dapat menggunakan asesmen yang mengacu pada NSES. The Nation Science Education Standard (NSES) merupakan standar pembelajaran sains yang sengaja didesain untuk standardisasi tujuan pembelajaran IPA yang digunakan di Amerika Serikat. NSES merekomendasikan aspek yang dinilai pada siswa dalam pembelajaran IPA pada salah satu dari dua ranah, yakni pemahaman dan penemuan.

The NSES recommend assessing children in two broad areas, understanding and inquiry. Understanding means what you would espect it to means – werther children comprehend the science ideas you are teaching. Basic to the NSES approach to assessment is the use of prompts and rubric. A prompt is the question or group of question that includes the statement about a task to be done along with directions on how to do it. A scoring rubric is used to describe to criteria that should be used when assessing a child’s performance.39 37 Ibid, h. 22 38 Ibid 39

Joseph Abruscato, et al., Teaching Children Science A Discovery Approach, (USA: Pearson, 2010), h. 97.

Penilaian pemahaman yang dilakukan pada proses pembelajaran menggunakan asesmen yang juga merupakan rekomendasi dari NSES. Dalam penilaian pemahaman asesmen yang digunakan adalah prompt dan rubric. Prompt merupakan pertanyaan yang disusun mengandung bahasan yang telah dipelajari. Penggunaan prompt ialah setelah pembelajaran usai dilaksanakan. Sedangkan dalam menilai pemahaman saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Rubrik dapat memberi gambaran kepada kita kriteria yang cocok saat menilai kinerja siswa.

Dalam kaitannya mendapatkan hasil penelitian pengaruh penggunaan Mind Map, maka rubrik yang digunakan ialah rubrik Mind Map. Penyusunan rubrik Mind Map disesuaikan dengan proses pembuatan Mind Map dan juga konten yang terdapat dalam aturan atau hukum Mind Map. Rubrik yang telah disusun guna menilai pemahaman siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada bab selanjutnya.

2) Hasil Belajar Tipe Pemahaman

Hasil belajar dapat digunakan untuk mengukur seberapa dalam pemahaman konsep siswa, karena hasil belajar sangat dipengaruhi oleh Pemahaman konsep. “Pemahaman materi ajar merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar dengan didukung motivasi belajar yang baik, disamping itu memberikan efek yang penting bagi prestasi belajar siswa”.40 Tipe penilaian hasil belajar yang ada pada saat ini dibentuk merujuk kepada klasifikasi hasil belajar yang sering dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom. Klasifikasinya secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik, sedangkan tipe hasil belajar pemahaman masuk ke dalam ranah kognitif. Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe hasil belajar yang setingkat lebih tinggi dari tipe hasil belajar pengetahuan. Kemudian pemahaman dapat dibedakan lagi menjadi tiga kategori:41

40 Daniko Purnomo, “Hubungan Antara Pemahaman Materi, Motivasi Belajar, Dan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta”, Skripsi pada Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, 2012, h. 6, tidak dipublikasikan.

41

a) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemah

Terjemah yang dimaksudkan ialah menerjemahkan dalam arti sesungguhnya seperti mengartikan dari bahasa Inggris menjadi bahasa Indonesia, atau mengartikan sebuah gagasan menjadi sebuah kata kunci. “Misalnya mengungkapkan tema, topik atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda”.42 Siswa dapat dikatakan telah menguasai pemahaman menerjemahkan apabila ia telah mampu menerjemahkan suatu konsep dengan bahasanya sendiri.

b) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran

Pemahaman jenis ini dimaksud sebagai kemampuan memahami siswa dalam menghubungkan sebuah gagasan yang telah mereka pelajari dengan gambar, denah, diagram atau grafik. Jika pemahaman menerjemahkan hanya menggambarkan menggunakan kata-kata atau sebaliknya, namun pemahaman penafsiran menuntut siswa lebih mampu untuk mengkonversi penjelasannya itu ke dalam sebuah gambar, grafik atau simbol lain, dan sebaliknya.

c) Tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi

Pemahaman ekstrapolasi merupakan tingkat pemahaman yang paling tinggi. “Dengan kemampuan pemahaman ini, diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis”.43 Tanpa dibantu gambar, grafik atau simbol dan tanpa penjelasan secara definitif, siswa mampu memberi kesimpulan yang tersirat dari suatu konsep.

Pengukuran pemahaman siswa dapat menggunakan pertanyaan atau soal setelah pembelajaran. “Cheking for understanding using tests is depent in part on the design and development of good test items”.44Pengukuran pemahaman menggunakan soal pertanyaan bukan sekedar menggunakan pertanyaan dan jawaban saja, namun

42 Ibid, h. 25 43 Ibid, h. 25 44

Douglash Fisher, Cheking for Understanding : Formative Assessment Techniques for your Classroom, (Virginia USA: ASCD, 2007), h. 103

terdapat beberapa langkah yang harus dilalui, terlebih dalam proses perancangan soal tersebut.

Salah satu jenis tes yang dapat digunakan dalam pengukuran pemahaman ialah soal pilihan ganda.

Multiple-choice items are probably the most common type of objective test question (Linn & Miller, 2005). They provide the teacher with an opportunity to gauge student understanding in a fairly quick and efficient manner. They also are easy to analyze in the incorrect responses can be clustered as percentages and teachers can easily determine which of the incorrect responses students most commonly selected.45

Soal pilihan ganda merupakan rancangan tes yang biasa digunakan dalam pengukuran pemahaman. Menggunakan soal pilihan ganda memiliki kelebihan dapat mempermudah guru untuk menganalisis jawaban siswa.

Ada beberapa tipe soal pilihan ganda, salah satunya yakni the response options. Obviously, the first rule to a good multiple-choice question is that only one answer can be correct.46 Soal pilihan ganda tipe response option merupakan soal yang dirancang dengan pilihan jawaban yang hanya memiliki satu jawaban yang paling tepat.

Merancang soal pilihan ganda yang lebih efektif dalam pengukuran pemahaman namun sulit dibandingkan dengan hanya membuat satu jawaban benar ialah dengan menggunakan pengecoh atau distractor. Dengan distractor, guru akan lebih mengetahui siswa mana yang benar-benar memahami konsep. Berikut merupakan contoh soal pilihan ganda yang menggunakan distractor.

45

Ibid, h.103 46

Tabel 2.1 SoalPilihan Ganda Menggunakan Distractor47 Soal: Tubuhan dapat tumbuh besar dikarenakan

A. Tumbuhan mendapatkan makanannya dari dalam tanah

Miskonsepsi Siswa yang memilih jawaban ini tidak memahami bahwa nutrisi makanan dihasilkan dari dalam tumbuhan

B. Tumbuhan membutuhkan air dan udara untuk membuat karbohidrat

Salah

menyimpulkan

Siswa memahami bahwa tumbuhan membuat makanan di dalam tubuhnya, namun tidak memahami bahwa air dan karbon dioksida (dari udara) tidak hanyadigunakan untuk menghasilkan karbohidrat tapi juga oksigen

C. Semua tumbuhan memiliki klorofil untuk membuat makanan Salah dalam generalisasi

Siswa tidak memahami bahwa sebagian tumbuhan seperti parasit tidak memiliki klorofil D. Tumbuhan melakukan fotosintesis Jawaban yang benar

d. Prosedur Penilaian Pemahaman

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penilaian pemahaman konsep dilakukan pada saat proses pembelajaran serta akhir pembelajaran. Penilaian pemahaman pada saat proses pembelajaran menggunakan rubrik. Sehubungan dengan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh mind map terhadap Pemahaman Konsep, maka rubrik yang digunakan sebagai asasemen ialah rubrik mind map. Rubrik penilaian mind map akan memberi gambaran kepada guru

47

bagaimana siswa menangkap instruksi yang telah diberikan oleh guru serta melakukan kinerja pembuatan mind map. Prosedur kinerja penggunaan mind map dibentuk berdasarkan unsur-unsur pembentuk mind map, yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Bagan Unsur Pembentuk Mapping48

Penyusunan rubrik mind map dilakukan berdasarkan prosedur pembuatan mind map serta aturan atau konten mind map. Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada bab selanjutnya.

Kemudian penilaian pemahaman konsep pada akhir pembelajaran dilakukan menggunakan tes hasil belajar tipe pemahaman. Penyusunan tes hasil belajar yang digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa, didasarkan pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) serta Indikator ketercapaian pembelajaran IPA pada konsep Sifat Bahan dengan Penyusunnya yang kemudian dirumuskan

48

dalam soal-soal tes tulis piliha ganda.49 Kisi-kisi indikator soal tes tulis dapat dilihat pada bab selanjutnya.

Dokumen terkait