• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

2. Pemahaman Pendidik terhadap Kecerdasan Majemuk…

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 28 Mei 2013 pukul 11.50 bertempat di kantor guru SD Negeri 4 Wates, pendidik mengungkapkan bahwa ia telah memahami bahwa hakikat kecerdasan bukan semata-mata dapat diukur dari kemampuan kognitifnya saja. Pendidik merasakan sendiri bahwa kecerdasan peserta didik bersifat tidak tetap dan selalu berkembang seiring proses pembelajaran. Pendidik memandang bahwa skor Intelligence Quotient(IQ) yang diperoleh melalui tes, bukanlah pedoman yang mutlak untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik.Kecerdasan dibentuk dan dikembangkan melalui pembiasaan, pelatihan, dan daya dukung dari lingkungan sekitar, seperti keluarga, masyarakat, dan sekolah. Pendidik selalu menganggap setiap peserta didik pasti memiliki kemampuan jika pendidik dan orang-orang yang ada

67

di sekitarnya bersedia membimbing dan mengarahkan. Berikut adalah kutipan wawancara mengenai konsep IQ dan kecerdasan majemuk: Bu Ar : Kalau bagi saya itu ngga terlalu ya. Soalnya ternyata

mereka itu (siswa kelas IVB) kan sudah pernah dites ya. Tapi ternyata itu tidak, tidak 100% menjamin betul dan pada, pada apa namanya, pada perkembangannya itu juga tidak, tidak selamanya bisa ya. Tapi yang mungkin awalnya intelejensinya rendah, karena adanya proses, karena adanya orang lain, lingkungan dan sebagainya, tidak menutup kemungkinan bahwa dia itu juga bisa berkembang, begitu.Seperti itu. Dan kecerdasanpun kan tidak hanya satu aspek ya. Banyak jenisnya to.

Berdasarkan jawaban yang diutarakan pendidik di atas, dapat terlihat bahwa pendidik adalah sosok yang menghargai setiap kemampuan yang dimiliki peserta didik. Pendidik senantiasa memantau perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik di setiap pembelajaran yang mereka lakukan. Beliau memperhatikan sekecil apapun kemajuan yang diperlihatkan oleh peserta didik sekaligus mencatat kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki peserta didik untuk kemudian menjadi bahan pertimbangan pada rancangan pembelajaran selanjutnya, seperti yang pernah dialami pendidik terhadap salah satu peserta didik kelas IV B. Berikut ini adalah kutipan wawancara mengenai pengalaman pendidik menangani kekurangan peserta didik pada semester 1 tahun ajaran 2012/2013:

Bu AR :Terutama kemarin di semester 1 itu Sesha. Itu dia itu, apa, PRnya sering ketinggalan. Kemudian itu nek mengerjakan itu suwi (lama). Akhirnya saya komunikasi dengan orang tua, tidak hanya saya sendiri tapi juga ini lho mas Sesha itu seperti

68

ini, saya tolong dibantu Pak. Kemudian bapaknya itu, itu sudah mending lho Bu wong saya kalau pulang kerja itu anaknya sudah tidur, ngga pernah sempet nemenin belajar, njuk pripun nggih Bu (terus bagaimana ya Bu). Saya ngasih saran, ya kalau seperti ini terus kan tidak baik, Pak. Saya seperti itu. Terus saya tanya, mas Sesha niku ndherek les mboten teng dalem (itu ikut les tidak di rumah). Mboten e Bu, ajeng kulo leske nopo nggih (tidak e Bu, mau saya leskan apa ya). Saya sarankan mungkin mas Sesha dileskan saja, Pak. Tapi jangan les yang umum, mending yang privat saja. Itu Alhamdulillah, Mba. Di semester 2 itu PR mesti dibawa, nilai itu meningkat itu. Saya juga kaget kan. Saya mikir, bapakke ngeleske po yo (bapaknya ngleskan apa ya). Saya tanya, mas Sesha ndherek les nopo, Bu. Ngga ko Bu. Ya sudah. Memang dulu kansuka saya komentarin itu kan. Kamu itu sebenarnya pinter, gini ggini gini. Alhamdulillah dia banyak peningkatannya.Saya sangat seneng sekali. Terus saya amati, PRnya sudah rajin, kalau ngerjakan juga cepet. Pinter poko‟e, saya motivasi seperti itu. Ya Alhamdulillah, Mba.Itu salah satu yang membuat saya senang ketika anak saya bermasalah kemudian dia tidak punya masalah lagi.Dia bisa keluar dari masalah itu, itu saya seneng ya.Dan itu riil nyata gitu lho. Biasanya saya kasih kuis, ayo siapa yang paling cepet yang paling rapi, nanti cepet ke depan. Nah itu aku seneng.Kan biasanya dia ngga pernah ikut, terus dia itu jadi sering ikut.Jadi aku juga Alhamdulillah.

Pendidik memiliki komitmen untuk membimbing peserta didik menuju keseimbangan seluruh ranah perkembangan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendidik tidak mengingkari bahwa tidak semua peserta didik dapat mencapai keseimbangan tersebut secara sempurna hanya dalam beberapa kali tatap muka pembelajaran, namun pendidik tetap mengupayakan agar pembelajaran di kelas IV B dapat menjadi stimulus bagi pengembangan kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik sekaligus solusi bagi kekurangan yang masih dimiliki oleh peserta didik. Dengan prinsip keseimbangan tersebut, pendidik berharap

69

tidak terjadi ketimpangan yang terlalu besar pada aspek-aspek perkembangan peserta didik di masa yang akan datang. Berikut adalah kutipan wawancara mengenai pentingnya keseimbangan pada kecerdasan peserta didik:

Bu Ar : kalau menurut saya, kecerdasan ya seperti itu tadi. Maksudnya, mungkin ya ada anak yang mungkin dia pinter di semua bidang kemudian ada yang pinter di bidang bahasa tetapi lemah di bidang yang lain. Saya rasa, apa namanya, mereka bisa dikembangkan. Maksudnya, tidak njuk misale ko pintere nang nggon bahasa thok matematikane kurang. Itu kan sesuatu yang bisa dipelajari. Itu tergantung juga dari orang tua, dari bu gurunya, jadinya dia bisa belajar lagi sehingga prestasi matematikanya tidak terlalu tertutupi oleh salah satu bidang yang menonjol tadi, gitu lho.Seperti itu.

Pendidik senantiasa mendukung pengembangan potensi apapun yang dimiliki peserta didik meskipun beliau tetap menghendaki adanya keseimbangan antara potensi yang unggul tersebut dengan kemampuan menyerap materi pelajaran di dalam kelas. Pendidik bersedia membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki melalui kegiatan-kegiatan di luar pembelajaran. Secara tidak langsung, pendidik telah memberikan stimulus kepada peserta didik untuk mengembangkan kecenderungan kecerdasan majemuk yang dimiliki. Berikut adalah kutipan wawancara mengenai stimulus yang diberikan pendidik untuk mengembangkan kecenderungan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik:

Bu Ar : Ya bagi saya itu, kaya yang sifatnya olahraga begitu. Saya ikutkan event-event tertentu baik di sekolah atau di luar. Mungkin ini, saya arahkan begitu untuk memaksimalkan

70

potensi itu dengan tidak meninggalkan yang lain (mata pelajaran lain). Seperti itu. Ya meskipun itu juga agak sulit ya Mba ya karena mungkin bakat yang menonjol tadi itu bagaimana caranya agar tidak menutupi yang lain. Seperti itu. Jadi, kalau bisa kan semua itu imbang ya. Maksudnya, tidak terlalu menonjol banget begitu tapi bagaimana kelebihan itu bisa melengkapi kekurangan dia. Seperti itu.

3.Pemahaman Pendidik terhadap Pelaksanaan Pembelajaran IPS

Dokumen terkait