• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Analisis Data

V.2. Efektivitas Pelaksanaan Program Bimbingan Keterampilan di Panti

V.2.1. Pemahaman Program

Tabel V.6

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber informasi Tentang adanya Program Bimbingan di Panti Sosial Karya Wanita

No. Sumber Informasi Frekuensi (F) Persentase(%) 1. 2. 3. 4. 5. RT/Kepala Lingkungan Dinas Sosial/Pegawai Panti Tetangga Teman Orangtua/Keluarga 7 5 3 1 4 35 % 20 % 15 % 5 % 20 % Jumlah 20 100 %

Sumber : Data Kuesioner 2015

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel V.6 bahwa sebanyak 5 Orang atau 20% Peserta binaan untuk pertama kalinya mengetahui informasi tentang Program Bimbingan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita dari Dinas Sosial/Pegawai Panti Secara Langsung, yaitu : Suharti, Siti Mega Nuryanti, Mardelina Puspita Sari, Atini Adriana, dan Siti Nurhandayani. Dinas Sosial dalam hal ini pegawai Fungsional Panti memberitahukan pengumuman keseluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah Mengenai Perekrutan Peserta Binaan dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah.

Pegawai Fungsional Panti bersama dengan Perangkat Daerah setempat secara langsung menemui dan memberikan Informasi bersamaan dengan perekruan kepada calon Peserta Binaan tentang adanya program Pemberdayaan yang diselenggarakan Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah melalui Bimbingan Keterampilan, yaitu Tata Rias/Salon dan Menjahit. Pelayanan pada Panti Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Provinsi Kalimantan Tengah dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

g. Motivasi dilaksanakan oleh Petugas Kabupaten/Kota. Petugas Kabupaten/Kota telah memiliki pemahaman terhadap sasaran melalui Panduan Seleksi yang dikirim oleh PSBRKW.

h. Petugas Provinsi Dalam hal ini Petugas Panti Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) melaksanakn seleksi bersama Petugas Kabupaten/Kota.

i. Hasil seleksi yang telah dirumuskan oleh tim merupakan bahan untuk Panti Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Provinsi Kalimantan Tengah dalam melakukan panggilan terhadap calon klien di Kabupaten/Kota.

j. Petugas Kabupaten/Kota mendampingi kedatangan calon klien yang akan menerima pelayanan langsung dilakukan registrasi oelh Panti Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Provinsi Kalimantan Tengah. k. Pelaksanaan pelayanan yang berlangsung selama 5 (Lima) bulan di Panti

Sosial Bina Remaja dan Karya Wanita (PSBRKW) Provinsi Kalimantan Tengah.

l. Setelah berahirnya pelayanan dilakukan terminasi dengan mengembalikan klien kepada Orang tua/Wali mereka melalui Dinas Sosial Kabupaten/Kota yang selanjutnya akan dilakukan pemantauan dan bimbingan lanjut.

Dari Hasil analisis responden tentang sumber informasi mengenai program bimbingan Keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita dikatakan “Efektif” karena sumber informasi program mayoritas diketahui melalui Pemerintah daerah setempat yang dalam hal ini RT/Kelurahan tempat asal klien sebanyak 35% dan pegawai fungsional panti secara langsung sebanyak 20 %. Pegawai Fungsional Panti yang sebelumnya telah mengumumkan akan diadakannya perekrutan peserta binaan untuk seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Dinas Sosial Melalui Fungsional Panti bekerja sama dengan pemerintah daerah di seluruh Kabupaten/Kota bekerja sama untuk melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan, maka didapat 55% data. Namun, siapapun yang menjadi sumber informasi program bimbingan bukanlah suatu masalah, hal ini tentu membuktikan bahwa informasi mengenai program ini telah terpublikasikan dengan baik.

Tabel V.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pemahaman tentang Program Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita

No. Pemahaman Frekuensi (F) Persentase(%) 1. 2. Paham Kurang Paham 18 2 90 % 10 % Jumlah 20 100 %

Sumber : Data Kuesioner 2015

Menurut data yang disajikan dalam tabel V.7 maka dapat disimpulkan bahwa 18 orang atau 90 % Peserta Binaan paham mengenai Program Bimbingan Keterampilan, setelah mendapatkan informasi yang diinginkan dan bergabung menjadi peserta binaan di Panti Sosial Karya Wanita. Responden paham bahwa Program Bimbingan keterampilan yang meliputi Keterampilan Tata Rias/Salon dan Menjahit merupakan bagian dari Pemberdayaan Perempuan yang diselenggarakan Oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah melalui Panti Sosial Karya Wanita.

Sedangkan 2 orang atau 10 % responden kurang memahami program dikarenakan responden kurang menyimak informasi yang dijelaskan oleh petugas pada saat penyuluhan dan sosialisasi sehingga responden tidak mendapatkan informasi yang lengkap mengenai program.

Berdasarkan hasil pemahaman responden tentang Program Bimbingan Keterampilan yang dilaksanakan oleh panti Sosial Karya Wanita adalah “Efektif”. Hal tersebut dapat diketahui melalui hasil persentase yang

menunjukkan bahwa mayoritas responden (90 %) paham mengenai program Bimbingan Keterampilan.

Tabel V.8

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden Tentang Sasaran Program Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita

No. Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase(%) 1. 2. Tahu Kurang Tahu 18 2 90 % 10 % Jumlah 20 100 %

Sumber : Data Kuesioner 2015

Berdasarkan data yang disajikan di tabel V.8 sebanyak 18 Responden atau 90 % mengetahui bahwa mereka adalah sasaran dari Pemberdayaan yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah. Penentuan sasaran program yang diproritaskan adalah Perempuan yang berasal dan bertempat tinggal di Provinsi Kalimantan Tengah yang termasuk dalam kategori Wanita Rawan Sosial Ekonomi dan Eks Wanita Tuna Susila yang tidak mendapatkan penghidupan yang layak dikarenakan keterbatasan kemampuan bekerja maupun skill khusus untuk mendapatkan kesejahteraan pribadi maupun keluarganya.Sedangkan 2 responden Kurang mengetahu sasaran program dikarenakan kurangnya sosialisasi sebelum adanya perekrutan.

Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan

organisasi dalam mencapai sasaran tersebut (Price dalam Champbel 1989 : 15). Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu dengan mengukur keberhasilan programdalam mencapai tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

Hasil Analisis pengetahuan responden mengenai sasaran program bimbingan keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita adalah “Efektif”.Hal tersebut dapat dilihat melalui hasil persentase yang menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 90 % mengetahui sasaran program ini.Namun perlu dilakukan sosialisasi dan diskusi mendalam dari pihak Panti agar seluruh responden mengetahui sasaran pasti program bimbingan keterampilan tersebut.

Tabel V.9

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tujuan Program Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita

No. Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase(%) 1. 2. Tahu Kurang Tahu 19 1 95 % 5 % Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data yang terdapat di tabel V.9 dapat disimpulkan bahwa 19 Responden atau 95 % mengetahui Tujuan dari dilaksanakannya Program Bimbingan Keterampilan yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Karya Wanita Provinsi Kalimantan Tengah. Informasi mengenai tujuan diadakannya program ini diketahui pada saat penyuluhan dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh Pegawai Fungsional Panti. Menurut salah satu responden mengenai tujuan program bimbingan keterampilan yaitu : Senie (17 tahun) adalah :

“....Mengajarkan kepada saya tentang bagaimana cara merias yang baik dan benar yang nantinya berguna bagi saya untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang dapat meningkatkan pendapatan saya....”

Hasil Kuesioner dan wawancara menunjukkan bahwa program bimbingan keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya perempuan yakni dengan meningkatkan perekonomian.Inti dari tujuan bimbingan keterampilan ini adalah “meningkatkan kesejahteraan” baik dari segi skill, pendapatan, pekerjaan, spiritual dan kehidupan yang layak.Melalui program bimbingan Keterampilan Tata Rias/Salon dan menjahit yang dilaksanakan oleh Panti Sosial Karya Wanita diharapkan peserta binaan secara keseluruhan dapat membangun kemandirian dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusianya secara pribadi.

Sedangkan seorang responden kurang mengetahui tujuan program bimbingan keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita karena kurangnya pemahaman mendalam responden dalam menanggapi program.Responden merasa bahwa informasi tersebut tidak begitu penting untuk diketahui melainkan perolehan bantuan materillah yang dianggap penting dan dapat lagsung digunakan.

Usaha yang dilakukan dapat dikatakan efektif apabila usaha tersebut telah mencapai tujuannya secara ideal dan taraf intensitasnya dapat dinyatakan dengan ukuran yang pasti (Suyanto 2008 : 207).Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.Jika hasil dari kegiatan semakin mendekati sasarannya, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keefektivitasannya semakin tinggi.

Berdasarkan hasil analisis, maka pengetahuan responden tentang tujuan program Bimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita adalah “Efektif”. Hal ini dapat dilihat melalui data mayoritas responden sebanyak 95 % mengetahui tujuan program.

V.2.1.1. Pengetahuan Responden Tentang Bidang – bidang ProgramBimbingan Keterampilan di Panti Sosial Karya Wanita

Berdasarkan data kuesioner 2015 dapat diketahui bahwa seluruh responden yang berjumlah 20 orang atau 100 % mengetahui bidang-bidang Program Bimbingan Keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita. Menurut salah seorang responden Salbiah (24 tahun) yang merupakan peserta binaan mengatakan bahwa :

”....Karena saya sudah tidak sekolah dan tidak bekerja, saya pun tidak memiliki keterampilan khusus yang mampu menambah uang saya, saya ingin belajar dan mengasah kemampuan saya dibidang menjahit. Terutama untuk jahitan pakaian wanita dan kebaya atau

baju nasional, sehingga kelak saya pulang ke kampung bisa mendapatkan pekerjaan dan menabung untuk membuka usaha sendiri....”

Selanjutnya menurut responden bernama Atini Andriana (15 tahun) mengatakan bahwa :

“....Saya tidak bisa menyambung sekolah lagi, dan kalau saya hanya dirumah tidak ada uang. Dengan mengikuti pelatihan tata eias kecantikan, saya dapat mengetahui proses ketika nanti bekerja di salon....”

Di Panti Sosial Karya Wanita terdapat Dua jenis ketrampilan yaitu : Menjahit dan Tata Rias (Salon). Disamping itu, dalam mengisi waktu luang klien diberikan ketrampilan penunjang seperti memasak, membuat kue, bordir/menyulam dan membuat taplak meja serta keset kaki dari limbah sisa potongan kain jahitan di Panti Sosial Karya Wanita.Dalam Pelaksanaan pelayanan di Panti Sosial Karya Wanita tidak terdapat kendala yang cukup berarti.Pengalaman dan etos kerja yang baik serta jiwa keterpanggilan dalam melaksanakan tugas menjadikan kesulitan-kesulitan kerja dapat disikapi secara positif.Para petugas memiliki komitmen bahwa yang utama adalah memberikan hak-hak yang wajar kepada penerima pelayanan/klien sesuai dengan kemampuan lembaga yang meliputi seluruh aspek pelayanan.Permasalahan klien dengan kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap positif dalam melihat kehidupan seperti mereka tidak terlalu mengenal disiplin, memiliki kebiasaan merokok bahkan sebagian terbiasa dengan minuman keras, kebersihan yang kurang diperhatikan dinilai sebagai tantangan bagi Pekerja Sosial dan petugas lainnya.

Berdasarkan analisis data pengetahuan responden mengena bidang-bidang keterampilan yang diberikan di Panti Sosial Karya Wanita maka pelaksanaan program bimbingan adalah “Efektif”, dimana seluruh responden mengetahui bidang Program Bimbingan Keterampilan yang dilaksanakan di Panti Sosial Karya Wanita yaitu : Keterampilan Tata Rias/Salon dan Keterampilan Menjahit.

Dokumen terkait