• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Pemaknaan Perempuan …

Setelah lirik lagu “Hey Ladies” dimaknai, kemudian dari hasil tersebut akan dicari pemaknaan perempuan dalam lirik lagu tersebut. Perempuan dalam lirik lagu “Hey Ladies” adalah seorang perempuan yang tangguh, kuat, percaya diri, berani mengekspresikan diri, serta mampu mengendalaikan kehidupannya sendiri tanpa tergantung pada kaum laki-laki. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian teks yang terdapat pada lirik lagu tersebut.

Dalam bait pertama yang berupa song itu terdiri dari tiga baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat “sudah Ku bilang jangan terlalu yakin”, baris kedua berupa kalimat “mulut lelaki banyak juga tak jujur”, dan baris ketiga berupa kalimat “bila sakit hati wanita bisanya nangis”.

Dalam bait kedua yang berupa song itu terdiri dari tiga baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat “sudah Ku bilang jangan terlalu cinta”, baris kedua berupa kalimat “kalau patah hati siapa mau nolong”, dan baris ketiga berupa kalimat “seperti langit dan matahari tak bersatu lagi”.

Maka dari bait pertama dan kedua tersebut adalah satu ungkapan dari seorang perempuan yang memberi nasihat atau masukan kepada kaum perempuan yang lain agar tidak mudah percaya, terlalu yakin, atau bahkan terlalu cinta kepada laki-laki, karena jika kaum perempuan sudah merasakan patah hati pasti akan bersedih dan menangis.

Hal ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama kaum perempuan yang memang selama ini selalu merasa dirinya lemah. Si pencipta lagu (Melly Goeslaw) ingin mengajak semua kaum perempuan agar dapat terbebas dari belenggu yang menyiksa, dan semua ini kebanyakan berasal dari kaum laki-laki yang merasa dirinya paling kuat, dan tangguh di segala hal, dan leluasa menyiksa (secara lahir dan batin) kaum perempuan.

Dalam bait ketiga yang berupa reff itu terdiri dari tiga baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat “hey ladies jangan mau dibilang lemah”, baris kedua berupa kalimat “kita juga bisa menipu dan menduakan”, dan baris ketiga berupa kalimat “bila wanita sudah beraksi dunia hancur”.

Dan dalam baris keempat yang masih berupa reff itu terdiri dari tiga baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat “hey ladies sekarang cinta pakai otak”, baris kedua berupa kalimat “jangan mau rugi hati juga rugi waktu”, dan baris ketiga berupa kalimat “bila dia merayumu ingat semua bohong”.

Makna dari bait ketiga dan keempat adalah satu ungkapan dari seorang perempuan yang ditujukan kepada kaum perempuan lainnya agar jangan terlihat lemah di depan laki-laki, jangan mau terkena tipu daya dari seorang laki-laki, jika sekarang dalam menjalani kehidupan percintaan tidak hanya sekedar cinta saja, tetapi juga harus menggunakan akal pikiran dan logika agar tidak mudah terjebak oleh rayuan “gombal” para lelaki, dan perempuan tersebut juga mengatakan bahwa “bila wanita sudah beraksi dunia hancur”, yang artinya jika perempuan juga bisa beraksi atau berdiri sendiri, juga bisa kuat dan tangguh seperti kaum

laki-laki, jadi diharapkan perempuan tersebut (pencipta lagu) agar tidak mengganggap remeh kaum perempuan.

Berdasarkan pemaknaan yang terdapat pada bait ketiga dan kempat, yang berupa reff tersebut menunjukkan kekuatan perempuan yang ditampilkan pada sepenggal lirik lagu tersebut, dalam sepenggal lirik tersebut, dijelaskan bahwa perempuan mampu melakukan tindakan yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki, seperti contohnya pada kalimat “kita juga bisa menipu dan menduakan”. Dan pada sosok perempuan feminisme juga siap untuk “menaklukan dunia”, jika ada kaum laki-laki yang berniat untuk merayu atau membohonginya. Di bait ini perempuan seolah ingin memberontak bahwaa sesungguhnya perempuan juga bisa kuat, tegas, dan bertindak sesuka hatinya.

Hal ini sangat bertentangan dengan kondisi yang sesungguhnya dari seorang perempuan yang ada di masyarakat, bahwa seorang perempuan yang baik adalah perempuan yang mempunyai kepasrahan, rela menderita demi orang lain, kemanjaan dan tergantung pada laki-laki, lembut dan tidak tegas, pendamping suami, pengasuh anak-anak serta pengurus dapur. Karena perempuan sendiri menerimanya sebagai hal yang biasa dan laki-laki sendiri menganggap hal itu benar. Stereotype seperti inilah yang merendahkan martabat kaum perempuan, sehingga bagi perempuan yang rela menderita, akan dengan mudah terbelenggu kedalam kekuasaan patriarki.

Selanjutnya pada baris kelima yang berupa penutup dari lagu itu terdiri dari empat baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat “memanglah tak semua laki-laki busuk”, baris kedua berupa kalimat “namun ladies tetaplah harus

waspada”, baris ketiga berupa “semogalah kita semua”, dan baris keempat berupa kalimat “akhirnya mendapatkan cinta yang tulus”.

Makna dari bait yang terakhir ini, adalah berupa sebuah pesan atau nasehat dari si pencipta yang diperuntukkan kepada semua perempuan, bahwa tertnyata tidak semua laki-laki itu bersikap semena-mena terhadap kaum perempuan walaupun itu hanya beberapa saja, dan ada sebait doa dan harapan dalam baris terakhir tersebut, yaitu kata “semogalah kita semua akhirnya mendapatkan cinta yang tulus”, hal ini dimaksudkan agar para kaum perempuan tidak perlu takut dan khawatir bahwa dirinya tidak bisa mendapatkan orang yang mengerti dan cinta sepenuhnya terhadap dirinya, karena pada suatu saat orang yang diharapkan itu pasti datang (laki-laki).

DAFTAR PUSTAKA

Fiske, John, 2004. Cultural and Communicaton Studies, Yogyakarta : Jalasutera.

Kriyantono, Rachmat, M.Si, S.Sos, 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset Media, Perubahan Public Relation, Advertising, Komunikasi Pemasaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Moleong, Lexy, 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Peteda, Mansoer, DR. Prof, 2001. Semantik Leksikal, Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Sobur, Alex, 2006. Semiotika Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Tong, Rosemarie Putnam, 2004. Feminist Thought : Pengantar Paling

Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis, Yogyakarta : Jalasutera.

Van Zoest, Art, 1993. Semiotika Tentang Tanda Cara Bekerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya, Jakarta : Yayasan Sumber Agung.

Non Buku :

Rahmawati, Dian, 2003. Penggambaran Perempuan Dalam Lirik Lagu, Skripsi, Surabaya : FIA, Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jatim Surabaya.

Hanni, Rizky Naila, 2002. Penggambaran Perempuan Dalam Lirik Lagu, Skripsi, Surabaya : FIA, Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jatim Surabaya.

Prameswari, Undaka, 2005. Pemaknaan Lirik Lagu “Negara” Iwan Fals, Skripsi, Surabaya : FISIP, Jurusan Ilmu Komunikasi UPN “Veteran”

Internet :

(http ://kunci.or.id/esai/nws/08/representasi.htm). (http ://mantagisme.com/2007/06/html).

Dokumen terkait