• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Pemanfaatan pelayanan adalah sebuah kegiatan pemanfaatan pelayanan oleh sekelompok orang atau individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan dan memanfaatkan tergantung dari pengetahuan masing-masing individu (Notoatmodjo, 2007). Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan

kesehatan dan seberapa jauh seseorang menempuh pelayanan kesehatan (Azwar, 2012).

2.4.1 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Teori WHO dalam Notoatmodjo (2005) menyebutkan bahwa beberapa faktor perilaku yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

1. Pemikiran dan perasaan (thought and feeling) yakni dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap obyek/kesehatan :

 Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

 Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, yakni berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

 Sikap menggambarkan perasaan suka/tidak suka terhadap obyek dan sering berasal dari pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain.

2. Seseorang yang dianggap sebagai referensi

Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting

3. Sumber daya (resource)

Sumber daya mencakup fasilitas-fasilitas, uang, waktu, dan tenaga.

Semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat.

4. Kebudayaan berupa norma-norma yang ada di masyarakat yang menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.

Menurut Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2012), yang menggambarkan model sistem kesehatan penggunaan pelayanan kesehatan terdiri dari tiga faktor utama, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (predisposing)

Fungsi dari katakteristik ini dapat menggambarkan fakta bahwa tiap individu mempunyai kecenderungan untuk menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya ciri-ciri individu, yang digolongkan ke dalam 3 kelompok, yaitu :

a. Ciri-ciri demografi seperti, jenis kelamin, umur, status perkawinan.

b. Struktur sosial seperti, pendidikan, pekerjaan, suku, dan sebagainya.

c. Manfaat-manfaat kesehatan seperti, keyakinan bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses penyembuhan penyakit (termasuk stress dan kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan). Selanjutnya Anderson percaya bahwa :

 Setiap individu atau orang mempunyai perbedaan karakteristik, mempunyai perbedaan tipe dan frekuensi penyakit, dan mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.

 Setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, mempunyai perbedaan gaya hidup, dan akhirnya mempunyai perbedaan pola penggunaan pelayanan kesehatan.

 Individu percaya adanya kemanjuran dalam penggunaan pelayanan kesehatan.

2. Faktor Pemungkin (enabling)

Karakteristik ini mencerminkan bahwa meskipun mempunyai predisposisi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan namun tidak akan bertindak untuk menggunakannya, kecuali bila ia mampu menggunakannya.

Kemampuan tersebut berasal dari keluarga (misalnya : penghasilan dan simpanan/tabungan, asuransi kesehatan atau sumber lainnya) dan dari komunitas (misalnya : tersedianya fasilitas dan tenaga, lamanya menunggu pelayanan serta lama waktu yang digunakan untuk mencapai fasilitas pelayanan kesehatan tersebut/lokasi pemukiman). Menurut Notoatmodjo (2012) perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan yang diterima. Jadi, penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung kepada kemampuan konsumen untuk membayar.

3. Faktor Kebutuhan (need)

Faktor predisposisi dan pemungkin dapat terwujud bila hal itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk meggunakan pelayanan kesehatan, jika faktor predisposisi dan pemungkin itu ada.

Kebutuhan (need) dibedakan menjadi 2 kategori yaitu dirasa atau preceived (subject assessment) dan evaluated (clinical diagnosis). Preceived need dapat

diukur dengan perasaan subyektif terhadap penyakit (misalnya : jumlah hari sakit, gejala-gejala sakit yang dialami dan laporan tentang keadaan kesehatan umum).

Sedangkan evaluated merupakan evaluasi klonis terhadap penyakit yakni penilaian beratnya penyakit dari dokter yang meratnya biasanya berdasarkan keluhan-keluahan yang mungkin memerlukan pengobatan, dari hasil pemeriksaan dan diagnosa.

Secara skematis konsep pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2012) digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 2.5 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan konsep skematis yang dikemukanan oleh Anderson (1974) yang telah dijelaskan di atas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai

Faktor predisposisi Faktor pemungkin Faktor kebutuhan

Demografi :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor Predisposisi :

1. Pendidikan 2. Pengetahuan 3. Sikap

Faktor Pemungkin : 1. Informasi 2. Keterjangkauan

Faktor Kebutuhan : 1. Kondisi Kesehatan

Pemanfaatan Puskesmas

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1989).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu terdiri atas 9 (sembilan) desa/kelurahan. Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya peserta PBI dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan serta belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di lokasi ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Januari - Mei 2018. Waktu yang digunakan adalah untuk pengambilan data, pengolahan data, analisa data serta penyusunan hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 10.436 peserta.

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian jumlah peserta PBI yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Melati. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode slovin (Notoatmodjo, 2005) yang di formulasikan sebagai berikut :

= 1 + ( ) Keterangan :

n : Besar Sampel N : Besar Populasi

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1) Maka, hasil dari penentuan sampel data penelitian ini adalah

= 10.436

1 + 10.436 (0,1) =

10.436

104.37 = 99,99 ≈ 100

Sampel diambil dengan teknik proportionate stratified random sampling yaitu suatu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan bersifat berstrata secara proporsional (Sugiyono, 2007). Jadi, jumlah sampel berdasarkan desa/kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Distribusi sampel menurut populasi di wilayah kerja Puskesmas Melati

No. Desa/Kelurahan Peserta (Jiwa) Perhitungan Sampel

1 Adolina 506 10.436506 100 5

2 Melati I 850 10.436850 100 8

3 Melati II 2795 10.4362795 100 27

4 Tanjung Buluh 210 10.436 100210 2

5 Sei Sijenggi 1633 10.4361633 100 15

6 Sei Buluh 1223 10.4361223 100 12

7 Lubuk Bayas 914 10.436914 100 9

8 Lubuk Rotan 825 10.436825 100 8

9 Sei Nagalawan 1480 10.436 1001480 14

Jumlah 10.436 100

3.4 Jenis Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Melati, Dinas Kesehatan Serdang Bedagai, dan Instansi Pemerintah yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Bebas (Independen)

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi responden.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang puskesmas dan peserta JKN PBI.

3. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas dan pemanfaatan kartu PBI.

4. Informasi adalah pengetahuan yang didapatkan responden dari tenaga kesehatan/BPJS, media elektronik, media cetak, dan berbagai sumber lainnya terkait JKN.

5. Keterjangkauan adalah kemampuan responden dalam mengakses puskesmas meliputi jarak dan biaya transportasi.

6. Kondisi kesehatan adalah keadaan kesehatan anggota keluarga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

3.5.2 Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta PBI yakni suatu perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh peserta PBI untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia di Puskesmas Melati dalam 6 (enam) bulan terakhir.

2.6 Aspek Pengukuran

2.6.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan.

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas

1 Pendidikan 1 - 1. Rendah

(tidak

2.6.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan Puskesmas Melati oleh peserta PBI. Skala pengukurannya secara rinci dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3 Aspek Pengukuran Variabel Terikat No. Variabel Jlh Kategori

3.7 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu : a. Analisis Univariat

Untuk menjelaskan variabel independen yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, informasi, keterjangkauan, dan kondisi kesehatan peserta PBI dengan pemanfaatan Puskesmas Melati Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan.

b. Analisis Bivariat

Model analisis ini digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05 dengan kriteria :

1. Ho ditolak jika p<α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

2. Ho diterima jika p>α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

c. Analisis Multivariat

Analisis yang digunakan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dan beberapa variabel independen. Variabel dependen berskala dikotomi (nominal dengan 2 kategori).

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Melati merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang terdapat di wilayah Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Wilayah kerja Puskesmas Melati terdiri atas 9 (sembilan) desa/kelurahan. Puskesmas Melati terletak di jalan besar Melati Pasar VI Melati II Kecamatan Perbaungan. Luas wilayah kerja Puskesmas Melati yaitu 55,1 km2.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 35.332 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin 17.745 jiwa (50,22%) berjenis kelamin laki-laki dan 17.587 jiwa (49,78%) berjenis kelamin perempuan. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-Laki 17.745 50.22

Perempuan 17.587 49.78

Jumlah 35.332 100.0

Jumlah peserta JKN yang ada di wilayah kerja Puskesmas Melati sebanyak 11.782 jiwa (33,35%) yang terdiri atas peserta PBI APBN sebanyak 8.321 jiwa (70,63%), peserta Non PBI Pekerja Bukan Penerima Upah sebanyak 1.346 jiwa (11,42%), dan peserta Jaminan Kesehatan Daerah sebanyak 2.115 jiwa (17,95%).

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Distribusi responden yang meliputi jenis kelamin, suku, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan responden dapat di lihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Identitas (Jenis Kelamin, Suku, Jumlah Anggota Keluarga, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan)

Variabel Jumlah Persentase (%)

Rendah (tidak tamat SD dan SD) 61 61.0

Menengah (SMP dan SMA) 39 39.0

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

kelamin laki-laki dan 70 responden (70,0%) berjenis kelamin perempuan.

Responden mayoritas suka jawa yaitu sebanyak 55 responden (55,0%) dan mayoritas responden memiliki jumlah anggota keluarga 5 orang yaitu sebanyak 38 responden (38,0%). Hasil penelitian berdasarkan status pendidikan reponden mayoritas rendah (tidak tamat SD dan SD) yaitu sebanyak 61 responden (61,0%).

Berdasarkan status pekerjaan responden mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 52 responden (52,0%) dan berdasarkan status perkawinan mayoritas menikah yaitu sebanyak 88 responden (88,0%).

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengetahuan responden, diketahui dari 100 responden terdapat 46 responden (46,0%) yang mengetahui apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sebanyak 21 responden (21,0%) yang tahu kapan program JKN diberlakukan di puskesmas, sebanyak 71 responden (71,0%) yang mengetahui apa itu puskesmas, sebanyak 69 responden (69,0%) yang mengetahui letak Puskesmas Melati, sebanyak 36 responden (36,0%) yang mengetahui siapa saja peserta JKN, sebanyak 77 responden (77,0%) yang mengetahui apa itu peserta PBI, sebanyak 90 responden (90,0%) yang mengetahui bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di puskesmas, sebanyak 62 responden (62,0%) yang mengetahui pelayanan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN, sebanyak 44 responden (44,0%) yang mengetahui manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa didapatkan oleh peserta PBI, dan sebanyak 19 responden (19,0%) yang mengetahui jenis

pelayanan yang bisa di peroleh sebagai peserta JKN di puskesmas. Secara lebuh rinci dapat di lihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Tahu Tidak Tahu Jumlah

N % N % N %

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

adalah 46 46.0 54 54.0 100 100.0

Sejak kapan program JKN diberlakukan

di puskesmas? 21 21.0 79 79.0 100 100.0

Puskesmas adalah 71 71.0 29 29.0 100 100.0

Dimanakah letak Puskesmas Melati ? 69 69.0 31 31.0 100 100.0

Peserta JKN adalah 36 36.0 64 64.0 100 100.0

Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)

adalah 77 77.0 23 23.0 100 100.0

Bagaimana prosedur untuk mendapatkan layanan JKN di

puskesmas ? 90 90.0 10 10.0 100 100.0

Pelayanan yang tidak ditanggung oleh

layanan JKN adalah 62 62.0 38 38.0 100 100.0

Manfaat pelayanan promotif dan preventif di puskesmas yang bisa

didapatkan oleh peserta PBI adalah 44 44.0 56 56.0 100 100.0 Jenis pelayanan yang bisa di peroleh

sebagai peserta JKN di puskesmas berupa

19 19.0 81 81.0 100 100.0

Berdasarkan pengkategorian pengetahuan diketahui bahwa dari 100 responden kategori tertinggi dalam berpengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 64 responden (64,0%) dan berpengetahuan baik sebanyak 36 responden (36,0%) yang dapat di lihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Baik 36 36.0

Kurang Baik 64 64.0

Jumlah 100 100.0

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai sikap responden, diketahui dari 100 responden terdapat 67 responden (67,0%) yang bersikap kurang baik untuk selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas dengan memakai kartu PBI yang dimilikinya dan ada sebanyak 93 responden (93,0%) yang setuju dengan adanya diberlakukan program JKN. Sebanyak 91 responden (91,0%) merasa bahwa program JKN sangat membantu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Responden yang setuju dengan program JKN diberlakukan seterusnya ada 90 responden (90,0%) dan mengenai sikap responden yang kurang baik dalam menyarankan keluarga, tetangga, atau kerabat untuk memanfatkan puskesmas daripada praktek swasta ada sebanyak 41 responden (41,0%). Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

Apakah Bapak/Ibu selalu memanfaatkan pelayanan puskesmas

dengan kartu PBI? 33 36.0 67 64.0 100 100.0

Apakah Bapak/Ibu setuju dengan

adanya program JKN? 93 93.0 7 7.0 100 100.0

Menurut Bapak/Ibu program JKN ini sangat membantu untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan? 91 91.0 9 9.0 100 100.0

Apakah Bapak/Ibu setuju program JKN

ini dilakukan untuk berkelanjutan? 90 90.0 10 10.0 100 100.0 Apakah Bapak/Ibu menyarankan

keluarga, tetangga atau kerabat untuk memanfatkan puskesmas dari pada praktek swasta?

59 59.0 41 41.0 100 100.0

Berdasarkan pengkategorian sikap diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 66 responden (66,0%) yang bersikap baik dan sebanyak 34 responden (34,0%) bersikap kurang baik yang dapat di lihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak 44 responden (44,0%) yang pernah mendapatkan informasi tentang program JKN dari tenaga kesehatan/BPJS, sebanyak 42 responden (42.0%) pernah mendapat informasi tentang JKN, sebanyak 71 responden (71.0%) pernah mendapat informasi tentang peserta PBI, sebanyak 39 responden (39,0%) pernah mendapat informasi tujuannya diberikan layanan JKN, sebanyak 34 responden (34,0%) pernah mendapatkan informasi tentang manfaat yang didapat dengan menggunakan layanan JKN, sebanyak 70 responden (70,0%) pernah mendapatkan informasi bagaimana prosedur untuk menggunakan layanan JKN, dan sebanyak 38 responden (38,0%) yang pernah mendapatkan informasi tentang jenis pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Pernah Tidak Pernah Jumlah

N % N % N %

Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan informasi tentang program JKN dari tenaga kesehatan/BPJS?

44 44.0 56 56.0 100 100.0

Anda tentang JKN?

Apakah pernah dijelaskan kepada

Anda tentang peserta PBI? 71 71.0 29 29.0 100 100.0

Apakah pernah dijelaskan kepada Anda, tujuan diberikannya layanan JKN?

39 39.0 61 61.0 100 100.0

Apakah pernah dijelaskan kepada Anda apa manfaat yang didapat dengan menggunakan layanan JKN?

34 34.0 66 66.0 100 100.0

Apakah pernah dijelaskan kepada Anda bagaimana prosedur untuk

menggunakan layanan JKN? 70 70.0 30 30.0 100 100.0

Apakah pernah dijelaskan kepada Anda jenis pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung oleh layanan JKN?

38 38.0 62 62.0 100 100.0

Berdasarkan pengkategorian informasi diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 27 responden (27,0%) yang tahu dan mengerti tentang JKN dan sebanyak 73 responden (73,0%) yang tidak tahu dan belum mengerti tentang JKN. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Informasi Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak 79 responden (79,0%) yang mengatakan letak puskesmas belum strategis dengan tempat pemukiman, sebanyak 70 responden (70,0%) yang mengatakan bahwa letak puskesmas terlalu jauh dari tempat tinggalnya, sebanyak 44 responden (44,0%) mengatakan bahwa mengalami kesulitan ke puskesmas karena transportasi, dan sebanyak 52 responden (52,0%) yang mengatakan bahwa untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas membutuhkan biaya yang cukup mahal. Secara rinci dapat di lihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Keterjangkauan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

Menurut Bapak/Ibu letak puskesmas sudah strategis dengan tempat

pemukiman masyarakat? 21 21.0 79 79.0 100 100.0

Menurut Bapak/Ibu apakah letak puskesmas dekat dari tempat tinggal

Bapak/Ibu? 30 30.0 70 70.0 100 100.0

Apakah Bapak/Ibu memiliki transportasi yang memadai dalam mengakses puskesmas?

56 56.0 44 44.0 100 100.0 Menurut Bapak/Ibu apakah untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas tidak membutuhkan biaya transportasi yang cukup mahal?

48 48.0 52 52.0 100 100.0

Berdasarkan pengkategorian keterjangkauan diketahui bahwa dari 100 responden sebanyak 74 responden (74,0%) berada pada kategori sulit untuk menjangkau puskesmas dan sebanyak 26 responden (26,0%) berada pada kategori mudah untuk menjangkau puskesmas yang dapat di lihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas

Keterjangkauan Jumlah Persentase (%)

Mudah 26 26.0

Sulit 74 74.0

Jumlah 100 100.0

4.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak 37 responden (37,0%) pada saat sakit akan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan kartu PBI dan sebanyak 63 responden (63,0%)

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

Disaat Bapak/Ibu atau anggota keluarga mengalami sakit, apakah Bapak/Ibu akan membawa ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dengan menggunakan kartu peserta PBI?

37 37.0 63 63.0 100 100.0

Setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden tentang kondisi kesehatan, sebanyak 37 responden (37,0%) berada pada kategori baik sedangkan sebanyak 63 responden (63,0%) berada pada kategori kurang baik yang dapat di lihat pada tabel 4.12 :

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Kondisi Kesehatan Responden terhadap Pemanfaatan Puskesmas

Kondisi Kesehatan Jumlah Persentase (%)

Baik 37 37.0

Kurang Baik 63 63.0

Jumlah 100 100.0

4.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian dapat di lihat dari 100 responden sebanyak 32 responden (32,0%) yang anggota keluarganya pernah sakit dan memanfaatkan puskesmas dalam 6 (enam) bulan terakhir ini sedangkan sebanyak 68 responden (68,0%) tidak memanfaatkan puskesmas dengan menggunakan kartu PBI. Secara rinci di lihat tabel 4.13 :

Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Puskesmas di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

N % N % N %

Apakah Bapak/Ibu atau anggota keluarga yang sakit memanfaatkan puskesmas dengan menggunakan kartu

JKN PBI dalam 6 (enam) bulan terakhir 32 32.0 68 68.0 100 100.0

Setelah dilakukan pengkategorian dapat di lihat bahwa dari 100 responden hanya ada 32 responden (32,0%) yang memanfaatkan puskesmas dan sebanyak 68 responden (68,0%) yang tidak memanfaatkan puskesmas.

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Pemanfaatan Puskesmas oleh Responden Peserta PBI

Pemanfaatan Puskesmas Jumlah Persentase (%)

Memanfaatkan 32 32.0

Tidak Memanfaatkan 68 68.0

Jumlah 100 100.0

4.3 Analisis Bivariat

4.3.1 Tabulasi Silang dan Hasil Uji Statistik

Analisa bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (informasi dan keterjangkauan) dan faktor kebutuhan (kondisi kesehatan) dengan variabel terikat (pemanfaatan puskesmas) oleh peserta PBI menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05.

4.3.1.1 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan puskesmas maka 39 responden yang memiliki pendidikan menengah, sebesar 43,6% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 56,4% tidak memanfaatkan puskesmas. Responden yang berpendidikan rendah ada sebanyak 61 responden, sebesar 24,6% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 75,4% tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,047 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.15 Tabulasi Silang antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Pendidikan Pemanfaatan Puskesmas Total P

Value

Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.2 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas maka 36 responden yang memiliki pengetahuan baik, sebesar 52,8% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 47,2% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 64 responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik, sebesar 20,3% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 79,7% tidak memanfaatkan puskesmas. Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,001 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.16 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Kurang Baik 13 20.3 51 79.7 64 100.0

Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.3 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan pemanfaatan puskesmas maka 66 responden yang mempunyai sikap baik, sebesar 39,4%

memanfaatkan puskesmas dan sebesar 60,6% tidak memanfaatkan puskesmas.

Sebanyak 34 responden yang memiliki sikap kurang baik, sebesar 17,6%

memanfaatkan puskesmas dan sebesar 82,4% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,027 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.17 Tabulasi Silang antara Sikap dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Tahun 2018

Sikap

Kurang Baik 6 17.6 28 82.4 34 100.0

Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.4 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas maka 27 responden yang mengetahui informasi, sebesar 48,1%

memanfaatkan puskesmas dan sebesar 51,9% tidak memanfaatkan puskesmas.

Sebanyak 73 responden yang tidak mengetahui informasi, sebesar 26,0%

memanfaatkan puskesmas dan sebesar 74,0% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,035 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara informasi dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.18 Tabulasi Silang antara Informasi dengan Pemanfaatan

Tidak Tahu 19 26.0 54 74.0 73 100.0

Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.5 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan hasil tabulasi silang antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas maka 26 responden mudah menjangkau puskesmas, sebesar 50,0% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 50,0% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 74 responden sulit menjangkau puskesmas, sebesar 25,7%

memanfaatkan puskesmas dan sebesar 74,3% tidak memanfaatkan puskesmas.

Hasil analisis uji chi-square di peroleh nilai p=0,022 (p<0,05) yang berarti ada hubungan yang signifikan antara keterjangkauan dengan pemanfaatan puskesmas.

Tabel 4.19 Tabulasi Silang antara Keterjangkauan dengan Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati

Mudah 13 50.0 13 50.0 26 100.0

0,022

Sulit 19 25.7 55 74.3 74 100.0

Jumlah 32 32.0 68 68.0 100 100.0

4.3.1.6 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas maka 37 responden yang berada pada kategori baik, sebesar 40,5% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 59,5% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 63 responden yang berada pada kategori kurang baik,

4.3.1.6 Tabulasi Silang antara Kondisi Kesehatan dengan Pemanfataan Puskesmas oleh Peserta PBI di Wilayah Kerja Puskesmas Melati Berdasarkan hasil tabulasi silang antara kondisi kesehatan dengan pemanfaatan puskesmas maka 37 responden yang berada pada kategori baik, sebesar 40,5% memanfaatkan puskesmas dan sebesar 59,5% tidak memanfaatkan puskesmas. Sebanyak 63 responden yang berada pada kategori kurang baik,

Dokumen terkait