• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pemanfaatan Situs Web Perpustakaan untuk Kegiatan Akademik

Pengertian atau defenisi dari pemanfaatan situs web perpustakaan dapat dilihat terlebih dahulu defenisi dari kata pemanfaatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:711) mengatakan bahwa “pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan, memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan tersendiri”. Defenisi situs web sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah merupakan sarana informasi multimedia yang terdapat pada internet dan dapat membantu pengguna dalam menemukan informasi yang efektif dan efisien. Sehingga secara sederhana dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Situs Web adalah suatu proses penelusuran informasi multimedia yang dipergunakan untuk membantu pengguna informasi dalam menemukan informasi yang dibutuhkannya secara efektif dan efisien.

Telah dibahas sebelumnya defenisi situs web perpustakaan merupakan suatu kegiatan untuk mempublikasikan berbagai informasi tentang perpustakaan (koleksi, fasilitas, dan lain– lain) dan kegiatannya yang dapat diakses melalui media internet. Jadi dapat dikatakan pemanfaatan situs web perpustakaan yaitu merupakan proses kegiatan menggunakan sarana informasi tentang perpustakaan yang telah dipublikasikan dan dapat diakses melalui media internet yang kemudian diperuntukkan bagi kegiatan akademik sivitas akademika.

Defenisi dari kegiatan adalah rutinitas. Pengertian akademik menurut Fadjar (2002:5) adalah “Keadaan orang–orang bisa menyampaikan atau menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat menguji secara jujur, terbuka, dan leluasa”. Defenisi di atas dapat disederhanakan menjadi suatu rutinitas menyampaikan atau menerima ilmu pengetahuan dan pengembangannya secara terbuka dan leluasa yang terdapat pada lingkungan akademik. Kegiatan Akademik meliputi Tri Dharma pendidikan yaitu merupakan proses pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Kemudian Pemanfaatan situs web perpustakaan pada umumnya difokuskan pada keperluan kegiatan akedemik baik dosen, mahasisiwa/i, maupun oleh masyarakat umum. Hasugian (2005:14) mengatakan, “Pada dasarnya pengguna dapat secara bebas memperlakukan informasi yang didapatnya melalui penelusuran di internet”. Dengan kata lain informasi yang diperoleh dari hasil penelusuran dapat didownload, diprint/cetak, dan lain sebagainya sesuai dengan keperluan pengguna.

2.4.1 Proses Pengajaran

Belajar menurut Adrian, (2004:2) “merupakan segenap rangkaian atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indra dan pengalamannya”. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan informasi yang komplek dan senantiasa berlangsung dalam berbagai situasi dan kondisi. Sedangkan mengajar menurut Arifin dalam Adrian (2004:4) adalah “Suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada anak didik, agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu”. Penyampaian bahan pelajaran atau sumber informasi saat ini dapat memanfaatkan berbagai bentuk media, sehingga penyampaian bahan ajar lebih mudah dipahami.

Dari keterangan di atas dapat kita pahami bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara peserta didik dan pendidik yang metode penyampaian bahan ajar atau sumber–sumber informasinya dapat disampaikan dengan berbagai bentuk media penyampaian. Tujuan dari proses belajar mengajar adalah untuk membina peserta didik agar mampu belajar mandiri dengan mudah, efektif serta juga dapat belajar dalam berbagai situasi dan kondisi.

Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan metode mengajar sehingga cara–cara untuk melakukan aktivitas belajar dapat tersistem dalam arti tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai. Ada beberapa metode–metode yang dapat digunakan dalam proses mengajar , antara lain:

a.Metode Ceramah (Preaching Method) b.Metode Diskusi (Discussion Method)

c.Metode Demonstrasi (Demontration Method) d.Metode Ceramah plus

e.Metode Resitasi (Recitation Method) f. Metode Percobaan (Expremental Method) g.Metode Karya Wisata (Study Tour Method) h.Metode Latihan Keterampilan (Drill Method) i. Metode Mengajar Beregu (Team Teaching Method) j. Metode Mengajar Sesama Team (Peer Teaching Method) k.Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving Method) l. Metode Perancangan (Projeck Method), (Adrian, 2004:4-7)

Metode belajar mengajar di atas membutuhkan teknik pengumpulan data yang relevan untuk disampaikan atau disebarluaskan sebagai bahan ajar untuk anak didik. Teknik sumber data dapat diperoleh melalui berbagai macam media misalnya, sumber pada bahan tercetak (buku, jurnal, majalah, dan lain–lain) ada juga melalui sumber teknologi internet (memanfaatkan search engine, situs web, blogger dan lain–lain).

Metode pengajaran saat ini sudah semakin berkembang sesuai dengan berkembangnya teknologi yang ada. Metode pengajaran yang telah menjadi populer saat ini adalah

“E-education”. Secara sederhana metode pengajaran e-education adalah proses pengajaran

melalui media internet. Materi pengajaran E-education sama dengan metode pengajaran tradisional, namun bedanya pengajar dan anak didik tidak bertatap muka secara langsung dan sarana prasarana yang digunakan adalah komputer dan media internet.

Diminatinya metode pengajaran e-education saat ini membuat inovasi para ahli teknologi informatika untuk membuat aplikasi yang mendukung kegiatan dalam e-education. Course Management dari college dalam sutedjo (2002:1278) memaparkan aplikasi

e-education mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Silabus berbasis web 2. E-mail

3. Diskusi beralur

4. Forum diskusi elektronik 5. Bahan kuliah online 6. Buku nilai online

7. Ujian berbasis komputer

Dengan adanya aplikasi dengan tujuh unsur tersebut membuat metode pengajaran

e-education menjadi pilihan pengajaran yang akan diminati untuk masa yang akan datang

karena tidak sulit, efektif dan efesien. Untuk mensosialisasikan e-education sebuah lembaga pendidikan haruslah memiliki SDM yang mampu menjalankan metode pengajaran

bidang penggunaan atau pemanfaatan dalam menggunakan sarana dan prasarana pendukung metode e-education, kemudian SDM juga harus memiliki skill dibidang teknologi informasi, sehingga penerapan materi pengajaran dengan metode e-education akan mencapai nilai maksimal.

2.4.2 Penelitian

Suatu penelitian dapat berguna untuk pengabdian pada masyarakat dan juga kegiatan akademik sivitas akademik. Riset atau penelitian menurut Wikipedia dapat didefenisikan sebagai “pencarian pengetahuan atau investigasi yang sistematis untuk membentuk fakta”. Pendapat lain dari Saputra dalam Akbar (2008:3) mengatakan penelitian yaitu:

Penelitian berasal dari kata teliti dan meneliti sebagai kata kerjanya, diartikan sebagai proses penelitian yang dilandasi oleh pemikiran ilmiah (didasari konsep ilmiah teori ataupun paradigma ilmiah) untuk menemukan kebenaran ilmah (menemukan konsep maupun teori baru). Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menemukan, mencari, dan mengeksplorasi suatu fenomena secara ilmia.

Dari kedua defenisi di atas dapat dikatakan dengan adanya penelitian, maka masyarakat dapat menggunakannya sebagai cara kerja untuk memecahkan suatu masalah kemasyarakatan secara ilmiah. Cara pemecahan masalah yang demikian harus disesuaikan kepada karakteristik dan daya ampuh masing–masing disiplin atau bidang ilmu. Cara pemecahan masalah melalui penelitian akan memperoleh keluaran berupa berbagai masalah penelitian, sehingga dapat menimbulkan subject matter pada bidang ilmu baru dalam dunia akademik. Untuk terus memutakhirkan hasil penelitian, maka diperlukan penelitian berkelanjutan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Menurut Prof. Aho dalam Ibrahim (2009:2) dalam pelaksanaan Dharma penelitian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Penelitian diperguruan tinggi yang dilakukan oleh para dosen adalah guna mengembangkan pemahaman mereka sendiri mengenai bidang yang bersangkutan, sehingga sekaligus mengembangkan dan memperbaiki mutu bahan perkuliahan. 2. Penelitian oleh para dosen juga berperan mengembangkan teori–teori dalam bidang

yang bersangkutan pada penelitian–penelitian murni.

3. Penelitian oleh para dosen dan staf perguruan tinggi juga dapat bersifat terapan untuk melayani masyarakat luas baik masyarakat pasar, konsumen, maupun lainnya.

Hal–hal di atas dapat dikatakan juga sebagai manfaat dari penelitian. Dengan kata lain penelitian dapat mengalihkan bahan pengajaran (up to date) berdasarkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan, sehingga anak didik memperoleh unsur-unsur ilmu yang lebih segar dan mutakhir.

2.4.3 Pengabdian pada Masyarakat

Salah satu kegiatan akademik perguruan tinggi adalah pengabdian pada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dengan cara memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian maupun ilmu dari hasil pendidikan perguruan tinggi. Pengabdian pada masyarakat dikembangkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat, pelayanan kepada masyarakat, kuliah kerja nyata dan lain sebagainya. Adapun tujuan pengabdian kepada masyarakat yang nyata terlihat, antara lain:

a.Mengembangkan sumber daya manusia kearah terciptanya manusia pembangunan dan pengembangan kearah terbinanya masyarakat belajar.

b.Mengamalkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan yang

berkesinambungan pada masyarakat.

c.Melaksanakan pelayanan pada masyarakat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia, dan

d.Melaksanakan kegiatan terpadu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

Secara sederhana tujuan dari pengabdian pada masyarakat dapat berupa meningkatkan kualitas fikir, kualitas karya, kualitas kerja, dan kualitas hidup masyarakat.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Menurut Azwan (2004:7) “Penelitian deskriptif adalah melakukan analisis hanya sampai pada tahap deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah disimpulkan”.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Layanan Digital Perpustakaan USU, tepatnya di Jalan Perpustakaan No.1 Kampus USU Padang Bulan Medan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan jumlah satuan yang dipilih dari total subjek dalam suatu penelitian. Menurut Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Populasi penelitian ini adalah Pengguna Layanan Digital Perpustakaan USU yang berstatus Dosen. Dari data Statistik Layanan Digital tahun 2009 diperoleh jumlah pengunjung 42.117 orang, yang terdiri dari mahasiswa Pascasarjana (S2) 34.021 orang, mahasiswa Doktor (S3) 6.705 orang dan Dosen 1.391 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari jumlah populasi. Menurut Arikunto (2002:109) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Ada beberapa cara yang digunakan peneliti untuk menentukan sampel. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah pengunjung Layanan Digital USU yaitu berjumlah 42.117 pengunjung. Karena besarnya jumlah populasi yang ada, untuk itu peneliti membatasi jumlah populasi yang dijadikan sampel penelitian. Untuk menghitung ukuran banyaknya sampel penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008:78), yaitu:

Dimana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = ukuran kesalahan sebesar 10%

Sesuai dengan rumus di atas, maka sampel penelitian ini adalah:

Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Defenisi dari purposive sampling menurut pendapat Arikunto (2002:117) adalah Cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tujuan pemilihan sampel adalah penelitian ditujukan pada pengguna layanan digital yang pernah membuka situs web Perpustakaan USU.

3.4 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang disebut dengan instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2002:136) “Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner.

3.4.1 Kuesioner

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data–data yang dibutuhkan. Kuesioner adalah seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis dalam lembaran kertas atau sejenisnya dan disampaikan kepada responden penelitian untuk diisi olehnya tanpa intervensi dari penelitin atau pihak lain (Danim, 2002:138). Pada penelitian ini, angket disusun dalam bentuk pertanyaan dimana setiap pertanyaan akan berpedoman pada kisi–kisi kuesioner.

3.4.2 Kisi – Kisi Kuesioner

Sebelum menyusun kuesioner terlebih dahulu dibuat kisi–kisi kuesioner. Kisi–kisi kuesioner diperlukan agar pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk penelitian.

Tabel -1 Kisi – Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Item Jumlah

Item

Analisi pemanfaatan situs web Perpustakaan USU untuk kegiatan akademik : studi kasus pengguna layanan digital Perpustakaan USU

1. Frekuensi Pemanfaatan Situs Web

2. Pengenalan Situs Web 3. Tujuan Situs Web

4. Pola Pemanfaatan Situs Web Dalam Kegiatan Akademik 5. Content Situs Web

6. Akses pemanfaatan Situs Web

1, 2, 3 4 5, 6, 7, 8 9, 10, 11 12,13 2 1 1 4 3 2 Jumlah 13

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan

(kuesioner) untuk diisi oleh responden.

2. Studi kepustakaan yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006:21) “Statistik Deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Data akan ditabulasikan sesuai dengan kelompok aspek yang diteliti, untuk memudahkan interprestasi data yang akan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis dan dan diinterprestasikan. Untuk menghitung persentase digunakan rumus yang dibuat oleh Hadi (1981 : 421), yaitu

P =

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden

Dalam menafsirkan data, peneliti menggunakan metode penafsiran Supardi, (1979:20) dengan rincian sebagai berikut :

• 1 – 24% : Sebagian kecil • 25 – 49% : Hampir setengah • 50% : Setengah • 51 – 74% : Sebagian besar • 75 – 99% : Pada umumnya • 100% : Seluruhnya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian dan pembahasan yang datanya diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden penelitian di Layanan Digital Perpustakaan USU. Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Responden terdiri dari pengguna layanan digital yaitu mahasiswa pascasarjana (S2), mahasiswa doktor (S3), desen dan peneliti.

Penelitian ini diukur berdasarkan indikator frekuensi pemanfaatan situs web, pengenalan situs web, tujuan pemanfaatan situs web, pola pemanfaatan situs web, content situs web, dan akses pemanfaatan situs web. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pemanfaatan situs web pada Perpustakaan USU untuk kegiatan akademik dapat diketahui dari jawaban pada setiap indikator pertanyaan angket nomer 1 sampai 13.

Dokumen terkait