• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setiap cluster perumahan di Sentul City memiliki vegetasi yang berbeda- beda. Selama penelitian pada enam cluster perumahan yang diamati, tercatat 30 jenis vegetasi yang dimanfaatakan oleh berbagai jenis burung. Dari keseluruhan jumlah jenis vegetasi yang dimanfaatkan, jenis sengon (Paraserianthes falcataria), akasia (Acacia mangium), dan trembesi (Samanea saman) merupakan jenis vegetasi yang paling digemari oleh burung (Gambar 17).

Gambar 17 Persentase pemanfaatan vegetasi oleh burung.

Jenis vegetasi sengon (Paraserianthes falcataria) merupakan jenis yang tercatat paling banyak dimanfaatkan pada tiga cluster perumahan, yaitu Northridge, Argenia, dan Sentul City Boulevard. Selain itu, jenis akasia (Acacia mangium) merupakan jenis yang paling banyak dimanfaatkan di cluster

perumahan Bali dan cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura. Sedangkan di

cluster Mediterania 1 dan bukit Golf Hijau jenis vegetasi yang paling banyak dimanfaatkan adalah trembesi (Samanea saman). Hampir di seluruh lokasi penelitian, bentuk arsitektur pohon yang umumnya banyak dimanfaatkan adalah tipe attim (Lampiran 4).

Jenis burung yang ditemukan selama penelitian di Sentul City pada umumnya memanfaatkan vegetasi yang ada untuk melakukan aktivitas harian. Aktivitas yang tercatat antara lain bertengger, bertengger dan bersuara, makan serta menelisik yang ditemukan pada empat strata vertikal vegetasi.

Pada cluster perumahan Argenia, tercatat aktivitas bertengger paling banyak dilakukan pada strata 2 yaitu (80%) dan sebagian besar burung yang ditemukan memanfaatkan strata 1 untuk bertengger sambil bersuara. Aktivitas makan pada

cluster perumahan ini paling umum ditemukan pada strata 3 yaitu pada rerumputan, meskipun aktivitas makan yang dilakukan oleh burung-burung di lokasi ini dapat ditemukan juga pada bagian strata lainnya (Tabel 21).

Sengon Akasia Trembesi Semak Pinus Rumput Tanjung Kupu-kupu 0 5 10 15 20 25 30 J enis Veg et a si Persentase

Tabel 21 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Argenia

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 20 80

Bertengger & bersuara 61.1 38.9

Makan 25 6.3 56.2 12.5

Sebanyak 75% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung pada cluster

perumahan Venesia-Pasadena-Sakura ditemukan pada strata 1. Sedangkan aktivitas bertengger sambil bersuara dapat ditemukan hampir merata pada strata 1 dan 2 di perumahan ini. Strata 1 pada cluster perumahan ini adalah bagian yang paling disukai oleh burung untuk melakukan aktivitas makan (Tabel 22).

Tabel 22 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Venesia-Pasadena-Sakura

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 75.6 20 4.4

Bertengger & bersuara 44.4 55.6

Makan 53.3 26.7 6.7 13.3

Pada cluster perumahan Bali, tercatat lebih dari 85% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung dilakukan pada strata 1. Seperti pada cluster Venesia- Pasadena-Sakura, aktivitas bertengger sambil bersuara tercatat hampir merata pada strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas makan paling sedikit ditemukan pada bagaian strata 2 dan 4 di cluster perumahan ini. Selain ketiga aktivitas tersebut, ditemukan beberapa burung yang melakukan aktivitas menelisik pada bagian strata 1 (Tabel 23).

Tabel 23 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Bali

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 81.5 18.5

Bertengger & bersuara 58.8 41.2

Makan 76.5 5.8 11.7 5.8

Menelisik 100

Aktivitas bertengger dapat ditemukan pada 3 strata vertikal vegetasi di

cluster perumahan Mediterania1-Bukit Golf Hijau, dengan bagian paling banyak ditemukan burung bertengger adalah strata 1. Sebanyak 66.7% aktivitas bertengger ambila bersuara ditemukan pada strata 1 dan hanya sebagian kecil burung yang melakukan aktivitas ini pada bagian strata 3. Aktivitas makan pada umumnya dilakukan pada bagian strata 1 di cluster perumahan ini, sama halnya dengan aktivitas menelisik (Tabel 24).

Tabel 24 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 74.3 14.3 11.4

Bertengger & bersuara 66.7 32.2 1.1

Makan 50 .3 25 18.7

Menelisik 100

Pada cluster perumahan Northridge, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada strata 1 (61.4%). Aktivitas bertengger dan bersuara sering ditemukan pada strata 1 dan 3 di cluster perumahan ini. Sedangkan aktivitas makan dan menelisik, umumnya ditemukan pada strata 1 (Tabel 25).

Tabel 25 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Northridge

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 61.4 15.9 22.7

Bertengger & bersuara 53.8 15.4 30.8

Makan 58.4 8.3 8.3 25

Menelisik 100

Di Sentul City Boulevard, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas bertengger sambil bersuara banyak ditemukan pada strata 2 dan 3. Secara umum, aktivitas makan yang dilakukan oleh burung pada lokasi ini dilakukan pada strata 1. Aktivitas menelisik hanya ditemukan pada strata 1 (Tabel 26).

Tabel 26 Aktivitas pemanfaatan oleh burung di Sentul City Boulevard

Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata

1 2 3 4

Bertengger 50 44.4 5.6

Bertengger & bersuara 11.2 44.4 44.4

Makan 69.2 23.1 7.7

BAB VI PEMBAHASAN

5.1 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di

Sentul City

Terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000 (Bukit Sentul 2000). Jenis burung dari suku Cuculidae merupakan jenis yang paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak lima jenis. Pada penelitian ini tercatat lebih banyak jenis burung jika dibandingkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Handikto (1997) di wilayah Kotamadya Bogor, dengan kesamaan jenis yang ditemukan sekitar 58%. Namun, jika dibandingkan dengan hasil penelitian (Hernowo 1985) keanekaragaman jenis burung pada enam lokasi penelitian di Sentul City lebih rendah. Hal ini diduga karena perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta tingkat gangguan pada lokasi penelitian tersebut. Pada penelitian yang dilakukan oelh Hernowo (1985) vegetasi dominan pada lokasi penelitiannya adalah jenis- jenis tanaman buah. Selain menyediakan pakan burung berupa buah-buahan yang dihasilkan oleh vegetasi, tanaman pekarangan juga menyediakan sumber pakan lain yaitu serangga. Kondisi vegetasi di Sentul City berupa taman-taman buatan, sedangkan pada lokasi penelitian Hernowo (1985) pada areal pedesaan cenderung lebih alami.

Dari daftar jenis MacKinnon yang dihasilkan pada ke enam lokasi menunjukkan kurva spesies area yang semakin landai bahkan cenderung mendatar pada daftar-daftar terakhir. Jumlah daftar yang didapatkan adalah 10 daftar jenis pada tiap lokasi penelitian. Pada cluster Argenia, kurva mulai terlihat landai pada daftar ke 4, sedangkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura kurva mulai landai pada daftar ketiga (Gambar 8). Seperti pada penelitian yang dilakukan Dewi et al. (2007), pada habitat kebun yang menunjukkan kelandaian kurva pada daftar ke 7. Hal tersebut dapat menduga bahwa tidak ada pertambahan jenis baru pada lokasi penelitian (MacKinnon et al. 1998). Namun, pada cluster

Northridge dapat terlihat bahwa kurva tidak terlihat melandai secara signifikan seperti pada cluster perumahan yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa di lokasi tersebut masih ada kemungkinan ditemukannya jenis burung lain. Menurut

MacKinnon et al. (1998) pencatatan kekayaan jenis burung dapat menggunakan 20 jenis burung tiap daftar jenisnya. Namun hal tersebut tidak cocok diterapkan di Sentul City, karena kekayaan jenis burung yang tidak terlalu melimpah sehingga penggunaan 10 jenis burung tiap daftar jenis lebih cocok.

Cluster Argenia merupakan salah satu yang baru dibangun di Sentul City. Banyak jenis burung berbeda antara Argenia dengan lokasi yang lain (Lampiran 2). Hal tersebut karena perbedaan umur maupun komposisi vegetasi yang ada di

cluster perumahan ini. Di cluster perumahan ini banyak dijumpai jenis burung dari suku Apodidae seperti Collocalia linchi dan Collocalia maxima, hal tersebut terkait dengan tipe habitat di perumahan ini yang terbuka dan disukai kelompok burung ini untuk menangkap serangga saat terbang (MacKinnon et al. 1998).

Selain itu, jenis Collocalia linchi merupakan jenis burung walet yang umum ditemukan pada semua ketinggian (MacKinnon et al. 1998). Selain jenis tersebut, di lokasi ini juga ditemukan jenis Delichon dasypus yang sering bergabung dengan jenis layang-layang lain ataupun kelompok walet. Letak cluster

perumahan yang berdampingan dengan perbukitan merupakan habitat yang sesuai bagi jenis burung yang tergolong ke dalam keluarga layang-layang ini (MacKinnon et al. 1998).

Cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan yang paling sedikit dijumpai jenis burung dibandingkan lokasi lainnya, meskipun jenis vegetasi yang ada di dalamnya tidak terlalu berbeda dengan cluster perumahan lain yang menjadi lokasi penelitian. Hal tersebut diduga karena lokasi ini berbatasan langsung dengan areal di luar Sentul City yang memiliki komposisi vegetasi yang lebih beragam sehingga memberikan daya dukung habitat yang lebih baik, sehingga burung-burung yang ada diduga terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki daya dukung yang lebih tinggi dibandingkan pada cluster perumahan Venesia- Pasadena-Sakura. Jenis vegetasi yang beragam dapat memberikan lebih beragam sumber-sumber daya dukung habitat bagi burung terutama pakan (Hernowo dan Prasetyo 1989).

Burung-burung di cluster Bali banyak ditemukan pada pinggiran perumahan di cluster ini. Hal ini diduga karena pada jalur-jalur yang berada dalam perumahan ditanami jenis vegetasi yang mengandung lebih sedikit daya dukung

habitat seperti sumber pakan daripada daerah pada pinggiran perumahan yang ditanami jenis-jenis vegetasi dengan daya dukung habitat yang lebih tinggi. Hal ini juga berpengaruh terhadap konsentrasi penemuan jenis burung yang terkumpul pada vegetasi-vegetasi pinggiran di perumahan ini.

Jenis burung Dicaeum trochileum banyak ditemukan di vegetasi kupu-kupu (Bauhinia purpurea) serta trembesi (Samanea saman) di cluster Mediterania1- Bukit Golf Hijau. Hal ini karena pada vegetasi tersebut banyak ditumbuhi oleh benalu. Jenis burung Dicaeum trochilem menyukai rumpun benalu untuk dimakan bijinya (MacKinnon et al. 1998). Selain itu pada trembesi juga banyak ditemui jenis Cinnyris jugularis karena vegetasi tersebut tengah berbunga. Jenis burung dari suku Nectarinidae ini menyukai vegetasi berbunga yang menjadi sumber pakannya berupa nektar dan sari bunga (MacKinnon et al. 1998). Pada cluster

perumahan ini juga ditemukan jenis burung yang diduga merupakan jenis burung lepasan dari masyarakat sekitar yaitu jenis Columba domesticus dari suku Columbidae. Jenis burung tersebut merupakan jenis yang telah banyak diintroduksi dari habitat alaminya ke daerah perkotaan (MacKinnon et al. 1998).

Northridge merupakan perumahan dengan jumlah penemuan jenis burung tertinggi dibandingkan lima lokasi penelitian yang lain. Selain lahan terbangun yang masih sedikit, kondisi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh berbagai vegetasi dari semak hingga pohon yang membentuk tipe habitat menyerupai hutan sekunder juga mendukung habitat bagi jenis-jenis burung. Lima jenis burung pemakan serangga dari suku Cuculidae ditemukan di lokasi ini. Hal tersebut terkait dengan kondisi vegetasi lokasi ini yang memungkinkan banyak terdapatnya jenis serangga.Tipe habitat menyerupai hutan sekunder ini memiliki potensi serangga yang lebih besar dibandingkan tipe habitat lainnya (Priatna 2002). Selain itu, di lokasi ini juga ditemukan jenis burung semak seperti

Pellorneum capistratum, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata dari suku Timaliidae.

Tipe vegetasi dan ketersediaan ekosistem yang lebih kompleks seperti terdapatnya danau menjadikan banyak jenis burung di lokasi ini tidak ditemukan pada lokasi yang lainnya (Lampiran 1). Ekosistem yang lebih beragam seperti perpaduan ekosistem air (danau, sungai, kolam), padang rumput, dan pekarangan

lebih mampu mendukung kebutuhan burung karena mempunyai komponen yang kompleks (Hernowo dan Prasetyo 1989).

Sentul City Boulevard merupakan jalan utama yang berbatasan langsung dengan cluster-cluster perumahan di Sentul City. Kondisi tersebut menyebabkan banyak jenis burung yang ditemukan di lokasi ini sama dengan cluster-cluster

yang terhubung dengan Boulevard ini (Lampiran 1). Kecuali dengan cluster

Argenia yang tidak terhubung langsung dengan Boulevard sehingga memiliki kesamaan komunitas jenis burung yang relatif rendah (Tabel 8).

Jenis burung yang mudah ditemui di lokasi ini antara lain Geryone sulphurea dan Zosterops palpebrosus. Jenis-jenis tersebut dapat dengan mudah ditemukan pada vegetasi jenis sengon (Paraserianthes falcataria) yang banyak terdapat di sisi kanan-kiri Boulevard ini. Jenis burung tersebut adalah pemakan serangga, serta buah kecil untuk jenis Zosterops palpebrosus (MacKinnon et al. 1998)yang banyak terdapat pada bagian puncak tajuk dari pohon Paraserianthes falcataria. Jenis burung lain yang dapat ditemukan pada lokasi ini adalah Alcedo meninting dan Halcyon cyanoventris. Dua jenis burung dari suku alcedinidae ini merupakan burung pemangsa ikan (MacKinnon et al. 1998), dan dapat ditemukan pada lokasi ini karena disekitar Sentul Boulevard terdapat aliran sungai serta danau yang menjadi sumber pakan burung-burung tersebut.

Tercatat beberapa jenis burung yang memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi pada suatu lokasi namun tidak dapat ditemukan pada lokasi yang lainnya (Lampiran 3). Selain itu tercatat juga jenis-jenis burung yang hanya dapat ditemui pada salah satu lokasi penelitian. Jenis Collocalia maxima merupakan jenis dengan nilai frekuensi penemuan yang tinggi pada cluster Argenia, namun tidak dapat ditemukan pada lokasi lainnya. Selain itu, tercatat 12 jenis burung yang hanya ditemukan pada salah satu lokasi penelitian saja seperti Halcyon chloris, Lalage nigra, Treron vernans, Geopelia striata, Columba domesticus, Falco moluccensis dan Timalia pileata (Lampiran 2; Lampiran3). Hal ini menunjukkan adanya sebaran burung yang rendah pada jenis-jenis tersebut meskipun pada beberapa jenis memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung yang cukup tinggi. Tinggi rendahnya nilai frekuensi penemuan jenis pada lokasi penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kecocokan ekologi bagi

habitat burung dan jumlah pengambilan daftar jenis tiap lokasinya. Makin banyak pengambilan daftar jenis burung pada lokasi penelitian memberikan kemungkinan peningkatan terhadap frekuensi penemuan suatu jenis burung.

Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa narasumber yang dapat di percaya, terdapat jenis burung yang saat ini sudah jarang ditemukan lagi di kawasan Sentul City yaitu Turnix suscitator. Padahal, beberapa tahun terakhir jenis burung tersebut sangat mudah ditemui di daerah perumahan Sentul City. Selain itu, tercatat pula beberapa jenis burung baru di kawasan perumahan Sentul City yang tidak pernah ditemukan sebelumnya seperti jenis Aegithina tiphia, Dendrocopos macei, Otus lempiji dan Caprimulgus macrurus. Hal tersebut diduga terkait fenomena species turnover. Fenomena tersebut merupakan pergantian suatu jenis tertentu pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh laju kepunahan atau tingkat imigrasi jenis tersebut (Diamond 1969).

5.2 Indeks Kesamaan Komunitas Burung

Keberadaan jenis vegetasi yang relatif sama serta letak lokasi penelitian yang saling berdekatan satu sama lain diduga menjadi faktor yang menyebabkan dua lokasi tersebut memiliki kesamaan komunitas burung yang tinggi. Perbedaan jumlah jenis burung yang relatif rendah dibandingkan dengan lokasi yang lain juga mempengaruhi nilai indeks kesamaan komunitas burung. Seperti pada cluster

Northridge dengan Sentul City Boulevard memiliki nilai kesamaan komunitas jenis burung yang lebih rendah (IS=0.58) dibandingkan Bali dengan Sentul city Boulevard. Hal tersebut karena jumlah burung yang berbeda pada dua lokasi tersebut lebih tinggi (14 jenis berbeda) dibandingkan dengan lokasi dengan nilai kesamaan jenis burung tertinggi (5 jenis berbeda) (Lampiran 2). Tingkat kesamaan komunitas burung juga dipengaruhi pada luasan lokasi, lingkungan sekitar terutama tipe habitat dari tiap-tiap wilayah studi (Jokimaki dan Jokimaki 2003).

Berdasarkan dendrogram yang didapat (Gambar 16), dapat terlihat bahwa

cluster perumahan Argenia dan Northridge membentuk suatu cluster atau komunitas tersendiri ditunjukan dengan keterkaitan garis penghubung dengan lokasi yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dua lokasi tersebut

memiliki tingkat perbedaan komunitas burung yang relatif tinggi dibandingkan dengan lokasi yang lainnya.

5.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi

Pada cluster Argenia ditemui semua bagian strata vertikal vegetasi. Strata vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung adalah strata 2 diduga karena kondisi vegetasi di cluster ini yang masih dalam tingkat pancang. Namun jenis burung yang hanya memanfaatkan satu strata saja paling banyak ditemukan di strata 1. Jenis burung Anthus novaeseelandiae adalah jenis burung yang hanya ditemukan pada strata 3. Burung ini ditemukan pada lahan-lahan kosong berumput di cluster Argenia yang merupakan habitat paling disukai oleh jenis burung ini (MacKinnon et al. 1998).

Jenis burung Gerygone sulphurea dan Dendrocopos macei adalah jenis burung yang paling banyak ditemui pada strata 1 dan 2 di cluster Argenia. Meskipun jenis vegetasi pinus (Pinus merkusii) mendominasi di lokasi ini, namun jenis-jenis burung yang ditemukan di strata 1 dan 2 banyak ditemukan di pohon sengon (Paraserianthesfalcataria). Selain karena pohon sengon tengah berbunga pada saat penelitian, pohon ini juga menjadi sumber pakan bagi burung karena banyak terdapat ulat dalam kayunya. Sedangkan pada strata 3 dan 4 banyak ditemui jenis burung Lonchura punctulata dan Passer montanus karena pada lokasi ini banyak terdapat padang rumput seperti alang-alang dimana biji rerumputan merupakan sumber pakan dari jenis burung-burung tersebut (MacKinnon et al. 1998).

Pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura tercatat jenis Aegithina tiphia dan Gerygone sulphurea hanya ditemukan pada strata 1 pada cluster ini. Jenis-jenis burung pemakan serangga tersebut sering ditemukan memakan serangga serta bersuara pada ranting-ranting vegetasi (MacKinnon et al. 1989). Selain sebagai tempat mencari makan karena banyak terdapat buah dan bunga, strata 1 pada vegetasi juga banyak dimanfaatkan jenis burung ini untuk bersarang. Selain dua jenis burung tersebut yang hanya dapat ditemukan pada strata 1, di

cluster perumahan ini jenis Orthotomus sepium merupakan burung yang hanya ditemukan pada strata 2 vegetasi. Jenis burung ini ditemukan pada percabangan

bawah tajuk sampil melompat dan bersuara, terkadang mematuk serangga pada batang pohon sebagai pakannya (MacKinnon et al. 1998).

Strata 1 merupakan bagian yang paling banyak ditemukan burung di cluster

perumahan Bali. Hal tersebut diduga karena pada strata dibawah 1 lebih banyak gangguan karena cukup padatnya perumahan dan aktivitas manusia di cluster ini. Terkecuali jenis burung Passer montanus yang memiliki sifat lebih toleran terhadap manusia yang ditemukan pada semua strata vegetasi. Pada cluster

perumahan ini, jenis burung pada strata 1 yang banyak ditemui adalah Cinnyris jugularis dan Dicaeum trochileum banyak ditemui pada pohon akasia (Acacia mangium), sikat botol (Eucalyptus sp.), dan kecrutan (Spathodea camphanulata). Pada saat penelitian, jenis-jenis tersebut tengah berbunga sehingga dapat menjadi sumber nektar dan biji bunga yang merupakan pakan bagi burung-burung tersebut. Selain itu, pada akasia terdapat benalu yang bijinya sangat digemari oleh jenis burung Dicaeum trochileum (MacKinnon et al. 1998).

Perumahan Northridge memiliki strata vertikal vegetasi yang lengkap dan lebih kompleks dari segi komponen habitatnya. Komponen habitat yang kompleks pada suatu kawasan turut mempengaruhi penyebaran jenis burung terkait strata vertikal vegetasi. Hal tersebut terkait sumberdaya berupa pakan yang tersedia akan lebih melimpah. Oleh karena itu pada lokasi ini, penemuan jenis burung tersebar secara merata sesuai habitat tiap jenis burung. Seperti terlihat pada strata 1, sebanyak 13 jenis burung (Tabel 13) yang hanya ditemukan pada bagian strata ini merupakan jenis-jenis burung yang sebagian besar manfaatkan bagian teratas strata vegetasi (MacKinnon et al. 1998). Penyebaran jenis burung secara vetrikal pada strata vegetasi juga menunjukkan keterkaitan jenis-jenis burung secra ekologi dengan jenis pakan yang terdapat pada strata vegetasi (Wisnubudi 2009). Selain itu, ketinggian vegetasi yang berbeda juga mempengaruhi penyebaran jenis burung pada strata vertikal vegetasi. Pada beberapa jenis burung yang terbiasa berjalan juga mempengaruhi penyebaran pada strata vertikal vegetasi, dimana jenis-jenis burung tersebut akan sulit ditemukan pada bagian strata vegetasi yang cukup tinggi (Wisnubudi 2009).

Sentul City Boulevard memiliki strata vegetasi yang lengkap (1-4). Namun jenis-jenis burung paling banyak ditemukan pada bagian atas strata vegetasi

(Tabel 14). Selain karena tajuk bagian atas adalah habitat yang digemari jenis- jenis burung di lokasi ini, banyaknya penemuan burung pada bagian atas strata vegetasi diduga karena banyaknya aktivitas manusia yang dilakukan lebih dekat pada strata bawah vegetasi sehingga kecenderungan jenis burung di lokasi ini menyebar pada strata atas vegetasi dengan gangguan yang relatif lebih sedikit.

5.4 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon

Tipe arsitektur pohon yang paling disukai oleh burung pada lokasi penelitian adalah Attim. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Rossana (2005) pada kawasan RTH dan koridor perumahan di sekitar Jakarta menunjukkan bahwa pohon dengan tipe arsitektur Attim merupakan pohon yang banyak diumpai jenis burung. Tipe arsitektur ini memiliki percabangan yang menerus pada batang (kontinyu) dengan cabang yang monopodial dan ortotropik (Halle et al. 1978). Kebanyakan jenis burung menyukai bentuk tajuk dengan percabangan yang kontinyu (Handayani 1995). Hal tersebut diduga karena bentuk tajuk yang dihasilkan oleh sistem percabangan pada arsitektur Attim dapat memberikan fungsi ekologi yang lebih sesuai bagi burung terutama fungsi cover, dimana pohon dengan tipe arsitektur ini cenderung memiliki tajuk yang tertutup.

Bagian arsitektur yang paling banyak ditemukan jenis burung di cluster

perumahan Argenia adalah bagian percabangan tengah pada tajuk pohon (bagian C). Selain dimanfaatkan oleh jenis-jenis tertentu, pada bagian strata ini juga ditemui jenis burung yang memanfaatkan lebih dari 1 bagian arsitektur pohon (Tabel 15). Hal tersebut terjadi karena beberapa jenis burung memilih tempat tertentu yang sesuai untuk tempat makan, bersarang, bertengger dan mencari tempat berlindung (Masy’ud 1989). Hampir seluruh tipe arsitektur yang ada pada lokasi ini memiliki bentuk mengerucut seperti pada jenis pohon pinus (Pinus merkusii) dan sawo kecik (Manilkara kauki) yang masih dalam umur pancang sehingga bagian percabangan tengah menjadi lebih dominan dibandingkan bagian puncak tajuk. Hal tersebut diduga menjadi penyebab banyak burung ditemukan di bagian C pada arsitektur pohon, dalam hal ini burung lebih merasa ternaungi jika memanfaatkan bagian tersebut.

Perilaku burung juga turut mempengaruhi penyebaran burung pada arsitektur pohon. Seperti pada cluster Venesia-Pasadena-Sakura, tercatat jenis burung Aegithina tiphia hanya ditemukan pada bagian B arsitektur pohon di

cluster perumahan ini. Jenis burung ini sangat suka bersembunyi di balik dedaunan hijau dan memakan serangga (MacKinnon et al. 1998) yang banyak terdapat di bunga pada bagian B arsitektur pohon. Beberapa jenis burung

Dokumen terkait