BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah
kawasan permukiman yang kini berkembang menjadi kota baru dengan konsep
Eco-city. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelola kawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan kondisi ekosistem
sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati (Carreiro et al. 2008). Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di kawasan ini adalah burung.
Keberadaan jenis burung sebagai salah satu faktor keanekaragaman hayati
diharapkan menjadi perhatian penting dalam usaha perencanaan dan
pembangunan Sentul City menjadi kota baru dengan konsep Eco-city.
Bentuk lansekap yang unik dengan topografi dari landai hingga berbukit,
serta struktur dan vegetasi yang bervariasi tersebar dalam beberapa tipe
perumahan dengan konsep tertutup (cluster) yang membentuk suatu ruang terbuka hijau di Sentul City. Keberadaan vegetasi pada suatu perumahan merupakan
sumberdaya yang sangat penting dalam suatu asosiasi lingkungan hidup (Perkins
dan Heynen 2004). Keanekaragaman jenis vegetasi akan mempengaruhi daya
dukung habitat yang berkaitan erat dengan keanekaragaman satwa di dalamnya
(Ewusie 1990). Struktur pohon berupa tinggi pohon, struktur dedaunan, kondisi
tajuk serta arsitekturnya merupakan hal yang berkaitan erat terhadap kesukaan
burung sebagai tempat tinggal atau mencari makan (Pakpahan 1998). Perbedaan
struktur dan komposisi vegetasi serta luasan ruang terbuka hijau yang berada antar
cluster perumahan di Sentul City ini akan menyediakan berbagai tipe habitat yang berbeda satu sama lain. Ketersediaan tipe habitat yang beraneka ragam akan
mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang ada pada
suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001).
Analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan di Sentul City
pada tahun 2000 mencatat 23 jenis burung menempati kawasan yang memiliki
luas ± 3000 ha ini (Bukit Sentul 2000). Hingga saat ini, telah terjadi banyak
perkembangan, perubahan struktural maupun bentang alam di Sentul City.
di kawasan ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
keanekaragaman jenis burung di kawasan Sentul City sebagai salah satu data
dasar perencanaan pengelolaan kawasan Sentul City menuju eco-city.
1.2 Tujuan
1. Mendeskripsikan habitat burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.
2. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.
3. Membandingkan perbedaan komposisi jenis burung antara 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.
4. Mengetahui penyebaran strata vertikal burung terkait tipe vegetasi dan strata
horizontal terkait arsitektur vegetasi pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.
5. Mengetahui pengaruh arsitektur vegetasi terhadap keanekaragaman jenis
burung pada 5 cluster perumahan dan1 jalan utama di Sentul City.
Lokasi penelitian yang dipilih adalah 5 cluster perumahan, yaitu cluster
Argenia, Venesia-Pasadena-Sakura, Bali, Mediterania 1-Bukit Golf Hijau dan
Northridge serta Sentul City Boulevard.
1.3 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data dan informasi
dasar mengenai keanekaragaman jenis burung pada beberapa cluster perumahan di Sentul City, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman
Keanekaragaman hayati dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu
keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik, dan keanekaragaman komunitas
(Indrawan et al. 2007). Jumlah jenis merupakan tingkatan paling sederhana dalam suatu ukuran komunitas yang disebut sebagai kekayaan jenis (Primack et al.
1998). Namun, secara umum keanekaragaman jenis ini menunjukkan jumlah jenis
yang beragam yang terdapat pada suatu lokasi tertentu (Indrawan et al. 2007). Informasi mengenai kekayaan jenis burung dapat diperoleh menggunakan metode
daftar jenis (Bibby et al. 2000). MacKinnon et al. (1998) menyatakan bahwa hasil pengamatan menggunakan suatu daftar jenis dapat menggambarkan tempat data
tersebut dikumpulkan dan akan memperlihatkan perbedaan pada setiap pola survei
yang berbeda.
Keanekaragaman jenis burung berbeda antara satu tempat dengan tempat
yang lainnya. Menurut Kreb (1978) tinggi rendahnya suatu keanekaragaman jenis
pada suatu komunitas dipengaruhi oleh waktu, heterogenitas, ruang, persaingan,
pemangsaan, kestabilan lingkungan serta produktivitas. Selain itu, ketersediaan
tipe habitat, ketersediaan pakan, serta keberadaan predator juga mempengaruhi
tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang berada pada suatu lokasi
(Blendinger dan Ricardo 2001).
Kawasan permukiman merupakan suatu bagian dari lingkungan hidup di
luar kawasan lindung yang mendukung bagi habitat hidupan liar termasuk burung
(Handikto 1997). Tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung pada suatu
kawasan permukiman dipengaruhi oleh kondisi iklim yang baik, tumbuhan yang
beragam serta habitat yang bervariasi (Alikodra dan Zuhud 1984).
Rosanna (2005) melakukan penelitian di beberapa ruang terbuka hijau dan
koridor permukiman di Jakarta antara lain Taman Suropati tercatat 21 jenis
burung, Taman Situ Lembang tercatat 15 jenis burung, Taman Monas tercatat 22
jenis burung, Koridor Teuku Umar tercatat 17 jenis burung serta Koridor
terbuka hijau sekitar perumahan serta koridor-koridor RTH dengan jenis tanaman
Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla), Asam jawa (Tamarindus indicus), Kelapa (Cocos nucifera), Sawo kecik (Manilkara kauki) serta beberapa jenis tanaman hias.
Handikto (1997) melakukan penelitian pada beberapa perumahan di Bogor,
yaitu Vila Duta, Bantar Kemang dan Bogor Baru mencatat 29 jenis burung dari 17
suku tersebar pada ketiga perumahan tersebut. Jenis burung Lonchura leucogastroides dan Passer montanus merupakan jenis burung yang memiliki kelimpahan tinggi pada penelitian ini.
Sebanyak 63 jenis burung tercatat di wilayah kabupaten Bogor pada habitat
pekarangan permukiman (Alikodra dan Zuhud 1984). Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Hernowo (1985) pada area permukiman di Wilayah Tk. II Bogor
mencatat 55 jenis burung dari 29 suku. Banyak jenis burung tercatat di kawasan
pekarangan dengan lingkungan sekitar yang beragam (Hernowo 1985).
Ontario et al. (1990) menyatakan jenis-jenis yang memiliki nilai kelimpahan relatif tinggi dan merata pada penelitiannya di sekitar kawasan permukiman
Bogor dan Jakarta antara lain Walet linci (Collocalia linchi), Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Cabe jawa (Dicaeum trochileum), Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Gereja eurasia (Passer montanus), Bondol jawa (Lonchura leucogastroides) serta Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Jenis-jenis tersebut ditemukan pada habitat dengan jenis tanaman seperti Jambu air (Eugenia aquea), Cengkeh (E. aromatica), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) serta diselingi beberapa jenis tumbuhan bawah.
2.2 Penyebaran Jenis Burung
Burung menempati berbagai tipe habitat, baik hutan maupun bukan hutan
(Alikodra 2002). Bebagai jenis burung juga dapat ditemukan pada suatu habitat
liar dan habitat semi liar dalam suatu kawasan konsesi kayu, hutan perdesaan,
kawasan penghutanan kembali dan areal yang memiliki semak belukar
Burung merupakan satwaliar yang dalam penyebarannya dapat
menggunakan ruang secara baik. Burung dapat menyebar secara horizontal
maupun vertikal yang dapat dilihat dari tipe habitat yang ditempati dan stratifikasi
tajuk pada suatu vegetasi. Pola penyebaran tersebut merupakan suatu bentuk
adaptasi dan strategi dalam mendapatkan sumberdaya yang berkaitan dengan
lingkungan hidupnya (Petersen 1980 dalam Sinulingga 1994).
Menurut Odum (1993) satwa termasuk burung memiliki tiga tipe pola
penyebaran, yaitu acak (random) yang terjadi akibat keseragaman lingkungan sekitar, teratur (uniform) dimana burung cenderung mempertahankan jarak dengan individu yang menjadi saingannya, serta pola penyebaran berkelompok
(clumped) yaitu kecenderungan pada burung untuk hidup dalam suatu kelompok yang menyebar secara acak.
2.3 Habitat Burung
Habitat merupakan suatu area yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
dalam satu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembang
biak satwa liar serta mampu memenuhi semua kebutuhan dasar dari populasi
yang ada di dalamnya (Alikodra 2002). Sebagai salah satu komponen dalam suatu
ekosistem, burung memerlukan ruang untuk mencari makan, minum, berlindung,
bermain, dan tempat untuk berkembangbiak, yang menjadi satu kesatuan yaitu
habitat (Alikodra 1990). Burung memerlukan dan memilih tempat tertentu untuk
makan, bersarang, bertelur, tumbuh dewasa serta berlindung dari suatu pemangsaan (Masy’ud 1989).
Burung menempati suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
Kondisi habitat yang dibutuhkan tiap jenis burung tidak sama. Oleh karena itu
habitat yang dikatakan baik bagi suatu jenis satwaliar belum pasti baik bagi jenis
yang lainnya (Alikodra 2002). Meskipun burung merupakan jenis satwaliar yang
hampir dapat ditemukan pada berbagai tempat (Hernowo 1985), namun habitat
yang cocok merupakan suatu persyaratan utama bagi keberadaan jenis burung itu
sendiri.
Ruang Terbuka Hijau dalam suatu perkotaan merupakan salah satu tempat
bahwa ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai “paru-paru kota”, diharapkan mampu memberikan fungsi perlindungan (refuge) dan dapat menggantikan habitat alami burung. Selain itu, Ontario et al. (1990) menyatakan bahwa daerah pemukiman di perkotaan dapat menjadi habitat bagi berbagai jenis burung.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Burung Menurut Hernowo dan Prasetyo (1989), faktor yang mempengaruhi
keanekaragaman jenis burung di RTH adalah ukuran habitat, bentuk habitat,
komposisi jenis dan struktur tanaman, tipe habitat serta tata letaknya. Selain itu,
menurut Rosanna (2005) keanekaragaman spesies tanaman, penutup tanah,
tanaman rendah, kompleksitas dan kerapatan pohon juga menentukan
keanekaragaman jenis burung pada suatu RTH. Hails et al. (1990) dalam Rosanna (2005) menyatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi populasi dan
keanekaragaman jenis burung di daerah perkotaan adalah keanekaragaman
struktur tanaman dan penutupan tanaman. Daerah perkotaan yang kaya akan jenis
burung adalah daerah yang memiliki komposisi jenis tanaman yang beragam.
Daerah tersebut terdiri dari taman, pekarangan, padang rumput, hutan tanaman
dua musim, serta daerah yang memiliki semak belukar (Robertson et al. 1990 dalam Rosanna 2005). Handikto (1997) menyatakan bahwa kualitas lingkungan
suatu permukiman dapat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis burung yang ada
di dalamnya.
Keberadaan jenis burung turut dipengaruhi oleh sistem percabangan (bentuk
arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon (Handayani 1995). Tingkat kesukaan
burung terhadap suatu jenis pohon bergantung pada struktur tanaman yang
meliputi tinggi tajuk, percabangan dan organisasi kanopi (Rosanna 2005). Sistem
percabangan (bentuk arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon merupakan salah
satu karakteristik penting sebagai habitat burung. Pada umumnya, burung
menyukai jenis tanaman yang memiliki percabangan yang kontinyu (Handayani
1995).
Sebagai habitat burung, struktur percabangan (arsitektur pohon) digunakan
oleh burung sebagai tempat bertengger dan bersarang (Handayani 1995).
Corner, Tomlinson, Chamberlain, Leeuwenberg, Schoute, Kwan Koriba, Prevost,
Fagerlind, Petit, Aubreville, Scarrone, Rauh, Attim, Nozeran, Massart, Roux,
BAB III
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Letak Geografis
Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah
kawasan permukiman yang memiliki luas ± 3.000 ha. Kawasan yang
dikembangkan oleh PT Sentul City Tbk berlokasi 35 km dari selatan Jakarta dan
5 km dari sebelah timur Kota Bogor. Di sekitar kawasan ini terdapat beberapa
gunung, yaitu Gunung Pancar, Gunung Paniisan, Gunung Liang, Gunung
Garangsang, Gunung Salak dan Gunung Hambalang. Selain itu, kawasan yang
berada pada ketinggian 300-600 mdpl ini dilalui oleh aliran sungai Citeureup,
Cikeas, Citaringgul dan Cijayanti yang dijadikan sebagai kawasan permukiman
sekaligus pariwisata (Bukit Sentul 2000).
3.2 Kondisi Fisik
3.2.1 Geologi dan Tanah
Batuan penyusun di kawasan Sentul City dapat dikelompokkan ke dalam
tiga batuan, yaitu batuan lempung, batuan vulkanik, dan batuan endapan aluvial.
Berdasarkan studi AMDAL Bukit Sentul tahun 2000, tanah di Kawasan Sentul
City dikelompokkan ke dalam lima klasifikasi tanah, yaitu: typic hapludult, typic dystropept, oxic dystropept, typic hemipropept dan aquic dystropept (Bukit Sentul 2000).
3.2.2 Topografi dan Iklim
Topografi Sentul City merupakan kawasan yang bergelombang dan berbukit
dengan ketinggian 200-750 mdpl memiliki kemiringan berkisar antara 0% sampai
dengan 25 %. Suhu rata-rata bulanan kawasan ini berdasarkan stasiun pengukur
iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor dari Januari
1998-April 2009 berkisar antara 24,55oC-26,75oC. Suhu rata-rata bulanan
terendah terjadi pada bulan Februari dan suhu rata-rata bulanan tertinggi terjadi
3.3 Kondisi Biotik 3.3.1 Vegetasi
Jenis vegetasi yang terdapat di kawasan Sentul City sangat dipengaruhi oleh
topografi dan peruntukan lahannya. Topografi pada kawasan ini dibedakan
menjadi dua bentang alam utama, yaitu bentang alam basah dan bentang alam
kering. Bentang alam basah terletak di daerah yang relatif datar sampai landai,
sedangkan bentang alam kering berada pada daerah sepanjang sungai dengan
topograsi bergelombang hingga terjal.
Vegetasi asli yang terdapat di bentang alam basah yaitu jenis-jenis tanaman
budidaya seperti pisang, talas, ketela pohon dan kacang tanah. Bentang alam
kering, umumnya berupa hutan alami dan hutan binaan. Pada hutan lama terdapat
jenis tanaman yang telah ada sejak awal pembangunan di kawasan tersebut yaitu
karet (Hevea brasiliensis). Sedangkan hutan binaan di kawasan sentul didominasi oleh pinus (Pinus merkusii).
Jenis vegetasi di kawasan Sentul City umumnya ditanam berdasarkan
peruntukan lahannya. Beberapa daerah rekreasi, misalnya, ditanami jenis
buah-buahan dan sayuran seperti belimbing (Averrhoa carambola), melinjo (Gnetum gnemon), lamtoro (Leucaena leucocephala), bacang (Mangifera foetida), mangga (Mangifera indica), sawo kecik (Manilkara kauki), mengkudu (Morinda citrifolia), salam (Syzygium polyanthum), asam jawa (Tamarindus indica), dan kecapi (Sandoricum koetjape). Jenis vegetasi yang umumnya dijumpai pada sempadan jalan utama, jalan lingkungan dan jalan perumahan adalah pohon
3.3.2 Fauna
Satwaliar yang terdapat di kawasan ini antara lain berbagai jenis
herpetofauna seperti Bufo melanotictus, Polypedates leucomystax, Rana chalconata, Varanus salvator, serta Caloetus jubatus. Selain itu terdapat pula berbagai jenis mamalia seperti Herpestes javanicus, Lutra cinerea, dan Sus scrofa. Berdasarkan AMDAL Sentul 2000 terdapat sekitar 23 jenis burung di kawasan Sentul City. Salah satu jenisnya merupakan jenis unggas Gallus domesticus dan satu jenis lainnya diduga merupakan burung lepasan masyarakat yaitu Columba domesticus, sedangkan 21 jenis lainnya adalah Alcedo sp., Apus affinis, Collocalia linchi, Geopelia striata, Gerygone sulphurea, Halcyon chloris, Hirundo rustica, Lanius schah, Lonchura punctulata, Lonchura leucogastroides, Megalaima sp., Cinnyris jugularis, Orthotomus sp., Passer montanus, Pycnonotus aurigaster, Prinia sp., Spilornis cheela, Streptopelia chinensis dan Zosterops palpebrosus (Bukit Sentul 2000).
3.4 Tata Letak Perumahan di Sentul City
Sentul City merupakan salah satu perumahan yang telah menerapkan sistem
cluster dalam pembagian tipe perumahannya. Konsep cluster merupakan konsep perumahan tertutup yang hanya menggunakan satu akses (gate) untuk keluar dan masuk areal perumahan tersebut. Di Sentul City terdapat sekitar 40 tipe
perumahan yang terbagi dalam cluster-cluster perumahan (Gambar 1). Tiap
cluster di Sentul City memiliki ukuran bangunan dan luasan ruang terbuka hijau yang berbeda satu sama lain. Begitu halnya dengan komposisi jenis dan struktur
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan Sentul City, Bogor Jawa Barat. Sebelum
melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan pada bulan
Juni 2011 untuk mendapatkan karakteristik cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian serta untuk menentukan cluster perumahan mana saja yang dipilih. Penelitian berlangsung pada bulan Juli-September 2011.
4.2 Pemilihan Lokasi Penelitian
Berdasarkan karakteristik cluster perumahan yang didapat dari survei pendahuluan, maka dipilih enam lokasi penelitian di Sentul City. Lima lokasi
merupakan cluster perumahan sedangkan satu lokasi merupakan jalan utama bervegetasi (boulevard) (Tabel 1).
Tabel 1 Lokasi pengambilan data di kawasan Sentul City
No NamaLokasi Deskripsi
I Argenia (Equator, Andalusia, Casablanca)
Perumahan baru dengan vegetasi pinus, sawo kecik, serta rumput dan alang-alang dengan luas 110 ha.
II Taman Venesia- Pasadena- Sakura
Cluster dengan rumah yang cukup rapat, vegetasi terdiri dari pinus, mangga, kupu-kupu, dan dadap merah serta luas 37,6 ha.
III Bali (Legian, Tampak Siring, Besakih, Udayana)
Cluster dengan vegetasi berupa jati, dadap merah, bintaro, diselingi kelapa, kembang sepatu, dan palem-paleman dengan kerapatan rumah sangat rapat dengan luasan sekitar 27 ha.
IV Mediterania 1, Bukit Golf Hijau
Merupakan cluster tertua dengan jenis vegetasi trembesi, akasia, gmelina, sengon dan ukuran rumah yang relatif besar dengan luas total keduanya 112 ha.
V Northridge Golf Estate Areal cluster yang menerupai hutan sekunder, jenis vegetasi gmelina, sengon, kupu-kupu, akasia, flamboyan, serta terdapat semak belukar dengan kerapatan rumah yang relatif jarang dan ukuran rumah sangat besar, dengan luas kawasan sekitar 136,9 ha.
Penentuan cluster perumahan sebagai lokasi penelitian ditentukan berdasarkan kondisi vegetasi dan umur tiap cluster perumahan, sedangkan penentuan Sentul Boulevard sebagai lokasi penelitian dilakukan untuk
mendapatkan perbandingan keanekaragaman jenis burung di luar kawasan
permukiman.
4.3 Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data keanekaragaman
jenis burung dan tipe vegetasi adalah perekam suara, kamera, buku panduan
lapang pengenalan jenis burung MacKinnon et al. (1998), kamera, meteran, kompas, alat pengukur waktu, alat tulis, dan tally sheet.
4.4 Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi:
1. Karakteristik cluster lokasi penelitian meliputi jenis vegetasi, luas cluster, umur cluster, dan kerapatan perumahannya.
2. Jenis burung, kelimpahan individu dan penyebarannya.
3. Pemanfaatan vegetasi oleh burung terkait aktivitas bertengger, makan,
bertengger dan bersuara, serta menelisik.
4. Karakteristik vegetasi yang dimanfaatkan meliputi komposisi, struktur, dan
arsitektur pohon
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi bioekologi burung, kondisi
umum lokasi penelitian (letak, luas, topografi dan iklim, tanah dan geologi,
hidrologi, serta sejarah pengelolaan kawasan), serta luasan ruang terbuka hijau di
kawasan perumahan Sentul City.
4.5 Metode Pengumpulan Data 4.5.1 Keanekaragaman Jenis Burung
Metode yang digunakan untuk menginventarisasi jenis burung adalah daftar
jumlah jenis pada satu daftar sebanyak 10 jenis burung. Setelah daftar pertama
mencapai 10 jenis, maka dilanjutkan pada daftar ke-2, ke-3 dan daftar selanjutnya
hingga tidak ditemukan lagi pertambahan jenis burung. Setiap jenis burung hanya
dicatat satu kali dalam satu daftar, jika ditemukan jenis yang sama maka dicatat
pada daftar jenis selanjutnya. Selain jenis burung, dilakukan pula pencatatan pada
aktivitas yang dilakukan oleh burung. Identifikasi jenis menggunakan panduan
lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan MacKinnon et al. (1998) dan tatanama menggunakan Daftar Burung Indonesia oleh Sukmantoro
et al. (2007).
Pencatatan dilakukan sepanjang hari, mulai pukul 05.30-17.30 WIB dimulai
dari pintu gerbang cluster dengan menyusuri jalan yang ada pada cluster
perumahan tersebut. Pengulangan waktu pengamatan dilakukan hingga
didapatkan sepuluh daftar jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian.
Sebagai contoh, pada cluster Argenia pengamatan dilakukan pada tiga perumahan yaitu Taman Andalusia, Taman Equator dan Taman Casablanca.
Pengamatan dimulai dari Taman Equator pada pagi hari kemudian dilanjutkan ke
Taman Andalusia menjelang siang dan pada sore hari di Taman Casablanca.
Pengamatan dilanjutkan keesokan harinya dengan jalur yang berbeda, yaitu
dengan menukar tempat mulai pengamatan dengan perumahan lainnya. Proses
pengamatan tersebut dilakukan pada seluruh cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian. Sedangkan di Sentul Boulevard, pengamatan dimulai dari pintu
gerbang utama Sentul City pada tepian ruas jalan sebelah kiri di hari pertama, dan
ruas jalan seberang pada hari selanjutnya.
4.5.2 Vegetasi
Data vegetasi dikumpulkan dengan cara pencatatan secara langsung
jenis-jenis vegetasi dominan, pengukuran tinggi pohon dan semak, tipe arsitektur dan
jarak tanam vegetasi. Selain itu diambil sketsa struktur vegetasi (jarak antara
vegetasi, tinggi dan diameter), serta foto kondisi vegetasi yang ada pada lokasi
4.5.3 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung
Jenis vegetasi dan bagian yang dimanfaatkan oleh burung dicatat secara
langsung saat pengamatan. Pengambilan data pemanfaatan vegetasi oleh burung
berupa aktivitas yang dilakukan burung serta lokasi burung beraktivitas di pohon
yang dimanfaatkan.
Lokasi sebaran aktivitas burung pada pohon dikategorikan secara vertikal
dan horizontal. Lokasi vertikal dibagi ke dalam empat strata. Strata 1 merupakan
bagian pada tajuk utama vegetasi (2/3 bagian tajuk utama), strata 2 merupakan
batas dari tinggi bebas cabang hingga pertemuan dengan cabang tajuk utama (1/3
bagian tajuk utama), strata 3 merupakan batang utama hingga tinggi bebas cabang
serta semak dan rumput sedangkan strata 4 merupakan bagian lantai
vegetasi/tanah (Gambar 2).
Keterangan : 1 2/3 bagian tajuk utama 2 1/3 bagian tajuk utama
3 rumput, semak, batang utama hingga tinggi bebas cabang 4 lantai vegetasi/tanah
A puncak kanopi B bagian tepi tajuk
C percabangan tengah tajuk D batang utama
Gambar 2 Penyebaran burung pada strata vertikal dan arsitektur pohon
Lokasi sebaran aktivitas burung di pohon secara horizontal dikelompokkan
kedalam 4 bagian. Bagian A merupakan puncak kanopi teratas dari pohon, bagian
yang berada pada tajuk pohon, sedangkan bagian D merupakan bagian batang
utama pohon (Gambar 2).
Jika pemanfaatan yang dilakukan burung pada epifit, liana atau benalu yang
menempel pada vegetasi utama maka pencatatan tetap dilakukan berdasarkan
strata vegetasi serta bagian arsitektur pohon namun diberi keterangan khusus.
Sedangkan jika ditemukan jenis burung namun pada suatu vegetasi yang tidak
dapat diukur secara strata dan arsitektur atau pada substrat tertentu, maka tetap
dilakukan pencatatan terhadap jenis subtrat yang dimanfaatkan oleh burung
tersebut.
4.6 Analisis Data
4.6.1 Kekayaan Jenis Burung Menggunakan Daftar Jenis MacKinnon
Daftar jenis yang didapat disajikan dalam bentuk kurva penemuan jenis
burung, dengan sumbu X adalah daftar yang dibuat dan sumbu Y adalah jumlah
kumulatif jenis burung yang tercatat pada setiap daftar.
4.6.2 Frekuensi Penemuan Jenis Burung Pada Daftar Jenis
Untuk mengetahui jenis burung yang mudah ditemukan dalam lokasi
penelitian, ditentukan dengan menghitung frekuensi penemuan suatu jenis burung
pada daftar jenis MacKinnon yang didapat.
F = fi N Keterangan:
F = Frekuensi penemuan jenis
fi = Jumlah daftar ditemukannya suatu jenis N = Total seluruh daftar jenis
Nilai frekuensi dibagi ke dalam tiga kategori yaitu tinggi (F=0.8-1.0),
sedang (F=0.4-0.7) dan rendah (F=0.1-0.3). Selain itu, nilai frekuensi dijumlahkan
tiap lokasi untuk melihat tingkat penemuan jenis burung pada tiap-tiap lokasi
4.6.3 Indeks Kesamaan Komunitas Burung (IS)
Untuk melihat kesamaan komunitas burung antar lokasi penelitian,
digunakan Indeks Kesamaan jenis (IS) menurut Jaccard (1901) (van Balen 1984),
dengan rumus:
IS = c a + b + c
Keterangan:
a = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 1 b = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 2 c = Jumlah yang terdapat di lokasi 1 dan 2
Selain itu, untuk melihat perbedaan komposisi jenis burung pada lokasi
penelitian, indeks kesamaan jenis (IS) digambarkan dalam sebuah dendrogram
yang dianalisis mengguanakan software Minitab versi 15.
4.6.4 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung
Hasil dari pemanfaatan vegetasi dan penyebaran jenis burung meliputi jenis
burung yang memanfaatkan tiap strata dan aktivitas yang dilakukan (bertengger,
BAB V
HASIL
5.1 Keanekaragaman Jenis Burung 5.1.1 Cluster Perumahan Argenia
Cluster perumahan Argenia merupakan cluster yang terbilang masih baru. Vegetasi yang ditanam rata-rata masih dalam tingkat pancang (Gambar 3). Jenis
vegetasi yang ditanam di cluster perumahan ini yaitu pinus merkusi (Pinus merkusii), sawo kecik (Manilkara kauki), bunga sapu tangan dan kiputri dengan tinggi antara 2-4,5 meter dan jarak tanam 3-8 meter, serta arsitektur pohon
dominan Attim dan Rauh (Gambar 4; Lampiran 4). Selain itu di cluster
perumahan ini terdapat sekelompok pohon sengon yang memiliki tinggi hingga 13
meter. Letak cluster perumahan ini berbatasan dengan permukiman di luar sentul city dan dibatasi oleh aliran sungai. Karena masih tergolong baru, di cluster ini masih banyak terdapat lahan kosong berupa padang rumput dan ditumbuhi
alang-alang.
Gambar 3 Kondisi cluster perumahan Argenia.
Sebanyak 17 jenis burung dari 14 suku ditemukan di cluster perumahan Argenia. Suku Apodidae dan Hirundinidae merupakan suku dengan jenis burung
yang paling banyak ditemukan di lokasi ini yaitu masing-masing dua jenis
(Lampiran 2). Jenis burung Orthotomus sutorius adalah jenis burung yang memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi pada cluster Argenia (Tabel 2). Selain itu, tercatat jenis burung Passer montanus dan Lonchura punctulata
merupakan jenis yang banyak ditemui pada lokasi ini.
Tabel 2 Frekuensi penemuan jenis burung pada cluster Argenia
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Orthotomus sutorius 1
Lonchura punctulata 0.9
Passer montanus 0.9
Collocalia linchi 0.8
Collocalia maxima 0.8
Sedang Gerygone sulphurea 0.6
Dicaeum trochileum 0.6
Cacomantis merulinus 0.5
Dendrocopos macei 0.5
Hirundo striolata 0.5
Aegithina tiphia 0.5
Rendah Streptopelia chinensis 0.3
Cacomantis sepulcralis 0.3
Anthus novaeseelandiae 0.2
Parus major 0.2
Delichon dasypus 0.1
Alcedo meninting 0.1
5.1.2 Cluster Perumahan Venesia-Pasadena-Sakura
Letak cluster perumahan Venesia, Pasadena dan Sakura berbatasan dengan daerah perbukitan yang ditumbuhi oleh semak belukar. Jenis vegetasi yang
ditanam di cluster ini antara lain kecrutan (Spathodea campanulata), sikat botol (Callistemon citrinus), akasia (Acacia mangium), pinus merkusi (Pinus merkusii), serta jenis pohon araucaria (Araucaria sp.). Ketinggian dari vegetasi yang ditanam di cluster ini antara 5-12,5 meter dengan jarak tanam antar pohon adalah 4-10 meter, serta arsitektur pohon dominan yaitu Attim dan Rauh (Gambar 6; Lampiran
cluster yang tidak dibangun permukiman. Sedangkan jenis pohon lain ditanam teratur pada pinggiran jalan permukiman.
Gambar 5 Kondisi cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura.
Gambar 6 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Venesia- Pasadena-Sakura.
Tercatat 14 jenis burung dari 12 suku di cluster perumahan ini. Dari jenis-jenis burung yang ditemukan terdapat 8 jenis-jenis burung yang memiliki nilai
frekuensi penemuan jenis yang tinggi (Tabel 3). Jenis burung Collocalia linchi
dan Hirundo striolata banyak ditemukan di cluster perumahan ini.
Tabel 3 Frekuensi penemuan jenis burung di cluster Venesia-Pasadena-Sakura
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Collocalia linchi 1
Dicaeum trochileum 1
Lonchura leucogastroides 1
Passer montanus 1
Orthotomus sutorius 1
Pycnonotus aurigaster 0.9
Lonchura punctulata 0.9
Hirundostriolata 0.8
Sedang Streptopelia chinensis 0.7
Cinnyris jugularis 0.7
Rendah Gerygone sulphurea 0.3
Aegithina tiphia 0.2
Halcyon cyanoventris 0.2
Orthotomus sepium 0.2
5.1.3 Cluster Perumahan Bali
Cluster perumahan Bali terbagi menjadi empat perumahan yaitu Tampak Siring, Udayana, Legian dan Besakih. Jenis vegetasi yang ditanam di lokasi ini
antara lain tanjung (Mimusops elengi), waru (Hibiscus tiliacecus), pulai (Alstonia scholaris), dan akasia (Acacia mangium). Selain jenis-jenis tersebut, terdapat juga jenis vegetasi lain seperti sengon (Paraserianthes falcataria), dadap merah (Erythrina cristagalli), mangga (Mangifera sp.), petai (Parkia speciosa), dan bintaro (Cerbera manghas). Tinggi pohon di lokasi ini antara 4-12 meter, dengan jarak tanam 5-12 meter dan tipe Attim merupakan arsitektur pohon yang dominan
di lokasi ini (Gambar 8;Lampiran 4). Letak cluster perumahan ini juga berbatasan dengan perbukitan yang ditumbuhi semak serta terdapat aliran sungai.
Gambar 8 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Bali
Sebanyak 16 jenis burung dari 13 suku ditemukan pada empat perumahan
yang di cluster Bali. Dari seluruh jenis yang ditemukan, tercatat 6 jenis diantaranya memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi dibandingkan
jenis burung lainnya (Tabel 4). Tingginya tingkat penemuan jenis burung dapat
menunjukkan bahwa habitat pada lokasi ini memiliki daya dukung yang sesuai
bagi keberadaan jenis burung. Selain itu, jumlah individu dari suatu jenis burung
yang melimpah juga mempengaruhi tingkat penemuan jenis burung di cluster Bali ini.
Tabel 4 Frekuensi jenis burung di cluster Bali
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Collolacia linchi 1
Passer montanus 1
Orthotomus sutorius 1
Dicaeum trochileum 0.9
Lonchura leucogastroides 0.9
Cinnyris jugularis 0.9
Sedang Hirundo tahitica 0.7
Pycnonotus aurigaster 0.7
Orthotomus sepium 0.6
Streptopelia chinensis 0.5
Dendrocopos macei 0.4
Rendah Cacomantis merulinus 0.3
Hirundo striolata 0.3
Aegithina tiphia 0.2
Zosterops palpebrosus 0.2
5.1.4 Cluster Perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau
Cluster perumahan Mediterania 1 dan Bukit Golf hijau merupakan cluster
tertua yang dibagung di Sentul City. Jenis vegetasi yang terdapat di cluster ini antara lain sengon (Paraserianthes falcataria), trembesi (Samanea saman), gmelina (Gmelina arborea), kupu-kupu (Bauhinia purpurea), serta akasia (Acacia mangium). Tinggi vegetasi yang ada di cluster ini berkisar antara 5-23 meter. Kecuali jenis sengon, gmelina dan akasia yang ditanam mengelompok, jenis
trembesi dan kupu-kupu ditanam secara teratur pada pinggiran jalan perumahan
dengan jarak tanam 4-8 meter. Sedangkan tipe arsitektur pohon yang dominan
ditemukan di lokasi ini yaitu Attim dan Troll (Gambar 10;Lampiran 4).
Gambar 9 Kondisi cluster perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau
Sebanyak 23 jenis burung dari 17 suku ditemukan di cluster perumahan tertua di Sentul City ini dengan jenis burung terbanyak dari suku Columbidae
yaitu 3 jenis burung (Lampiran 1). Tujuh jenis burung tercatat memiliki nilai
penemuan jenis burung tinggi, sedangkan 16 jenis burung lainnya terbagi secara
merata dalam kategori penemuan jenis sedang dan rendah (Tabel 5).
Tabel 5 Frekuensi jenis burung di cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Collocalia linchi 1
Passer montanus 1 Sedang Gerygone sulphurea 0.5
Hirundo striolata 0.5 Rendah Cacomantis merulinus 0.2
Pericrocotus cinnamomeus 0.1
5.1.5 Cluster Perumahan Northridge
Cluster perumahan Northridge merupakan salah satu cluster terluas di Sentul City. Di cluster ini, masih banyak terdapat lahan-lahan kosong yang ditumbuhi oleh vegetasi liar dan semak belukar. Vegetasi lain yang terdapat di
cluster ini seperti pinus merkusi (Pinus merkusii), akasia (Acacia mangium), bintaro (Cerbera manghas) dan sengon (Paraserianthes falcataria) dengan ketinggian antara 8-18 meter dan jarak tanam 3-13 meter. Tipe arsitektur pohon
12;Lampiran 4). Selain kondisi vegetasi yang tergolong liar, di cluster ini juga terdapat sebuah telaga.
Gambar 11 Kondisi cluster perumahan Northridge.
Gambar 12 Arsitektur pohon yang ditemukan di cluster Northridge.
Sebanyak 33 jenis burung dari 21 suku tercatat di cluster perumahan ini. Jenis burung terbanyak ditemukan dari suku Cuculidae, yaitu sebanyak 5 jenis
burung (Lampiran 1). Dari 33 jenis burung yang di temukan di lokasi penelitian
ini, tercatat hanya dua jenis burung yaitu Streptopelia chinensis dan Pycnonotus aurigaster memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung yang tinggi (Tabel 6). Jenis burung dengan nilai frekuensi yang tinggi dapat menunjukkan bahwa
kelimpahan jenis burung tersebut juga tinggi yang menyebabkan jenis burung
Tabel 6 frekuensi penemuan jenis burung di cluster Northridge
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Pycnonotus aurigaster 1
Streptopelia chinensis 0.9
Sedang Collocalia linchi 0.7
Dicaeum trochileum 0.7
Rendah Halcyon cyanoventris 0.3
Treron vernans 0.3
Sentul City Boulevard merupakan jalan utama sepanjang ± 3 km yang disisi
kanan dan kiri jalan ditanami berbagai jenis vegetasi. Jenis vegetasi yang terdapat
10-22 meter dan jarak tanam 4-6 meter. Sedangkan tipe arsitektur pohon yang
paling banyak ditemukan di lokasi ini yaitu Attim dan Rauh (Gambar
14;Lampiran 4). Letak Boulevard ini berbatasan langsung dengan cluster-cluster
perumahan yang ada di Sentul City.
Gambar 13 Kondisi Sentul City Boulevard.
Gambar 14 Arsitektur pohon yang ditemukan di Sentul City Boulevard.
Tercatat 21 jenis burung dari 18 suku di Sentul City Boulevard. Kondisi
boulevard yang berbatasan dengan cluster-cluster perumahan menyebabkan banyak jenis burung yang ditemukan di lokasi ini sama dengan cluster-cluster
yang terhubung dengan Boulevard ini (Lampiran 2). Kecuali dengan cluster
Argenia yang tidak terhubung langsung dengan Boulevard sehingga memiliki
kesamaan komunitas jenis burung yang relatif rendah (Tabel 8). Tercatat 5 jenis
burung termasuk dalam katergori frekuensi penemuan jenis yang tinggi, 6 jenis
burung termasuk kategori sedang dan 10 jenis burung lainnya termasuk dalam
Tabel 7 Frekuensi penemuan jenis burung di Sentul City Boulevard
Kategori Jenis Burung Frekuensi
Tinggi Collocalia linchi 1
Gerygone sulphurea 0.9
Pycnonotus aurigaster 0.9
Dicaeum trochileum 0.8
Zosterops palpebrosus 0.8
Sedang Cinnyris jugularis 0.7
Orthotomus sutorius 0.7
Lonchura leucogastroides 0.6
Pericrocotus cinnamomeus 0.5
Streptopelia chinensis 0.5
Passer montanus 0.4
Rendah Aegithina tiphia 0.3
Hirundo striolata 0.3
ini seperti Collocalia linchi, Hirundo striolata dan Hirundo tahitica.
5.1.7 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di
Sentul City
Jumlah jenis burung yang tercatat selama penelitian adalah 42 jenis burung
yang terdiri dari 24 suku (Lampiran 2). Tiap cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian memiliki perbedaan, baik dari jumlah maupun keanekaragaman
jenis burungnya (Lampiran 2). Jumlah jenis burung terbanyak ditemukan di
cluster perumahan Northridge, sedangkan cluster dengan jenis burung terendah yaitu cluster perumahan Venesia, Pasadena dan Sakura (Gambar 15). Kurva penemuan jenis burung yang didapatkan merupakan hasil pengamatan
menggunakan daftar jenis MacKinnon yang dimodifikasi, dimana tiap daftar
Keterangan: Argenia
Pada umumnya, kurva penemuan jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian
menunjukan kelandaian pada daftar-daftar terakhir kecuali pada cluster
Northridge dimana kurva masih belum menunjukkan kelandaian yang signifikan
(Gambar 15).
5.1.8 Indeks Kesamaan Komunitas Burung
Indeks kesamaan komunitas burung (IS) menunjukkan tingkat kesamaan
komunitas burung pada lokasi penelitian. Lokasi penelitian dengan kesamaan
Tabel 8 Indeks kesamaan jenis burung kelompok tersendiri yang ditunjukkan dalam dendrogram. Cluster perumahan
Argenia dan Northridge merupakan lokasi yang memiliki tingkat kesamaan jenis
burung cenderung berbeda dengan lokasi lainnya, sehingga membentuk cluster
atau komunitas burung tersendiri (Gambar 16).
Gambar 16 Dendrogram indeks kesamaan komunitas burung menggunakan
software Minitab versi 15. Keterangan: I Argenia IV Mediterania1-BGH
II Venesia-Pasadena-Sakura V Northridge
III Bali VI Sentul City Boulevard
Keterangan: I Argenia IV Mediterania1-BGH II Venesia-Pasadena-Sakura V Northridge
5.2 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi
5.2.1 Penyebaran Burung pada Strata Vegetasi di Cluster Argenia
Pada cluster Argenia ditemui semua bagian strata vertikal vegetasi. Strata vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung adalah strata 2 diduga karena
kondisi vegetasi di cluster ini yang masih dalam tingkat pancang. Namun jenis
Tabel 9 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Argenia
Strata Jenis Burung
1 Cacomantis sepulcralis, Dicaeum trochileum, Streptopelia chinensis
2 Orthotomus sutorius
3 Anthus novaeseelandiae
1,2 Dendrocopos macei, Gerygone sulphurea, Parus major, Cacomantis merulinus, Aegithina tiphia
3,4 Lonchura punctulata
1-4 Passer montanus
5.2.2 Penyebaran Jenis Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster
Venesia-Pasadena-Sakura
Pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura strata 1 dan 2 adalah bagian yang paling banyak ditemukannya berbagai jenis burung. Jenis Aegithina tiphia dan Gerygone sulphurea hanya ditemukan pada strata 1 pada cluster ini. Selain dua jenis burung tersebut yang hanya dapat ditemukan pada strata 1, di
cluster perumahan ini jenis Orthotomus sepium merupakan burung yang hanya ditemukan pada strata 2 (Tabel 10).
Tabel 10 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Venesia-Pasadena-Sakura
Strata Jenis Burung
1 Aegithina tiphia, Gerygone sulphurea
2 Orthotomus sepium
1,2 Cinnyris jugularis, Lonchura leucogastroides, Orthotomus sutorius, Lonchura punctulata, Streptopelia chinensis
1-3 Dicaeum trochileum, Pycnonotus aurigaster
5.2.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Bali
Di cluster Bali ini terctcatat banyak jenis burung ditemukan pada strata 1 vegetasi. Terkecuali jenis burung Passer montanus yang memiliki sifat lebih toleran terhadap manusia yang ditemukan pada semua strata vegetasi. Pada cluster
perumahan ini, jenis burung pada strata 1 yang banyak ditemui adalah Cinnyris jugularis dan Dicaeum trochileum (Tabel 11).
Tabel 11 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Bali
Strata Jenis Burung
1 Lonchura leucogastroides, Dicaeum trochileum, Pycnonotus aurigaster, Aegithina tiphia, Cacomantis merulinus, Zosterops palpebrosus
1,2 Cinnyris jugularis, Dendrocopos macei, Orthotomus sepium, Orthotomus sutorius
1-4 Passer montanus
5.2.4 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster
Mediterania1-Bukit Golf Hijau
Sebanyak 9 jenis burung ditemukan di strata 1 vegetasi pada cluster tertua di Sentul city ini. Strata 1 pada cluster ini merupakan bagian vegetasi yang paling banyak ditemukan jenis burung. Tercatat jenis burung Centropus bengalensis
hanya ditemukan pada strata 3 serta jenis burung Columba domesticus yang hanya ditemukan pada strata 4. Sementara 8 jenis burung lainnya dapat ditemukan pada
lebih dari satu strata (Tabel 12).
Tabel 12 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau
Strata Jenis Burung
1 Dicaeum trochileum, Lanius schah, Cacomantis merulinus, Pericrocotus cinnamomeus, Zosterops palpebrosus, Halcyon cyanoventris, Geopelia striata, Dendrocopos macei, Lonchura leucogastroides
3 Centropus bengalensis
4 Columba domesticus
1,2 Cinnyris jugularis, Orthotomus sepium
1,3 Parus major, Grygone sulphurea
1-3 Orthotomus sutorius, Pycnonotus aurigaster
1-4 Passer montanus
5.2.5 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster
Northridge
Sebanyak 13 jenis burung hanya dapat ditemukan pada strata 1 di cluster
perumahan Northridge. Sedangkan jenis burung yang hanya dapat ditemukan pada
strata 2 adalah Orthotomus sutorius. Pada strata 3 tercatat jenis burung semak seperti Pellorneum capistratusm, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata. Selain itu, tercatat jenis burung dari suku Rallidae yaitu Amaurornis phoenichurus
yang ditemukan pada strata 4 sedangkan 15 jenis burung lainnya dapat ditemukan
pada lebih dari satu strata (Tabel 13).
Tabel 13 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Northridge
Strata Jenis Burung
1 Dicaeum trochileum, Cacomantis sepulcralis, Zosterops palpebrosus, Dendrocopos macei, Cinnyris jugularis, Surniculus lugubris, Pericrocotus cinnamomeus, Cacomantis merulinus, Lalage nigra, Lonchura leucogastroides, Gerygone sulphurea, Falco moluccensis, Treron vernans
2 Orthotomus sutorius
3 Pellorneum capistratum, Timalia pielata, Malacocincla sepiarium
4 Amaurornis phoenichurus
1,2 Cacomantis soneratii, Aegithina tiphia
1-3 Pycnonotus aurigaster, Lanius schah
1-4 Passer montanus
1,3 Centropus bengalensis, Lonchura punctulata
5.2.6 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Sentul City Boulevard
Sentul City Boulevard memiliki strata vegetasi yang lengkap (1-4). Namun
jenis-jenis burung paling banyak ditemukan pada bagian atas strata vegetasi
(Tabel 14).
Tabel 14 Penyebaran burung pada strata vertikal di Sentul City Boulevard
Strata Jenis Burung
1 Dicaeum trochileum, Gerygone sulphurea, Halcyon cyanoventris, Cinnyris jugularis, Cacomantis merulinus
3 Pellorneum capistratum
1,2 Pericrocotus cinnamomeus, Zosterops pabebrosus, Aegithina tiphia, Streptopelia chinensis, Dendrocopos macei, Lonchura leucogastroides
1-3 Pycnonotus aurigaster, Orthotomus sutorius
1,2 Cacomantis soneratii, Aegithina tiphia
5.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon
5.3.1 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Argenia
Pada cluster Argenia, terdapat empat tipe arsitektur pohon yaitu Attim, Rauh dan Troll (Lampiran 1; Lampiran 4). Bagian arsitektur yang paling banyak
ditemukan jenis burung adalah bagian percabangan tengah pada tajuk pohon
(bagian C). Selain dimanfaatkan oleh jenis-jenis tertentu, pada bagian strata ini
juga ditemui jenis burung yang memanfaatkan lebih dari 1 bagian arsitektur
pohon (Tabel 15).
Tabel 15 Penyebaran burung pada arsitektur pohon di cluster Argenia
Bagian Arsitektur Jenis Burung
B Streptopelia chinensis
C Gerygone sulphurea, Cacomantis merulinus, Cacomantis sepulcralis, Passer montanus
D Dendrocopos macei
A,B Dicaeum trochileum
B,C Aegithina tiphia, Parus major, Orthotomus sutorius
5.3.2 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster
Venesia-Pasadena-Sakura
Tipe arsitektur pohon yang ditemukan di cluster Venesia-Pasadena-Sakura yaitu Attim, Rauh, Troll dan Koriba. Bagian dari arsitektur vegetasi yang paling
banyak ditemui jenis burung adalah bagian C yaitu pada percabangan tengah tajuk
vegetasi. Banyak jenis burung dapat ditemukan pada berbagai bagian arsitektur
vegetasi di lokasi ini (Tabel 16). Selain itu, tercatat jenis burung Aegithina tiphia
hanya ditemukan pada bagian B arsitektur vegetasi di cluster perumahan ini.
Tabel 16 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di luster Venesia-Pasadena-Sakura
Bagian Arsitektur Jenis Burung
B Aegithina tiphia
C Gerygone sulphurea, Orthotomus sepium, Cinnyris jugularis
A,C Lonchura leucogastroides, Passer montanus
B, C Orthotomus sutorius
A,B,C Streptopelia chinensis, Dicaeum trochileum, Lonchura punctulata, Pycnonotus aurugaster
5.3.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Bali
Bagian percabangan tengah pada tajuk pohon (bagian C) merupakan yang
paling banyak dimanfaatkan oleh burung di cluster perumahan Bali (Tabel 17). Selain empat jenis burung yang ditemukan pada bagian ini, tercatat lima jenis
Tabel 17 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Bali
Bagian Arsitektur Jenis Burung
A Lonchura leucogastroides
B Zosterops palpebrosus
C Streptopelia chinensis, Cacomantis merulinus, Passer montanus, Orthotomus sutorius
A,B Dicaeum trochileum
B,C Aegithina tiphia, Orthotomus sepium
C,D Dendrocopos macei
A,B,C Cinnyris jugularis, Pycnonotus aurigaster
5.3.4 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Mediterania 1-
Bukit Golf Hijau
Kondisi pohon dengan tipe arsitektur Attim dan Troll serta ketinggian
pohon yang cukup dewasa pada cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau mempengaruhi penyebaran jenis burung pada lokasi ini. Dapat terlihat bahwa
jenis-jenis burung yang ditemukan pada lokasi ini menyebar tidak hanya pada satu
bagian arsitektur pohon saja, akan tetapi banyak jenis burung yang memanfaatkan
lebih dari satu bagian jenis burung. Tercatat hanya 7 jenis burung yang dapat
ditemukan pada satu bagian arsitektur saja, beberapa diantaranya seperti jenis
Cacomantis merulinus, Halcyon cyanoventris dan Dendrocopos macei (Tabel 18). Tabel 18 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster
Mediterania1-Bukit Golf Hijau
Bagian Arsitektur Jenis Burung
B Cacomantis merulinus, Lanius schah
C Halcyon cyanoventris, Pericrocotus cinnamomeus, Geopelia striata, Orthotomus sepium.
D Dendrocopos macei
A,B Pycnonotus aurigaster,
A,C Gerygone sulphurea, Passer montanus
A,D Lonchura punctulata
B, C Orthotomus sutorius, Zosterops palpebrosus
A,B,C Dicaeum trochileum, Cinnyris jugularis
A,B,C,D Parus major
5.3.5 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Northridge
Pada cluster perumahan Northridge, jenis-jenis burung yang ditemukan memiliki konsentrasi yang tinggi pada bagaian C arsitektur vegetasi (Tabel 19).
Tipe arsitektur pohon yang ditemui di lokasi ini antara lain Attim, Rauh, Troll dan
Tabel 19 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Northridge
Bagian Arsitektur Jenis Burung
A Falco moluccensis, Centropus bengalensis, Halcyon cyanoventris, Gerygone sulphurea
C Orthotomus sutorius, Orthotomus sepium, Passer montanus, Lanius schah, Lonchura leucogastroides, Lonchura punctulata, Cacomantis merulinus, Cacomantis soneratii, Cacomantis sepulcralis, Surniculus lugubris, Treron vernans, Lalage nigra
A,B Zosterops palpebrosus
A,C Pericrocotus cinnamomeus, Aegithina tiphia
B,C Cinnyris jugularis, Dicaeum trochileum
C,D Dendrocopos macei
A,B,C,D Pycnonotus aurigaster
5.3.6 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Sentul City Boulevard Pada sepanjang Sentul City Boulevard tercatat tiga tipe arsitektur pohon
yang dimanfaatkan burung yaitu Pttim, Koriba dan Korner (Lampiran 1;
Lampiran 4). Penemuan beberapa jenis burung banyak tecatat pada bagian C
arsitektur vegetasi (Tabel 20), terutama pada pohon dengan arsitektur attim seperti
trembesi (Samanea saman), sengon (Paraserianthes falcataria) dan akasia (Acacia mangium) (Lampiran 3). Jenis burung Zosterops palpebrosus dan
Dicaeum trochileum merupakan beberapa jenis burung yang mudah ditemui pada lokasi ini dapat ditemui pada tiga bagian arsitektur vegetasi (Tabel 20).
Tabel 20 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di Sentul City Boulevard
Bagian Arsitektur Jenis Burung
A Halcyon cyanoventris
C Streptopelia chinensis, Cacomantis merulinus, Lonchura leucogastroides, Orthotomus sepium
A,C Pericrocotus cinnamomeus, Aegithina tiphia, Cinnyris jugularis
B,C Gerygone sulphurea, Orthotomus sutorius
C,D Dendrocopos macei
A,B,C Dicaeum trochileum, Zosterops palpebrosus
A,C,D Pycnonotus aurigaster
5.4 Pemanfaatan Vegetasi oleh Burung
Setiap cluster perumahan di Sentul City memiliki vegetasi yang berbeda-beda. Selama penelitian pada enam cluster perumahan yang diamati, tercatat 30 jenis vegetasi yang dimanfaatakan oleh berbagai jenis burung. Dari keseluruhan
Gambar 17 Persentase pemanfaatan vegetasi oleh burung.
Jenis vegetasi sengon (Paraserianthes falcataria) merupakan jenis yang tercatat paling banyak dimanfaatkan pada tiga cluster perumahan, yaitu Northridge, Argenia, dan Sentul City Boulevard. Selain itu, jenis akasia (Acacia mangium) merupakan jenis yang paling banyak dimanfaatkan di cluster
perumahan Bali dan cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura. Sedangkan di
cluster Mediterania 1 dan bukit Golf Hijau jenis vegetasi yang paling banyak dimanfaatkan adalah trembesi (Samanea saman). Hampir di seluruh lokasi penelitian, bentuk arsitektur pohon yang umumnya banyak dimanfaatkan adalah
tipe attim (Lampiran 4).
Jenis burung yang ditemukan selama penelitian di Sentul City pada
umumnya memanfaatkan vegetasi yang ada untuk melakukan aktivitas harian.
Aktivitas yang tercatat antara lain bertengger, bertengger dan bersuara, makan
serta menelisik yang ditemukan pada empat strata vertikal vegetasi.
Pada cluster perumahan Argenia, tercatat aktivitas bertengger paling banyak dilakukan pada strata 2 yaitu (80%) dan sebagian besar burung yang ditemukan
memanfaatkan strata 1 untuk bertengger sambil bersuara. Aktivitas makan pada
cluster perumahan ini paling umum ditemukan pada strata 3 yaitu pada rerumputan, meskipun aktivitas makan yang dilakukan oleh burung-burung di
lokasi ini dapat ditemukan juga pada bagian strata lainnya (Tabel 21).
Tabel 21 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Argenia
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 20 80
Bertengger & bersuara 61.1 38.9
Makan 25 6.3 56.2 12.5
Sebanyak 75% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung pada cluster
perumahan Venesia-Pasadena-Sakura ditemukan pada strata 1. Sedangkan
aktivitas bertengger sambil bersuara dapat ditemukan hampir merata pada strata 1
dan 2 di perumahan ini. Strata 1 pada cluster perumahan ini adalah bagian yang paling disukai oleh burung untuk melakukan aktivitas makan (Tabel 22).
Tabel 22 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Venesia-Pasadena-Sakura
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 75.6 20 4.4
Bertengger & bersuara 44.4 55.6
Makan 53.3 26.7 6.7 13.3
Pada cluster perumahan Bali, tercatat lebih dari 85% aktivitas bertengger yang dilakukan oleh burung dilakukan pada strata 1. Seperti pada cluster Venesia-Pasadena-Sakura, aktivitas bertengger sambil bersuara tercatat hampir merata
pada strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas makan paling sedikit ditemukan pada
bagaian strata 2 dan 4 di cluster perumahan ini. Selain ketiga aktivitas tersebut, ditemukan beberapa burung yang melakukan aktivitas menelisik pada bagian
strata 1 (Tabel 23).
Tabel 23 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Bali
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 81.5 18.5
Bertengger & bersuara 58.8 41.2
Makan 76.5 5.8 11.7 5.8
Menelisik 100
Aktivitas bertengger dapat ditemukan pada 3 strata vertikal vegetasi di
cluster perumahan Mediterania1-Bukit Golf Hijau, dengan bagian paling banyak ditemukan burung bertengger adalah strata 1. Sebanyak 66.7% aktivitas
bertengger ambila bersuara ditemukan pada strata 1 dan hanya sebagian kecil
burung yang melakukan aktivitas ini pada bagian strata 3. Aktivitas makan pada
Tabel 24 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 74.3 14.3 11.4
Bertengger & bersuara 66.7 32.2 1.1
Makan 50 .3 25 18.7
Menelisik 100
Pada cluster perumahan Northridge, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada strata 1 (61.4%). Aktivitas bertengger dan bersuara sering ditemukan pada
strata 1 dan 3 di cluster perumahan ini. Sedangkan aktivitas makan dan menelisik, umumnya ditemukan pada strata 1 (Tabel 25).
Tabel 25 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Northridge
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 61.4 15.9 22.7
Bertengger & bersuara 53.8 15.4 30.8
Makan 58.4 8.3 8.3 25
Menelisik 100
Di Sentul City Boulevard, aktivitas bertengger banyak ditemukan pada
strata 1 dan 2. Sedangkan aktivitas bertengger sambil bersuara banyak ditemukan
pada strata 2 dan 3. Secara umum, aktivitas makan yang dilakukan oleh burung
pada lokasi ini dilakukan pada strata 1. Aktivitas menelisik hanya ditemukan pada
strata 1 (Tabel 26).
Tabel 26 Aktivitas pemanfaatan oleh burung di Sentul City Boulevard
Aktivitas % Aktivitas pemanfaatan tiap strata
1 2 3 4
Bertengger 50 44.4 5.6
Bertengger & bersuara 11.2 44.4 44.4
Makan 69.2 23.1 7.7
BAB VI
PEMBAHASAN
5.1 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di
Sentul City
Terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika
dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000 (Bukit Sentul 2000).
Jenis burung dari suku Cuculidae merupakan jenis yang paling banyak ditemukan,
yaitu sebanyak lima jenis. Pada penelitian ini tercatat lebih banyak jenis burung
jika dibandingkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Handikto (1997) di
wilayah Kotamadya Bogor, dengan kesamaan jenis yang ditemukan sekitar 58%.
Namun, jika dibandingkan dengan hasil penelitian (Hernowo 1985)
keanekaragaman jenis burung pada enam lokasi penelitian di Sentul City lebih
rendah. Hal ini diduga karena perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta
tingkat gangguan pada lokasi penelitian tersebut. Pada penelitian yang dilakukan
oelh Hernowo (1985) vegetasi dominan pada lokasi penelitiannya adalah
jenis-jenis tanaman buah. Selain menyediakan pakan burung berupa buah-buahan yang
dihasilkan oleh vegetasi, tanaman pekarangan juga menyediakan sumber pakan
lain yaitu serangga. Kondisi vegetasi di Sentul City berupa taman-taman buatan,
sedangkan pada lokasi penelitian Hernowo (1985) pada areal pedesaan cenderung
lebih alami.
Dari daftar jenis MacKinnon yang dihasilkan pada ke enam lokasi
menunjukkan kurva spesies area yang semakin landai bahkan cenderung mendatar
pada daftar-daftar terakhir. Jumlah daftar yang didapatkan adalah 10 daftar jenis
pada tiap lokasi penelitian. Pada cluster Argenia, kurva mulai terlihat landai pada daftar ke 4, sedangkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura kurva mulai landai pada daftar ketiga (Gambar 8). Seperti pada penelitian yang
dilakukan Dewi et al. (2007), pada habitat kebun yang menunjukkan kelandaian kurva pada daftar ke 7. Hal tersebut dapat menduga bahwa tidak ada pertambahan
jenis baru pada lokasi penelitian (MacKinnon et al. 1998). Namun, pada cluster
Northridge dapat terlihat bahwa kurva tidak terlihat melandai secara signifikan
MacKinnon et al. (1998) pencatatan kekayaan jenis burung dapat menggunakan 20 jenis burung tiap daftar jenisnya. Namun hal tersebut tidak cocok diterapkan di
Sentul City, karena kekayaan jenis burung yang tidak terlalu melimpah sehingga
penggunaan 10 jenis burung tiap daftar jenis lebih cocok.
Cluster Argenia merupakan salah satu yang baru dibangun di Sentul City. Banyak jenis burung berbeda antara Argenia dengan lokasi yang lain (Lampiran
2). Hal tersebut karena perbedaan umur maupun komposisi vegetasi yang ada di
cluster perumahan ini. Di cluster perumahan ini banyak dijumpai jenis burung dari suku Apodidae seperti Collocalia linchi dan Collocalia maxima, hal tersebut terkait dengan tipe habitat di perumahan ini yang terbuka dan disukai kelompok
burung ini untuk menangkap serangga saat terbang (MacKinnon et al. 1998).
Selain itu, jenis Collocalia linchi merupakan jenis burung walet yang umum ditemukan pada semua ketinggian (MacKinnon et al. 1998). Selain jenis tersebut, di lokasi ini juga ditemukan jenis Delichon dasypus yang sering bergabung dengan jenis layang-layang lain ataupun kelompok walet. Letak cluster
perumahan yang berdampingan dengan perbukitan merupakan habitat yang sesuai
bagi jenis burung yang tergolong ke dalam keluarga layang-layang ini
(MacKinnon et al. 1998).
Cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan yang paling sedikit dijumpai jenis burung dibandingkan lokasi lainnya, meskipun jenis vegetasi yang ada di
dalamnya tidak terlalu berbeda dengan cluster perumahan lain yang menjadi lokasi penelitian. Hal tersebut diduga karena lokasi ini berbatasan langsung
dengan areal di luar Sentul City yang memiliki komposisi vegetasi yang lebih
beragam sehingga memberikan daya dukung habitat yang lebih baik, sehingga
burung-burung yang ada diduga terkonsentrasi pada lokasi yang memiliki daya
dukung yang lebih tinggi dibandingkan pada cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura. Jenis vegetasi yang beragam dapat memberikan lebih beragam
sumber-sumber daya dukung habitat bagi burung terutama pakan (Hernowo dan
Prasetyo 1989).
habitat seperti sumber pakan daripada daerah pada pinggiran perumahan yang
ditanami jenis-jenis vegetasi dengan daya dukung habitat yang lebih tinggi. Hal
ini juga berpengaruh terhadap konsentrasi penemuan jenis burung yang terkumpul
pada vegetasi-vegetasi pinggiran di perumahan ini.
Jenis burung Dicaeum trochileum banyak ditemukan di vegetasi kupu-kupu (Bauhinia purpurea) serta trembesi (Samanea saman) di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau. Hal ini karena pada vegetasi tersebut banyak ditumbuhi oleh
benalu. Jenis burung Dicaeum trochilem menyukai rumpun benalu untuk dimakan bijinya (MacKinnon et al. 1998). Selain itu pada trembesi juga banyak ditemui jenis Cinnyris jugularis karena vegetasi tersebut tengah berbunga. Jenis burung dari suku Nectarinidae ini menyukai vegetasi berbunga yang menjadi sumber
pakannya berupa nektar dan sari bunga (MacKinnon et al. 1998). Pada cluster
perumahan ini juga ditemukan jenis burung yang diduga merupakan jenis burung
lepasan dari masyarakat sekitar yaitu jenis Columba domesticus dari suku Columbidae. Jenis burung tersebut merupakan jenis yang telah banyak
diintroduksi dari habitat alaminya ke daerah perkotaan (MacKinnon et al. 1998). Northridge merupakan perumahan dengan jumlah penemuan jenis burung
tertinggi dibandingkan lima lokasi penelitian yang lain. Selain lahan terbangun
yang masih sedikit, kondisi lahan terbuka yang ditumbuhi oleh berbagai vegetasi
dari semak hingga pohon yang membentuk tipe habitat menyerupai hutan
sekunder juga mendukung habitat bagi jenis-jenis burung. Lima jenis burung
pemakan serangga dari suku Cuculidae ditemukan di lokasi ini. Hal tersebut
terkait dengan kondisi vegetasi lokasi ini yang memungkinkan banyak
terdapatnya jenis serangga.Tipe habitat menyerupai hutan sekunder ini memiliki
potensi serangga yang lebih besar dibandingkan tipe habitat lainnya (Priatna
2002). Selain itu, di lokasi ini juga ditemukan jenis burung semak seperti
Pellorneum capistratum, Malacocincla sepiarium dan Timalia pielata dari suku Timaliidae.
Tipe vegetasi dan ketersediaan ekosistem yang lebih kompleks seperti
terdapatnya danau menjadikan banyak jenis burung di lokasi ini tidak ditemukan
pada lokasi yang lainnya (Lampiran 1). Ekosistem yang lebih beragam seperti