• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA CLUSTER PERUMAHAN DI SENTUL CITY, BOGOR JAWA BARAT ADITYA WAHYU TRI ASMORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA CLUSTER PERUMAHAN DI SENTUL CITY, BOGOR JAWA BARAT ADITYA WAHYU TRI ASMORO"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA CLUSTER PERUMAHAN

DI SENTUL CITY, BOGOR JAWA BARAT

ADITYA WAHYU TRI ASMORO

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(2)

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA CLUSTERPERUMAHAN

DI SENTUL CITY, BOGOR JAWA BARAT

ADITYA WAHYU TRI ASMORO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(3)

RINGKASAN

ADITYA WAHYU TRI ASMORO. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh ANI MARDIASTUTI dan YENI ARYATI MULYANI.

Sentul City yang mengusung konsep eco-city memiliki bentuk lansekap yang unik dengan topografi dari landai hingga berbukit. Kawasan ini memiliki struktur dan komposisi vegetasi bervariasi yang tersebar di beberapa tipe perumahan yang menggunakan konsep tertutup (cluster). Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di kawasan ini adalah burung.

Ketersediaan tipe habitat yang beraneka ragam akan mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang ada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001). Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan habitat burung, (2) mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung, (3) membandingkan komposisi jenis burung, (4) mengetahui penyebaran strata vertikal dan horizontal burung pada beberapa tipe vegetasi dan arsitektur pohon, (5) mengetahui pengaruh arsitektur pohon terhadap pemanfaatan pohon oleh burung.

Penelitian dilaksanakan di kawasan Sentul City pada lima cluster perumahan dan jalan utama yang ditentukan berdasarkan umur cluster dan komposisi vegetasi, pada bulan Juni samapi September 2011. Kondisi habitat dan vegetasi (vegetasi dominan, tinggi pohon, tipe arsitektur pohon, bagian yang dimanfaatkan secara vertikal dan arsitektur pohon) digambarkan dengan menggunakan data kualitatif, dikumpulkan secara langsung. Pengumpulan data burung menggunakan metode daftar jenis MacKinnon (MacKinnon et al. 1998) dengan jumlah 10 jenis burung tiap daftarnya. Analisis terhadap keanekaragaman jenis burung menggunakan kurva spesies area, penghitungan frekuensi penemuan jenis burung serta indeks kesamaan komunitas burung. Analisis pemanfaatan vegetasi oleh burung dilakukan secara deskriptif.

Tercatat 42 jenis burung dari 24 suku, terdapat 6 jenis burung yang tidak ditemukan serta 25 jenis baru jika dibandingkan hasil AMDAL Bukit Sentul pada tahun 2000. Keanekaragaman jenis burung tertinggi ditemukan di cluster Northridge yaitu 33 jenis burung, sedangkan cluster Venesia-Pasadena-Sakura merupakan lokasi dengan keanekaragaman jenis burung terendah. Dari daftar jenis MacKinnon menunjukkan kurva spesies area makin landai pada daftar terakhir, menunjukkan tidak adanya pertambahan jenis baru pada lokasi penelitian. Tercatat beberapa jenis burung memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi pada suatu lokasi namun tidak ditemukan pada lokasi lain. Hal tersebut menunjukkan adanya sebaran burung yang rendah pada jenis-jenis tersebut. Lokasi penelitian dengan kesamaan komunitas burung tertinggi adalah cluster perumahan Bali dengan Venesia-Pasadena-Sakura (IS=0.76) yang dipengaruhi oleh luasan lokasi, lingkungan sekitar wilayah studi. Pada umumnya burung banyak ditemukan pada bagian 2/3 tajuk utama terkecuali di cluster Argenia dimana pada strata 2 paling banyak ditemukan burung. Bagian percabangan tengah pada tajuk pohon merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan oleh burung pada enam lokasi penelitian.

Kata kunci: Keanekaragaman Jenis, Burung, Sentul City

(4)

SUMMARY

ADITYA WAHYU TRI ASMORO. Bird Diversity at Several Types of Residential Cluster in Sentul City, Bogor West Java. Under Supervision of ANI MARDIASTUTI and YENI ARYATI MULYANI.

Sentul City held the eco-city concept and has a unique landscape with a variety of topography. This area has a variety of vegetation structure and composition which are distributed in several residential clusters. One of the biodiversity that can be found in this area is bird. Variety of habitat types will influence the bird diversity in each area (Blendinger and Ricardo 2001). The objective of this research were (1) to describe the habitat of birds, (2) to examine bird diversity, (3) to compare the bird composition among cluster types, (4) to examine vertical and horizontal distributions of birds in several vegetation and tree architecture, (5) to examine the influence of tree architecture on tree utilization by bird. The research was conducted in Sentul City from June to September 2011, in the area of research are five residential cluster which are selected by the age of cluster and composition of vegetation, and one location is a boulevard. The habitat condition and vegetation (dominant vegetation, tree height, type of tree architecture, vertical and architecture utilized side) are described with qualitative data and collected by direct survey. Bird data is collected by MacKinnon species list method (MacKinnon et al. 1998) with 10 species of birds each list. Bird diversity analyzed by using species area curve, meet frequence and index of similarity. Utilization of vegetation using descriptive analysis.

A total of 42 species of bird from 24 families were recorded in this research.

There were 6 species cannot find and 25 new species recorded compare by the result of AMDAL Bukit Sentul at 2000. The highest bird diversity found in Northridge cluster with 33 species of bird and the lowest bird diversity found in Venesia-Pasadena-Sakura cluster. Based on MacKinnon species list result, showed the leveled out of curve. It showed there was nothing increment of bird species at research location. Some of birds have a high number of meet frequence in one location, but cannot find in other location. It showed there was a low distribution of bird species. The highest similarity index was found between Bali cluster and Venesia-Pasadena-Sakura cluster (IS=0.76). In general, most of bird can be found at 2/3 of tree crown except in Argenia cluster. Midlde branching part of the tree crown are the most utilize part by bird.

There are management method that can impelement, (1) provide and defence birds habitat, (2) planting a favourite vegetation for birds, (3) establish protected area for birds, (4) research on bird diversity in other locations, (5) intensively monitoring on bird diversity, (6) Sosialization in the importance of bird diversity, (7) develope an environmental education programs.

Key words: Species diversity, Bird, Sentul City

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi berjudul “Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi ataupun lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2012

Aditya Wahyu Tri Asmoro E34070071

(6)

Judul Skripsi : Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat

Nama : Aditya Wahyu Tri Asmoro

NIM : E34070071

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc. Dr.Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc.

NIP. 19590925 198303 2 002 NIP. 19610411 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua DepartemenKonservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.

NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirrahiim.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala karunia, curahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik. Karya ilmiah yang berjudul“Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat “ dengan pembimbing Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc dan Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc. merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Sebagai titik akhir dalam menempuh masa perkuliahan, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tidak lupa, penulis juga mengapresiasi semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun selama ini.

Bogor, Januari 2012

Penulis

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjar pada tanggal 19 Agustus 1989 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Darsim Arfandi,SE dan Royanah. Penulis mulai menempuh pendidikan pada tahun 1994 di Taman Kanak-kanak Melati dan lulus pada tahun 1995. Penulis melanjutkan ke Sekolah Dasar di SDN Mulyasari pada tahun 1995-2001, kemudian pada tahun 2001 melanjutkan ke SMPN 1 Pataruman hingga tahun 2004, setelah itu melanjutkan ke SMAN 1 Banjar dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

Selama kuliah di IPB penulis aktif mengikuti beberapa kegiatan, diantaranya menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Ekologi Satwa liar (tahun 2010-2011) dan asisten praktikum mata kuliah Inventarisasi dan Pemantauan Satwaliar(tahun 2010). Penulis juga anggota paduan suara mahasiswa IPB Agriaswara (tahun 2007-2009). Selain itu, penulis juga tergabung dalam Masyarakat Roempoet Fakultas Kehutanan dan menjabat sebagai ketua divisi seni suara pada tahun 2010. Penulis adalah anggota HIMAKOVA (Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata), Kelompok Pemerhati Burung (KPB) “Perenjak” dan pernah menjadi ketua Kelompok Pemerhati Burung (KPB) periode 2009-2010.

Pengalaman lapangan penulis meliputi Eksplorasi Flora dan Fauna Indonesia (RAFFLESIA) di Cagar Alam Rawa Danau pada tahun 2009, RAFFLESIA di Cagar Alam Gunung Burangrang pada tahun 2010, Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Manupeu Tanadaru Nusa Tenggara Timur pada tahun 2009, SURILI di Taman Nasional Sebangau Kalimantan Barat pada tahun 2010. Praktek Pengenalan Ekosistem hutan bertempat di Cagar Alam Leuweung Sancang Timur-Papandayan, Praktek Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walatdan pada tahun 2011 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di

(9)

TamanNasional Bantimurung Bulusaraung Sulawesi Selatan. Pada tahun 2010 penulis mengikuti pelatihan pencincinan burung bersama “Indonesia Bird Banding Schemes” (IBBS). Selain itu, penulis juga berkesempatan mengikuti

“International Training on Rapid Biodiversity Assesment bersama University of Viena, Austria” pada tahun 2010 di Taman Nasional Gede Pangrango, Cagar Alam Krakatau, dan Taman Nasional Ujung Kulon. Pada tahun 2011 penulis berkesempatan mengikuti “Korea-Indonesia Human Resources Development Training on Tropical Forestry bersama Kangwon National University, Korea Selatan” di Bogor dan Yogyakarta.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul “Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City, Bogor Jawa Barat”, dengan pembimbing Prof. Dr. Ir.

Ani Mardiastuti, M.Sc dan Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc.

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil `aalamiin,

Puji dan syukur dipanjatkan ke-Hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Darsim Arfandi dan Ibu Royanahatas doa, kasih sayang, dukungan serta motivasi selama kegiatan penelitian ini.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc. dan Ibu Dr. Ir. Yeni Aryati Mulyani, M.Sc,selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan telah memberikan motivasi, nasehat serta bimbingannya.

3. Ibu Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si yang telah menjadi moderator saat seminar skripsi, Ibu Dr. Ir. Elis Nina Herliyana, M.Si yang telah bersedia sebagai penguji pada ujian komprehensif serta Bapak Dr. Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.Sc yang telah bersedia menjadi ketua sidang dalam ujian komprehensif penulis.

4. Pengelola Sentul City, Mas Fajar, Bu Beby yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung hingga selesai.

5. Saudara-saudarikuMba Aning, Mba Ima, Mas Bowo, Mas Nunu, dan Dek Billa yang telah memberikan semangat, dorongan selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Ratna, Ibu Titin, Ibu Evan serta segenap staf tata usaha Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah banyak membantu persiapan administrasi dari awal penelitian hingga proses ujian komprehensif.

7. Tutia Rahmi, S.Hut, Aronika Kaban, Zulfikri dan Fadila Tamnge yang telah menjadi partner penulis, serta pertukaran pikiran tentang penelitian ini.

8. Insan Kurnia S.Hut, Lina K Dewi S.Hut, Herry Jamaksari S.Hut, Hari Purnomo S.Hut, atas masukan, diskusi, saran serta kritikselama penyusunan skripsi ini.

(11)

9. KPB Perenjak 44, Aron, Tia, Ari, Chacha, Yunda, Rurun, Dahlan, Mamat, Faid, Hireng, Aga, Mprit, Muthia atas kerjasama, dan pengalaman berharga dalam dunia perburungan yang sangat berguna dalam penelitian ini.

10. Dinar Dara Tri Puspita Purbasari S.Hut, Anindya Gitta S.Hut, Fella AP Ayu atas dorongan semangat dan bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

11. Neina Febrianti atas bantuannya dalam pembuatan gambar arsitektur pohon dan peta lokasi penelitian pada skripsi ini.

12. Irham Fauzi atas bantuannya dalam pembuatan peta lokasi penelitian.

13. Keluarga Besar KSHE 44 “KOAK” terimakasih atas dorongan moril hingga akhir penyelesaian skripsi ini.

14. Keluarga besar HIMAKOVA, terima kasih atas pengalaman berharga dalam berorganisasi.

15. Rekan seperjuangan Alfian Prayanta atas bantuan dan pertukaran pikiran dalam penyusunan skripsi ini.

16. Kak Dede, Indah, Winda, Fadhil, Keken, Ridho, Wima, Nita, Sherly, Gaby, Tika atas dorongan semangat selama proses penelitian.

17. Naylla Munadya atas semangat, motivasi, dan perhatiannya selama proses penelitian hingga selesainya skripsi ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan seluruhnya yang telah membantu dan memberikan andil dalam proses kematangan jiwa penulis serta penyelesaian skripsi

Bogor, Januari 2012

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman... 3

2.2 Penyebaran Jenis Burung... 4

2.3 Habitat Burung... 5

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi keanekaragaman Jenis Burung 6 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis... 8

3.2 Kondisi Fisik... 8

3.2.1 Geologi dan Tanah ... 8

3.2.2 Topografi dan Iklim... 8

3.3 Kondisi Biotik... 9

3.3.1 Vegetasi... 9

3.3.2 Fauna... 10

3.4 Tata Letak Perumahan di Sentul City... 10

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12

4.2 Pemilihan Lokasi Penelitian... 12

4.3 Bahan dan Alat ... 13

4.4 Data yang Dikumpulkan ... 13

4.5 Metode Pengumpulan Data ... 13

(13)

4.5.1 Keanekaragaman Jenis Burung... 13

4.5.2 Vegetasi... 14

4.5.3 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung... 15

4.6 Analisis Data ... 16

4.6.1Kekayaan Jenis Burung Menggunakan Daftar Jenis MacKinnon... 16

4.6.2 Frekuensi Penemuan Jenis Burung pada Daftar jenis... 16

4.6.3 Indeks Kesamaan Komunitas Burung... 17

4.6.4 Pemanfaatan Vegetasi dan penyebaran Jenis Burung... 17

BAB V HASIL 5.1 Keanekaragaman Jenis Burung... 18

5.1.1 Cluster Perumahan Argenia... 18

5.1.2 Cluster Perumahan Venesia-Pasadena-Sakura... 19

5.1.3 Cluster Perumahan Bali... 21

5.1.4 Cluster Perumahan Mediterania1-Bukit Golf Hijau... 23

5.1.5 Cluster Perumahan Northridge... 24

5.1.6 Sentul City Boulevard... 26

5.1.7 Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City... 28

5.1.8 Indeks Kesamaan komunitas Burung ... 29

5.2 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi... 31

5.2.1 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Argenia... 31

5.2.2 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Venesia-Pasadena-Sakura... 31

5.2.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Bali ... 32

5.2.4 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau... 32

5.2.5 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Cluster Northridge... 33 5.2.6 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi di Sentul 33

(14)

City Boulevard...

5.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon... 34

5.3.1 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Argenia... 34

5.3.2 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Venesia-Pasadena-Sakura ... 34

5.3.3 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Bali.. 34

5.3.4 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau... 35

5.3.5 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Cluster Northridge... 35

5.3.6 Penyebaran Burung pada Arsitektur Pohon di Sentul City Boulevard... 36

5.4 Pemanfaatan Vegetasi oleh Burung ... 36

BAB VI PEMBAHASAN 5.1Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Cluster Perumahan di Sentul City... 40

5.2 Indeks Kesamaan Komunitas Burung... 44

5.3 Penyebaran Burung pada Strata Vertikal Vegetasi... 45

5.4 Penyebaran Burung pada Arsitektur pohon... 47

5.5 Pemanfaatan vegetasi oleh Burung... 49

5.6 Implementasi Terhadap Pengelolaan Sentul City... 51

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan... 56

7.2 Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA... 58

LAMPIRAN... 61

(15)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1 Lokasi pengambilan data... 12

2 Frekuensi penemuan jenis burung pada cluster Argenia... 19

3 Frekuensi penemuan jenis burung di cluster Venesia-Pasadena- Sakura... 21

4 Frekuensi jenis burung di cluster Bali... 22

5 Frekuensi jenis burung di cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau... 24

6 Frekuensi penemuan jenis burung di cluster Northridge... 26

7 Frekuensi penemuan jenis burung di Sentul City Boulevard... 28

8 Indeks kesamaan jenis burung... 30

9 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Argenia... 31

10 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Venesia-Pasadena- Sakura... 31

11 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Bali... 32

12 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau... 32

13 Penyebaran burung pada strata vertikal di cluster Northridge... 33

14 Penyebaran burung pada strata vertikal di Sentul City Boulevard... 33

15 Penyebaran burung pada arsitektur pohon di cluster Argenia... 34

16 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di luster Venesia- Pasadena-Sakura ... 34

17 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Bali... 35

18 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Mediterania1-Bukit Golf Hijau... 35

19 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di cluster Northridge... 36

20 Penyebaran jenis burung pada arsitektur pohon di Sentul City Boulevard... 36

21 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Argenia... 38 22 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Venesia-Pasadena-Sakura 38

(16)

23 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Bali... 38 24 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Mediterania1-Bukit Golf

Hijau... 39 25 Aktivitas pemanfaatan oleh burung cluster Northridge... 39 26 Aktivitas pemanfaatan oleh burung di Sentul City Boulevard... 39

(17)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Peta lokasi Sentul City... 11

2 Penyebaran burung pada strata vertikal dan arsitektur pohon... 15

3 Kondisi cluster perumahan Argenia... 18

4 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di Cluster Argenia... 18

5 Kondisi cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura... 20

6 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Venesia- Pasadena-Sakura... 20

7 Kondisi cluster perumahan Bali... 21

8 Arsitektur pohon dominan yang ditemukandi cluster Bali... 22

9 Kondisi cluster perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau... 23

10 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Mediterania1- Bukit Golf Hijau... 23

11 Kondisi cluster perumahan Northridge... 25

12 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Northridge... 25

13 Kondisi Sentul City Boulevard... 27

14 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di Sentul City Boulevard.. 27

15 Kurva penemuan jenis burung dengan Metode Daftar Jenis MacKinnon pada enam lokasi penelitian... 29

16 Dendrogram indeks kesamaan komunitas burung menggunakan software Minitab versi 15... 30

17 Persentase pemanfaatan vegetasi oleh burung... 37

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1 Tabel arsitektur pohon... 62

2 Tabel penemuan jenis burung pada lokasi penelitian... 64

3 Frekuensi penemuan jenis burung... 66

4 Tabel pemanfaatan vegetasi tiap lokasi penelitian... 68

5 Foto beberapa jenis burung yang dapat ditemukan di Sentul City... 70

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah kawasan permukiman yang kini berkembang menjadi kota baru dengan konsep Eco-city. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengelola kawasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan memperhatikan kondisi ekosistem sebagai habitat bagi keanekaragaman hayati (Carreiro et al. 2008). Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat ditemukan di kawasan ini adalah burung.

Keberadaan jenis burung sebagai salah satu faktor keanekaragaman hayati diharapkan menjadi perhatian penting dalam usaha perencanaan dan pembangunan Sentul City menjadi kota baru dengan konsep Eco-city.

Bentuk lansekap yang unik dengan topografi dari landai hingga berbukit, serta struktur dan vegetasi yang bervariasi tersebar dalam beberapa tipe perumahan dengan konsep tertutup (cluster) yang membentuk suatu ruang terbuka hijau di Sentul City. Keberadaan vegetasi pada suatu perumahan merupakan sumberdaya yang sangat penting dalam suatu asosiasi lingkungan hidup (Perkins dan Heynen 2004). Keanekaragaman jenis vegetasi akan mempengaruhi daya dukung habitat yang berkaitan erat dengan keanekaragaman satwa di dalamnya (Ewusie 1990). Struktur pohon berupa tinggi pohon, struktur dedaunan, kondisi tajuk serta arsitekturnya merupakan hal yang berkaitan erat terhadap kesukaan burung sebagai tempat tinggal atau mencari makan (Pakpahan 1998). Perbedaan struktur dan komposisi vegetasi serta luasan ruang terbuka hijau yang berada antar cluster perumahan di Sentul City ini akan menyediakan berbagai tipe habitat yang berbeda satu sama lain. Ketersediaan tipe habitat yang beraneka ragam akan mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang ada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001).

Analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang telah dilakukan di Sentul City pada tahun 2000 mencatat 23 jenis burung menempati kawasan yang memiliki luas ± 3000 ha ini (Bukit Sentul 2000). Hingga saat ini, telah terjadi banyak perkembangan, perubahan struktural maupun bentang alam di Sentul City.

Perubahan tersebut dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis burung yang ada

(20)

di kawasan ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman jenis burung di kawasan Sentul City sebagai salah satu data dasar perencanaan pengelolaan kawasan Sentul City menuju eco-city.

1.2 Tujuan

1. Mendeskripsikan habitat burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

2. Mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

3. Membandingkan perbedaan komposisi jenis burung antara 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

4. Mengetahui penyebaran strata vertikal burung terkait tipe vegetasi dan strata horizontal terkait arsitektur vegetasi pada 5 cluster perumahan dan 1 jalan utama di Sentul City.

5. Mengetahui pengaruh arsitektur vegetasi terhadap keanekaragaman jenis burung pada 5 cluster perumahan dan1 jalan utama di Sentul City.

Lokasi penelitian yang dipilih adalah 5 cluster perumahan, yaitu cluster Argenia, Venesia-Pasadena-Sakura, Bali, Mediterania 1-Bukit Golf Hijau dan Northridge serta Sentul City Boulevard.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai data dan informasi dasar mengenai keanekaragaman jenis burung pada beberapa cluster perumahan di Sentul City, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan kawasan.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keanekaragaman Jenis Burung di Permukiman

Keanekaragaman hayati dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman jenis, keanekaragaman genetik, dan keanekaragaman komunitas (Indrawan et al. 2007). Jumlah jenis merupakan tingkatan paling sederhana dalam suatu ukuran komunitas yang disebut sebagai kekayaan jenis (Primack et al.

1998). Namun, secara umum keanekaragaman jenis ini menunjukkan jumlah jenis yang beragam yang terdapat pada suatu lokasi tertentu (Indrawan et al. 2007).

Informasi mengenai kekayaan jenis burung dapat diperoleh menggunakan metode daftar jenis (Bibby et al. 2000). MacKinnon et al. (1998) menyatakan bahwa hasil pengamatan menggunakan suatu daftar jenis dapat menggambarkan tempat data tersebut dikumpulkan dan akan memperlihatkan perbedaan pada setiap pola survei yang berbeda.

Keanekaragaman jenis burung berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Menurut Kreb (1978) tinggi rendahnya suatu keanekaragaman jenis pada suatu komunitas dipengaruhi oleh waktu, heterogenitas, ruang, persaingan, pemangsaan, kestabilan lingkungan serta produktivitas. Selain itu, ketersediaan tipe habitat, ketersediaan pakan, serta keberadaan predator juga mempengaruhi tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung yang berada pada suatu lokasi (Blendinger dan Ricardo 2001).

Kawasan permukiman merupakan suatu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung yang mendukung bagi habitat hidupan liar termasuk burung (Handikto 1997). Tinggi rendahnya keanekaragaman jenis burung pada suatu kawasan permukiman dipengaruhi oleh kondisi iklim yang baik, tumbuhan yang beragam serta habitat yang bervariasi (Alikodra dan Zuhud 1984).

Rosanna (2005) melakukan penelitian di beberapa ruang terbuka hijau dan koridor permukiman di Jakarta antara lain Taman Suropati tercatat 21 jenis burung, Taman Situ Lembang tercatat 15 jenis burung, Taman Monas tercatat 22 jenis burung, Koridor Teuku Umar tercatat 17 jenis burung serta Koridor Gondangdia tercatat 18 jenis burung. Penelitian tersebut dilakukan pada ruang

(22)

terbuka hijau sekitar perumahan serta koridor-koridor RTH dengan jenis tanaman Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla), Asam jawa (Tamarindus indicus), Kelapa (Cocos nucifera), Sawo kecik (Manilkara kauki) serta beberapa jenis tanaman hias.

Handikto (1997) melakukan penelitian pada beberapa perumahan di Bogor, yaitu Vila Duta, Bantar Kemang dan Bogor Baru mencatat 29 jenis burung dari 17 suku tersebar pada ketiga perumahan tersebut. Jenis burung Lonchura leucogastroides dan Passer montanus merupakan jenis burung yang memiliki kelimpahan tinggi pada penelitian ini.

Sebanyak 63 jenis burung tercatat di wilayah kabupaten Bogor pada habitat pekarangan permukiman (Alikodra dan Zuhud 1984). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hernowo (1985) pada area permukiman di Wilayah Tk. II Bogor mencatat 55 jenis burung dari 29 suku. Banyak jenis burung tercatat di kawasan pekarangan dengan lingkungan sekitar yang beragam (Hernowo 1985).

Ontario et al. (1990) menyatakan jenis-jenis yang memiliki nilai kelimpahan relatif tinggi dan merata pada penelitiannya di sekitar kawasan permukiman Bogor dan Jakarta antara lain Walet linci (Collocalia linchi), Cinenen kelabu (Orthotomus ruficeps), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Cabe jawa (Dicaeum trochileum), Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), Gereja eurasia (Passer montanus), Bondol jawa (Lonchura leucogastroides) serta Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Jenis-jenis tersebut ditemukan pada habitat dengan jenis tanaman seperti Jambu air (Eugenia aquea), Cengkeh (E. aromatica), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla) serta diselingi beberapa jenis tumbuhan bawah.

2.2 Penyebaran Jenis Burung

Burung menempati berbagai tipe habitat, baik hutan maupun bukan hutan (Alikodra 2002). Bebagai jenis burung juga dapat ditemukan pada suatu habitat liar dan habitat semi liar dalam suatu kawasan konsesi kayu, hutan perdesaan, kawasan penghutanan kembali dan areal yang memiliki semak belukar (MacKinnon et al. 1998).

(23)

Burung merupakan satwaliar yang dalam penyebarannya dapat menggunakan ruang secara baik. Burung dapat menyebar secara horizontal maupun vertikal yang dapat dilihat dari tipe habitat yang ditempati dan stratifikasi tajuk pada suatu vegetasi. Pola penyebaran tersebut merupakan suatu bentuk adaptasi dan strategi dalam mendapatkan sumberdaya yang berkaitan dengan lingkungan hidupnya (Petersen 1980 dalam Sinulingga 1994).

Menurut Odum (1993) satwa termasuk burung memiliki tiga tipe pola penyebaran, yaitu acak (random) yang terjadi akibat keseragaman lingkungan sekitar, teratur (uniform) dimana burung cenderung mempertahankan jarak dengan individu yang menjadi saingannya, serta pola penyebaran berkelompok (clumped) yaitu kecenderungan pada burung untuk hidup dalam suatu kelompok yang menyebar secara acak.

2.3 Habitat Burung

Habitat merupakan suatu area yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik dalam satu kesatuan yang dipergunakan sebagai tempat hidup dan berkembang biak satwa liar serta mampu memenuhi semua kebutuhan dasar dari populasi yang ada di dalamnya (Alikodra 2002). Sebagai salah satu komponen dalam suatu ekosistem, burung memerlukan ruang untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain, dan tempat untuk berkembangbiak, yang menjadi satu kesatuan yaitu habitat (Alikodra 1990). Burung memerlukan dan memilih tempat tertentu untuk makan, bersarang, bertelur, tumbuh dewasa serta berlindung dari suatu pemangsaan (Masy’ud 1989).

Burung menempati suatu habitat yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya.

Kondisi habitat yang dibutuhkan tiap jenis burung tidak sama. Oleh karena itu habitat yang dikatakan baik bagi suatu jenis satwaliar belum pasti baik bagi jenis yang lainnya (Alikodra 2002). Meskipun burung merupakan jenis satwaliar yang hampir dapat ditemukan pada berbagai tempat (Hernowo 1985), namun habitat yang cocok merupakan suatu persyaratan utama bagi keberadaan jenis burung itu sendiri.

Ruang Terbuka Hijau dalam suatu perkotaan merupakan salah satu tempat yang cocok bagi habitat burung. Mulyani dan Pakpahan (1993) menyatakan

(24)

bahwa ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai “paru-paru kota”, diharapkan mampu memberikan fungsi perlindungan (refuge) dan dapat menggantikan habitat alami burung. Selain itu, Ontario et al. (1990) menyatakan bahwa daerah pemukiman di perkotaan dapat menjadi habitat bagi berbagai jenis burung.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Jenis Burung Menurut Hernowo dan Prasetyo (1989), faktor yang mempengaruhi keanekaragaman jenis burung di RTH adalah ukuran habitat, bentuk habitat, komposisi jenis dan struktur tanaman, tipe habitat serta tata letaknya. Selain itu, menurut Rosanna (2005) keanekaragaman spesies tanaman, penutup tanah, tanaman rendah, kompleksitas dan kerapatan pohon juga menentukan keanekaragaman jenis burung pada suatu RTH. Hails et al. (1990) dalam Rosanna (2005) menyatakan bahwa faktor penting yang mempengaruhi populasi dan keanekaragaman jenis burung di daerah perkotaan adalah keanekaragaman struktur tanaman dan penutupan tanaman. Daerah perkotaan yang kaya akan jenis burung adalah daerah yang memiliki komposisi jenis tanaman yang beragam.

Daerah tersebut terdiri dari taman, pekarangan, padang rumput, hutan tanaman dua musim, serta daerah yang memiliki semak belukar (Robertson et al. 1990 dalam Rosanna 2005). Handikto (1997) menyatakan bahwa kualitas lingkungan suatu permukiman dapat mempengaruhi keberadaan jenis-jenis burung yang ada di dalamnya.

Keberadaan jenis burung turut dipengaruhi oleh sistem percabangan (bentuk arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon (Handayani 1995). Tingkat kesukaan burung terhadap suatu jenis pohon bergantung pada struktur tanaman yang meliputi tinggi tajuk, percabangan dan organisasi kanopi (Rosanna 2005). Sistem percabangan (bentuk arsitektur pohon) dan keadaan tajuk pohon merupakan salah satu karakteristik penting sebagai habitat burung. Pada umumnya, burung menyukai jenis tanaman yang memiliki percabangan yang kontinyu (Handayani 1995).

Sebagai habitat burung, struktur percabangan (arsitektur pohon) digunakan oleh burung sebagai tempat bertengger dan bersarang (Handayani 1995).

Berdasarkan Halle et al. (1978) terdapat 21 tipe arsitektur pohon yaitu Holtum,

(25)

Corner, Tomlinson, Chamberlain, Leeuwenberg, Schoute, Kwan Koriba, Prevost, Fagerlind, Petit, Aubreville, Scarrone, Rauh, Attim, Nozeran, Massart, Roux, Cook, Champagnat, Magenot dan Troll (Lampiran 1).

(26)

BAB III

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Sentul City (awalnya dikenal sebagai Bukit Sentul) merupakan sebuah kawasan permukiman yang memiliki luas ± 3.000 ha. Kawasan yang dikembangkan oleh PT Sentul City Tbk berlokasi 35 km dari selatan Jakarta dan 5 km dari sebelah timur Kota Bogor. Di sekitar kawasan ini terdapat beberapa gunung, yaitu Gunung Pancar, Gunung Paniisan, Gunung Liang, Gunung Garangsang, Gunung Salak dan Gunung Hambalang. Selain itu, kawasan yang berada pada ketinggian 300-600 mdpl ini dilalui oleh aliran sungai Citeureup, Cikeas, Citaringgul dan Cijayanti yang dijadikan sebagai kawasan permukiman sekaligus pariwisata (Bukit Sentul 2000).

3.2 Kondisi Fisik

3.2.1 Geologi dan Tanah

Batuan penyusun di kawasan Sentul City dapat dikelompokkan ke dalam tiga batuan, yaitu batuan lempung, batuan vulkanik, dan batuan endapan aluvial.

Berdasarkan studi AMDAL Bukit Sentul tahun 2000, tanah di Kawasan Sentul City dikelompokkan ke dalam lima klasifikasi tanah, yaitu: typic hapludult, typic dystropept, oxic dystropept, typic hemipropept dan aquic dystropept (Bukit Sentul 2000).

3.2.2 Topografi dan Iklim

Topografi Sentul City merupakan kawasan yang bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 200-750 mdpl memiliki kemiringan berkisar antara 0% sampai dengan 25 %. Suhu rata-rata bulanan kawasan ini berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor dari Januari 1998-April 2009 berkisar antara 24,55oC-26,75oC. Suhu rata-rata bulanan terendah terjadi pada bulan Februari dan suhu rata-rata bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (Bukit Sentul 2000).

(27)

3.3 Kondisi Biotik 3.3.1 Vegetasi

Jenis vegetasi yang terdapat di kawasan Sentul City sangat dipengaruhi oleh topografi dan peruntukan lahannya. Topografi pada kawasan ini dibedakan menjadi dua bentang alam utama, yaitu bentang alam basah dan bentang alam kering. Bentang alam basah terletak di daerah yang relatif datar sampai landai, sedangkan bentang alam kering berada pada daerah sepanjang sungai dengan topograsi bergelombang hingga terjal.

Vegetasi asli yang terdapat di bentang alam basah yaitu jenis-jenis tanaman budidaya seperti pisang, talas, ketela pohon dan kacang tanah. Bentang alam kering, umumnya berupa hutan alami dan hutan binaan. Pada hutan lama terdapat jenis tanaman yang telah ada sejak awal pembangunan di kawasan tersebut yaitu karet (Hevea brasiliensis). Sedangkan hutan binaan di kawasan sentul didominasi oleh pinus (Pinus merkusii).

Jenis vegetasi di kawasan Sentul City umumnya ditanam berdasarkan peruntukan lahannya. Beberapa daerah rekreasi, misalnya, ditanami jenis buah- buahan dan sayuran seperti belimbing (Averrhoa carambola), melinjo (Gnetum gnemon), lamtoro (Leucaena leucocephala), bacang (Mangifera foetida), mangga (Mangifera indica), sawo kecik (Manilkara kauki), mengkudu (Morinda citrifolia), salam (Syzygium polyanthum), asam jawa (Tamarindus indica), dan kecapi (Sandoricum koetjape). Jenis vegetasi yang umumnya dijumpai pada sempadan jalan utama, jalan lingkungan dan jalan perumahan adalah pohon trembesi (Samanea saman), akasia (Acacia mangium), kelapa sawit (Elaeis guineensis), dan beberapa jenis palem sadeng (Livistonia rotundifolia), palem bismarck (Bismarckia nobilis), palem kuning (Chrysalidocarpus lutescens), dan palem raja (Roystonia regia) (Ameliawati 2010).

(28)

3.3.2 Fauna

Satwaliar yang terdapat di kawasan ini antara lain berbagai jenis herpetofauna seperti Bufo melanotictus, Polypedates leucomystax, Rana chalconata, Varanus salvator, serta Caloetus jubatus. Selain itu terdapat pula berbagai jenis mamalia seperti Herpestes javanicus, Lutra cinerea, dan Sus scrofa. Berdasarkan AMDAL Sentul 2000 terdapat sekitar 23 jenis burung di kawasan Sentul City. Salah satu jenisnya merupakan jenis unggas Gallus domesticus dan satu jenis lainnya diduga merupakan burung lepasan masyarakat yaitu Columba domesticus, sedangkan 21 jenis lainnya adalah Alcedo sp., Apus affinis, Collocalia linchi, Geopelia striata, Gerygone sulphurea, Halcyon chloris, Hirundo rustica, Lanius schah, Lonchura punctulata, Lonchura leucogastroides, Megalaima sp., Cinnyris jugularis, Orthotomus sp., Passer montanus, Pycnonotus aurigaster, Prinia sp., Spilornis cheela, Streptopelia chinensis dan Zosterops palpebrosus (Bukit Sentul 2000).

3.4 Tata Letak Perumahan di Sentul City

Sentul City merupakan salah satu perumahan yang telah menerapkan sistem cluster dalam pembagian tipe perumahannya. Konsep cluster merupakan konsep perumahan tertutup yang hanya menggunakan satu akses (gate) untuk keluar dan masuk areal perumahan tersebut. Di Sentul City terdapat sekitar 40 tipe perumahan yang terbagi dalam cluster-cluster perumahan (Gambar 1). Tiap cluster di Sentul City memiliki ukuran bangunan dan luasan ruang terbuka hijau yang berbeda satu sama lain. Begitu halnya dengan komposisi jenis dan struktur vegetasi yang ada di dalamnya (Bukit Sentul 2000

(29)

Gambar 1 Kawasan Sentul City

(30)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan Sentul City, Bogor Jawa Barat. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan pada bulan Juni 2011 untuk mendapatkan karakteristik cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian serta untuk menentukan cluster perumahan mana saja yang dipilih. Penelitian berlangsung pada bulan Juli-September 2011.

4.2 Pemilihan Lokasi Penelitian

Berdasarkan karakteristik cluster perumahan yang didapat dari survei pendahuluan, maka dipilih enam lokasi penelitian di Sentul City. Lima lokasi merupakan cluster perumahan sedangkan satu lokasi merupakan jalan utama bervegetasi (boulevard) (Tabel 1).

Tabel 1 Lokasi pengambilan data di kawasan Sentul City

No Nama Lokasi Deskripsi

I Argenia (Equator, Andalusia, Casablanca)

Perumahan baru dengan vegetasi pinus, sawo kecik, serta rumput dan alang-alang dengan luas 110 ha.

II Taman Venesia- Pasadena- Sakura

Cluster dengan rumah yang cukup rapat, vegetasi terdiri dari pinus, mangga, kupu-kupu, dan dadap merah serta luas 37,6 ha.

III Bali (Legian, Tampak Siring, Besakih, Udayana)

Cluster dengan vegetasi berupa jati, dadap merah, bintaro, diselingi kelapa, kembang sepatu, dan palem- paleman dengan kerapatan rumah sangat rapat dengan luasan sekitar 27 ha.

IV Mediterania 1, Bukit Golf Hijau

Merupakan cluster tertua dengan jenis vegetasi trembesi, akasia, gmelina, sengon dan ukuran rumah yang relatif besar dengan luas total keduanya 112 ha.

V Northridge Golf Estate Areal cluster yang menerupai hutan sekunder, jenis vegetasi gmelina, sengon, kupu-kupu, akasia, flamboyan, serta terdapat semak belukar dengan kerapatan rumah yang relatif jarang dan ukuran rumah sangat besar, dengan luas kawasan sekitar 136,9 ha.

VI Sentul Boulevard Merupakan jalur hijau pada jalan utama yang dimulai dari pintu gerbang utama hingga Taman Venesia (kurang lebih 3 km), terdapat jenis vegetasi sengon, gmelina, kupu-kupu di sisi kiri-kanan jalan.

(31)

Penentuan cluster perumahan sebagai lokasi penelitian ditentukan berdasarkan kondisi vegetasi dan umur tiap cluster perumahan, sedangkan penentuan Sentul Boulevard sebagai lokasi penelitian dilakukan untuk mendapatkan perbandingan keanekaragaman jenis burung di luar kawasan permukiman.

4.3 Bahan dan Alat

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengumpulan data keanekaragaman jenis burung dan tipe vegetasi adalah perekam suara, kamera, buku panduan lapang pengenalan jenis burung MacKinnon et al. (1998), kamera, meteran, kompas, alat pengukur waktu, alat tulis, dan tally sheet.

4.4 Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer meliputi:

1. Karakteristik cluster lokasi penelitian meliputi jenis vegetasi, luas cluster, umur cluster, dan kerapatan perumahannya.

2. Jenis burung, kelimpahan individu dan penyebarannya.

3. Pemanfaatan vegetasi oleh burung terkait aktivitas bertengger, makan, bertengger dan bersuara, serta menelisik.

4. Karakteristik vegetasi yang dimanfaatkan meliputi komposisi, struktur, dan arsitektur pohon

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi bioekologi burung, kondisi umum lokasi penelitian (letak, luas, topografi dan iklim, tanah dan geologi, hidrologi, serta sejarah pengelolaan kawasan), serta luasan ruang terbuka hijau di kawasan perumahan Sentul City.

4.5 Metode Pengumpulan Data 4.5.1 Keanekaragaman Jenis Burung

Metode yang digunakan untuk menginventarisasi jenis burung adalah daftar jenis MacKinnon (MacKinnon et al. 1998) yang di modifikasi. Pada daftar jenis menurut MacKinnon et al. (1998) tiap daftar dicatat 20 jenis burung, namun dalam penelitian ini burung yang ditemukan dicatat pada daftar jenis dengan

(32)

jumlah jenis pada satu daftar sebanyak 10 jenis burung. Setelah daftar pertama mencapai 10 jenis, maka dilanjutkan pada daftar ke-2, ke-3 dan daftar selanjutnya hingga tidak ditemukan lagi pertambahan jenis burung. Setiap jenis burung hanya dicatat satu kali dalam satu daftar, jika ditemukan jenis yang sama maka dicatat pada daftar jenis selanjutnya. Selain jenis burung, dilakukan pula pencatatan pada aktivitas yang dilakukan oleh burung. Identifikasi jenis menggunakan panduan lapangan Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan MacKinnon et al. (1998) dan tatanama menggunakan Daftar Burung Indonesia oleh Sukmantoro et al. (2007).

Pencatatan dilakukan sepanjang hari, mulai pukul 05.30-17.30 WIB dimulai dari pintu gerbang cluster dengan menyusuri jalan yang ada pada cluster perumahan tersebut. Pengulangan waktu pengamatan dilakukan hingga didapatkan sepuluh daftar jenis pada tiap-tiap lokasi penelitian.

Sebagai contoh, pada cluster Argenia pengamatan dilakukan pada tiga perumahan yaitu Taman Andalusia, Taman Equator dan Taman Casablanca.

Pengamatan dimulai dari Taman Equator pada pagi hari kemudian dilanjutkan ke Taman Andalusia menjelang siang dan pada sore hari di Taman Casablanca.

Pengamatan dilanjutkan keesokan harinya dengan jalur yang berbeda, yaitu dengan menukar tempat mulai pengamatan dengan perumahan lainnya. Proses pengamatan tersebut dilakukan pada seluruh cluster perumahan yang menjadi lokasi penelitian. Sedangkan di Sentul Boulevard, pengamatan dimulai dari pintu gerbang utama Sentul City pada tepian ruas jalan sebelah kiri di hari pertama, dan ruas jalan seberang pada hari selanjutnya.

4.5.2 Vegetasi

Data vegetasi dikumpulkan dengan cara pencatatan secara langsung jenis- jenis vegetasi dominan, pengukuran tinggi pohon dan semak, tipe arsitektur dan jarak tanam vegetasi. Selain itu diambil sketsa struktur vegetasi (jarak antara vegetasi, tinggi dan diameter), serta foto kondisi vegetasi yang ada pada lokasi penelitian.

(33)

4.5.3 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung

Jenis vegetasi dan bagian yang dimanfaatkan oleh burung dicatat secara langsung saat pengamatan. Pengambilan data pemanfaatan vegetasi oleh burung berupa aktivitas yang dilakukan burung serta lokasi burung beraktivitas di pohon yang dimanfaatkan.

Lokasi sebaran aktivitas burung pada pohon dikategorikan secara vertikal dan horizontal. Lokasi vertikal dibagi ke dalam empat strata. Strata 1 merupakan bagian pada tajuk utama vegetasi (2/3 bagian tajuk utama), strata 2 merupakan batas dari tinggi bebas cabang hingga pertemuan dengan cabang tajuk utama (1/3 bagian tajuk utama), strata 3 merupakan batang utama hingga tinggi bebas cabang serta semak dan rumput sedangkan strata 4 merupakan bagian lantai vegetasi/tanah (Gambar 2).

Keterangan : 1 2/3 bagian tajuk utama 2 1/3 bagian tajuk utama

3 rumput, semak, batang utama hingga tinggi bebas cabang 4 lantai vegetasi/tanah

A puncak kanopi B bagian tepi tajuk

C percabangan tengah tajuk D batang utama

Gambar 2 Penyebaran burung pada strata vertikal dan arsitektur pohon Lokasi sebaran aktivitas burung di pohon secara horizontal dikelompokkan kedalam 4 bagian. Bagian A merupakan puncak kanopi teratas dari pohon, bagian B merupakan bagian tepi dari tajuk pohon, bagian C adalah percabangan tengah

(34)

yang berada pada tajuk pohon, sedangkan bagian D merupakan bagian batang utama pohon (Gambar 2).

Jika pemanfaatan yang dilakukan burung pada epifit, liana atau benalu yang menempel pada vegetasi utama maka pencatatan tetap dilakukan berdasarkan strata vegetasi serta bagian arsitektur pohon namun diberi keterangan khusus.

Sedangkan jika ditemukan jenis burung namun pada suatu vegetasi yang tidak dapat diukur secara strata dan arsitektur atau pada substrat tertentu, maka tetap dilakukan pencatatan terhadap jenis subtrat yang dimanfaatkan oleh burung tersebut.

4.6 Analisis Data

4.6.1 Kekayaan Jenis Burung Menggunakan Daftar Jenis MacKinnon

Daftar jenis yang didapat disajikan dalam bentuk kurva penemuan jenis burung, dengan sumbu X adalah daftar yang dibuat dan sumbu Y adalah jumlah kumulatif jenis burung yang tercatat pada setiap daftar.

4.6.2 Frekuensi Penemuan Jenis Burung Pada Daftar Jenis

Untuk mengetahui jenis burung yang mudah ditemukan dalam lokasi penelitian, ditentukan dengan menghitung frekuensi penemuan suatu jenis burung pada daftar jenis MacKinnon yang didapat.

F =fi N Keterangan:

F = Frekuensi penemuan jenis

fi = Jumlah daftar ditemukannya suatu jenis N = Total seluruh daftar jenis

Nilai frekuensi dibagi ke dalam tiga kategori yaitu tinggi (F=0.8-1.0), sedang (F=0.4-0.7) dan rendah (F=0.1-0.3). Selain itu, nilai frekuensi dijumlahkan tiap lokasi untuk melihat tingkat penemuan jenis burung pada tiap-tiap lokasi penelitian.

(35)

4.6.3 Indeks Kesamaan Komunitas Burung (IS)

Untuk melihat kesamaan komunitas burung antar lokasi penelitian, digunakan Indeks Kesamaan jenis (IS) menurut Jaccard (1901) (van Balen 1984), dengan rumus:

IS = c

a + b + c Keterangan:

a = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 1 b = Jumlah jenis yang hanya terdapat di lokasi 2 c = Jumlah yang terdapat di lokasi 1 dan 2

Selain itu, untuk melihat perbedaan komposisi jenis burung pada lokasi penelitian, indeks kesamaan jenis (IS) digambarkan dalam sebuah dendrogram yang dianalisis mengguanakan software Minitab versi 15.

4.6.4 Pemanfaatan Vegetasi dan Penyebaran Jenis Burung

Hasil dari pemanfaatan vegetasi dan penyebaran jenis burung meliputi jenis burung yang memanfaatkan tiap strata dan aktivitas yang dilakukan (bertengger, makan, bertengger dan bersuara, menelisik) di bandingkan tiap cluster perumahan lokasi penelitian dalam bentuk grafik dan di analisis secara deskriptif.

(36)

BAB V HASIL 5.1 Keanekaragaman Jenis Burung 5.1.1 Cluster Perumahan Argenia

Cluster perumahan Argenia merupakan cluster yang terbilang masih baru.

Vegetasi yang ditanam rata-rata masih dalam tingkat pancang (Gambar 3). Jenis vegetasi yang ditanam di cluster perumahan ini yaitu pinus merkusi (Pinus merkusii), sawo kecik (Manilkara kauki), bunga sapu tangan dan kiputri dengan tinggi antara 2-4,5 meter dan jarak tanam 3-8 meter, serta arsitektur pohon dominan Attim dan Rauh (Gambar 4; Lampiran 4). Selain itu di cluster perumahan ini terdapat sekelompok pohon sengon yang memiliki tinggi hingga 13 meter. Letak cluster perumahan ini berbatasan dengan permukiman di luar sentul city dan dibatasi oleh aliran sungai. Karena masih tergolong baru, di cluster ini masih banyak terdapat lahan kosong berupa padang rumput dan ditumbuhi alang- alang.

Gambar 3 Kondisi cluster perumahan Argenia.

Gambar 4 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Argenia.

(37)

Sebanyak 17 jenis burung dari 14 suku ditemukan di cluster perumahan Argenia. Suku Apodidae dan Hirundinidae merupakan suku dengan jenis burung yang paling banyak ditemukan di lokasi ini yaitu masing-masing dua jenis (Lampiran 2). Jenis burung Orthotomus sutorius adalah jenis burung yang memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi pada cluster Argenia (Tabel 2). Selain itu, tercatat jenis burung Passer montanus dan Lonchura punctulata merupakan jenis yang banyak ditemui pada lokasi ini.

Tabel 2 Frekuensi penemuan jenis burung pada cluster Argenia

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Orthotomus sutorius 1

Lonchura punctulata 0.9

Passer montanus 0.9

Collocalia linchi 0.8

Collocalia maxima 0.8

Sedang Gerygone sulphurea 0.6

Dicaeum trochileum 0.6

Cacomantis merulinus 0.5

Dendrocopos macei 0.5

Hirundo striolata 0.5

Aegithina tiphia 0.5

Rendah Streptopelia chinensis 0.3

Cacomantis sepulcralis 0.3

Anthus novaeseelandiae 0.2

Parus major 0.2

Delichon dasypus 0.1

Alcedo meninting 0.1

5.1.2 Cluster Perumahan Venesia-Pasadena-Sakura

Letak cluster perumahan Venesia, Pasadena dan Sakura berbatasan dengan daerah perbukitan yang ditumbuhi oleh semak belukar. Jenis vegetasi yang ditanam di cluster ini antara lain kecrutan (Spathodea campanulata), sikat botol (Callistemon citrinus), akasia (Acacia mangium), pinus merkusi (Pinus merkusii), serta jenis pohon araucaria (Araucaria sp.). Ketinggian dari vegetasi yang ditanam di cluster ini antara 5-12,5 meter dengan jarak tanam antar pohon adalah 4-10 meter, serta arsitektur pohon dominan yaitu Attim dan Rauh (Gambar 6; Lampiran 4). Pada jenis pohon pinus dan akasia ditanam secara berkelompok pada tepian

(38)

cluster yang tidak dibangun permukiman. Sedangkan jenis pohon lain ditanam teratur pada pinggiran jalan permukiman.

Gambar 5 Kondisi cluster perumahan Venesia-Pasadena-Sakura.

Gambar 6 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Venesia- Pasadena-Sakura.

Tercatat 14 jenis burung dari 12 suku di cluster perumahan ini. Dari jenis- jenis burung yang ditemukan terdapat 8 jenis burung yang memiliki nilai frekuensi penemuan jenis yang tinggi (Tabel 3). Jenis burung Collocalia linchi dan Hirundo striolata banyak ditemukan di cluster perumahan ini.

(39)

Tabel 3 Frekuensi penemuan jenis burung di cluster Venesia-Pasadena-Sakura

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collocalia linchi 1

Dicaeum trochileum 1

Lonchura leucogastroides 1

Passer montanus 1

Orthotomus sutorius 1

Pycnonotus aurigaster 0.9

Lonchura punctulata 0.9

Hirundostriolata 0.8

Sedang Streptopelia chinensis 0.7

Cinnyris jugularis 0.7

Rendah Gerygone sulphurea 0.3

Aegithina tiphia 0.2

Halcyon cyanoventris 0.2

Orthotomus sepium 0.2

5.1.3 Cluster Perumahan Bali

Cluster perumahan Bali terbagi menjadi empat perumahan yaitu Tampak Siring, Udayana, Legian dan Besakih. Jenis vegetasi yang ditanam di lokasi ini antara lain tanjung (Mimusops elengi), waru (Hibiscus tiliacecus), pulai (Alstonia scholaris), dan akasia (Acacia mangium). Selain jenis-jenis tersebut, terdapat juga jenis vegetasi lain seperti sengon (Paraserianthes falcataria), dadap merah (Erythrina cristagalli), mangga (Mangifera sp.), petai (Parkia speciosa), dan bintaro (Cerbera manghas). Tinggi pohon di lokasi ini antara 4-12 meter, dengan jarak tanam 5-12 meter dan tipe Attim merupakan arsitektur pohon yang dominan di lokasi ini (Gambar 8;Lampiran 4). Letak cluster perumahan ini juga berbatasan dengan perbukitan yang ditumbuhi semak serta terdapat aliran sungai.

Gambar 7 Kondisi cluster perumahan Bali

(40)

Gambar 8 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Bali

Sebanyak 16 jenis burung dari 13 suku ditemukan pada empat perumahan yang di cluster Bali. Dari seluruh jenis yang ditemukan, tercatat 6 jenis diantaranya memiliki tingkat penemuan jenis burung yang tinggi dibandingkan jenis burung lainnya (Tabel 4). Tingginya tingkat penemuan jenis burung dapat menunjukkan bahwa habitat pada lokasi ini memiliki daya dukung yang sesuai bagi keberadaan jenis burung. Selain itu, jumlah individu dari suatu jenis burung yang melimpah juga mempengaruhi tingkat penemuan jenis burung di cluster Bali ini.

Tabel 4 Frekuensi jenis burung di cluster Bali

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collolacia linchi 1

Passer montanus 1

Orthotomus sutorius 1

Dicaeum trochileum 0.9

Lonchura leucogastroides 0.9

Cinnyris jugularis 0.9

Sedang Hirundo tahitica 0.7

Pycnonotus aurigaster 0.7

Orthotomus sepium 0.6

Streptopelia chinensis 0.5

Dendrocopos macei 0.4

Rendah Cacomantis merulinus 0.3

Hirundo striolata 0.3

Aegithina tiphia 0.2

Zosterops palpebrosus 0.2

Lonchura punctulata 0.1

(41)

5.1.4 Cluster Perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Cluster perumahan Mediterania 1 dan Bukit Golf hijau merupakan cluster tertua yang dibagung di Sentul City. Jenis vegetasi yang terdapat di cluster ini antara lain sengon (Paraserianthes falcataria), trembesi (Samanea saman), gmelina (Gmelina arborea), kupu-kupu (Bauhinia purpurea), serta akasia (Acacia mangium). Tinggi vegetasi yang ada di cluster ini berkisar antara 5-23 meter.

Kecuali jenis sengon, gmelina dan akasia yang ditanam mengelompok, jenis trembesi dan kupu-kupu ditanam secara teratur pada pinggiran jalan perumahan dengan jarak tanam 4-8 meter. Sedangkan tipe arsitektur pohon yang dominan ditemukan di lokasi ini yaitu Attim dan Troll (Gambar 10;Lampiran 4).

Gambar 9 Kondisi cluster perumahan Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Gambar 10 Arsitektur pohon dominan yang ditemukan di cluster Mediterania1- Bukit Golf Hijau

(42)

Sebanyak 23 jenis burung dari 17 suku ditemukan di cluster perumahan tertua di Sentul City ini dengan jenis burung terbanyak dari suku Columbidae yaitu 3 jenis burung (Lampiran 1). Tujuh jenis burung tercatat memiliki nilai penemuan jenis burung tinggi, sedangkan 16 jenis burung lainnya terbagi secara merata dalam kategori penemuan jenis sedang dan rendah (Tabel 5).

Tabel 5 Frekuensi jenis burung di cluster Mediterania 1-Bukit Golf Hijau

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Collocalia linchi 1

Passer montanus 1

Dicaeum trochileum 0.9 Pycnonotus aurigaster 0.9 Lonchura punctulata 0.8 Cinnyris jugularis 0.8 Orthotomus sutorius 0.8

Sedang Gerygone sulphurea 0.5

Hirundo striolata 0.5

Parus major 0.5

Zosterops palpebrosus 0.5 Halcyon cyanoventris 0.4 Streptopelia chinensis 0.4

Lanius schach 0.4

Orthotomus sepium 0.4

Rendah Cacomantis merulinus 0.2

Pericrocotus cinnamomeus 0.1 Columba domesticus 0.1

Geopelia striata 0.1

Centropus bengalensis 0.1 Lonchura leucogatroides 0.1

Hirundo tahitica 0.1

Dendrocopos macei 0.1

5.1.5 Cluster Perumahan Northridge

Cluster perumahan Northridge merupakan salah satu cluster terluas di Sentul City. Di cluster ini, masih banyak terdapat lahan-lahan kosong yang ditumbuhi oleh vegetasi liar dan semak belukar. Vegetasi lain yang terdapat di cluster ini seperti pinus merkusi (Pinus merkusii), akasia (Acacia mangium), bintaro (Cerbera manghas) dan sengon (Paraserianthes falcataria) dengan ketinggian antara 8-18 meter dan jarak tanam 3-13 meter. Tipe arsitektur pohon yang paling banyak ditemui di cluster perumahan ini adalah Attim (Gambar

(43)

12;Lampiran 4). Selain kondisi vegetasi yang tergolong liar, di cluster ini juga terdapat sebuah telaga.

Gambar 11 Kondisi cluster perumahan Northridge.

Gambar 12 Arsitektur pohon yang ditemukan di cluster Northridge.

Sebanyak 33 jenis burung dari 21 suku tercatat di cluster perumahan ini.

Jenis burung terbanyak ditemukan dari suku Cuculidae, yaitu sebanyak 5 jenis burung (Lampiran 1). Dari 33 jenis burung yang di temukan di lokasi penelitian ini, tercatat hanya dua jenis burung yaitu Streptopelia chinensis dan Pycnonotus aurigaster memiliki nilai frekuensi penemuan jenis burung yang tinggi (Tabel 6).

Jenis burung dengan nilai frekuensi yang tinggi dapat menunjukkan bahwa kelimpahan jenis burung tersebut juga tinggi yang menyebabkan jenis burung tersebut mudah ditemukan atau dapat dikatakan dominan pada lokasi tersebut.

(44)

Tabel 6 frekuensi penemuan jenis burung di cluster Northridge

Kategori Jenis Burung Frekuensi

Tinggi Pycnonotus aurigaster 1

Streptopelia chinensis 0.9

Sedang Collocalia linchi 0.7

Dicaeum trochileum 0.7

Dendrocopos macei 0.7

Centropus bengalensis 0.6

Aegithina tiphia 0.5

Pellorneum capistratum 0.5

Pericrocotus cinnamomeus 0.4

Lonchura punctulata 0.4

Lanius schach 0.4

Passer montanus 0.4

Orthotomus sepium 0.4

Rendah Halcyon cyanoventris 0.3

Treron vernans 0.3

Cacomantis sonneratii 0.3

Cinnyris jugularis 0.3

Malacocincla sepiarium 0.3

Surniculus lugubris 0.2

Cacomantis merulinus 0.2

Cacomantis sepulcralis 0.2

Hirundo striolata 0.2

Arachnothera longirostra 0.2

Zosterops palpebrosus 0.2

Gerygone sulphurea 0.1

Halcyon chloris 0.1

Alcedo meninting 0.1

Lalage nigra 0.1

Lonchura leucogastroides 0.1

Falco moluccensis 0.1

Amaurornis phoenicurus 0.1

Orthotomus sutorius 0.1

Timalia pielata 0.1

5.1.6 Sentul City Boulevard

Sentul City Boulevard merupakan jalan utama sepanjang ± 3 km yang disisi kanan dan kiri jalan ditanami berbagai jenis vegetasi. Jenis vegetasi yang terdapat di Sentul City Boulevard antara lain sengon (Paraserianthes falcataria), gmelina (Gmelina arborea), akasia (Acacia mangium), trembesi (Samanea saman), pinus merkusi (Pinus merkusii) dan beringin (Ficus benjaminna) dengan tinggi antara

Gambar

Gambar 1 Kawasan Sentul City
Tabel 1 Lokasi pengambilan data di kawasan Sentul City
Gambar 2  Penyebaran burung pada strata vertikal dan arsitektur pohon  Lokasi sebaran aktivitas burung di pohon secara horizontal dikelompokkan  kedalam 4 bagian
Gambar 3 Kondisi cluster perumahan Argenia.
+7

Referensi

Dokumen terkait

penelitian, membandingkan keanekaiagaman jenis burung pada habitat hutan primer, hutan sekunder d'an kebun di ryGC, serta mengkaji penggunaan vegetasi secara

Indeks keanekaragaman jenis burung pada areal pemukiman memiliki indeks keanekaragaman yang lebih besar dari habitat hutan, namun perbedaan tersebut tidak

Selain itu penelitian bertujuan untuk membandingkan keanekaragaman jenis burung antara lahan basah yang alami dengan lahan basah persawahan berdasarkan indeks keanekaragaman

Selain itu penelitian bertujuan untuk membandingkan keanekaragaman jenis burung antara lahan basah yang alami dengan lahan basah persawahan berdasarkan indeks keanekaragaman

Areal tambak menjadi salah satu lokasi penting bagi burung, selain karena memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, areal tambak juga menjadi salah satu habitat pilihan

Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Hutcheson menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam keanekaragaman jenis burung antara habitat tertutup dan habitat terbuka

Berdasarkan hal diatas, maka dilakukan pengamatan yang ber-tujuan untuk melihat dan mem-bandingkan komposisi dan keaneka-ragaman, jenis- jenis burung di keempat habitat di

Areal tambak menjadi salah satu lokasi penting bagi burung, selain karena memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, areal tambak juga menjadi salah satu habitat pilihan