• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembimbing di divisi operator : Mbak Dian

C. Pembahasan Masalah

5. Pemantauan / Monitoring

a. Kewajiban Monitoring Pembiayaan

Monitoring pembiayaan wajib dilakukan oleh setiap pejabat atau pengelola pembiayaan untuk :

1) Menilai sejauh mana syarat-syarat pembiayaan maupun kewajiban pembayaran telah dipenuhi oleh nasabah.

2) Menilai perkembangan usaha nasabah dari waktu kewaktu yang berkaitan dengan risiko yang dihadapi oleh bank.

3) Account manajer wajib mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan dalam rangka pengamanan bank.

4) Agunan harus dilakukan evaluasi secara berkala dan sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga diperoleh kepastian tentang nilai agunan dan posisi agunan yang sebenarnya.

b. Rating pembiayaan nasabah

1) Setiap usulan pembiayaan harus disertai dengan rating pembiayaan nasabah (KPN), yang tercantum di dalam kebijakan manual prosedur manajemen risiko (KMPMR) dengan resume pemeringkatan seperti tabel 3.3 sebagai berikut :

CF Rating Tingkat Risiko 1 2 3 Minimum risk Acceptable risk Average risk

4 5 6 7 8 9 10 Allowable risk Mnarginal risk Early Warning Precautionary Substandard Doubtful Expected loss (CF Rating : Customer Financing Rating)

2) Terhadap rating yang telah ditetapkan dalam form FPN wajib dilakukan evaluasi sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.

3) Sistem rating pembiayaan diperlukan dalam pengelolaan portofolio pembiayaan dari usaha memperkecil kerugian pembiayaan.

4) Rating pembiayaan menunjang usaha untuk mengetahui tingkat risiko nasabah serta merupakan sarana untuk memantau kemampuan nasabah membayar kembali pembiayaannya dimasa yang akan datang (first way out) dan memantau nilai agunan (second way out).

c. Sistem dokumentasi pembiayaan 1) File dokumen terdiri dari 3 :

a) File pembiayaan b) Dokumen pembiayaan c) File dokumen agunan

2) Dokumentasi pembiayaan yang terorganisir dan mudah didapatkan sangat penting dalam menunjang operasi pembiayaan yang sehat.

3) Dokumentasi pembiayaan sangat penting dalam memanfaatkan dan pengelolaan nasabah.

d. Sistem administrasi pembiayaan

Administrasi pembiayaan merupakan proses yang mencakup persetujuan dan review pembiayaan serta dokumentasi pembiayaan.

1) Proses persetujuan dan review pembiayaan proses persetujuan dan review pembiayaan adalah untuk menjamin kelengkapan dan kebenaran dokumen serta memantau performance nasabah. a) Proses persetujuan pembiayaan merupakan pelaksanaan fungsi

pengawasan manajemen dalam suatu sistem pemberian pembiayaan.

b) Review pembiayaan merupakan pelaksanaan fungsi manajemen dalam memantau kelengkapan dan kebenaran dokumen serta performance nasabah.

2) Monitoring dokumentasi pembiayaan dilaksanakan oleh Unit Support Pembiayaan untuk menilai kelengkapannya.

3) Laporan monitoring sangat penting untuk memelihara pelaksanaan pengelolaan pembiayaan yang baik.

e. Sistem monitoring pembiayaan 1) Monitoring usaha nasabah

Monitoring penggunaan pembiayaan

Account manajer (A/M) harus memantau aktivitas rekening pembiayaan / giro nasabah untuk mengetahui fluktuasi / mutasi

yang tidak wajar dan untuk memantau penggunaan fasilitas pembiayaan langsung dan tidak langsung.

1. Monitoring penggunaan pembiayaan langsung (on balance sheet)

a. Memperoleh data rekening nasabah baik yang berasal dari Bank Muamalat Indonesia (minimal setiap bulan) dan dari bank lain, (minimal 6 bulan sekali).

b. Meneliti kemungkinan adanya fluktuasi rekening pembiayaan atau giro yang tidak wajar.

c. Membandingkan fluktuasi tersebut dengan proyeksi arus kas.

d. Mengidentifikasi nasabah potensial sebagai bahan penyelesaian lebih lanjut.

2. Memonitoring penggunaan pembiayaan tidak langsung (off balance sheet)

a. Meneliti buku registrasi fasilitas pembiayaan tidak langsung (non funded facility)

Seperti : bank garansi / kafalah dan LC / wakalah

b. Membandingkan realisasi dengan plafond yang telah ditetapkan.

c. Mengidentifikasi penggunaan fasilitas yang tidak wajar. d. Meneliti setoran agunan atas fasilitas pembiayaan tidak

2) Monitoring riwayat pembiayaan

Account manajer harus memantau pembayaran angsuran pokok dan margin / bagi hasil dengan meneliti rekening nasabah.

a) Monitoring pembayaran pokok dan margin / bagi hasil langkah- langkahnya adalah :

1. Memperoleh data rekening nasabah

2. Meneliti jumlah dan lama / frekuensi tunggakan angsuran pokok dan margin / bagi hasil

3. Membandingkan tunggakan pembayaran tersebut diatas dengan kriteria rating / kolektibilitas

4. Jika terjadi permasalahan, lakukan tindakan : a. Melakukan collection (penagihan) ke nasabah

b. Melakukan evaluasi ulang terhadap kemampuan nasabah untuk kemudian diajukan usulan penyelesaian secara tertulis kepada komite pembiayaan termasuk pembuatan perubahan rating

b) Monitoring Kolektibilitas

1. Meneliti jumlah frekuensi dan lamanya tunggakan angsuran / bagi hasil

2. Mengidentifikasikan kebenaran kolektibilitas, apakah sesuai dengan riwayat pembayaran tersebut.

3. Meneliti apakah pembiayaan masih mungkin untuk diselesaikan

4. Memeriksa nilai agunan dan kemampuan membayar kembali setiap triwulan

c) Perubahan kolektibilitas

Account manajer harus memantau mutasi rekening pembiayaan semua nasabah yang dikelolanya.

Perubahan kolektibilitas harus berdasarkan pada aturan yang berlaku

3) Monitoring performance nasabah

Langkah-langkah monitoring performance nasabah dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Monitoring manajemen nasabah

Tindakan monitoring yang harus dilaksanakan oleh account manajer :

1. Memantau informasi mengenai keputusan menejemen nasabah dan perubahan kepengurusan manajemen secara berkala.

2. Menghubungi nasabah untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut diatas dan / atau mencari informasi lain yang diperlukan.

3. Mengunjungi tempat tinggal / tempat usaha / pabrik / kantor nasabah untuk memperoleh gambaran perilaku dan integritas manajemen.

b) Monitoring rating rasiko industri

Account manajer memantau rating risiko industri untuk mengetahui perkembangan risiko sektor / sub sektor industri berdasarkan daftar rating industri terakhir yang disusun oleh compliance dan risk management unit (CRMU), berdasarkan data dari financing system (MIS), serta pihak lain yang diperlukan. Apabila terjadi perubahan rating, account manajer segera menyampaikannya kepada komite pembiayaan, disertai dengan rekomendasi seperlunya.

c) Monitoring ratio keuangan

Account manajer harus melakukan analisa keuangan nasabah untuk membandingkan performance keuangan nasabah pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya

2. Mekanisme Penanaman dana pada akad pembiayaan musyarakah

a. Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu.

b. Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, dan meminta bukti-bukti dari

laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan.

c. Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah yang disepakati.

d. Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu investasi kecuali atas kesepakatan para pihak.

e. Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan.

f. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam uang harus dinyatakan secara jelas jumlahnya.

g. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar (net realizable value) dan dinyatakan secara jelas jumlahnya.

h. Jangka waktu pembiayaan atas dasar akad musyarakah, pengembalian dana dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasabah.

i. Pengembalian pembiayaan atas dasar akad musyarakah dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode akhir, sesuai dengan jangka waktu pembiayaan atas dasar akad musyarakah.

j. Pembagian hasil usaha berdasarkan laporan hasil usaha pengelola nasabah dengan disertai bukti pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan.

k. Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing.

3. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan musyarakah pada P.T Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Solo

a. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak (akad).

2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.

3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

b. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan. 2) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra

melaksanakan kerja sebagai wakil.

3) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis normal.

4) Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.

5) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk kepentingannya sendiri.

c. Obyek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian) 1) Modal

a) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang- barang, properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra. b) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan

atau menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.

c) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan.

2) Kerja

a) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan tambahan bagi dirinya.

b) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak.

a) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau penghentian musyarakah.

b) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.

c) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya. d) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam

akad. 4) Kerugian

Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal.

d. Biaya Operasional dan Persengketaan

1) Biaya operasional dibebankan pada modal bersama.

2) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan :

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

Dokumen terkait