• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta 3945

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta 3945"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBIAYAAN

MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk

CABANG SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

YULI WULANDARI

NIM. F3607102

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

v

Bacalah Basmallah sebelum melakukan sesuatu dan ucaplah

Alhamdulillah bila mendapatkan sesuatu.

v

Sesunggunhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka bila telah

selesai suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmu lah hendaknya kamu berharap

(Q. S. Al Insyirah : 6-8)

v

Setelah berusaha dan berdoa, berserah diri adalah jauh lebih baik

dari pada berkeluh kesah atas takdir-Nya.

v

Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

(Hadits Nabi)

PERSEMBAHAN :

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada :

Ø

Bapak dan Ibu serta Kakakku yang tercinta

Ø

Teman-temanku Keuangan dan Perbankan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

meyelesaikan Program Studi Diploma III Keuangan Dan Perbankan pada Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan yang baik ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr., Sp.Kj (K), selaku Rektor

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom.,Ak, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Ibu Nurul Istiqomah, SE, M.Si, selaku Ketua Program Keuangan Dan

Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Bapak Nugroho Saputro, SE, selaku Dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Laporan Tugas

Akhir ini.

5.

Para dosen jurusan Keuangan dan Perbankan yang telah memberikan

(6)

6.

Bapak Chairil Noor, selaku Branch Manager PT. Bank Muamalat Indonesia,

Tbk Cabang Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melaksanakan kegiatan magang kerja mahasiswa.

7.

Ibu Dian Safrina Hikmi, SE selaku pembimbing instansi yang telah

membimbing dan memberikan petunjuk penting dalam praktek magang kerja

ini.

8.

Segenap staf dan karyawan Bank Muamalat Indonesia Cabang Surakarta

yang telah memberikan bantuan dan pengarahan dalam pembuatan Tugas

Akhir ini.

9.

Bapak, ibu, dan kakakku tercinta yang selalu mendampingiku dengan doa,

dan telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun materiil, sehingga

penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

10.

Sahabatku Ita dan Yanti yang telah memberikan semangat dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini

11.

Teman-teman DIII Keuangan dan Perbankan 2007

12.

Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa Penulisan Tugas Akhir ini masih jauh

dari sempurna.. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

dapat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini dan semoga Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi kita semua.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia perbankan telah terlihat kompleks, dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Kekomplekan ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Sebuah fenomena nyata yang telah menuntut manajer keuangan bank untuk lebih antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia perbankan. Beberapa tahun yang lalu, pertumbuhan lembaga keuangan dan bank muamalat dengan sistem syariah mulai bermunculan.

Lembaga keuangan ini sudah sejak lama berkembang di negara Arab Saudi, Kuwait, Turki, Iran dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Perkembangan selanjutnya merebak ke wilayah negara Eropa, seperti Swiss dan London, serta wilayah Asia, seperti Malaysia dan Indonesia. Dunia perbankan ternyata bukan berasal hanya dari dunia Barat sebagaimana selama ini kita kenal dan pelajari, akan tetapi dunia perbankan juga berasal dari dunia Timur.

(8)

pembiayaan dan pemberian balas jasa, baik yang diterima oleh bank maupun investor. Jika dilihat pada bank umum, pembiayaan disebut loan, sementara di Bank Syariah disebut financing. Sedangkan balas jasa yang diberikan atau diterima pada bank umum berupa bunga (interest loan atau deposit) dalam prosentase pasti. Sementara pada bank muamalat dengan sistem syariah, hanya memberi dan menerima balas jasa berdasarkan perjanjian (akad) bagi hasil

Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara. Keberadaan sistem keuangan ini diharapkan dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediation) dan lembaga transmisi yang mampu menjembatani mereka yang berlebihan dana, dan kekurangan dana serta memperlancar transaksi ekonomi (Hermansyah, 2005:7).

Ketentuan tersebut secara tegas telah diatur di dalam UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang menyatakan bahwa: ”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

(9)

Indonesia, sebagai negara mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan tidak sebatas finansial namun juga tuntunan moralitasnya. Sistem bank yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik bunga.

Sistem bank bebas bunga atau disebut pula Bank Islam atau Bank Syari’ah, memang tidak khusus diperuntukkan sekelompok orang namun sesuai landasan Islam ”Rahmatan lil ’alamin”, didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut (Muhammad, 2005:15).

Sama seperti dengan bank konvensinal, bank syariah juga menawarkan kepada nasabah dengan berbagai produk perbankan, salah satu produknya yaitu pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan (Muhammad, 2005: 17).

Dalam pelaksanaannya ada prosedur yang ditentukan dari pihak bank kepada nasabah. Permasalahannya, apakah pihak nasabah dapat memenuhi prosedur yang ditentukan oleh bank jika akan mengajukan pembiayaan musyarakah. Berdasarkan hal tersbut penulis tertarik untuk menulis Tugas Akhir dengan judul : ”ANALISIS PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PADA P.T. BANK

MUAMALAT INDONESIA,Tbk CABANG SURAKARTA”.

(10)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

1.

Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada PT.

Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta?

2. Bagaimanakah mekanisme penanaman dana pada akad pembiayaan musyarakah?

3. Apakah syarat-syarat yang diperhatikan dalam pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak pada permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bertujuan untuk mengetahui

prosedur

pelaksanaan

pembiayaan

Musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta.

2. Bertujuan untuk mengetahui mekanisme penanaman dana pada akad pembiayaan musyarakah.

3.

Bertujuan untuk mengetahui syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Surakarta.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

(11)

Lebih memahami dan menambah pengetahuan tentang Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah pada P.T. Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Surakarta.

2.

Bagi Lembaga Perbankan

a.

Memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pembiayaan musyarakah

kepada masyarakat.

b.

Meningkatkan peran dan fungsi pelayanan bank kepada masyarakat.

3.

Bagi Universitas Sebelas Maret

a. Dapat dijadikan referensi penelitian di Fakultas Ekonomi khususnya bagi program Keuangan dan Perbankan di Universitas Sebelas Maret.

b. Dapat dijadikan sebagai rujukan mahasiswa ekonomi selanjutnya apabila ingin meneliti permasalahan pembiayaan musyarakah dengan kasus yang berbeda.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif yaitu penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia,Tbk Cabang Surakarta

(12)

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data kuantitatif dan kualitatif yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individual atau perorangan, dalam hal ini diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta

b.

Data sekunder merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan dengan tulisan ini

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam Tugas Akhir ini adalah :

a. Metode Interview

Interview atau wawancara adalah pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Teknik wawancara ini digunakan untuk melengkapi data tentang unsur-unsur yang terkait dalam prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta

b. Metode Dokumentasi

(13)

yang diterapkan dalam dalam prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta

c. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung suatu obyek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai obyek penelitian. Observasi dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung kegiatan yang berhubungan dengan prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(14)

Menurut Kamaruddin (1992: 836-837) “Prosedur adalah suatu susunan

yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan

prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari

suatu organisasi”.

Pengertian prosedur menurut Ismail (1994 : 74) mengatakan bahwa

“Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang

merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk

melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan

yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja

yang tetap yang telah ditentukan.

B. Pengertian Bank

Menurut UU No. 10 tahun 1998 Bank adalah usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

(15)

Menurut Muhammad (2000) Bank Islam atau Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan / perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al- Quran dan Hadis Nabi SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatan operasionalnya baik penghimpunan dan maupun penyaluran dananya dengan menggunakan prinsip syariah (sholahudin dan Lukman hakim,2008:75).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bank syariah dalam kegiatan operasionalnya selalu berpegang teguh pada prinsip syariah yang tidak menggunakan sistem bunga, karena dalam Islam bunga dalam bank adalah riba dan hukumnya haram.

(16)

Bank syariah merupakan bank yang berasaskan, antara lain pada asas kemitraan, keadilan, transparasi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah (IAI : 2002).

C. Fungsi dan Peran Bank Syariah

Fungsi dan peran bank syariah yang diantaranya tercantum dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI ( Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), sebagai berikut :

1. Manager investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun

dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.

3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.

4. Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministasikan, mendistribusikan), zakat serta dana-dana sosial lainnya.

D. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut :

(17)

mengandung unsur gharar (tipuan), di mana jenis-jenis usaha tersebut selain di larang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.

2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan, yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. 3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang

berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.

4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.

5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.

6. Untuk menyelamatkan ketergantungan ummat Islam terhadap bank non-syariah.

(18)

Pengertian pembiayaan sebagaimana disebutkan dalam UU No. 10 tahun 1998 adalah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.(Muhammad, 2005: 17).

F. Perbedaan bank syariah dengan bank konvensional

Bank syariah yang menggunakan prinsip bagi hasil, tentulah berbeda dengan bank konvensional adapun perbedaannya seperti pada tabel 2.1 ini :

Bank Syariah Bank konvensional.

1. Melakukan investasi yang halal. 1. Investasi yang halal dan haram. 2. berdasarkan pada prinsip bagi hasil,

jual beli atau sewa.

2. Memakai perangkat bunga. 3. Profit dan falah oriented. 3. profit oriented.

4. penghimpunan dan penyaluran dana harus disesuaikan dengan Fatwa Dewan Pengawas Syariah.

4. Tidak terdapat dewan sejenis.

(19)

Adapun perbedaan sistem bagi hasil pada bank syariah dengan sistem bunga pada bank konvensional terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini:

Perbedaan Sistem Bagi Hasil Dengan Sistem Bunga

Sistem bagi hasil Sistem bunga

1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi

1. Penentuan bunga di buat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang diperoleh.

2. Besarnya persentase tergantung pada jumlah uang

3. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan bila perusahaan merugi, kerugian akan ditanggung kedua belah pihak

3. Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi.

4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

4. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonom sedang booming

5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

5. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua Agama Sumber : Syafii , 2001

G. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip Islam dengan

karakteristik sebagai berikut :

a. Pelarangan riba dalam bentuk apapun

b. Tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money) c. Konsep uang sebagai alat tukar bukan komoditas

(20)

H. Karakter dan ciri utama bank syariah :

a. Berdimensi keadilan dan pemerataan melalui sistem bagi hasil.

Dengan sistem bagi hasil, pihak pemberi modal dan peminjam menanggung bersama risiko laba ataupun rugi. Hal ini membuat kekayaan tidak hanya beredar pada satu golongan. Terjadi proses penyebaran modal yang juga berarti penyebaran kesempatan berusaha dan ini pada akhirnya membuat pemerataan dapat terlaksana. Berbeda dengan bank konvensional, yang ada hanyalah penumpukan modal pada pemilik modal, akan selalu tercipta jurang antara si kaya dan si miskin.

b. Jaminan

Bank syariah menjadikan proyek yang sedang dikerjakan sebagai jaminan, sementara bank konvensional (dengan bunga) menjadikan kekayaan si peminjam sebagai jaminannya, sehingga hanya orang-orang kaya dan mampu sajalah yang dapat meminjam pada bank, sementara si fakir dan lemah tidak dapat meminjam pada konglomerat selalu ditawari kredit, sementara pengusaha lemah tidak pernah mendapat bagian.

c. Menciptakan rasa kebersamaan

(21)

d. Bersifat mandiri

Bank syariah bersifat mandiri dan tidak berpengaruh secara langsung oleh gejolak moneter, baik dalam negeri maupun internasional, karena kegiatan operasi bank ini tidak menggunakan perangkat bunga, karena itu bank sistem ini tidak berdampak inflasi, mendorong investasi, mendorong pembukaan lapangan kerja baru dan pemerataan pendapatan.

e. Persaingan sehat

Persaingan di antara bank syariah tidak saling mematikan tetapi saling menghidupi. Bentuk persaingan antara bank syariah adalah berlomba lomba lebih tinggi dari yang lain dalam memberikan porsi bagi hasil kepada nasabah. Sehingga mereka yang mampu membina peminjaman dengan baik akan berhasil dan kesempatan ini terbuka untuk semua bank syariah berbeda dengan bank konvensional, persaingan antara bank-bank mereka saling mematikan bank-bank besar dengan mudah memberikan bunga besar kepada nasabahnya, sementara yang kecil hanya melihat dengan kesedihan. Dan kesemuanya dipertegas dengan komitmen bank syariah untuk mengangkat kaum dhu’afa.

I. Operasional Perbankan Syariah

Bank syariah dalam menjalankan usahanya minimal mempunyai 5 (lima) operasional yang terdiri dari :

(22)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh iri Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dan untuk menyimpan dananya dalam bentuk Al Wadiah.

Fasilitas Al Wadiah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito.

b. Bagi hasil

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan, sementara musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.

(23)

pendapatan hasil investasi yang dilakukan pada bank atau mudharib yang bersangkutan.

c. Prinsip jual beli dan margin keuntungan

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, di mana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli di tambah keuntungan (margin / mark up)

d. Prinsip Sewa

Prinsip ini secara garis besar terbagi kepada 2 jenis :

1. Ijarah sewa murni, seperti halnya penyewaan traktor dan alat-alat produk lainnya (operating lease), dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu equipment yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah.

2. Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan pengabungan sewa dan beli, di mana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa ( financial lease)

e. Prinsip fee ( jasa)

(24)

J. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian Musyarakah

Antonio(2004) mendefinisikan al-musyarakah yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Pembiayaan musyarakah merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menjalankan suatu proyek, semua pihak berhak ikut serta dalam menejemen proyek. Proporsi pembagian laba tidak harus seimbang dengan presentase penyertaan modal, karena pada dasarnya penyertaan tidak hanya modal tetapi juga keahlian dan waktu, apabila terjadi kerugian masing-masing pihak bertanggung jawab sesuai proporsi modal masing-masing-masing-masing. (Budisantoso dan sigit, 2006 : 172)

Musyarakah berasal dari kata syirkah yang berarti pencampuran. Menurut fiqih, musyarakah berarti akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan (Muhammad, 2008 :114)

(25)

berdasarkan porsi kontribusi dana. Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah atau kemitraan.

[image:25.842.274.525.481.744.2]

Musyarakah ada dua jenis, yaitu musyarakah pemilikan dan musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena warisan wasiat atau kondisi lainnya yang berakibat pemilikan satu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian.

(26)
[image:26.842.278.610.222.420.2]

Gambar 2.2 Pembiayaan Musyarakah

2. Karakteristik

(27)

Musyarakah dapat bersifat musyarakah permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad, sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank akan dialihkan secara bertahap kepada mitra, sehingga bagian modal bank akan menurun dan pada akhir masa akad mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.

3. Sumber Hukum Akad Musyarakah a. Al-Quran

”Maka mereka berserikat pada sepertiga” (QS An Nisaa : 12)

”Dan, sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh” (QS Shaad : 24)

b. As-Sunah

(28)

lainnya maka Aku keluar dari keduanya” (HR. Abu Dawud dan Al – Hakim dari Abu Hurairah).

Dalam Hadits lain, Rasullulah bersabda : ”Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat sepanjang keduanya tidak saling berkhianat” (HR. Muslim).

4. Syarat-syarat umum syirkah/musyarakah

a. Jenis usaha fisik yang dilakukan dalam syirkah ini harus dapat diwakilkan kepada orang lain. Hal ini penting karena dalam kenyataan, sering kali satu mitra mewakili perusahaan untuk melakukan dealing dengan perusahaan lain. Jika syarat ini tidak ada dalam jenis usaha, maka akan sulit menjalankan perusahaan dengan lancar.

b. Keuntungan yang didapat nanti dari hasil usaha harus diketahui dengan jelas. Masing-masing mitra harus mengetahui keuntungannya misalnya 10% atau 20 %.

c. Keuntungan harus dibagi rata kepada semua mitra.

5. Bentuk-bentuk Musyarakah a. Musyarakah tetap

(29)

b. Musyarakah menurun

Bentuk akad lain yang merupakan pengembangan dari musyarakah adalah musyarakah menurun. Pada kerjasama ini, dua pihak bermitra untuk kepemilikan bersama suatu asset dalam bentuk property, peralatan, perusahaan, atau lainnya. Bagian asset pihak pertama, sebagai pemodal, kemudian dibagi ke dalam beberapa unit dan disepakati bahwa pihak kedua, sebagai klien, akan membeli bagian asset pihak pertama unit demi unit secara periodik sehingga akan meningkatkan bagian asset pihak kedua sampai semua unit milik pihak pertama terbeli semua dan asset sepenuhnya milik pihak kedua. Keuntungan yang dihasilkan pada tiap-tiap periode dibagi sesuai porsi kepemilikan asset masing-masing pihak saat itu.

c. Musyarakah mutanaqishah

Salah satu bentuk musyarakah yang berkembang belakangan ini adalah musyarakah mutanaqishah, yaitu suatu penyertaan modal secara terbatas dari mitra usaha kepada perusahaan lain untuk jangka waktu tertentu, yang dalam dunia modern biasa disebut modal ventura, dan unsur-unsur yang dilarang dalam syariah.

6. Jenis Akad Musyarakah

Prinsip al-musyarakah (al-musyarakah aqad) menurut Siamat (2004) dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

(30)

Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak menyerahkan suatu bagian/porsi modal dan ikut aktif dalam usaha/kerja. Porsi setoran modal masing-masing dibagi sesuai kesepakatan, dan tidak harus sama besar. Demikian pula keuntungan atau kerugian yang terjadi jumlahnya tidak harus sama dan dilakukan berdasarkan kontrak atau perjanjian.

b. Syirkah Mufawadhah

Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak menyerahkan bagian modal yang jumlahnya sama besar dan ikut berpartisipasi dalam pekerjaan. Demikian pula tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

c. Syirkah A’mal (Syirkah Abdan atau Sanaa’i)

Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih yang memiliki keahlian atau profesi yang sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dimana keuntungan dibagi bersama.

d. Syirkah Wujuh

Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memiliki reputasi dan kredibilitas (kepercayaan) dalam melakukan suatu usaha.

7. Rukun Musyarakah

(31)

b. Objek Musyarakah berupa Modal / maal dan kerja c. Ijab Qabul / Serah Terima

d. Nisbah Keuntungan

8. Berakhirnya akad musyarakah

Akad musyarakah dapat berakhir karena hal-hal sebagai berikut :

a. Salah satu mitra menghentikan akad.

b. Salah satu mitra meninggal dunia atau hilang akal. c. Modal musyarakah hilang atau habis.

9. Penetapan Nisbah dalam Akad Musyarakah Nisbah dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu :

a. Pembagian keuntungan proposional sesuai modal

Dengan cara ini keuntungan harus dibagi di antara para mitra secara proporsional sesuai modal yang disetorkan.

b. Pembagian keuntungan tidak proporsional dengan modal

Dengan cara ini, dalam penentuan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang disetorkan tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu kerja yang lebih panjang.

(32)

Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek Musyarakah dan dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek Musyarakah tidak boleh melakukan tindakan seperti :

a. Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.

b. Menjalankan proyek Musyarakah dengan pihak lain tanpa izin pemilik modal lainnya.

c. Memberi pinjaman kepada pihak lain.

d. Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain.

e. Setiap pemilik modal dapat dianggap mengakhiri kerjasama apabila; Menarik diri dari perserikatan, meninggal dunia aau menjadi tidak cakap hukum.

f. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek harus diketahui bersama, keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal.

(33)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Sejarah P.T. Bank Muamalat Indonesia,Tbk

(34)

Bank Muamalat mendapat dukungan pengusaha maupun cendikiawan muslim yang namanya tergabung dalam 227 Pemegang Saham Pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICMI, untuk selanjutnya dibentuk Tim Pendanaan, Tim Hukum dan Anggota Dasar.

Bank Muamalat merupakan Bank Syariah Pertama di Indonesia yang menggunakan konsep perbankan secara Syariah. Bank Muamalat didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 1 tanggal 1 Nopember 1991 atau 24 Rabiul Awal 1412 H, dibuat dihadapan Yudo Paripurno, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No. C2-2413.HT.01.01 Tahun 1992 tanggal 21 Maret 1992 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 30 Maret 1992 No. 970/1992 serta diumumkan dalam Berita Negara RI No. 34 tanggal 28 April 1992 Tambahan No. 1919 A. Menurut Zainul Arifin (2000), Bank Muamalat juga telah mendirikan asuransi syariah (Takaful) pada tahun 1994, yang dilandasi konsep tolong-menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (taawanu alal birri wa taqwa) dengan memberikan perlindungan (at-ta’min) dan menjadikan semua

peserta Takaful saling menanggung resiko satu sama lain

(35)

hasil. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. S-106/Mk.03/1995 bertanggal 7 Maret 1995, Bank Muamalat memperoleh status Bank Persepsi untuk menerima Setoran-setoran Pajak. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama pada tanggal 24 Nopember 1999, Bank Muamalat sebagai Bank Swasta Pertama yang memperoleh izin sebagai Bank Persepsi untuk dapat menerima setoran Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) atau Ongkos Naik Haji (ONH).

Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

menghancurkan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan

macet (NPL) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp.

105 Milyar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 milyar, kurang

dari sepertiga modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank muamalat mencari

pemodal yang potensial, dan ditanggap secara positif oleh

Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada

RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB (Islamic Development Bank

) secara resmi

menjadi salah satu pemegang saham P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 sampai dengan tahun 2000

merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi

P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Dalam kurun waktu tersebut, P.T.

(36)

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan yang tepat, serta ketaatan

terhadap pelaksanaan perbankan syari’ah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dengan pengangkatan

kepengurusan baru seluruh anggota direksi yang diangkat dari dalam tubuh

P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, kemudian menggelar rencana kerja 5

tahun dengan penekanan pada :

a.

Tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari pemegang saham

b.

Tidak melakukan PHK satu pun terhadap SDI yang ada, dan dalam

hal pemakaian biaya tidak memotong hak kru sedikitpun.

c.

Pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Muamalat menjadi

prioritas utama di tahun pertama kepengurusan direksi baru.

d.

Peletakan landasan baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat

menjadi agenda utama tahun kedua.

Pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta

menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran P.T. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa

P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ke era pertumbuhan baru memasuki

tahun 2004 dan seterusnya

2. Sejarah Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

(37)

dengan bank Konvensional. Salah satu moment penting yang tidak dapat dilupakan adalah krisis moneter yang melanda Indonesia khususnya sektor ekonomi, akan tetapi dengan keyakinan menjalankan roda Perbankan Syariah dengan Hukum Allah, Bank Muamalat tetap eksis dalam menghadapi krisis tersebut.

Dengan keyakinan penuh untuk membangun perekonomian Ummat, Bank Muamalat Indonesia terus melakukan dakwah. Pembukaan kantor cabang baru menjadi prioritas utama di tahun 2003. pada tahun 2003 sebagai tahun Layanan dan jaringan telah membuka 23 kantor cabang baru di seluruh Indonesia, suatu angka fantastik yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam kurun waktu 11 tahun. Salah satu yang menjadi skala prioritas Bank Muamalat adalah Kota Surakarta yang juga dikenal dengan sebutan Kota Solo.

Pilihan terhadap Kota Solo dilakukan dengan pertimbangan :

a. Letak

b. Potensi Funding dan Lending

c. Komitmen Masyarakat terhadap Syariah Islam

(38)

mendapat tanggapan positif dari masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatan dan program MBC ini akhirnya membuahkan hasil, yaitu dengan menetapkan bahwa di Eks Karisidenan Solo segera dibuka Cabang Bank Muamalat Indonesia.

(39)

Kartasuro Blok A No. 10 Sukoharjo. Sedangkan untuk Bank Muamalat Indonesia KCP Boyolali terletak di Jl Kates Ruko VII Boyolali. Dan untuk Bank Muamalat Indonesia KCP Wonogiri berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No. 21 Wonogiri.

3. VISI DAN MISI

Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dan dikagumi di pasar rasional.

Misi

Menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.

4. Produk-produk Bank Muamalat Indonesia

a. Produk Penghimpunan Dana

1) Tabungan muamalat

a) Tabungan Ummat

(40)

sangat mudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Yang membedakan dengan bank-bank konvensional adalah adanya bagi hasil yang menarik, bersaing dan otomatis ditambahkan di rekening tabungan setiap bulan..

b) Tabungan Haji Arafah

Tabungan Haji Arafah merupakan jenis tabungan yang ditujukan bagi Anda yang berminat untuk melaksanakan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang dikehendaki.

c) Kartu Shar-E

Shar-E adalah investasi syariah yang dikemas khusus dalam bentuk paket perdana seharga Rp 125.000,00 dan dapat diperoleh di kantor layanan Bank Muamalat dan kantor Pos Online (SOPP) di seluruh Indonesia.

Mengapa Shar-E ?

a) Easy : mudah memilikinya, mudah penyetorannya, mudah pengelolaan dananya. Dengan membeli paket perdana Shar-E Anda akan langsung menjadi Nasabah Bank Muamalat.

(41)

c) Extraordinary : setiap bulan Anda memperoleh bagi hasil murni syariah yang akan ditambahkan ke rekening Anda setiap bulannya.

d) TabunganKu

TabunganKu adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Fitur Produk TabunganKu

Fitur produk TabunganKu dibedakan menjadi dua, yaitu

1. Fitur Standard (Mandatory) adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh bank yang meluncurkan produk TabunganKu.

2. Fitur Customized (Optional) adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh bank yang meluncurkan produk TabunganKu.

2) Giro Wadiah

(42)

Keunggulan yang membedakan Giro Wadi’ah dengan giro di bank konvensional adalah adanya fasilitas pembayaran ZIS (zakat, infak, dan sedekah) secara otomatis.

3) Deposito

a) Deposito Mudharabah

Deposito mudharabah adalah pilihan investasi dalam bentuk Rupiah atau USD dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan yang ditujukan bagi Anda yang ingin berinvestasi secara halal. Dana yang membedakandeposito ini dengan deposito yang ditawarkan oleh bank-bank konvensional adalah nasabah memperoleh bagi hasil yang kompetitif setiap bulan dan dana nasabah akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai berbagai usaha produktif dan terjamin kehalalannya.

b) Deposito Fulinves

Merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi Anda yang ingin berinvestasi secara halal, murni sesuai syariah. Deposito ini dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa

4) Asuransi

a) Shar-E fulPROTEK

(43)

ATM di Indonesia ( ATM Muamalat, ATM Bersama, ATM BCA/PRIMA ) dan ATM yang tergabung dalam jaringan Malaysian Electronic Payment System (MEPS), antara lain Maybank, Hong Leong Bank,

Southern Bank dan Affin Bank. Selain itu dapat digunakan sebagai kartu debit di semua merchant Debit BCA/PRIMA dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah organisasi.

Kenapa fulPROTEK ?

1. Kartu Multiguna dengan berbagai macam manfaat.

2. Mudah untuk dimiliki (diseluruh pelayanan Takaful dan Bank Muamalat).

3. Harga terjangkau bagi lapisan masyarakat manapun, dengan berbagai pilihan manfaat asuransi

4. Diinvestasikan hanya untuk usaha halal dengan bagi hasil kompetitif.

5. Tarik tunai bebas biaya melalui ATM diseluruh Indonesia. 6. Fasilitas debit di merchant debit BCA/PRIMA.

7. Transfer antar bank melalui ATM Bersama dan ATM BCA/PRIMA. b) SHAR-E SYARIAH MEGA COVER

(44)

Malaysian Electronic Payment System (MEPS), antara lain Maybank,

Hong Leong Bank, Southern Bank dan Affin Bank. Selain itu dapat digunakan sebagai kartu debit di semua merchant Debit BCA/PRIMA dan sekaligus sangat memungkinkan sebagai kartu anggota dalam sebuah organisasi

c) SHAR-E TA’AWUN CARD

Kartu multi fungsi, berfungsi sebagai kartu ATM, kartu Debit, kartu tabungan serta dapat digunakan untuk semua transaksi perbankan, kartu Asuransi serta beberapa fungsi lain (di kemudian hari)

d) SHAR-E FITRAH CARD

Fitrah Card adalah sebuah inovasi baru dari Bank Muamalat Indonesia, bekerjasama dengan Asuransi Jiwa Sinarmas.

Sebuah Kartu dengan berbagai macam fungsi, yaitu Kartu ATM, Kartu Debit dan transaksi perbankan lainnya, selain itu memiliki fungsi sebagai kartu diskon, juga berfungsi sebagai kartu Asuransi yang memberikan manfaat Asuransi Jiwa Berjangka, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Penyakit Kritis, Santunan Harian Rawat Inap serta produk investasi & proteksi (Unit Link).

b. Produk Penanaman Dana

1) Penanaman Dana Dengan Konsep Jual Beli

(45)

Murabahah (P.T Bank Muamalat Indonesia, Tbk) adalah Jual beli barang dan jasa pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian ( Q.S An Nisa’ (4) :29). Bank akan membelikan barang-barang halal apa saja yang Nasabah butuhkan kemudian menjualnya kepada Nasabah untuk diangsur sesuai dengan kemampuan Nasabah. Menurut Zainul Arifin (2000), Murabahah (Cost-Plus Financing) merupakan pembiayaan berdasarkan perjanjian jual-beli atas barang halal tertentu, dimana pemilik barang (bank) akan menyerahkan barang seketika kepada pembeli (nasabah) dengan kelebihan/untuk yang disepakati bersama.

b) Salam

Salam (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) adalah pembelian

barang yang diserahkan di kemudian hari dimana pembayaran

dilakukan dimuka secara tunai. Biasanya digunakan untuk

pembiayaan pertanian. Menurut M. Nadratuzzaman Hosen,dkk,

(2008), Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang

diperjualbelikan belum ada maka barang diserahkan secara

tangguh dan pembayaran dilakukan secara tunai. Umumnya

transaksi ini diterapkan dalam pembiayaan barang yang belum

ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk

kemudian dijual kembali secara tunai atau secara cicilan.

(46)

Isthisna' (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) adalah jual beli dimana seorang produsen ditugaskan untuk membuat suatu barang pesanan dari pemesan. Menurut Zainul Arifin (2000), Istishna (Purchase with Specification) adalah pembiayaan kepada nasabah (produsen) atas

adanya pesanan dari pihak lain (pembeli), dimana pesanan tersebut ada kriteria khusus dan harga tertentu. Pembayaran dilakukan secara progresif sesuai dengan kemajuan pekerjaannya (proyek). Istishna'

sama dengan Salam, yaitu dari segi objek pesanannya yang harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan ciri-ciri khusus. Perbedaannya hanya pada system pembayarannya, yaitu Istishna' pembayaran dapat dilakukan di awal, di tengah atau di akhir pesanan.

Biasanya digunakan untuk pembiayaan pembangunan gedung ( penyediaan barang yang baru memiliki kriteria-kriteria).

2) Penanaman Dana Dengan Konsep Bagi Hasil

a) Mudharabah

(47)

pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

Menurut Zainul Arifin (2000), Mudharabah (Trust Financing) adalah pembiayaan kerjasama antara bank dengan pihak lain (nasabah) dalam suatu usaha yang produktif dan halal serta dikelola oleh ahlinya. Pembiayaan diberikan 100% sesuai nilai proyek dan penentuan diawal yang sesuai nisbah (porsi) yang disepakati bersama. Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan, industri / manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain berupa modal kerja dan investasi.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan, industri / manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain berupa modal

kerja dan investasi.

b) Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah(PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk)

adalah kerjasama perkongsian yang dilakukan antara Nasabah

dan Bank Muamalat dalam suatu usaha dimana masing-masing

pihak berdasarkan kesepakatan memberikan kontribusi sesuai

dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang

ditanamkan.

Menurut M.Nadratuzzaman Hosen dkk (2008), Musyarakah

(48)

meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara

bersama-sama.

Jenis usaha yang dapat dibiayai antara lain perdagangan, industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak, dan lain-lain berupa modal kerja dan investasi.

3) Penanaman Dana Dengan Konsep Sewa

a) Ijarah

Ijarah (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) Adalah perjanjian antara Bank (Mu'ajjir) dengan Nasabah (Musta'jir) sebagai penyewa suatu barang milik Bank, dan Bank mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewakannya. Ijarah dan IMBT digunakan untuk pembiayaan alat-alat berat. Menurut M. Nadratuzzaman Hosen dkk, Ijarah adalah suatu transaksi yang dilandasi adanya perpindahan manfaat dimana objek transaksinya adalah jasa.

b) Ijarah MuntahiaBittamlik

(49)

(Lease and Hire Purchase) adalah akad sewa-menyewa barang antara dua pihak.

c) KPRS Baiti Jannati

Baiti Jannati (PT.Bank Muamalat Indonesia, Tbk) adalah fasilitas penanaman dana dalam bentuk kerja sama pemilikan rumah sesuai syariah dengan berbagai keuntungan sebagai berikut

1. :Pemenuhan aspek syariah / halal dan bebas riba 2. Porsi awal nasabah minimal 10% dari harga rumah 3. Jangka waktu pembiayaan hingga 15 tahun 4. Untuk rumah, ruko, rukan dan apartemen 5. Plafond sampai dengan Rp 10 Milyar 6. Cicilan fleksibel

c. Produk Layanan Jasa

a)

Wakalah

Wakalah (PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) merupakan

penyerahan, pendelegasian atau pemberian mandat. Secara teknis

perbankan, wakalah adalah akad pemberian wewenang/kuasa

kepada pihak lain (sebagai wakil) untuk melaksanakan urusan

dengan batas kewenangan dan waktu tertentu. Segala hak dan

kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang

(50)

nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya

melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, Inkaso

dan transfer uang.

b)

Kafalah

Kafalah (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) merupakan jaminan

yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk

memenuhi kewajiban pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

pihak kedua atau yang ditanggung. Dalam pengertian lain kafalah

berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin

dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai

penjamin. Menurut M. Nadratuzzaman Hosen dkk (2008), Kafalah

(Garansi Bank) adalah suatu garansi yang dapat diberikan dengan

tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran.

c)

Hawalah

Hawalah

(PT.Bank

Muamalat

Indonesia,Tbk)

merupakan

pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain

yang wajib menanggungnya. Dalam pengertian lain, hawalah

merupakan pemindahan hutang dari orang yang berhutang (muhil)

menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang.

Menurut M. Nadratuzzaman Hosen dkk (2008), Hiwalah (Alih

(51)

membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat

melanjutkan produksinya.

d)

Rahn (Gadai Syariah)

Rahn (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) merupakan penahanan

salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman

yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai

ekonomis, sehingga pihak yang menahan memperoleh jaminan

untuk dapat mengambil seluruh atau sebagian piutangnya. Secara

sederhana rahn adalah jaminan hutang / gadai. perjanjian

penyerahan barang atau harta nasabah sebagai jaminan

berdasarkan hukum gadai baik berupa emas atau perhiasan atau

kendaraan atau barang lainnya yang mempunyai nilai ekonomi

sesuai dengan ketentuan dalam gadai. Untuk mendapatkan produk

ini nasabah cukup mengisi dan menandatangani surat bukti rahn,

kemudian dana dapat diterima nasabah dengan jumlah maksimal

90% dari nilai taksir terhadap barang yang diserahkan. Kegunaan

rahn adalah untuk usaha, biaya pendidikan dan kebutuhan

konsumtif lainnya yang sesuai dengan syariah

e)

Qard

Qard (PT.Bank Muamalat Indonesia,Tbk) merupakan pemberian

(52)

bank kepada nasabah yang dipergunakan untuk kebutuhan

mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan

bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif. Pengembalian

pinjaman ditentukan dalam jangka waktu tertentu (sesuai dengan

kesepakatan bersama) sebesar pinjaman tanpa ada tambahan

keuntungan dan pembayarannya dilakukan secara angsuran atau

sekaligus.

d. Layanan

1) Transfer

a. Transfer ke rekening Shar-E

b. Transfer ke rekening 72 bank yang tergabung di ATM BERSAMA dan 37 Bank yang tergabung di ATM BCA / PRIMA.

2) Kas Kilat

Layanan pengiriman uang yang cepat, mudah, murah dan aman dari Malaysia ke keluarga di tanah air melalui rekening tabungan Shar-E, bekerja sama dengan Bank Muamalat Malaysia Berhad. muamalat kas kilat-i (mk2) - pengiriman uang secepat kilat dari Malaysia ke Indonesia.

Pertama, yang harus dilakukan keluarga di tanah air adalah membeli Shar-E di Indonesia.

(53)

layanan lain yang disediakan Bank Muamalat Malaysia Berhad ( www.muamalat.com.my ).

3) Letter of Credit

Letter of Credit secara sederhana merupakan Pengambilalihan

tanggung jawab pembayaran oleh pihak lain (dalam hal ini diambil alih oleh Bank) atas dasar permintaan pihak yang dijamin (Applicant/Pembeli/Nasabah Bank) untuk melakukan pembayaran kepada pihak penerima jaminan (Beneficiary / Penjual) berdasarkan syarat dan kondisi yang ditentukan dan disepakati.

Sebagaimana BG, LC juga merupakan fasilitas non dana, dimana Bank dalam hal ini bertindak sebagai wakil dari Pembeli - menggunakan akad Wakalah bil Ujrah - untuk pengurusan dokumen, sementara untuk pembayaran penyelesaian transaksinya dapat menggunakan dana Nasabah sendiri maupun menggunakan fasilitas pembiayaan dari Bank dengan akad seperti yang telah di uraikan sebelumnya (Piutang Murabahah, Piutang Istishna, Mudharabah atau Musyarakah).

4) Bank Garansi

(54)

BG merupakan fasilitas non dana ( Non Funded Facility ) yang diberikan Bank berdasarkan akad Kafalah bil Ujrah. Bank akan menerbitkan BG sejumlah nilai tertentu yang dipersyaratkan oleh pihak penerima jaminan yang merupakan klien/mitra bisnis/ counter part dari Nasabah Bank untuk kepentingan transaksi / proyek tertentu yang akan dijalankan oleh Nasabah Bank.

5) LAYANAN 24 JAM SMS BANKING

Dapatkan kemudahan layanan MBANK dari Bank Muamalat dengan mengirimkan SMS ke 62265 (MBANK). Ketik Saldo<spasi>Rek1 lalu kirim ke 62265, maka Anda bisa mengecek saldo Shar-E kapan saja, di mana saja, 24 jam setiap hari.

Lakukan terlebih dahulu registrasi SMS Banking melalui SalaMuamalat

a) SALAMUAMALAT

Merupakan layanan Phone Banking 24 jam melalui 021-2511616, 08071 MUAMALAT (0807 1 68262528) atau 0807 11 SHARE (0807 11 74273) yang memberikan kemudahan kepada nasabah, setiap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN

(55)

MuamalatMobile adalah layanan perbankan dengan menggunakan

teknologi GPRS yang dilakukan dari ponsel. Nasabah dapat melakukan transakasi non-tunai seperti cek saldo, transfer maupun melihat histori transaksi secara Real time dengan biaya yang sangat murah.

5. Struktur Organisasi P.T Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Solo

Struktur Organisasi BMI Cabang Solo disesuaikan dengan kebutuhan fungsional dalam menghadapi pelaksanaan kegiatan-kegiatannya. BMI Cabang Solo dipimpin oleh seorang Business Manager yang membawahi satu kepala bagian, yaitu Operation Manager. Dimana Operation Manager bertanggung jawab atas pelaksanaan otorisasi dan berjalannya fungsi dari masing-masing bagian yang dibawahi, seperti Account Manager, Hear Teller, dan General Affair.

Untuk mengatasi kejenuhan dan agar setiap karyawan memiliki keahlian di tiap bidang, maka setiap kurun waktu tertentu diadakan pergantian posisi pada tingkat yang sama.

BOARD DIRECTORS

Administration Group

Branch Manager

(56)

Sumber : P.T. BMI, Tbk. Cab. Surakarta

Gambar 3.1 Struktur Organisasi P.T. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cab. Solo

(57)

1. Business Manager

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas seluruh kinerja karyawan dan kondisi umum Bank Muamalat Cabang Solo.

b. Uraian Pekerjaan : Mengawasi, mengkoordinasi, melindungi dan bertanggung jawab atas seluruh kinerja karyawan dan kondisi umum BMI Cabang Solo. 2. Operation Manager

a. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan operasional harian cabang untuk menjamin efektivitas dan efisiensi.

2) Bertanggung jawab terhadap standar kualitas yang tinggi dalam bidang pemrosesan transaksi, administrasi kredit, dan administrasi umum cabang.

3) Bertanggung jawab terhadap perlindungan bank dari tindakan penyelewengan dan kesalahan proses transaksi.

4) Bertanggung jawab atas aktivitas proses transaksi sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada.

b. Uraian Pekerjaan :

1) Mengawasi, mengkoordinasi dan menerima pertanggung jawaban secara langsung bagian operation ( teller, customer service, back office dan operation pembiayaan).

2) Melakukan service quality level terhadap nasabah prime.

3) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi bisnis di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya sesuai kebijakan bank.

(58)

a. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab ata pembukaan dan penutupan khasanah (vault) 2) Bertanggung jawab atas akurasi dan kelengkapan data transaksi hasil

entry tunai dan non tunai pada pelayanan nasabah.

3) Bertanggung jawab atas kesesuaian antara fisik uang, bukti dasar, dan hasil entry transaksi.

4) Bertanggung jawab atas semua transaksi nasabah sesuai loket. b. Uraian Pekerjaan :

1) Melakukan fungsi supervisi sebagai Head Teller. 2) Melakukan fungsi otorisasi sesuai batas kewenangan. 4. Teller

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas transaksi tunai dan non tunai nasabah melalui loket.

b. Uraian Pekerjaan : Melakukan fungsi pelayanan transaksi loket tunai dan non tunai.

5. Operation Pembiayaan

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas administrasi pembiayaan terhadap seluruh nasabah yang mengajukan pembiayaan di BMI Cabang Solo.

b. Uraian Pekerjaan : Bertugas atas administrasi pembiayaan seluruh nasabah yang mengajukan pembiayaan di BMI Cabang Solo.

(59)

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas kegiatan kliring dan seluruh transaksi antar bank maupun perorangan dengan bank, yang prosesnya melalui BMI Cabang Solo.

b. Uraian Pekerjaan : Bertugas menjalankan kegiatan kliring dan seluruh transaksi antar bank maupun perorangan dengan bank, yang prosesnya melalui BMI Cabang Solo.

7. Customer Service

a. Tanggung jawab : Bertanggung jawab atas pelayanan pada nasabah.

b. Uraian Pekerjaan : Bertugas melayani nasabah dalam pembukaan rekening, menangani keluhan dan memberikan informasi produk.

8. Account Manager

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas marketing BMI Solo.

b. Uraian Pekerjaan : Bertugas sebagai Kepala Bagian Marketing BMI Solo, baik di bidang penanaman dana maupun penyaluran dana.

9. Account Officer a. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab atas pencapaian target dana, kredit , fee based, dan peningkatan penggunaan fitur produk.

2) Bertanggung jawab atas penggunaan anggaran promosi dalam rangka pencapaian target dana, kredit, serta fee based.

3) Bertanggung jawab membuat laporan pencapaian target dana, kredit, fee based, dan peningkatan penggunaan fitur produk.

(60)

a. Tanggung Jawab :

1) Bertanggung jawab atas hubungan keluar BMI Cabang Solo. 2) Bertanggung jawab atas administrasi dokumen-dokumen. 3) Bertanggung jawab terhadap Bussines Manager.

b. Uraian Pekerjaan :

1) Berperan sebagai humas dan Sekretaris Business Manager BMI Cabang Solo.

2) Membantu Business Manager, Operation Manager dan General Affair dalam melakukan tugas-tugas administratif.

11. Unit Suppart Penanaman Dana (USPD)

a. Tanggung jawab : Bertanggung jawab atas seluruh dokumen yang berkaitan dengan hukum, baik intern maupun ekstrn.

b. Uraian pekerjaan : Bertindak sebagai legal atau memiliki kewenangan secara hukum di BMI Cabang Solo.

12. General Affair

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas administrasi karyawan sarana logistik dan keuangan.

b. Uraian Pekerjaan : Melakukan fungsi administrasi karyawan logistik dan keuangan.

(61)

a. Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas audit dan pengawasan seluruh dokumen, transaksi, dan administratif kegiatan BMI Cabang Solo untuk menghindari segala bentuk penyimpangan.

b. Uraian Pekerjaan : Bertugas sebagai auditor dan pengawas.

B. Laporan Magang kerja

Pelaksanaan kegiatan magang ini dilaksanakan penulis di PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi

No.314 Surakarta. Pelaksanaan magang ini dilakukan selama 1 bulan, dimulai

pada tanggal 1 Maret 2010 - 31 Maret 2010.

Divisi magang waktu penulis melaksanakan kegiatan tersebut selalu

berpindah, tidak hanya di satu divisi saja. Tanggal 1 – 19 Maret 2010

ditempatkan di divisi USPD dan pada tanggal 22 -31 Maret 2010 ditempatkan di

divisi Operator dan SA. Hal ini juga memberikan keuntungan bagi mahasiswa itu

sendiri karena dapat memiliki berbagai pengalaman dan menambah wawasan dari

berbagai divisi magang yang dilaksanakan. Penulis telah melakukan magang

kerja di P.T. Bank Muamalat Indonesia Cabang Surakarta, dimana ditempatkan

pada divisi

1. Devisi USPD (Unit Support Penanaman Dana)

(62)

Support Group (FSG) yang berkedudukan di kantor pusat non operasional (KENO)

dan unit support penanaman dana (USPD).

Secara organisasi USPD disupervisi oleh pemimpin cabang / unit bisnis dan di bawah koordinasi FSG , sehingga USPD merupakan unit kerja yang independen dan mandiri dalam hal menjalankan aktivitas penanaman dana yang sehat dan prudencial.

2. Divisi operator dan SA

Tugas Operator :

a.

Menerima telepon dari nasabah, internal muamalat maupun dari pihak

luar

b.

Memberikan nomor surat OL (Offering Letter), nomer UP (usulan

Prmbiayaan), Memo Internal Keluar dll

c.

Mencatat surat yang masuk ke Bank Muamalat (Filling data)

d.

Mengirim faks keluar

e.

Menerima faks masuk

(63)

3.Aktivitas Magang

Aktivitas magang yang dilakukan oleh penulis berbeda-beda tiap minggunya. Berikut ini adalah uraian dari kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis :

Minggu ke-1 ( tgl 1 - 5 Maret 2010 ) di Bagian USPD :

1.

Membaca buku - buku tentang Penanaman Dana.

2.

Filing dokumen-dokumen Penanaman Dana sesuai dengan fasilitas

Penanaman Dana.

3.

Mengetik data-data tentang Perjanjian Kontrak Kerja karyawan baru.

4.

Foto Copy dokumen-dokumen Penanaman Dana.

5.

Membantu mengetik dan mengisi data-data taksasi (penilaian jaminan)

Penanaman Dana.

6.

Menerima telepon masuk.

7.

Membantu memasukkan data-data atau menginput data nasabah yang

mengajukan penanaman dana

8.

Menyerahkan dokumen-dokumen penanaman dana yang telah di Input

kepada OM (Operation Manager).

Minggu ke-2 ( 8 - 12 Maret 2010 ) di bagian USPD :

1.

Filing dokumen-dokumen Penanaman Dana sesuai fasilitas Penanaman

Dana.

2.

Foto Copy dokumen-dokumen Penanaman Dana.

(64)

4.

Membantu menghancurkan dokumen-dokumen penting atau rahasia dari

nasabah yang mengajukan penanaman dana yang sudah lunas dan tidak

digunakan ke mesin penghancur kertas

5.

Menerima telepon masuk.

6.

Membantu memasukkan data-data atau menginput data nasabah yang

mengajukan penanaman dana

7.

Menyerahkan dokumen-dokumen penanaman dana yang telah di Input

kepada OM (Operation Manager)

Minggu ke-3 ( 15-19 Maret 2010 ) di bagian USPD :

1.

Filing

dokumen-dokumen Penanaman Dana sesuai fasilitas Penanaman

Dana.

2.

Foto Copy dokumen-dokumen Penanaman Dana.

3.

Membantu mengetik dan mengisi data-data taksasi (penilaian jaminan)

Penanaman Dana.

4.

Membantu menghancurkan dokumen-dokumen penting atau rahasia dari

nasabah yang mengajukan penanaman dana yang sudah lunas dan tidak

digunakan ke mesin penghancur kertas

5.

Menerima telepon masuk.

6.

Membantu memasukkan data-data atau menginput data nasabah yang

mengajukan penanaman dana

7.

Menyerahkan dokumen-dokumen penanaman dana yang telah di Input

kepada OM (Operation Manager)

(65)

Minggu ke-4 ( 22-31 Maret 2010 ) di bagian Operator dan SA :

Di bagian operator dan SA penulis membantu :

1.

Menerima telepon dari nasabah , Intern Muamalat dan pihak luar

2.

Menerima Fax

3.

Menfotocopy Fax

4.

Menyerahkan Fax kepada staf bagian yang dituju misalnya : Bagian

Umum, Bagian USPD, Bagian Kliring, Bagian Operasional Pembiayaan,

dll.

5.

Membantu Mengirim Fax ke Intern Muamalat dan pihak luar

6.

Memberikan Nomer Usulan pembiayaan (UP) yang terdiri dari No,

Fasilitas, Plafond, Nama marketing, yang di minta oleh Marketing.

7.

Memberikan Nomer

Overing Latter (OL) yang terdiri dari No, Fasilitas,

Plafond, Nama marketing, yang di minta oleh Marketing.

8.

Memberikan Nomer Surat Eksternal Keluar yang terdiri dari No, Tujuan,

Nama penerima surat. yang di minta oleh staf bagian-bagian.

9.

Mengisi memorandum Intern yang terdiri dari No, Perihal, Pengirim,

Penerima.

(66)

C. Pembahasan Masalah

1. Prosedur Pelaksanaan Pembiayaan Musyarakah

a. Ketentuan pembiayaan di PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk

1) Sanksi

Setiap pelaksanaan proses pembiayaan yang dilakukan tidak sesuai dengan PUPP (Prosedur Umum Pelaksanaan Pembiayaan), akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) Pendekatan Analisa Pembiayaan

Kelayakan pembiayaan merupakan fokus dan hal terpenting di dalam pengambilan keputusan pembiayaan karena sangat menentukan kualitas pembiayaan dan kelancaran pembayaran.

Guna menilai layak tidaknya usaha pembiayaan, pada umumnya digunakan

“ filosofi tiga pilar dan “5 C’S principles.

Filosofi tiga pilar

Filosofi tiga pilar kelayakan usaha nasabah meliputi :

1. Kredibilitas manajemen

a. Kejujuran, iktikad baik key person dari nasabah / character b. Kemampuan mengelola usaha key person / capability

(67)

a. kemampuan usaha nasabah untuk menghasilkan laba dari produk dan jasa yang dijalankan oleh nasabah

b. manajemen arus kas usaha nasabah di masa lalu (historical cash flow) termasuk proyeksi arus kas (projected cash flow) di masa

mendatang merupakan ukuran utama kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaan.

3. Jaminan yang diserahkan a. Harga jual kembali agunan b. Kemudahan menjual agunan

c. Kelengkapan dan keabsahan dokumen agunan Prinsip Analisa 5 C’S

1. Character

Penilaian karakter nasabah adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana itikad nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) dan untuk mngetahui moral, watak maupun sifat-sifat pribadi yang

positif dan kooperatif termasuk didalamnya ketaatan terhadap ketentuan syariat bagi yang muslim.

2. Capital

Pembiayaan suatu proyek yang akan dijalankan nasabah tidak seluruhnya berasal dari bank tetapi dibiayai antara bank dan nasabah. Karena itu pihak nasabah wajib memiliki sejumlah dana agar dapat berpartisipasi dalam pembiayaan pemasaran proyeknya.

(68)

Penilaian terhadap calon nasabah dalam memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pembiayaan. Kemampuan nasabah ini dinilai dari kemampuannya menyediakan dana untuk pembiayaan proyeknya, kemampuan membangun proyek, menghasilkan produk dari proyek tersebut, kemampuan menghasilkan laba dari penjualan, dan kemampuan nasabah dalam menyediakan kas yang memadai untuk membayar kewajiban-kewajiban kepada bank.

4. Condition

Dalam rangka pemberian pembiayaan kepada na

Gambar

Gambar 2.1  Pembiayaan Musyarakah
Gambar 2.2 Pembiayaan Musyarakah

Referensi

Dokumen terkait

CRM dengan algoritma Market Basket Analysis mampu merekomendasikan barang apa saja yang juga kebanyakan dibeli berkaitan dengan barang yang hendak dibeli pelanggan untuk

Segala pujian dan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Knowledge (TPACK) in Action: A Descriptive Study of Secondary Teachers’ Curriculum -Based, Technology-Related Instructional Planning.. U.S &amp; Canada: ISTE

Layanan FTP, SSH, dan CIFS dapat berjalan dengan baik pada client yang mengakses server freeNAS, sehingga pengguna dapat mengatur freeNAS sesuai kebutuhan, apakah sebagai media

1)Yestina Martasari2)Dr. Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Based on the observations at SMK N 1 Temanggung, problem that is found is that Physics is

Sistem pembayaran dan sistem pelayanan yang lebih professional dapat lebih memberikan pelayanan yang nyaman dan tepat waktu, karena Trans Magelang memiliki Pusat Kontrol yang

sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana. simpanan

Dalam mengembangkan produk Remote Presentasi dilakukan 10 tahap perancangan, yaitu perencanaan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, penyusunan konsep,