• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Kriteria Perencanaan

2. Standard dan Kriteria teknis Bangunan Bawah

5.6. Kriteria Perencanaan Listrik 1. Umum

5.6.5. Pemasangan Kabel Bawah Tanah

5.6.5.1 Umum

1. Pada pemasangan kabel tanah harus diperhatikan konstruksi dan karakteristik kabel yang bersangkutan seperti yang tercantum pada tabel 7.1-5 dan 7.1-6 (pada buku Standar Nasional Indonesia, SNI 04-0225-2000).

2. Pemasangan kabel di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa, sehingga kabel itu cukup terlindung terhadap kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul di tempat kabel tanah tersebut dipasang.

Letak kabel tanah tersebut harus ditandai dengan patok tanda kabel yang kuat, jelas dan tidak mudah hilang.

Catatan : Perlindungan terhadap kerusakan mekanis pada umumnya dianggap mencukupi bila kabel tanah itu ditanam :

a) Minimum 0.8 m di bawah permukaan tanah pada jalan yang dilewati kendaraan. b) Minimum 0.6 m di bawah permukaan tanah yang tidak dilewati kendaraan. 3. Bahaya kebakaran, meluasnya dan akibatnya harus sejauh mungkin dikurangi dengan

cara pemasangan kabel tanah yang tepat. Selubung luar harus dibuang jika hal ini disyaratkan untuk mencegah meluasnya bahaya api, kecuali bila selubung luar tersebut dari bahan yang sukar terbakar.

4. Kabel tanah harus diletakkan di dalam pasir atau tanah halus, bebas dari batu batuan, di atas galian tanah yang stabil, kuat, rata dan bebas dari batu-batuan dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut tidak kurang dari 5 cm di sekeliling kabel tanah tersebut.

Catatan : sebagai tambahan perlindungan, maka di atas urugan pasir dapat dipasang beton, batu, atau bata pelindung.

5. Pada umumnya kabel tanah untuk tegangan yang lebih tinggi harus dipasang dibawah kabel tanah untuk tegangan yang lebih rendah, kabel tanah listrik arus kuat dibawah kabel tanah telekomunikasi.

6. Pada persilangan antara bekas kabel tanah, haruslah diambil salah satu tindakan proteksi seperti diuraikan dalam butir a) dan b) dibawah ini, kecuali jika salah satu dari berkas kabel tanah yang bersilang itu terletak dalam saluran pasangan batu, beton, atau bahan semacam itu yang mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.

a) Di atas berkas kabel tanah yang terletak di bawah harus dipasang tutup pelindung dari lempengan, atau pipa belah dari beton atau sekurang-kurangnya dari bahan tahan api yang sederajat. Tutup pelindung ini pada kedua ujungnya harus menjorok keluar sekurang-kurangnya 0.5 m dari berkas kabel yang terletak diatas, diukur dari kabel sisi luar, sedangkan tutup pelindung ini harus sekurang-kurangnya 5 cm lebih lebar dari berkas kabel yang terletak dibawah.

b) Di atas berkas kabel tanah yang terletak diatas, dipasang pipa belah dari beton atau dari bahan lain yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0.5 dari berkas yang terletak dibawah, diukur dari kabel sisi luar.

5.6.5.2 Persilangan dan pendekatan kabel tanah dengan kabel tanah instalasi telekomunikasi. 1. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah dilindungi

pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan bangunan yang tidak mudah terbakar. Kabel tanah tegangan menengah ataupun tegangan rendah harus dipasang di bawah kabel tanah telekomunikasi.

2. Jika kabel tanah menyilang diatas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak lebih kecil dari 0.3 m untuk kabel tanah tegangan rendah dan 0.5 m untuk kabel tanah

tegangan menengah, maka perlu tambahan perlindungan pada sisi kabel tanah yang menghadap kabel telekomunikasi dengan memasang plat atau pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar. Perlindungan menjorok keluar paling sedikit 0.5 m dari kedua sisi persilangan itu.

3. Kabel tanah telekomunikasi dan kabel tanah yang dipasang sejajar, harus dipasang dengan jarak sejauh mungkin, misalnya dengan menempatkannya pada sisi-sisi jalan yang berlainan. Kabel tanah yang letaknya berdekatan dengan kabel tanah telekomunikasi dengan jarak kurang dari 0.3 m untuk kabel tanah tegangan rendah dan kurang dari 0.5 m untuk kabel-kabel tanah tegangan menengah, harus diselubungi sepanjang pendekatan tersebut dengan pipa belah, plat atau pipa yang terbuat dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar dan diberi tanda khusus. 4. Pelindung kabel tersebut pada 7.15.2.1, 7.15.2.2 dan 7.15.2.3 (pada buku Standar

Nasional Indonesia, SNI 04-0225-2000), baik pada kabel tanah, arus kuat maupun pada kabel tanah telekomunikasi, harus menjorok keluar paling sedikit 0.5 m dari kedua ujung tempat persilangan pada pendekatan itu.

5. Kabel tanah di dalam tanah harus dipasang pada jarak paling sedikit 0.3 m dari bagian instalasi telekomunikasi yang terletak dalam tanah, bila jarak tersebut sama atau lebih dari 0.3 m, akan tetapi lebih kecil dari 0.8 m, maka kabel tanah itu harus dilindungi dengan pipa belah, plat atau pipa, yang menjorok keluar sepanjang minimal 0.5 m dari kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.

6. Kalau kabel tanah arus kuat di dalam tanah berada diantara bagian-bagian tiang, angker, atau bagian penunjang yang terletak didalam tanah dari instalasi telekomunikasi, maka kabel tanah itu harus dilindungi dengan pipa belah, plat atau pipa. Kestabilan tiang tidak boleh terganggu olehnya.

7. Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap telah terlindung.

5.6.5.3 Persilangan dan pendekatan kabel tanah dengan jalan kereta api dan jalan raya.

1. Kabel tanah lazimnya tidak boleh mendekati rel kereta dalam jarak 2 m diukur secara proyeksi mendatar, kecuali pada persilangan.

2. Kabel tanah yang dipasang berdekatan atau menyilang dengan jarak lebih kecil dari 0.3 m dari kabel instalasi listrik Perusahaan Kereta Api atau Perusahaan lain harus diletakkan dalam jalur kabel atau pipa yang terdiri dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar atau pipa PVC. Pelindung tersebut harus menjorok keluar paling sedikit 0.5 m pada kedua ujung tempat pendekatan atau persilangan tersebut.

3. Kabel tanah dalam tanah harus mempunyai jarak minimum 0.3 m akan tetapi lebih kecil dari 0.8 m, kabel tanah itu harus dilindungi dengan pipa, plat atau pipa, yang panjangnya keluar paling sedikit 0.5 m pada kedua ujung tempat pendekatan.

4. Pada persilangan dengan jalan kendaraan bermotor yang dikeraskan dan jalan kereta rel, kabel tanah harus dipasang didalam pipa atau selubung baja atau bahan yang cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Panjang dan garis tengah dalam dari pipa atau selubung ini, harus dipilih sehingga kabel tanah itu dapat dikeluarkan tanpa membongkar jalan tersebut.

5. Pipa pelindung atau jalur kabel harus menjorok keluar, paling sedikit 0.5 m dari kedua sisi rel terluar atau tepi pinggir dari jalan kendaraan bermotor.

6. Di bawah pekarangan dan bangunan dari perusahaan kereta api atau perusahaan lain yang dipakai untuk tempat bekerja, pemasangan semua kabel tanah harus memenuhi persyaratan yang sama dengan untuk dibawah rel.

5.6.5.4 Persilangan dan pendekatan kabel tanah dengan saluran air dan bangunan pengairan. 1. Pada persilangan dengan saluran air, kabel tanah harus diletakkan paling sedikit 1 m

dibawah dasar saluran air yang direncanakan, dan harus ditanam dalam lapisan pasir. 2. Pada persilangan dengan saluran air laut, kabel tanah harus diletakkan sedapat

mungkin 2 m dibawah dasar saluran air laut yang direncanakan.

3. Pada persilangan kabel tanah harus diletakkan paling sesikit 0.3 m di bawah atau di atas kabel listrik pengairan dan kabel tanah itu harus dilindungi dengan pipa yang terbuat dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar, perlindungan tersebut harus menjorok keluar paling sedikit 0.5 m dari sisi kabel yang disilangnya.

4. Kabel tanah yang dipasang berdekatan dengan kabel listrik pengairan dengan jarak lebih kecil dari 0.3 m harus diletakkan dalam jalur atau pipa dari bahan yang tidak dapat terbakar.

5. Kabel tanah tidak boleh terletak lebih dekat dari 0.3 m dari bagian bangunan pengairan yang terletak didalam tanah. Bila jarak tersebut sama atau lebih dari 0.3 m akan tetapi kurang dari 0.8 m, maka kabel tanah tersebut harus dilindungi dengan pipa belah, plat atau pipa yang panjangnya menjorok keluar paling sedikit 0.5 m dari kedua tempat pendekatan.

6. Kabel tanah di bawah bangunan pengairan harus mempunyai perisai dan harus ditutupi dengan pipa belah atau plat, kecuali hal itu tidak dibenarkan dengan alasan elektris. Kabel tanah yang tidak mempunyai perisai mekanis harus dimasukkan kedalam pipa atau jalur kabel.

7. Di bawah jalan pengairan kabel tanah harus ditanam sedalam paling sedikit 0.8 m. 8. Letak dari kabel tanah yang dipasang melintas di bawah saluran air harus ditandai

pada kedua tepinya sehingga dapat dilihat oleh pengemudi kapal. 5.6.5.5 Pendekatan kabel tanah dengan instalasi listrik diatas tanah.

1. Jarak kabel tanah harus dipertahankan sekurang-kurangnya 0.3 m, diukur secara proyeksi mendatar dari bagian konstruksi pengantar listrik di atas tanah.

2. Bila jarak tersebut lebih dari 0.3 m tetapi kurang dari 0.8 m, kabel tanah itu harus dilindungi dengan pipa dari baja atau bahan yang kuat, tahan lama dan tahan api, atau dengan perlindungan yang sekurang-kurangnya sederajat. Perlindungan ini harus menjorok sekurang-kurangnya 0.5 m dari kedua ujung tempat yang jaraknya kurang dari 0.8 m.

5.6.5.6 Kabel tanah yang keluar dari tanah

Kabel tanah yang dipasang keluar dari tanah pada tempat di luar bangunan harus dipasang di dalam pipa atau selubung dari baja atau dari bahan lain yang cukup kuat sampai diluar jangkauan tangan, kecuali jika telah terdapat perlindungan lain yang sekurang-kurangnya sederajat.