• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemasangan Kawat Loket / Penahan Longsoran Beton

Dalam dokumen Metode Pelaksanaan Gedung Pakubuwono Res (Halaman 72-89)

7. Pengendalian BIAYA

9. Pemasangan Kawat Loket / Penahan Longsoran Beton

Berdasarkan pembagian area pengecoran dan setting time beton maka pengecoran mat foundation dibagi dalam beberapa zone, setiap pembagian zone dipasang kawat loket/mesh (20 x 20) mm yang berfungsi untuk menahan supaya beton tidak longsor, diamana longsoran beton tersebut dapat mengakibatkan Could joint pada daerah beton tertentu saat pengecoran dengan valume besar secara terus menerus.

Dengan adanya jumlah beton dengan skala besar maka diperlukan adanya perkuatan pada kaat loket. Untuk

perkuatan horizontal menggunakan besi D13, sedangkan untuk perkuatan vertikal menggunakan besi D-22.

Gambar 4.46. Pemasangan loket kawat

10. Inspeksi Dan Survey

Dialakukan setelah pengecoran dimulai yang bertujuan mengetahui apakah pembesian yang terpasang sesuai dengan gambar kerja, kegiatan ini akan dilakukan oleh pihak pelaksana dengan pihak manajemen kontruksi. Daftar pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukan dilapangan, check list untuk pembesian

meliputi :

1. Shop drawing sudah di approval

2. Diameter, jenis jumlah dan jarak besi sesuia shop drawing

3. Overlaping sambungan sesuai dengan gambar 4. Beton decking terpasang dengan jumlah dan

5. Kaki ayam terpasang,diameter besi dan jarak sesuai dengan persyaratan

6. Ikatan besi ( ikatan silang ) dengan bendrat cukup kuat ( tidak bergetar saat diketok )

7. Besi bersih dari karat, oli, beton kering dan tanah 8. Jarak bersiih pembesian minimal 45 mm

9. Bending / bengkok besi sudah sesuai persyaratan yaitu 5D

10. Elavasi tulangan / pembesisan sudah benar dan kuat Ispeksi merupakan hal yang sangat penting, diharapkan ketika pengecoran telah selesai dilakukan tidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan juga

menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.

Gam bar 4.47. Inspeksi dan survai

11. Pemasangan Stop Cor

Dilakukan pada proses pengecoran dimulai, terdiridari plywood 18 kayu 50/70 dan list kayu 40 x 40 sebagai tempat waterstop. Berfungsi agar tidak ada kebocoran antara pertemuan beton lama dan beton baru bertemu.

Gambar 4.48. Waterstop 12. Pemasangan Tenda

Pada saat pengecoran diperlukan adanya ansipasi oeh pihak pelaksana apabila terjadi hujan yang dapat

mengganggu pengecoran dan dapat merusak mutu beton, maka pemasangan tenda sebagai alternatif

tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga menghindar panas sinar matahari secara langsung. Untuk rangka tenda sebagai alternative tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga menghindari panas sinar matahari secara langsung. Untuk rangka tenda menggunakan pipa besi ф1 – 1,5. Pipa rangka dimasukan pada tulangan besi

yang telah dilas pada kaki ayam. Untuk ketinggian terpal pada tepi tenda diberi perkuatan berupa ikatan dirangka atas tenda kepasak.

Gambar 4.49. Detail Tenda

(b)

Gambar 4.50. (a) Rangka tenda (b) Tenda di beri terpal

13. Pekerjaan Waterproofng

Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran, dinding bekisting dan lantai kerja dari mat foundation dilapisi dengan waterproofng. Untuk lantai dengan cara

kristalisasi atau ditabur, sedangkan untuk dinding dengan cara disemprot. Fungsi dari pelaksanaan waterproofng ini adalah agar membuat bikisting menjadi kedap air

sehingga air dari dalam tidak merembes keluar dan begitu juga sebaliknya, air dari luar tidak bisa masuk kedalam

Pada pelaksanaannya untuk penyemprotan waterproofng dinding bekisting menggunakan dua aplikasi. Pada aplikasi pertama dilakukan penaburan Formdexplus 1,5

kg/m2, pelaksanaan 15 menit sebelum cor. Sedangkan pada aplikasi kedua dilakukan penyemprotan dilakukan

penyemprotan pada dinding bekisting dalam, aplikasi ini terdiri dari lapisan dari dua lapisan yaitu lapisan pertama dengan komposisi 0,5 kg / m, dan lapisan kedua 1 kg / m.

aplikasi kedua dilaksanakan 3 jam sebelum cor.

(a)

(b)

Gambar 4.51. (a). Bahan waterproofing (Formdexplus) (b). Penyemprotan Waterproofing

14. Pengecoran

Pengecoran mat foundation memerlukan jumlah volume beton yang tidak sedikit dan tentu juga memerlukan

biaya yang sangat besar , sehingga sangat penting untuk persiapan antara lain :

1. Persiapan Insfrastruktur Proyek 1) Jalan Akses Truk Mixer

Gambar 4.52. Jalan Akses truk Mixer 2) Lahan parker dan maneuver truk

Gambar 4.53. Lahan parkir dan manuever Truk

3) Area Cuci truk Mixer ( Washing Bay )

Gambar 4.54. Washing Bay

4) Instalasi Listrik ( adanya genset 150 KVA sebagai backup jika listrik PLN padam )

5) Sistem Drainase ( Pembuangan air hujan yang jatuh dari terpal akan dibuat saluran sementara

6) Concrete Pump ( diperlukan cadangan Concrete Pump apabila adanya masalah pada saat pelaksanaan Cor )

Gambar 4.55. Concrete Pump

1. Persiapan Laboraturium

1) Persiapan di site ( gerobak, kerucut Abrams,

Rojokan, palu, senter, alat Bantu komunikasi, meteran ) 2) Persiapan personel menggunakan shif ( kepala plan, Supervisor produksi, staf, teknisi, dll )

Gambar 4.56. Perlengkapan pengujian 1. Water Supply

Digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.

1. Kesipan Peralatan

1) 1. Concrete Pump : 4 on site + 1 stand by 2) 2. Vibrator : 4 on site + 1 stand by 3) 3. Compressor : 2 Buah

4) 4. Pompa engine : 2 Buah 5) 5. Pompa DAB 1” : 1 Buah 6) 6. Silinder : 115 Buah 7) 7. Troli : 3 Buah

8) 8. Termometer : 2 Buah ( 1 cadangan )

9) 9. Kerucut Abrams : 2 set 1. Kesiapan Material

1) Beton fc’ 27,5 Mpa, fa 23 % pakai es = 216 m³ 2) Besi beton 281 ton

3) Plastik sheet 1200 m² 4) Styrofoam 1200 m² 5) Kawat loket 390 m²

Pengecoran Mat Foundation pada proyek The

Pakubuwono View ini mempunyai persyaratan beton sebagi berikut :

1) Tes Slump 14 ± 2 cm 2) Suhu beton 30 ºC

3) Perjalanan Truck Mixer dari Batching Plant ke site proyek ≤ 2,5 jam

Gamb ar 4.57. Jalur Sirkulasi Truk Mixer dan Penempatan CP Gambar diatas merupakan sirkulasi keluar masuk truk mixer (TM) dan penempatan concrete pump,TM yang masuk ke lokasi pengecoran akan dicek waktu

kedatangannya, suhu beton, dan nilainya slumnya. Bila waktu kedatangnya, suhu , dan tes slump tidak

memenuhi syarat maka TM tersebut akan segera dipulangkan atau di reject. Pada TM yang memenuhi syarat akan langsung menuju concrete pump untuk loading. Bila saat waktu antrian terlalu lama maka akan diadakan tes slump lagi jika saat pengetesan gagal maka akan direject dari pihak pelaksana.

Area pengecoran pada mat foundation dibagi menjadi 7 zona yang mana setiap zona dibatasi oleh kawat loket. Pada saat pengecoran berlangsung digunakan

dan halus dapat menyatu, selain itu juga mengalirkan beton.

1. 15. Finishing Trowel

Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton

mendekati setting. Finish trowel ini dilakukan dengan tujuan untuk memperhalus permukaan lantai beton yang telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floor

hardener sendiri dilakukan setelah 30 menit /

beton setting, dan dilaksanakan dengan system tabor. Komposisi yang digunakan 5 kg / m² dengan dua kali tabur dan dikontrol elevasinya sesuai shop drawing. Proses penaburan dilakukan setelah relag selesai.

Gambar 4.58. Finishing Trowel

1. 16. Pemasangan Steryfoam

Setelah permukaan lantai mat foundation sudah mulai mengeras, maka perlu dilakukan curing. Proses curing ini dilakukan dengan cara pemasangansteryfoam pada

permukaan beton agar perubahan suhunya tetap terjaga. Pemasangan steryfoam ini bertujuan menghindari adanya retak thermal pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan suhu luar. Dalam hal ini steryfoam berfungsi sebagai filter antara suhu udara luar dengan suhu dalam beton.

Gambar. 4.59. Pemasangan Stryfoam

Dalam dokumen Metode Pelaksanaan Gedung Pakubuwono Res (Halaman 72-89)

Dokumen terkait