• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

3. Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Pemasaran yang baik tentang bagaimana barang atau jasa hasil produksi dapat dikenal dan dibeli oleh masyarakat, dan pemasaran yang tepat itu bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik Pemasaran harus terus-menerus ditingkatkan dan diperbaharui, hal ini tentunya tidak terlepas dari kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Perusahaan untuk mencapai pemasaran yang baik tentunya harus merencanakan produk dan jasa terlebih dahulu, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa pada konsumen pada akhirnya. (Ulus, 2013:1135)

Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan produk untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran pemasaran) yang meliputi product, price, promotion, dan place (Pawitra 1993). Dengan demikian, faktor yang ada dalam bauran pemasaran (marketing mix) merupakan variabel-variabel yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan kata lain variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam membeli suatu produk.

Kepuasan pelanggan akan berimbas kepada loyalitas pelanggan, sehingga usaha yang dibangun akan terus bertahan dan berkembang.

Sebuah usaha dikatakan berkembang dan mampu bertahan jika mempunyai indikator awal yaitu penjualan yang bagus, atau dengan kata lain penjualan yang meningkat dari waktu ke waktu. Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 1991).

Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualanlah maka diperoleh laba. Laba digunakan untuk

mengembangkan usaha dan mempertahankan usaha. Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Pemasaran lebih dipandang sebagai seni dari pada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada keterampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan dari pada berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah rencana yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan.

(Rachmawati, 2011:144)

Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan. Pengertian lain dari pemasaran adalah suatu

proses sosial dan manajerial antara individu atau kelompok dengan individu atau kelompok lain agar mereka memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai.

Menurut AMA (American Marketing Association), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi dan pendistribusian barang, jasa dan ide dan dapat memuaskan pelanggan dan tujuan perusahaan. Menurut MAANZ (Marketing Association of Australia and New Zealand), pemasaran adalah aktifitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan pertukaran yang paling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga dari barang, jasa, dan ide. Menurut Hermawan Kertajaya, pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari suatu inisiator kepada stakeholdernya. (Alma, 2014:3)

Pemasaran dalam Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan mengarahkan proses perencanaan dalam penciptaan, penawaran, dan penyampaian nilai produk (idea, barang, jasa) dengan tingkat harga dan saluran yang dapat memenuhi keinginan dan kepuasan pelanggan (individu atau organisasi) serta promosi yang sesuai dengan kebenaran Wahyu Allah SWT (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah SAW. (Entaresmen dan Pertiwi, 2016:62)

b. Tujuan Pemasaran

Tujuan suatu perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran, adalah sebagai berikut:

1) Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan akan suatu produk maupun jasa.

2) Dalam rangka memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.

3) Dalam rangka memberikan kepuasan semaksimal mungkin terhadap pelanggannya.

4) Dalam rangka meningkatkan penjualan dan laba.

5) Dalam rangka ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.

6) Dalam rangka memperbesar kegiatan usaha. (Kasmir, 2005: 60) 7) Mengadakan keseimbangan antar negara/ daerah saling mengisi

mengadakan perdagangan antara daerah surplus dengan negara/

daerah minus. (Alma, 2014:7)

Peranan pemasaran dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan dapat dilihat dalam pencapaian keuntungan usaha perusahaan. Keberhasilan pencapaian sasaran keuntungan yang telah ditetapkan, ditentukan oleh pencapaian tingkat penjualan yang telah direncanakan dan harga penjualan yang telah ditentukan. Pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan, karena pemasaran merupakan pintu terdepan untuk mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat ditentukan oleh bidang pemasaran. Demikian pula pencapaian keuntungan usaha perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan memasarkan produk perusahaan dengan harga yang menguntungkan.

(Assauri, 2010:62-63) c. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan pasar, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut sehingga dicapai tingkat kepuasan langganan yang melebihi dari kepuasan yang diberikan oleh para saingan.

Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu: orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran yang tepadu, kepuasan konsumen/langganan, dan tujuan perusahaan jangka panjang.

Konsep pemasaran ini sering dicampuradukkan atau dikaburkan dengan istilah konsep penjualan. Konsep penjualan menekankan orientasi pada produk yang dihasilkan untuk dijual yang didukung dengan kegiatan penjualan dan promosi, sehingga tujuan perusahaan jangka pendek dapat dicapai melalui pencapaian target penjualan.

Sering konsep penjualan dan pemasaran ini dianggap sama, padahal masing-masing konsep tersebut mempunyai arti yang sangat berbeda. Penggunaan konsep penjualan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan melalui peningkatan program penjualan untuk pencapaian target penjualan, sedangkan konsep pemasaran berusaha memberikan pelayanan kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan sehingga tujuan perusahaan jangka panjang diharapkan dapat dicapai. Disamping itu, terdapat perbedaan atas pendekatan yang digunakan masing-masing konsep tersebut.

Pendekatan yang digunakan dalam konsep penjualan adalah menawarkan berbagai produk yang telah tersedia dengan mencoba secara gigih meyakinkan dan mengggah calon pembeli agar bersedia membeli produk yang ditawarkan melalui kegiatan penjualan dan promosi yang gencar. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam konsep pemasaran adalah meneliti terlebih dahuli kebutuhan atau keinginan konsumen yang diikuti dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut melalui kegiatan pemasaran terpadu.

Selain perbedaan di atas, terdapat pula perbedaan dalam pelaksanaannya. Untuk melaksanakan konsep penjualan, jumlah dan

klasifikasi personalia yang terlibat di dalam kegiatan pemasaran hanya terbatas pada personalia bidang pemasaran termasuk Kepala Bagian Pemasaran, tenaga penjualan, dan tenaga promosi.

Sedangkan pelaksanaan konsep pemasaran melibatkan seluruh personalia yang ada dalam organisasi perusahaan termasuk Direksi dan Kepala Bagian yang ada, dengan berorientasi pada pemasaran dimana semua kegiatannya diarahkan untuk memberikan pelayanan guna memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Kedua konsep ini, masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan konsep penjualan adalah organisasi perusahaan tidak tepengaruh oleh perubahan pasar yang terjadi, sedangkan kebaikan konsep pemasaran adalah pembeli atau langganan memperoleh kepuasan. Kelemahan konsep penjualan adalah pembeli sering merasa kecewa karena produk dan pelayanan penjualan yang diterima tidak sesuai dengan harapan semula, sedangkan kelemahan konsep pemasaran memerlukan perubahan perspektif pimpinan organisasi/perusahaan.

Tujuan penggunaan konsep pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena tambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya. (Assauri, 2010:81-85)

Konsep inti dari pemasaran adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Kebutuhan (needs) merupakan bawaan dasar biologis setiap manusia dan tidak dapat direkayasa oleh pemasar, jadi bersifat internal. Seperti kebutuhan untuk makan-minum, pakaian, tempat tinggal, rasa aman, penghargaan dan lain sebaginya. Keinginan (wants) merupakan hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan

yang lebih mendalam. Seperti orang Indonesia butuh makan dan ingin makan nasi atau jagung, dan mempunyai keinginan berpakaian batik untuk berpesata, berpakaian santai untuk berjalan-jalan. Permintaan (demands) merupakan keinginan akan produk spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Misalnya, banyak orang berkeinginan membeli mobil baru, tetapi hanya sedikit orang yang mampu. Mereka yang tidak mampu membeli mobil baru, harus mengukur keinginan mereka dengan kemampuan membelinya.

2) Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Misalnya sepatu, VCD player dan komputer. Juga tercakup dalam pengertian produk di sini adalah jasa. Jasa adalah setiap kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan seseorang memiliki sesuatu. Misalnya rekreasi ke Bali, pangkas rambut ke salon dan layanan perbankan.

3) Nilai, Biaya dan Kepuasan

Pemilihan akan suatu produk/jasa seringkali didasari oleh pertimbangan adanya tingkat kepuasan yang akan diperolehnya dan biaya yang akan dikeluarkan. Seseorang memutuskan lebih baik membeli sepesa motor untuk membawanya ke tempat kerja daripada memakai kendaraan umum dengan pertimbangan lebih cepat dan aman. Ia tidak memilih mobil sebagai alat transpor mengingat pengeluaran biaya yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor, di samping harganya jauh lebih tinggi daripada harga sepeda motor. Konsep dasar yang berlaku di sini adalah nilai pelanggan. Seseorang akan menentukan peringkat produk dari yang paling memenuhi sampai yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Nilai merupakan estimasi

pelanggan mengenai kemampuan total suatu produk untuk memuaskan kebutuhannya.

4) Pertukaran, Transaksi dan Hubungan

Manusia dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka dengan berbagai cara seperti memproduksi sendiri, memaksa orang lain, meminta-minta dan melalui pertukaran. Pemasaran muncul saat pemenuhan kebuthan manusia dilakukan melalui pertukaran, yaitu cara untuk memperoleh produk/jasa yang diinginkan dari seseorang atau lembaga dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Dalam proses pertukaran, diperlukan syarat sebagai berikut:

a) Terdapat dua pihak yang akan melakukan pertukaran.

b) Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak lainnya.

c) Masing-masing pihak dapat berkomunikasi dan menyerahkan barang.

d) Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak penawaran yang ada.

e) Masing-masing pihak menginginkan terjadinya proses pertukaran tersebut.

Apabila kesepakatan telah ada maka terjadilah transaksi, dan transaksi ini merupakan dasar dari pertukaran yaitu pertukaran nilai antara dua belah pihak. Penjelasan diatas tadi disebut juga sifat pemasaran transaksi dan ini merupakan bagian dari relationship marketing. Pemasaran tidak berhenti pada selesainya proses transaksi tetapi harus berupaya membangun relasi jangka panjang secara baik, saling menghormati dengan pelanggan, penyedia dan penyalur. Apabila hal ini telah terjalin maka biaya-biaya dan waktu untuk hubungan kenasabahan di lingkungan perbankan telah terjalin dalan jangka panjang.

5) Pasar

Pasar terdiri dari seluruh pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu. Mereka juga bersedia dan mampu turut serta di dlam proses pertukaran untuk memenuhi kebuthan dan keinginan tersebut. Dengan demikian, besarnya pasar tergantung pada jumlah orang yang memiliki kebutuhan, mempunyai sumber daya yang diminati pihak lain dan bersedia menawarkan sumber daya tersebut untuk dipertukarkan supaya dapat memenuhi keinginan mereka.

6) Pemasaran dan Pemasar

Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mengaktualisasikan pertukaran potensial dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan individu. Sedangkan pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan bersedia menawarkan sesuatu yang bernilai untuk dipertukarkan. (Sumarni, 2002: 5-10)

d. Strategi Pemasaran Syariah

Ada tiga elemen yang menjadi strategi pemasaran syariah, yaitu:

1) Diferensiasi

Esensi dari diferensiasi adalah agar lebih dikenal sehingga menjadi identitas diri. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan sebuah diferensiasi adalah dengan mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur yang dimiliki sehingga dapat menjadi sebuah nilai lebih yang dapat ditawarkan kepada pelanggan.

2) Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran umumnya terdiri dari empat komponen utama, yakni produk, harga, distribusi, dan promosi. Komponen produk digambarkan dengan penjualan komoditas yang dibutuhkan oleh semua orang, berkualitas baik, dan bersifat tahan lama.

Komponen distribusi dan harga saling melengkapi satu sama lain.

Islam melarang adanya praktik monopoli dalam suatu pasar.

Adanya dominasi pihak tertentu yang mengatur saluran distribusi tidak dapat dipungkiri bertujuan untuk mengendalikan tingkat harga produk yang dijual. Komponen keempat adalah promosi. Suatu produk harus dikomunikasikan dalam batas-batas etika sehingga pelanggan tidak merasa tertipu. Pada akhirnya, Islam mengajarkan untuk mengutamakan kesepakatan dalam proses jual beli.

Pemenuhan rukun dan syarat jual beli merupakan penentu dapat diterimanya proses jual-beli.

3) Penjualan

Rukun dan syarat jual beli harus ada dalam setiap transaksi jual beli agar terhindar dari kondisi yang merugikan salah satu pihak. Menurut Suhendi (2011), terdapat tiga rukun jual beli, antara lain: akad (ijab kabul), orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli), dan ma’kud alaih (objek akad). (Huda, dkk, 2017:136-138)

e. Pengertian Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. (Selang, 2013:72)

Pengakuan akan pentingnya marketing perbankan semakin meningkatkan apalagi semenjak dikeluarkannya beberapa paket kebijakan deregulasi perbankan oleh pemerintah. Ditambah pula semenjak tingkat suku bunga simpanan tidak dapat lagi menjadi senjata satu-satunya untuk menarik dana dari masyarakat. Sehingga sektor perbanlan dituntut untuk berbuat seperti halnya bank-bank di luar negeri, yaitu memberikan kepada nasabah berbagai jenis jasa bank dan

menciptakan serta menggunakan berbagai instrumen baru yang memungkinkan bank menggali dana dari masyarakat. Dalam kondisi seperti saat ini, bank tidak bisa duduk menunggu datangnya nasabah, bahkan pada waktu sekarang bank harus terlibat dengan kegiatan nasabahnya dan mengikuti perkembangan usaha nasabahnya. Petugas bank harus mampu tidak saja dalam supervisi, tetapi juga ikut memecahkan masalah dari nasabah-nasabahnya.

Bank harus menggunakan konsep pemasaran modern yang berorientasi kepada kepentingan serta kepuasan nasabah serta lingkungan tanpa melupakan tujuan bank untuk mendapatkan laba dalam jangka panjang. Hal ini harus didukung pula oleh sistem administrasi dan pola manajemen yang dinamis. Sistem administrasi bank berjalan yang melibatkan banyak orang tidak akan membuat manajemen berkembang dan dinamis. Untuk itu diperlukan pendelegasian wewenang yang lebih besar dan desentralisasi lebih banyak, sehingga memungkinkan manajemen lebih dinamis. Adanya petugas bank yang kreatif dan inovatif, akan banyak menunjang tujuan tersebut.

Apabila pasar sasaran telah ditentukan melalui riset pemasaran, maka perusahaan/bank harus menyusun suatu rencana untuk memenuhi pangsa pasar yang telah dipilih. Rencana tersebut akan berisi keputusan-keputusan yang terbagi dalam empat strategi, yaitu strategi produk (product), strategi harga (price), strategi distribus (place), dan strategi promosi (promotion). Kombinasi dari keempat strategi tersebut akan membentuk suatu bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel/kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Atau dengan kata lain, marketing mix merupakan kumpulan variabel-variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan/bank untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa marketing mix merupakan satu perangkat yang akan menentukan tingkat

keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pangsa pasar atau konsumen yang dipilih. (Sumarni, 2002: 245-246)

1) Strategi Produk

Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk. (Selang, 2013:73)

Di dalam kondisi persaingan, sangat berbahaya bagi suatu perusahaan bila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan share pasarnya, perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas serta daya tarik yang lebih besar. Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan share pasar.

Dengan produk dimaksudkan barang atau jasa yang dihasilkan untuk digunakan oleh konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasannya. Jadi, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran. Dalam produk ini terkandung fungsi produk tersebut dan faktor lain yang diharapkan oleh konsumen tersebut, yang sering dinyatakan sebagai produk plus (pelayanan).

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu/kualitas, penampilan (features), pilihan yang ada (options), gaya (style), merek (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (sizes), jenis (product lines), macam (product items), jaminan (warranties), dan pelayanan (services).

Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling penting, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan (services) yang diberikan.

Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Oleh karena itu, strategi produk yang sebenarnya merupakan strategi pemasaran, sehingga gagasan atau ide untuk melaksanakannya harus datang dari bagian atau bidang pemasaran. (Assauri, 2010: 199-200)

Produk yang dihasilkan oleh dunia usaha pada umumnya berbentuk dua macam, yaitu produk yang berwujud dan produk

yang tidak berwujud. Masing-masing produk untuk dapat dikatakan berwujud atau tidak berwujud memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu. Produk yang berwujud berupa barang yang dapat dilihat, dipegang, dan dirasa sekarang langsung sebelum dibeli, sedangkan produk yang tidak berwujud berupa jasa di mana tidak dapat dilihat atau dirasa sebelum dibeli. Perbedaan antara kedua produk ini adalah untuk produk yang berwujud biasanya tahan lama, sedangkan untuk yang tidak berwujud tidak tahan lama.

Definisi produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Menurut Philip Kotler, pengertian produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

Agar poduk yang dibuat laku di pasaran, maka penciptaan produk haruslah memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan nasabahnya. Produk yang berkualitas tinggi artinya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing atau sering disebut produk plus. Bagi dunia perbankan produk plus harus selalu diciptakan setiap waktu, sehingga dapat menarik minat calon nasabah yang baru atau dapat mempertahankan nasabah yang sudah ada sekarang ini. Ada banyak keuntungan atau manfaat yang dapat dipetik dengan adanya produk plus antara lain:

a) Untuk meningkatkan penjualan, dalam hal ini produk yang

a) Untuk meningkatkan penjualan, dalam hal ini produk yang

Dokumen terkait