• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

C. Pemasaran Sektor Jasa

Pemasaran untuk sektor jasa tidak saja terorientasi pada pemasaran transaksional, yaitu pemasaran yang hanya memfokuskan pada tingginya tingkat penjualan. Tetapi pemasaran untuk sektor jasa terorientasi pada pemasaran relasional, yaitu pemasaran yang mempunyai keterlibatan dan interaksi yang tinggi antara konsumen dan pemberi jasa. Pemasaran relasional menekankan rekrutmen konsumen dan mempertahankan pelanggan. Ini berarti bahwa pengulangan konsumen sangat dipengaruhi oleh bagaimana penjual jasa dalam menawarkan dan menjual jasa.

Bauran pemasaran untuk sektor jasa, menurut Lupiyoadi (2001 : 58) antara lain yaitu :

1. Product, yaitu produk atau jasa apa yang ditawarkan.

2. Price, yaitu bagaimana menetapkan strategi penentuan harga.

3. Place, yaitu bagaimana sistem penghantaran yang diterapkan.

4. Promotion, yaitu promosi apa yang akan dijalankan.

5. People, yaitu kualitas dan kuantitas orang yang terlibat dalam pemberian jasa.

6. Customer Service, yaitu tingkat servis yang bagaimana yang diberikan kepada konsumen.

Sedangkan bauran pemasaran menurut Kotler (2002 : 121) adalah merupakan serangkaian variabel yang dapat dikontrol dari tingkat yang dipergunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran. Hal ini meliputi antara lain :

1) Product, yaitu barang atau jasa yang ditawarkan.

2) Price, yaitu strategi penentuan harga yang diterapkan.

3) Promotion, yaitu media promosi yang digunakan.

4) Place, yaitu bagaimana dan di mana produk akan ditempatkan (didistribusikan).

5) People, yaitu orang-orang yang terlibat di dalam pemasaran jasa.

6) Process, yaitu proses bagaimana barang atau jasa diberikan.

7) Physical Evidance, yaitu bukti fisik dari pemasaran.

1. Pengertian Jasa

Jasa pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak berwujud (tidak nyata) yang dirasakan konsumen dan jasa dapat berupa

commit to user

aktivitas atau kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Ada beberapa definisi jasa menurut beberapa ahli ekonomi antara lain :

Definisi jasa menurut Lupiyoadi (2001 : 5), merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik maupun konstruksi yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya : kenyamanan, hiburan, ketenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

Sedangkan menurut Kotler (2002 : 456), jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Dan definisi jasa menurut Stanton (1993 : 319), bahwa jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Suatu unsur penting dalam definisi tersebut adalah bahwa jasa merupakan suatu produk yang tidak kentara atau tidak berwujud. Jika kita menukarkan uang dengan barang yang tidak berwujud, berarti kita telah membeli jasa.

2. Macam-macam Jasa

Jasa dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar secara umum. Golongan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Industrial Service (jasa industri)

Jasa industri ini disediakan untuk organisasi dalam lingkup yang luas, termasuk pengolahan, pertambangan, pertanian dan organisasi non laba (jasa pendidikan).

b. Customer Service (jasa konsumen)

Jasa ini banyak digunakan secara luas dalam masyarakat.

Jasa konsumen dibedakan ke dalam tiga golongan, yaitu : 1) Pemasaran Jasa Konvenien

Jasa konvenien (convenient service) adalah jasa konsumsi yang pembeliannya sering dan masyarakat membelinya dengan melakukan usaha yang minimal.

Contoh : jasa reparasi (kendaraan, jam). Definisi ini didasarkan pada metode pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

2) Pemasaran Jasa Shopping

Jasa shopping adalah jasa konsumsi yang dipilih atau dibeli oleh masyarakat sesudah mengadakan perbandingan kualitas, harga, dan reputasi. Contoh : jasa asuransi, jasa persewaan, dan lain-lain.

commit to user 3) Pemasaran Jasa Spesial

Jasa spesial adalah jasa konsumsi dimana dalam pembeliannya pembeli harus melakukan usaha pembelian khusus dengan cara tertentu atau dengan pembayaran yang lebih besar. Contoh : jasa dokter spesialis dan jasa akuntan.

3. Klasifikasi Jasa

Menurut Lovelock (dalam Tjiptono, 1996 : 8-12), klasifikasi jasa dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria pokok yaitu :

1) Segmen Pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa kepada konsumen akhir (misal : taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan) dan jasa kepada konsumen organisasional (misal : jasa akuntansi dan perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa konsultasi hukum).

2) Tingkat Keberwujudan (tangibility)

Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

a. Rented Goods Services

Konsumen menyewa dan menggunakan produk-produk tertentu berdasarkan tarif tertentu dan selama jangka waktu tertentu.

b. Owned Goods Services

Pada owned goods services, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi, dikembangkan atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara atau dirawat oleh perusahaan jasa.

c. Non-Goods Services

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) yang ditawarkan kepada para pelanggan.

3) Keterampilan Penyedia Jasa

Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa, jasa terdiri atas professional service (misal konsultan manajemen, arsitek, dokter dan konsultan sistem informasi) dan non professional service (misal supir taksi dan penjaga malam).

4) Tujuan Organisasi Jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat dibagi menjadi commercial service atau profit service (misal penerbangan, bank, jasa parsel) dan non profit service (misal sekolah, yayasan dana bantuan, panti asuhan).

5) Regulasi

Jasa dapat dibagi menjadi regulated service (misal angkutan umum, perbankan) dan non regulated service (misal makelar, katering).

commit to user 6) Tingkat Intensitas Karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja) jasa dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : equipment-based service (seperti cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon jarak jauh, ATM) dan people-based service (seperti pelatih sepak bola, satpam).

7) Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan

Berdasarkan tingkat kontak ini, jasa dapat dibagi menjadi high-contact service (seperti universitas, bank, dokter) dan low-contact service (misal bioskop).

4. Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (1996 : 15 – 18) ada empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik tersebut meliputi :

1) Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berisifat intangibility, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli. Menurut Berry (dalam Tjiptono, 1996 : 15) Konsep intangible ini memiliki dua pengertian yaitu :

a) Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

b) Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.

2) Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Suatu bentuk jasa tidak dapat dipisahkan dengan sumbernya apakah sumber itu merupakan orang atau mesin.

Biasanya jasa dijual terlebih dahulu baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

3) Variability (beragam)

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non standadized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

4) Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan sesuatu yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

5. Kualitas Jasa

a. Pengertian Kualitas

Goetsh dan Davis (dalam Tjiptono, 1996 : 51) merumuskan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Pendekatan yang dikemukakan Goetsh dan Davis ini menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut

commit to user

kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan.

Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas tanpa melalui manusia dan proses yang berkualitas.

b. Definisi Kualitas Jasa

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.

Dimana output jasa dan cara penyampaiannya merupakan faktor-faktor yang dipergunakan dalam menilai kualitas jasa.

Oleh karena pelanggan juga terlibat dalam suatu proses jasa, maka seringkali penentuan kualitas jasa menjadi sangat kompleks.

Menurut Wyckot seperti yang dikutip Lovelock (dalam Tjiptono, 1996 : 59), Kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Sedangkan kualitas jasa menurut Parasuraman (dalam Lupiyoadi, 2001 : 148) adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh.

c. Dimensi Kualitas Jasa

Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Tjiptono, 1996 : 70) menemukan lima dimensi pokok kualitas jasa sebagai berikut :

1) Tangible (Bukti Langsung)

Yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

2) Reability (Keandalan)

Yaitu kemampuan memberikan pelayanan sesuai apa yang dijanjikan dengan secara akurat, dan memuaskan.

3) Responsiveness (Daya Tanggap)

Yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap (responsive) dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

4) Assurance (Jaminan)

Yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan dan kemampuan pegawai untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan.

5) Emphaty (Empati)

Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan, melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan pelanggan.

commit to user D. Manajemen Pemasaran Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 2001 : 109).

Menurut UU No. 9 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dengan bidang tersebut.

Dari pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dari suatu tempat ke tempat lain yang mempunyai obyek dan daya tarik wisata yang dilakukan sebagai suatu rekreasi untuk menghasilkan kepuasan.

2. Definisi Pemasaran Pariwisata

Pemasaran Pariwisata adalah “upaya-upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Nasional atau badan-badan usaha pariwisata, pada taraf Internasional, Nasional dan Lokal, guna memenuhi kepuasan wisatawan baik secara

kelompok maupun pribadi masing-masing, dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata”, (Wahab Saleh, 1966: 156).

Pemasaran dengan demikian ditandai oleh beberapa unsur yang akan mengarahkan manajemen dalam Organisasi Pariwisata atau dalam suatu badan usaha wisata.

3. Makna Pemasaran Wisata Adalah Suatu Filsafat Bagi Manajemen

Suatu proses yang terus-menerus yang mempersyaratkan keseluruhan pembentukan Organisasi Pariwisata atau badan usaha pariwisata dan membimbingnya menuju suatu perubahan :

a. Dalam susunan organisasi, metode dan sikap perilaku di dalam suatu susunan yang kiblat pandangannya pada pemasaran, seluruh organisasi harus bergerak sekitar fungsi-fungsi pemasaran dan semua aktivitas yang lain akan menjadi berbagai tahapan fungsi pemasaran.

b. Dalam teknik-teknik manajemen sedapat mungkin, karena itu merupakan suatu penelitian sistematis untuk bertindak yang bergantung pada hasil studi permintaan dan suatu perbaikan yang terus menerus terhadap lingkungan intern (perencanaan dan koordinasi).

c. Di dalam menggali pemikiran tentang hasil pemasaran, yang berarti suatu evaluasi yang kontinyu terhadap hasil-hasil pemasaran dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan.

commit to user 4. Promosi Pariwisata

Kegiatan promosi pariwisata meliputi seluruh kegiatan yang direncanakan, yang termasuk di dalamnya penyebaran informasi (periklanan, film, brosur, buku panduan, poster, dan sebagainya).

Promosi dilakukan melalui beragam saluran media massa surat kabar, bioskop, radio, televisi, pengiriman surat dan lain-lain, kepada wisatawan real atau yang masih potensial, terutama orang asing. Kegiatan tersebut dimaksudkan mengirim berita dan mempengaruhi calon wisatawan agar berminat berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata atau supaya memanfaatkan jasa tertentu.

E. Alur Pemikiran

Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar

Media Promosi

Brosur Radio

Buku Kalender Event Televisi

Baliho Pameran

Poster Festival

Menarik para Wisatawan yang Berkunjung Isi Pesan Promosi

Biaya Promosi

commit to user

Gambar II.1 Alur Pemikiran

Gambar II.1 Menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata di Kabupaten Karanganyar menggunakan media promosi melalui media massa dan media elektronik, diharapkan dengan penganggaran biaya promosi yang meningkat serta isi pesan yang unik dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung ke berbagai obyek wisata di Kabupaten Karanganyar.

commit to user BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Pariwisata Karanganyar

1. Sejarah dan Perkembangan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar

Pada tahun 1987 Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar mengeluarkan Peraturan Daerah yaitu Perda No. 2 tahun 1987 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar. Selanjutnya dengan adanya otonomi daerah sejak tahun 1999, maka dalam rangka meningkatkan kelancaran dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, khususnya di bidang pariwisata, di keluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar yaitu Perda No. 9 tahun 2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar. Dengan adanya Perda di atas maka untuk menetapkan kembali susunan dan tata kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan diterbitkan keputusan Bupati Karanganyar No. 75 tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar.

Dinas Pariwisata merupakan salah satu unsur pelaksana kewenangan Pemerintah Daerah dalam bidang Kepariwisataan.

Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar yang terletak di Komplek

Perkantoran Kelurahan Cangakan dibentuk pada tahun 1987, berdasarkan Perda No. 2 Tahun 1987. Maka untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan yang menyangkut kepariwisataan Kabupaten Karanganyar perlu dibentuk suatu dinas yang mengurus masalah tersebut, maka dibentuklah Dinas Pariwisata.

Kabupaten yang mempunyai potensi pariwisata yang cukup potensial menuntut Dinas Pariwisata untuk mampu menjalankan tugas dan fungsinya dalam menggali dan mengembangkan potensi yang ada. Hal terpenting dalam pengembangan bidang kepariwisataan adalah memelihara dan melestarikan lokasi-lokasi wisata tetap utuh dan memberikan daya tarik bagi para wisatawan.

2. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar

Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

1) Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah kunjungan utama pariwisata.

2) Meningkatkan pengelolaan dan daya tarik wisata secara profesional yang berwawasan lingkungan.

3) Menjadikan industri pariwisata sebagai andalan untuk menciptakan kesempatan kerja dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah.

commit to user

4) Meningkatkan manajemen promosi pariwisata.

5) Meningkatkan jasa pariwisata.

6) Meningkatkan peran serta swasta dan masyarakat dalam usaha kepariwisataan.

7) Meningkatkan manajemen kepariwisataan dalam rangka persaingan global.

8) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan di bidang pariwisata.

9) Mendorong timbulnya pangsa pasar pariwisata berdasarkan potensi yang dimiliki.

10) Meningkatkan kerjasama dengan daerah lain yang saling menguntungkan.

11) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pariwisata.

commit to user

commit to user

Uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktural : a. Kepala Dinas Pariwisata

1) Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pariwisata.

2) Menyusun rencana kegiatan di bidang kepariwisataan.

3) Mengelola perijinan di bidang kepariwisataan.

4) Pengendalian teknis operasional di bidang pariwisata.

5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

b. Kepala Bagian Tata Usaha

1) Melaksanakan kegiatan administrasi umum, perlengkapan rumah tangga, hubungan masyarakat, perencanaan dan pengelolaan data.

2) Penyusunan rancangan hukum, pembinaan organisasi dan tata laksana.

3) Pengelolaan keuangan dan pengelolaan kepegawaian.

4) Pelaksanaan dan pengendalian penyelenggaraan ketatausahaan dinas.

c. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

1) Melakukan urusan surat-menyurat, pengadaan kearsipan, perlengkapan dan rumah tangga serta penyelenggaraan administrasi dan pembinaan kepegawaian.

2) Pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan penghapusan barang inventaris dinas.

3) Pelaksanaan inventaris dinas dan pencatatan data pegawai sesuai dengan daftar urut pegawai.

d. Kepala Sub Bagian Perencanaan

1) Menyusun rencana kegiatan di bidang pengolahan data statistik kepariwisataan.

2) Menelaah pelaksanaan di bidang kepariwisataan.

3) Menyelenggarakan organisasi dan ketatalaksanaan dinas.

e. Kepala Sub bagian Keuangan

1) Menyusun rencana kegiatan di bidang perencanaan anggaran pembayaran, pengelolaan pertanggungjawaban dan administrasi keuangan.

2) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi operasional Bendahara Anggaran Rutin, Bendahara Gaji, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Anggaran Pembangunan.

f. Kepala Sub Bagian Pemasaran Wisata

1) Menyelenggarakan usaha pemasaran pariwisata daerah berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan.

2) Menyusun rencana kegiatan di bidang promosi pariwisata lokal, regional untuk pasar pariwisata nasional dan internasional.

3) Memberikan rekomendasi atau ijin usaha jasa pelayanan informasi dan promosi pariwisata.

commit to user

4) Mengevaluasi laporan pelaksanaan rencana dan program promosi pariwisata dan pemberian pelayanan informasi.

Kepala Sub Bagian Pemasaran juga membawahi Seksi Promosi dan Seksi Pelayanan dan Informasi yang bertugas menyusun rencana di bidang promosi pariwisata melalui pemanfaatan media massa, cetak dan elektronik serta menyusun rencana kegiatan di bidang pelayanan informasi pariwisata.

g. Kepala Sub Dinas Obyek Wisata

1) Menyusun rencana kegiatan di bidang inventarisasi, identifikasi dan pengelompokan obyek wisata, atraksi wisata, tempat rekreasi dan hiburan.

2) Melaksanakan pengaturan dan pembinaan yang berkaitan dengan upaya pembangunan, pengembangan dan pengelolaan obyek wisata, atraksi wisata, tempat wisata dan hiburan umum.

Kepala Sub Dinas Obyek Wisata juga membawahi Seksi Obyek Wisata dan Daya Tarik Wisata, dan Seksi Atraksi, Rekreasi dan Hiburan Umum yang bertugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan yang berkaitan dengan upaya pembangunan, pengembangan dan pengelolaan obyek wisata alam dan budaya serta menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan yang berkaitan dengan upaya pembangunan, pengembangan dan pengelolaan usaha rekreasi dan hiburan umum.

h. Kepala Sub Dinas Sarana Wisata

1) Memberikan bahan rekomendasi perijinan di Bidang Obyek dan Sarana Wisata.

2) Menyusun bahan koordinasi pelaksanaan penertiban terhadap pengelola usaha atraksi, rekreasi dan hiburan umum.

3) Menyusun bahan pembinaan yang berkaitan dengan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan obyek dan Sarana wisata.

Kepala Sub Dinas Sarana Wisata juga membawahi Seksi Akomodasi, Seksi Rumah Makan dan Restoran, dan Seksi Kepegawaian yang bertugas menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan yang berkaitan dengan upaya pembangunan, pengembangan dan pengelolaan usaha akomodasi, menyiapkan bahan dan melaksanakan pembinaan yang berkaitan dengan pembangunan, pengembangan dan pengelolaan usaha rumah makan dan restoran, serta mengolah dan menganalisa data tenaga kerja untuk menyusun perencanaan pembinaan dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja pariwisata.

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang tertentu yang dipimpin oleh seorang Kepala UPTD dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pariwisata.

commit to user

UPTD mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian tugas Dinas Pariwisata yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa kecamatan.

4. Potensi Pariwisata

Kabupaten Karanganyar adalah salah satu daerah tujuan pariwisata di Jawa Tengah yang memiliki pesona alam pegunungan yang beriklim sejuk, hanya berjarak 15 km dari Kota Budaya Surakarta, dan mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan.

Dengan identitas daerah ”INTAN PARI” (Industri Pertanian dan Pariwisata). Di bidang pariwisata, Kabupaten Karanganyar memiliki banyak aset wisata yang potensial, baik obyek wisata alam, budaya dan buatan yang sudah berkembang baik maupun yang masih dalam binaan. Sehingga Kabupaten Karanganyar semakin mempesona bagi wisatawan nusantara atau mancanegara dengan semboyan KARANGANYAR TENTERAM (Tenang, Teduh, Rapi, Aman dan Makmur), berbagai prestasi di bidang kebersihan kota dengan telah diperolehnya ADIPURA sejak tahun 1994. Berbagai potensi wisata dimiliki oleh Kabupaten Karanganyar baik obyek wisata maupun industri wisata. Obyek wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar antara lain :

a. Obyek Wisata Alam

Obyek wisata yang menawarkan keindahan alam dan kesejukan udaranya, yang termasuk wisata alam antara lain :

1) Puncak Lawu

Puncak Gunung Lawu atau sering disebut Puncak Lawu merupakan areal wisata pendakian gunung yang terkenal.

Disamping karena dinilai banyak tantangan alam, obyek wisata ini juga dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa dan wisatawan sebagai tempat bermeditasi. Setiap bulan Sura, pengunjung yang naik ke Puncak Lawu mencapai puluhan ribu orang jumlahnya. Mereka berkeyakinan bahwa dengan bermeditasi di Puncak Lawu di bulan Sura, yang dianggap sakral itu, maka berbagai permohonan akan terkabul.

2) Air Terjun Grojogan Sewu

Tawangmangu merupakan kawasan wisata utama Kabupaten Karanganyar. Disinilah terdapat air terjun yang sudah sangat terkenal oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Air terjun dengan ketinggian 81 meter dan terletak pada ketinggian 1.100 meter diatas permukaan air laut ini diberi nama Grojogan Sewu.

Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk menjadikan tujuan utama bagi para pengunjung untuk berakhir pekan bersama keluarga. Apalagi kawasan ini terletak di tengah areal hutan lindung yang sangat luas dan sejuk, lengkap dengan fasilitas rekreasi keluarga seperti kolam renang

commit to user

dengan sirkulasi air alami, arena perkemahan, taman rekreasi, kios souvenir, rumah makan dan berbagai tempat peristirahatan. Air Terjun Grojogan Sewu merupakan air terjun tertinggi di Jawa. Di komplek Grojogan Sewu ini juga hidup berbagai flora dan fauna yang bermanfaat bagi kehidupan manusia maupun bagi dunia ilmu pengetahuan.

3) Air Terjun Parangijo

Obyek wisata Air Terjun Parangijo merupakan sebuah air terjun yang memiliki keunikan berupa alamnya yang asri dan liar. Dengan ketinggian air terjun 20 meter dan berada pada ketinggian 1000 dpa. Dari kejauhan tampak mempesona dengan air yang bersih dan suasana yang alami seringkali memantulkan biasan sinar matahari yang begitu indah.

Lingkungan yang alami, dikelilingi oleh pepohonan yang besar serta satwa burung-burung liar khas hutan Gunung Lawu menambah merdu suara alam lokasi tersebut. Di

Lingkungan yang alami, dikelilingi oleh pepohonan yang besar serta satwa burung-burung liar khas hutan Gunung Lawu menambah merdu suara alam lokasi tersebut. Di

Dokumen terkait