• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.4. Pemasaran Tanaman Hias

Kegiatan pemasaran dalam usaha penjualan tanaman hias adalah bagaimana menjual tanaman hias hingga sampai ke tangan konsumen akhir. Transaksi penjualan bisanya terjadi di lokasi pedagang. Artinya konsumen datang langsung ke lokasi penjualan tanaman hias. Sehingga untuk menarik minat konsumen adalah dengan pelayanan dan kemampuan atau keterampilan pedagang tanaman hias dalam menjelaskan tentang tanaman hias yang dijual ke konsumen.

Pembeli atau konsumen yang datang ke lokasi penjualan adalah orang-orang dengan golongan ekonomi menengah ke atas.

Salah satu hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran suatu produk pertanian adalah keberadaan saluran pemasaran, yang didefinisikan sebagai serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses pemasaran untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2000). Adanya saluran pemasaran inilah kegiatan bisnis dapat berlangsung mulai di tingkat petani sebagai produsen tanaman sampai ke konsumen akhir. Sehingga saluran pemasaran dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Saluran Pemasaran Tanaman Hias di Kota Bogor.

Pada gambar saluran pemasaran tanaman hias di Kota Bogor, pedagang tanaman hias membeli tanaman hias melalui pedagang perantara atau langsung dari petani tanaman hias. Proses pembayaran dilakukan secara tunai. Penentuan harga merupakan hasil tawar menawar antara pedagang tanaman hias dengan pedagang perantara, tetapi biasanya harga terjadi adalah harga yang menjadi kesepakatan tidak tertulis atau harga yang telah biasa mereka sepakati sejak beberapa waktu yang lalu, karena harga tanaman hias biasanya relatif stabil, kecuali jenis tanaman yang tiba-tiba lagi trend atau booming.

Pada umumnya pedagang tanaman hias tidak hanya mempunyai satu pedagang perantara atau petani tanaman hias yang menjadi langganan tetap, tetapi mereka bebas membeli tanaman yang mereka inginkan dari semua pedagang

perantara ataupun petani tanaman hias. Hubungan yang terjalin dengan baik antara pedagang tanaman hias dengan semua pedagang perantara dan petani tanaman hias tidak mengakibatkan dampak yang kurang baik bagi ke dua belah pihak dengan sistem pembelian seperti ini.

Biasanya, pedagang tanaman hias membeli tanaman hias dengan jumlah yang relatif berfluktuasi, tergantung stok tanaman yang masih ada. Dalam setiap kali pembelian, pedagang tanaman hias membeli bermacam-macam jenis tanaman. Waktu yang diperlukan pedagang tanaman hias untuk melakukan kegiatan pembelian tanaman hias tergantung lokasi pembelian. Jika lokasi pembelian tanaman hias tidak terlalu jauh, maka pembelian tanaman hias dapat dilakukan dalam sehari. Tetapi jika lokasi pembelian tanaman hias cukup jauh, maka pembelian tanaman hias bisa dua hari atau lebih.

Pembayaran tanaman hias oleh pedagang tanaman hias dilakukan dengan tunai. Harga yang terjadi didasarkan pada harga tawar-menawar. Untuk setiap pembelian tanaman hias biasanya pedagang tanaman hias ditemani oleh salah satu tenaga kerja yang membantu dalam proses pembelian tanaman hias dan bongkar muat tanaman, serta seorang sopir yang disediakan oleh pemilik kendaraan yang mereka sewa.

BAB VI

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG TANAMAN HIAS

6.1 Aspek Permodalan

Modal adalah merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan bisnis. Tanpa adanya modal, bisnis yang akan dilakukan tidak akan bisa berjalan dengan lancar. Pedagang tanaman hias mengeluarkan modal untuk usahanya ini memang tidak terlalu besar, melainkan dimulai dengan usaha kecil-kecilan. Tetapi ada juga beberapa pedagang tersebut yang meneruskan usaha orangtuanya, sehingga modal yang dikeluarkan bukan modal sendiri melainkan modal orangtua. Modal awal untuk melakukan usaha tanaman hias bervariasi mulai dari Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-.

Modal yang digunakan untuk melakukan usaha perdagangan tanaman hias adalah modal yang berasal dari pedagang sendiri. Komponen modal tersebut berupa uang tunai atau asset lainnya seperti pompa air. Modal berupa uang tunai dibutuhkan sebagai biaya membeli tanaman, biaya perawatan seperti: pupuk kandang, pupuk kompos, sekam, pakis, dan obat-obatan. Modal berupa uang tunai tersebut dikeluarkan secara bertahap dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Modal lainnya yang tidak dikeluarkan secara tunai adalah tanah yang digunakan untuk berdagang tanaman hias. Pada saat penelitian dilakukan, para pedagang tanaman hias tidak dikenakan biaya sewa tetapi diperoleh dari hasil kesepakatan antara pedagang dengan pihak Pemerintah Kota Bogor. Menurut informasi dari pedagang tanaman hias, terhitung mulai bulan Desember 2008 kemungkinan besar mereka akan dikenakan biaya sewa sebesar Rp 400,- per meter oleh Pemerintah Kota Bogor, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

6.2 Analisis Pendapatan Usaha Tanaman Hias

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya pembelian tanaman hias atau biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha, sehingga besarnya pendapatan sangat ditentukan oleh nilai penerimaan, dan berapa besar biaya yang dikeluarkan. Semakin kecil biaya yang dikeluarkan maka semakin besar pendapatan yang diterima.

Analisis mengenai pendapatan usaha tanaman hias diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pedagang khususnya, yaitu menggambarkan kondisi sekarang atas kegiatan usaha perdagangan tanaman hias dan menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan suatu usaha penjualan tanaman hias. Analisis pendapatan usaha ini juga bermanfaat untuk mengukur berhasil atau tidaknya usaha yang dilakukan.

Pedagang tanaman hias selain memiliki pendapatan dari penjualan tanaman hias yang merupakan pendapatan utama, rata-rata pedagang tanaman hias juga mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias yang mereka geluti. Usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias banyak digeluti mengingat banyak dari konsumen yang tidak hanya mencari tanaman hias saja, tetapi mereka juga banyak yang mencari barang-barang komplemen dari tanaman hias itu sendiri, seperti pupuk, sekam, pakis dan sebagainya. Pendapatan pedagang tanaman hias dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias ini cukup besar, bahkan hampir sama dengan dari usaha pokok mereka sendiri, yaitu menjual tanaman hias. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias dapat dilihat pada Lampiran 8.

Perhitungan pendapatan utama yang diperoleh dari penjualan tanaman hias dilakukan dengan menghitung semua pendapatan kerja keluarga. Pendapatan ini berasal dari penjualan tanaman dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan, baik biaya tunai, ataupun biaya yang diperhitungkan, termasuk biaya bunga modal. Bunga modal disertakan karena dianggap bahwa modal itu diperoleh pedagang dengan cara meminjam atau karena modal itu tersedia untuk beberapa alternatif penggunaan.

6.2.1 Penerimaan Usaha

Faktor penentu keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari berapa besar pendapatan yang diperoleh. Pendapatan adalah nilai sisa penerimaan setelah dikurangi seluruh total biaya. Penerimaan usaha pedagang tanaman hias diperoleh dari banyaknya tanaman yang terjual, dikalikan dengan harga jual masing-masing tanaman.

Harga jual dari masing-masing tanaman hias harus disesuaikan dengan berapa harga beli dari masing-masing tanaman hias dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merawat tanaman hias tersebut. Ada beberapa tanaman hias yang memerlukan biaya perawatan yang cukup besar seperti Aglaonema dan Anthurium. Harga masing-masing tanaman berbeda, untuk tanaman hias Puring rata-rata dijual Rp 15.000,- per batang, tanaman hias Lili Paris dijual dengan harga Rp 500,- per batang, tanaman hias Mawar dengan harga Rp 5.000,- per batang. dan tanaman hias Aglaonema Rp 75.000,- per batang. Harga masing- masing tanaman di Jalan Pajajaran dan jalan Dadali relatif sama.

Pada analisis pendapatan ini, diambil pedagang tanaman hias sebanyak 30 orang, masing-masing dari Jalan Pajajaran sebanyak 23 pedagang tanaman hias dan dari Jalan Dadali sebanyak 7 pedagang tanaman hias. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Kota Bogor dapat dilihat pada Lampiran 7. Rata-rata penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 6.080.434,78,- per bulan dan di Jalan Dadali sebesar Rp 5.235.714,29,- per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih besar dibandingkan dengan penerimaan usaha penjualan tanaman hias pedagang di Jalan Dadali. Adanya perbedaan penerimaan ini karena lokasi Jalan Pajajaran lebih strategis daripada Jalan Dadali. Besarnya penerimaan yang diperoleh akan sangat menentukan berapa pendapatan yang diterima. Selain penerimaan penjualan tanaman hias, pedagang juga mempunyai penerimaan lain dari usaha penjualan produk diluar tanaman hias. Untuk lebih jelasnya rata-rata jumlah penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Kota Bogor, dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rata-rata Penerimaan Usaha Penjualan Produk diluar Tanaman Hias Pedagang Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008

Jenis Penerimaan Jl. Pajajaran Jumlah (Rp)

Jl. Dadali Jumlah (Rp)

Penjualan Pupuk Kandang Penjualan Pupuk Kompos Penjualan Pupuk Organik Penjualan Sekam Penjualan Pakis Pembuatan Taman Dekorasi/Penyewaan 265.565,22 420.869,57 361.304,35 131.304,35 206.739,13 239.130,43 273.913,04 775.000,00 685.714,29 14.285,71 764.285,71 667.857,14 114.285,71 292.857,14 Total Penerimaan 1.898.826,09 3.314.285,71

Berdasarkan Tabel 14, jumlah penerimaan usaha penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Dadali lebih besar dibandingkan

penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran. Jumlah penerimaan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali sebesar Rp 3.314.285,71,- per bulan, sedangkan jumlah penerimaan penjualan produk diluar tanaman hias pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 1.898.826,09,- per bulan.

6.2.2 Biaya Usaha

Pengeluaran usaha pedagang tanaman hias terbagi ke dalam dua variabel biaya, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Uraian selengkapnya dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:

6.2.2.1 Biaya Tunai

Biaya tunai yang dikeluarkan pedagang tanaman hias terdiri dari biaya untuk pembelian tanaman hias, biaya perawatan tanaman hias, biaya pembelian pot, biaya sewa angkutan, biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya lain-lain. Hal ini biaya lain-lain adalah: biaya pembayaran rekening listrik dan biaya sampah. Termasuk dalam biaya perawatan tanaman hias; biaya pupuk kandang, biaya pupuk kompos, biaya pupuk NPK, biaya sekam, biaya pakis, dan biaya obat-obatan.

1.Biaya Pembelian Tanaman Hias

Biaya pembelian tanaman hias merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh pedagang. Biasanya tanaman hias yang didapat berasal dari petani yang khusus membudidayakan tanaman hias atau dari pedagang perantara. Harga

tanaman hias yang berasal dari petani itu relatif murah, sehingga pedagang tanaman hias dapat menjual tanaman tersebut dengan keuntungan yang cukup besar. Keuntungan yang diambil dari setiap tanaman berbeda-beda. Untuk tanaman Puring biasanya dibeli dengan harga Rp 7.500,- per batang, Lili Paris Rp 350,- per batang, Mawar Rp 2.000,- per batang, Aglaonema ada yang Rp 17.500,- per batang dan untuk Aglaonema jenis Pride Sumatera Rp 50.000,- per batang. Rata-rata pengeluaran pembelian tanaman hias untuk lokasi di Jalan Pajajaran mencapai Rp 3.084.476,09,- per bulan dan rata-rata pengeluaran pembelian tanaman hias untuk lokasi di Jalan Dadali mencapai Rp 2.700.178,57 per bulan. Pembayaran pembelian tanaman hias ini biasanya dilakukan secara tunai atau cash.

2. Biaya Perawatan Tanaman Hias

Pupuk kandang merupakan pupuk yang dinilai keharusan bagi pedagang tanaman hias ataupun petani tanaman hias dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan pupuk kandang menjadi pupuk dasar dalam memberikan kesuburan bagi tanaman. Pupuk kandang ini merupakan pupuk yang digunakan sebagai media tanam dari tanaman hias, terutama tanaman hias yang besar atau dalam bentuk pohon.

Pengadaan pupuk kandang di lokasi penelitian relatif tersedia dengan lancar karena banyak supplier yang mengirimkan pupuk kandang ke lokasi penelitian. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pupuk kandang ini sebanyak 4,8 karung per bulan (48 kg), dengan harga beli Rp 8.000 per karung, sedangkan di Jalan Dadali sebanyak 3,4 karung per bulan (34 kg) dengan harga yang sama Rp 8.000,- per karung atau Rp 800,- per kg. Jika

dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 38.608,70,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 27.428,37 per bulan di lokasi Jalan Dadali. Penggunaan pupuk kandang tergantung jumlah varietas tanaman dan ukuran polybag tanaman.

Pupuk kompos digunakan pedagang sebagai campuran dengan pupuk kandang untuk menanam tanaman yang baru dipindahkan. Pedagang tanaman hias memperoleh pupuk kompos ini dengan cara berlangganan. Harga dari pupuk kompos ini sama dengan pupuk kandang yaitu Rp 8.000,- per karung, dengan isi 10 kg. Pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pupuk kompos ini sebanyak 3,9 karung (39 kg) per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan pupuk kompos ini sebanyak 3 karung (30 kg) per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 30.956,52,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 24.000,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

NPK digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman; pertumbuhan batang akar; terutama untuk pertumbuhan daun. Pupuk ini digunakan satu kali dalam seminggu terutama pada tanaman yang membutuhkan banyak pupuk seperti bunga Mawar. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan NPK sebanyak 1,08 kg per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan NPK ini sebanyak 1 kg per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 10.260,87,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 9.500,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

Sekam adalah sampah dari penggilingan padi. Pedagang tanaman hias mendapatkan dengan cara dikirim. Harga sekam juga hampir sama dengan harga pupuk kandang dan kompos yaitu Rp 7.500,- per karung dengan isi 10 kg. Sekam juga tersedia dalam ukuran yang berbeda, yaitu dengan ukuran 3 kg. Penggunaan

sekam masing-masing pedagang berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman yang mereka jual, karena tidak semua tanaman hias menggunakan sekam sebagai media tanam. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan sekam sebanyak 4,6 karung (46 kg) per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan sekam sebanyak 2,7 karung (27 kg) per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 34.891,30,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 20.357,14,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

Pakis diolah dari batang pakis (cycas) yang direbus kemudian dijemur selama beberapa menit. Pakis juga digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias. Penggunaan pakis setiap bulannya tidak terlalu banyak, karena pakis ini digunakan pada tanaman tertentu seperti Aglaonema dan Anthurium. Harga pakis adalah Rp 850,- per kilogram. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan pakis sebanyak 3,3 karung (33 kg) per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan pakis sebanyak 3 karung (30 kg) per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 27.717,39,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 25.500,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

Penggunaan obat-obatan juga dilakukan sebagai langkah preventif untuk mencegah datangnya serangan hama seperti penyakit kutu daun, penyakit layu daun, penyakit jamur, dan penyakit-penyakit lainnya. Bagi pedagang tanaman hias, kegiatan penyemprotan merupakan suatu keharusan dengan tujuan untuk mencegah serangan hama. Penyemprotan biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari, karena pada waktu itu hama menyerang tanaman. Penyemprotan dilakukan satu kali dalam seminggu. Pedagang tanaman hias biasanya menggunakan obat Kurakron dengan harga Rp 84.000.,- per botol atau Decis dengan harga Rp

38.000,- per botol, tetapi karena harga Kurakron lebih mahal pedagang tanaman hias kebanyakan lebih memilih menggunakan Decis. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, dengan cara dicampur dengan air kemudian disemprotkan pada tanaman hias. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran menghabiskan obat-obatan ini sebanyak 0,28 botol per bulan, sedangkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali menghabiskan obat-obatan sebanyak 0,27 botol per bulan. Jika dikonversikan dalam nilai rupiah adalah Rp 10.891,30,- per bulan untuk lokasi di Jalan Pajajaran dan Rp 10.285,71,- per bulan di lokasi Jalan Dadali.

3.Biaya Pembelian Pot

Biaya pembelian pot tanaman hias adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan fisik tanaman, yaitu biaya untuk pemakaian media sebagai tempat tumbuh tanaman hias. Biaya untuk pembelian pot bervariasi tergantung dari jenis pot yang digunakan. Untuk pot plastik berukuran sedang pedagang mengeluarkan biaya Rp 2.000,-/buah. Penggunaan pot tergantung jenis tanaman. Artinya tidak semua tanaman menggunakan pot yang baru, hanya tanaman tertentu saja. Tanaman yang menggunakan pot yang baru adalah tanaman yang harganya relatif mahal dan berukuran sedang, seperti Aglaonema, Anthurium dan Petonia. Sedangkan untuk tanaman kecil seperti Lili paris dan Sutra bombay biasanya hanya menggunakan polybag yang sudah digunakan sejak pembelian tanaman hias dari petani. Rata- rata penggunaan pot di Jalan Pajajaran sebesar Rp 147.391,30,- per bulan, sedangkan di Jalan Dadali sebesar Rp 119.285,71,- per bulan.

4. Biaya Transportasi

Dalam menjalankan usaha tanaman hias ini tentu memerlukan biaya untuk transportasi atau pengangkutan. Biasanya pedagang tanaman hias ada yang dibebani biaya transportasi karena mereka membeli langsung tanaman hias dari petani dengan cara mendatangi ke lokasi petani. Biaya transportasi dikeluarkan untuk penyewaan alat angkut dan sopir kendaraan. Besarnya biaya sewa kendaraan disesuaikan dengan lokasi tempat pembelian tanaman hias. Sewa kendaraan untuk ke Cipanas sebesar Rp 200.000,- dan ke Parung atau Ciapus sebesar Rp 150.000,- biaya tersebut belum termasuk biaya akomodasi selama perjalanan yang bisa mencapai Rp 50.000,- setiap satu kali pembelian. Biasanya pedagang tanaman hias melakukan pembelian tanaman hias satu kali dalam satu bulan, tetapi jika ada pesanan yang mendadak tidak menutup kemungkinan pedagang melakukan pembelian tanaman hias lebih dari satu kali. Rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran dibebani biaya transportasi sebesar Rp 167.391,30,- per bulan. Sedangkan rata-rata pedagang tanaman hias di Jalan Dadali dibebani biaya transportasi sebesar Rp 128.571,43,- per bulan. Pedagang tanaman hias yang hanya menunggu tanaman hias diantar langsung oleh petani tidak dibebani biaya transportasi.

5.Biaya TKLK

Biaya tenaga kerja adalah biaya tenaga kerja yang sifatnya tetap dan harus dibayar tunai. Dalam hal ini tenaga kerja adalah tenaga kerja dari luar keluarga (TKLK), yang dibayar berupa gaji. Rata-rata gaji tenaga kerja luar Rp 20.000,- per hari atau jika dikonversikan dalam sebulan adalah Rp 600.000,-. Cara pembayaran gaji, tidak dilakukan secara tunai Rp 600.000,- per bulan tetapi setiap

hari dibayar Rp 10.000,- dan sisanya dibayar pada saat hari Lebaran. Untuk lebih jelasnya rata-rata penggunaan tenaga kerja luar keluarga dalam usaha tanaman hias di Kota Bogor, periode bulan Agustus 2008 dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16.

Tabel 15. Rata-rata Penggunaan TKLK Usaha Tanaman Hias di Jl. Pajajaran, Periode Agustus 2008

Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK (HKP, HKW) Upah (HKP, HKW) (Rp) Nilai Upah TKLK (Rp) Pembelian Pemupukan

Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 3,00 (HKP) 1,00 x 4 (HKW) 2,50 x 4 (HKW) 0,80 x 30 (HKW) 2,50 x 4 (HKP) 3,00 (HKP) 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 60.000 60.000 150.000 360.000 200.000 60.000 Jumlah TKDK 57,5 HOK 890. 000

Tabel 16. Rata-rata Penggunaan TKLK Usaha Tanaman Hias di Jl. Dadali, Periode Agustus 2008

Jenis Pekerjaan Jumlah TKDK (HKP, HKW) Upah (HKP, HKW) (Rp) Nilai Upah TKLK (Rp) Pembelian Pemupukan

Penataan dan bersih-bersih Penyiraman Pemangkasan Bongkar Muat 1,00 (HKP) 0,50 x 4 (HKW) 0,50 x 4 (HKW) 0,50 x 30 (HKW) 0,50 x 4 (HKP) 2,00 (HKP) 20.000 15.000 15.000 15.000 20.000 20.000 20.000 30.000 30.000 225.000 40.000 40.000 Jumlah TKDK 28,75 HOK 385.000

Berdasarkan Tabel 15, rata-rata jumlah biaya penggunaan tenaga kerja luar keluarga (TKLK) pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran sebesar Rp 890.000,- per bulan. Sedangkan rata-rata penggunaan TKLK oleh pedagang tanaman hias di Jalan Dadali adalah sebesar Rp 385.000,- per bulan. Total penggunaan TKLK sebanyak 57,5 HOK di Jalan Pajajaran, yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki 15 Hari Kerja Pria (HKP) dan 41,5 hari Kerja Wanita (HKW). Sedangkan penggunaan TKLK di Jalan Dadali sebanyak 28,75 HOK, yang terdiri dari 5 HKP dan 23,75 HKW. Hal ini menunjukkan angka yang cukup berbeda, pedagang

tanaman hias di Jalan Pajajaran lebih banyak menggunakan TKLK dibadingkan pedagang tanaman hias di Jalan Dadali.

6.Biaya Lain-lain

Setiap bulan pedagang tanaman hias juga dipungut biaya sampah, sekitar Rp 5.000,- sampai dengan Rp 15.000,-. Biaya ini dipungut untuk menjaga kebersihan lokasi penjualan tanaman hias. Sedangkan biaya listrik terutama adalah untuk penyiraman tanaman hias pada pagi atau sore hari. Biaya listrik sekitar Rp 20.000,- sampai dengan Rp 200.000,- per bulan. Besarnya biaya listrik tergantung penggunaan masing-masing pedagang tanaman hias. Rata-rata biaya lain-lain di Jalan Pajajaran sebesar Rp 69.2717,30,- per bulan, sedangkan di Jalan Dadali sebesar Rp 86.428,57,- per bulan. Rincian selengkapnya untuk total biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan pedagang tanaman hias dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata-rata Biaya Tunai Usaha Tanaman Hias di Kota Bogor, Periode Agustus 2008 Keterangan Jl. Pajajaran Jl. Dadali Jumlah (Rp) Persent ase (%) Jumlah (Rp) Persent ase (%)

1. Biaya Pembelian Tanaman Hias 2. Biaya Perawatan:

Biaya Pupuk Kandang Biaya Pupuk Kompos Biaya Pupuk NPK Biaya Sekam Biaya Pakis Biaya Obat-obatan 3. Biaya Pot 4. Biaya Transportasi

5. Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga 6. Biaya Lain-lain (Listrik, Sampah)

3.084.476,09 38.608,70 30.956,52 10.260,87 34.891,30 27.717,39 10.891,30 147.391,30 167.391,30 890.913,04 69.217,39 68,35 0,86 0,69 0,23 0,77 0,61 0,24 19,70 3,70 3,20 1,53 2.700.178,57 27.428,57 24.000,00 9.500,00 20.357,14 25.500,00 10.285,71 119.285,71 128.571,43 385.714,29 86.428,57 76,30 0,76 0,68 0,27 0,58 0,72 0,29 10,90 3,63 3,37 2,40 Jumlah Biaya Tunai 4.512.715,22 100 3.537.250,00 100

Berdasarkan Tabel 17, biaya yang paling besar dikeluarkan dalam usaha tanaman hias ini baik pedagang tanaman hias di Jalan Pajajaran, maupun

pedagang tanaman hias di Jalan Dadali adalah biaya pembelian tanaman hias itu

Dokumen terkait