• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

B. Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Bashu Swastha dalam buku Danang Sunyoto menyatakan, bahwa pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan menjual adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang

12

Rahayu Ningsih, Pengelolaan Perpustakaan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.5

13

Hermawan, R. dan Zulfikar Z., Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi danKode Etik Pustakawanan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto, 2006. Hal. 31

lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.14

Dengan perkembangan zaman arus pemasaran bukan hanya sebatas menjual dan mempromosikan, tetapi lebih pada pemuasan pelanggan. The Chartered Institute of Marketing dalam buku David Wijaya menyatakan,

pemasaran sebagai proses manajemen untuk mengidentifikasi,

mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan konsumen15. Dari pengertian

tersebut berarti ada sebuah proses yang harus dilalui untuk lebih mengenal siapa dan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, karena untuk memuaskan pelanggan organisasi harus tahu apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.

Pelanggan menjadi hal yang utama dalam pemasaran jasa dengan indikasi pelanggan menjadi terpuaskan. Demikian juga halnya apa yang didefinisikan oleh Joewono dalam buku yang ditulis David Wijaya, Pemasaran Jasa adalah konsep pemasaran yang mendefinisikan bahwa organisasi harus lebih peduli terhadap apa yang dirasakan konsumen dibandingkan dengan apa yang dipikirkan tentang barang atau jasa yang

mereka tawarkan.16

Menurut Kotler sebagaimana dikutip Fandy Tjiptono, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

14

Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan Kasus (Yogyakarta: CAPS, 2012), h.18

15

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h.13

16

dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain.17 Sementara itu menurut Badollahi Mustafa, pemasaran adalah kegiatan manjerial yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menciptakan tukar-menukar antara pembeli

dan organisasi dengan cara yang efektif demi tujuan organisasi tersebut.18

Dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan manajemen yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan dan menghasilkan pertukaran produk pada individu atau kelompok sehingga organisasi tersebut berjalan baik dengan visi dan misinya. Jembatan dari pertukaran tersebut adalah komunikasi yang dilakukan organisasi untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler dan Fox dalam buku David Wijaya

mengidentifikasi tiga unsur penting dari perumusan strategi pemasaran, yang bertujuan untuk memastikan bahwa organisasi berperan di pasar dengan cara yang paling efektif, ketiga unsur tersebut adalah strategi penentuan pasar sasaran, strategi penentuan posisi pasar persaing, dan

strategi bauran pemasaran.19 Sedangkan menurut Wilson dan Gilligan,

organisasi menggunakan STP (Segmentation [segmentasi], targeting

[penentuan pasar sasaran], positioning [penentuan posisi]) sebagai peran

strategis minimal, karena organisasi tersebut memiliki budaya organisasi yang reaktif sehingga membuat dirinya sendiri menjadi tidak berdaya dan

17

Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa ({SL}: Bayumedia,Cet.3, 2007), h. 2

18

Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h.4

19

tetap berada dalam sektor pasar yang sama untuk beberapa waktu tertentu20.

Organisasi membutuhkan perencanaan strategi yang efektif untuk dapat bertahan dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif. Tantangan tidak hanya untuk berhadapan dengan beberapa strategi, tetapi untuk membidik tepat ke arah strategi terbaik untuk organisasi yang memberikan

sumber-sumber daya dan tujuannya.21

Setiap organisasi harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis untuk keberhasilan pencapaian pemasaran yang telah

ditentukan. Dalam mengembangkan sebuah rencana pemasaran

perpustakaan membutuhkan proses yang sistematis, mulai dengan menganalisa situasi, mengidentifikasi pasar, menetapkan target pemasaran,

menetapkan positioning yang dikehendaki, dan merancang sebuah

perencanaan pemasaran terpadu yang strategis.

Dengan istilah lain sebuah perencanaan pemasaran dapat terdiri dari sebuah sistem, mekanisme atau prosedur dan tata cara guna meningkatkan kinerja penyelenggaraan kegiatan. Selain itu untuk melakukan perencanaan pemasaran, organisasi harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai kebutuhan konsumen, maka akan semangkin efektif tugas organisasi dalam melakukan komunikasi pemasaran.

20

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 55.

21

Cannon, Joseph, dkk., Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.67

a. Menganalisa situasi

Untuk menganalisa situasi di lingkungan perpustakaan guna mengetahui sejauh mana penyelenggaraan tugas-tugas dan fungsinya dalam melayani masyarakat di bidang informasi, dokumentasi, dan ilmu pengetahuan kita bisa menganalisa dengan sebuah analisa SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats), Kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimiliki sekarang adalah awal untuk menentukan strategi yang tepat.

b. Segmentasi Pasar

Pasar yang luas atau cukup luas berupa orang-orang atau kelompok yang tentu saja akan memiliki kondisi yang sangat beraneka ragam atau heterogen. Untuk itu perlu dipisahkan menjadi kelompok-kelompok yang memiliki sifat atau kondisi yang sama atau sejenis (homogen). Segmentasi merupakan usaha untuk mengelompokan-kelompokan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi

bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen.22

Eric Berkowitz dalam buku Morissan mendefinisikan segmentasi pasar adalah membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respon yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran.

22

Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan Kasus (Yogyakarta: CAPS,2012), h. 57.

Dalam arti lain segmentasi adalah sebuah metode bagaimana

melihat pasar secara kreatif.23 Maksudnya organisasi perlu melihat

segmentasi sebagai seni mengidentifikasi dan memanfaatkan beragam peluang yang muncul di pasar. Jangan hanya melihat pasar dengan sederhana. Dengan segmentasi yang tepat, organisasi dapat menempatkan sumber daya sesuai dengan segmen-segmen pasar yang telah diidentifikasi.

Dengan melakukan segmentasi pasar maka kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dalam melayani konsumen secara baik dari khalayak konsumen yang sangat luas dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dengan tujuan dapat membagi pelanggan ke kelompok yang lebih homogen guna mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan dan keinginannya.

Bagi perpustakaan, melakukan segmentasi pasar akan memberikan kemudahan tersendiri bagi organisasi untuk melihat kebutuhan informasi masyarakat yang begitu luas. Sehingga perpustakaan dapat menetapkan sumber daya yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.

c. Menetapkan target pemasaran

Menentukan target pasar adalah tahapan selanjutnya setelah melakukan evaluasi segmen pasar, untuk menentukan segmen yang

akan dijadikan target atau pasar sasaran.Target pasar berhubungan erat

dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau

23

Hermawan Kartajaya, Hermawan Kartajaya on Segmentation (Bandung: Mizan, 2007) h.17

kelompok-kelompok atau segmen-segmen tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan

menjangkau konsumen sasaran tersebut. Targeting memungkinkan

komunikator pemasaran menyampaikan pesan mereka secara lebih tepat dan mencegah terjadinya kesia-siaan dalam penyampaian pesan

kepada orang-orang di luar target pasar.24

Fandy Tjiptono menjelaskan bahwa dalam target pasar, organisasi melakukan segmentasi pasar kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap paling potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang

khusus untuk segmen-segmen yang dipilih.25

Organisasi sedapat mungkin menentukan target pasar yang mereka inginkan sesuai dengan segmen layanan, agar konsumen selalu bertambah dan produk yang diberikan dapat diterima oleh konsumen. Untuk itu organisasi yang menganut sistem pasar berarti harus secara bebas mengikuti pergerakan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Untuk menentukan target pasar dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar berikut:

1) Konsentrasi pada pasar tunggal, yaitu sebuah organisasi dapat

memusatkan pada satu segmen pasar.

2) Spesialisasi selektif, yaitu organisasi memilih sejumlah segmen

24

Shimp, Terence A. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Erlangga, 2003) h. 120

25

pasar yang menarik serta sesuai dengan tujuan dan sumber daya.

3) Spesialisasi produk, yaitu organisasi hanya memusatkan pada satu

jenis produk untuk di produksi.

4) Spesialisasi pasar, yaitu organisasi hanya hanya memusatkan untuk

melayani kebutuhan pelanggan tertentu.

5) Peliputan pasar secara penuh, yaitu organisasi berusaha melayani

semua segmen pasar dengan produk yang dibutuhkan.26

d. Positioning

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga khalayak

memiliki penilaian tertentu.27

Wilson dan Gilligan dalam buku David Wijaya menyatakan penentuan posisi pasar adalah proses untuk merancang citra dan nilai organisasi agar pelanggan pada segmen pasar tersebut dapat memahami posisi organisasi atau merek dalam kaitannya dengan kompatitor.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, Penentuan posisi pasar ialah cara untuk memposisikan produk ke pikiran pelanggan. Oleh karena itu pelaku strategi pemasaran harus menjelaskan definisi produk dan cara produk tersebut dapat berbeda dengan produk competitor lain. Untuk penetapan posisi banyak

mengedepankan unsur komunikasi dan merupakan strategi

26

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 59

27

komunikasi. Produk barang dikomunikasikan kepada khalayak sehingga produk memiliki persepsi atau tanggapan.

e. Bauran Pemasaran

Pengertian bauran pemasaran menurut Kotler dalam buku Ratih Hurriyati adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar

sasaran28. Cara untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan

kompetitif adalah melalui pemanfaatan unsur-unsur bauran pemasaran. Konsep bauran pemasaran pertama kali diutarakan oleh McCarty yang mengemukakan empat unsur utama bauran pemasaran yang dikenal dengan istilah “4P”, yaitu product (produk), price (harga), place

(tempat), promotion (promosi). Sedangkan untuk organisasi jasa

keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi, para pakar

pemasaran menambahkan tiga unsur lagi, yaitu people (orang),

physical evidence (sarana fisik), dan process (proses). Unsur-unsur tersebut merupakan sebuah unsur yang saling berkaitan satu sama lain sehingga organisasi dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

1) Product (produk)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat,

28

Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen (Bandung: Alfabeta, 2010) h.48.

kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide.29

Sedangkan menurut Marwan Asri, produk adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan kepuasan pada pemakainya, atau dapat pula dikatakan bahwa produk merupakan kumpulan atau kesatuan atribut-atribut yang secara bersama-sama memuaskan kebutuhan sesorang.

Untuk perpustakaan produk adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna baik itu informasi ataupun jasa. Produk dan jasa yang biasa disediakan oleh perpustakaan dapat berupa koleksi perpustakaan, peminjaman, penelusuran informasi, bimbingan kepada pengguna, pendidikan pengguna dan lain-lain.

2) Price (Harga)

Kegiatan penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh organisasi. Keputusan penentuan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh layanan jasa dinilai oleh

konsumen dan juga dalam proses membangun citra30.

Lamb dan McDaniel dalam buku David Wijaya mendefinisikan harga sebagai sesuatu yang diserahkan ke dalam

29

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2011) h.139.

30

Lupiyoadi, Rambat, Hamdani, A, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba Empat,2011) h.98

pertukaran untuk memperoleh barang dan jasa.31 Dengan kata lain, harga dapat berupa perbandingan antara biaya yang dikeluarkan baik berupa biaya transport, waktu dan tenaga dengan apa yang didapatkan oleh konsumen.

Bagi perpustakaan berarti penetapan biaya produksi dan harga pertukaran antara organisasi/perpustakaan dengan konsumen/ pemustaka atas produk atau jasa yang diberikan. Secara tradisional perpustakaan memberikan jasa secara cuma-cuma, tetapi dengan

tersedianya jasa yang ditawarkan secara khusus seperti inter

library loan, layanan internet, dan lain-lain dengan menggunakan fasilitas komputer atau media lain maka perlu dipertimbangkan biaya operasionalnya.

3) Place (tempat)

Dalam industri jasa place diartikan sebagai tempat

pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan melibatkan pertimbangan bagaimana penyerahan jasa kepada

pelanggan dan dimana itu akan berlangsung.32

Pengertian tempat mencakup mengenai proses perjalanan produk atau jasa yang tentunya adalah penyebarluasan informasi dari tangan organisasi. Tempat disini dapat diartikan berupa kemudahan akses, atau tempat pelayanan jasa. Perpustakaan harus

31

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 106

32

Ratih Huriyatti, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, (Bandung : Alfabeta, 2010) h.55

mempertimbangkan kemudahan akses untuk segmen tertentu yang memerlukan rute pada pasar yang dituju. Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, maka tempat disini bukan hanya diartikan sebagai fisik semata tetapi bisa lebih kepada bentuk abstrak, yaitu dapat berupa website atau berupa perpustakaan digital.

4) Promotion (Promosi)

Promosi dan publikasi perpustakaan dimaksudkan agar semua program dan kegiatan yang dilakukan untuk masyarakat pengguna/pemustaka diketahui secara utuh dan jelas oleh masyarakat. selanjutnya mendapat respon dan tanggapan oleh mereka. Menurut Sherman, promosi adalah seni dan teknik untuk berhubungan dengan masyarakat, memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan serta pelayanan-pelayanan yang diberikan agar

calon pemakai mengetahuinya.33

Tujuan dari promosi adalah menginformasikan,

mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang organisasi dan bauran pemasarannya. Iklan merupakan investasi yang menguntungkan. Mungkin tidak langsung berdampak pada laba, namun karena sifatnya yang harus

diulang-ulang agar tidak terjadi “putus hubungan” dengan pasar

potensial, maka iklan lebih bersifat investasi, yakni investasi yang

33

Kharmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1997), h.16

ditanamkan ke benak konsumen.34

Menurut Laksmi, promosi di Perpustakaan dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal promosi dilakukan oleh pustakawan di bagian layanan. Karena dibagian layanan dianggap sebagai ujung tombak yang membentengi performa perpustakaan secara keseluruhan, maka baik atau tidaknya perpustakaan di mata masyarakat tergantung pada pustakawan di bagian layanan. Secara eksternal, biasanya promosi dilakukan lewat penyebaran pamphlet yang berisi profil perpustakaan, iklan di media massa baik tercetak maupun elektronik, lomba membaca, menulis, menggambar, membuat

poster atau lomba mendongeng.35

5) People (Orang)

Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan

peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi

persepsi pembeli. Elemen-elemen dari people adalah pegawai

perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.36

Menurut Wherter dan Davis, SDM adalah orang yang siap, mau, dan mampu berkontribusi terhadap tujuan organisasi. Oleh karena itu SDM organisasi jasa perlu dikelola dan dikembangkan untuk meningkatkan kinerja organisasi sehingga dapat memberikan

34

Yulianti, Periklanan (Advertising) Sebagai Sarana Komunikasi Marketing Dalam Dunia Informasi dan Perpustakaan, Visi Pustaka, no. 2 (Agustus 2009): h 28

35

Laksmi, Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakawanan: Inspirasi dari Sebuah Karya Umberto Eco. (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 148

36

kontribusi penting untuk pencapaian tujuan organisasi.37

People (orang) atau sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi. SDM mencakup semua faktor yang mempengaruhi, mewarnai, dan melingkupi organisasi. Fasilitas, aset, dan prasarana lainnya tidak dapat berfungsi secara optimal apabila tidak tersedia unsur SDM sebagai penggerak sistem organisasi. Organisasi juga harus mengantisipasi segala kemungkinan terjadinya permasalahan dalam pengelolaan SDM dari tahap seleksi hingga proses manajemen SDM yang lebih kompleks.

Sedangkan bagi perpustakaan, sumber daya manusia meliputi semua tenaga kerja atau perangkat perpustakaan yang terdiri atas:

1) Pimpinan, dengan tugas utama merumuskan kebijakan dan

mengambi keputusan untuk dijalankan oleh semua pegawai,

2) Pejabat fungsional pustakawan, yang bertugas dan berfungsi

melaksanakan kegiatan perpustakaan secara professional dan proposional,

3) Pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan,

dan layanan,

4) Pelaksana teknis administrasi dan ketatatusahaan yang

mendukung semua kegiatan perpustakaan.

37

6) Physical Evidence (Sarana Fisik)

Sarana fisik merupakan lingkungan di mana jasa disampaikan dan merupakan tempat di mana organisasi dapat berinteraksi dengan pelanggan, serta didalamnya unsur-unsur

berwujud (tangible) yang akan memperlancar kinerja atau proses

komunikasi jasa.38 Sarana fisik dapat mempengaruhi keputusan

pelanggan untuk membeli dan menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Rambat Lupiyoadi dan Hamdani, ada dua jenis bukti fisik sebagai berikut:

a) Sarana penting (essential evidence): merupakan

keputusan-keputusan yang dibuat pemberi jasa mengenai desain dan tata

letak (layout) dari gedung, ruang, dan lain-lain.

b) Sarana pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai

tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi

hanya berfungsi sebagai pelengkap saja.39

Pada perpustakaan sarana fisik adalah semua benda, barang, dan inventaris yang menjadi milik perpustakaan dan dipergunakan

untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan perpustakaan.

Pendayagunaan tersebut adalah menggunakannya secara maksimal sehingga produktifitas perpustakaan dapat mencapai hasil dan

38

David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, h. 210

39

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa. (Jakarta: Salemba Empat, 2006) h. 71

berdampak positif bagi masyarakat pemakai.40 7) Process (Proses)

Proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa tersebut. Menurut Zeithaml dan Bitner dalam buku Ratih Huriyati berpendapat, proses adalah semua prosedur actual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa.

Menurut Badollahi Mustafa proses yang berlangsung dalam industri jasa merupakan salah satu unsur yang dijual, keseluruhan proses yang berlangsung menentukan mutu dan kelancaran proses penyelenggaraan jasa dan memberikan kesan khusus kepada

konsumen.41 Jika dilihat dari sudut pandang konsumennya, maka

kualitas jasa diantaranya dilihat dari bagaimana jasa menghasilkan fungsinya. Pada perpustakaan, manajemen proses jasa yang efektif akan menjadi faktor pembeda organisasi, karena proses jasa terkait dengan cara pengguna diperlakukan di perpustakaan.

3. Kendala Pemasaran Perpustakaan

Sekiranya tidak ada satu pun organisasi yang tidak menghadapi permasalahan dalam menjalankan tugas-tugas dan fungsinya, sehingga di dalam menjalankan misinya pasti akan menemui suatu problema. Sama halnya bagi perpustakaan, tentu akan menghadapi sebuah hambatan, kendala atau permasalahan.

Menurut Sutarno ada beberapa kendala dan keterbatasan yang

40

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan:Suatu Pendekatan Praktis, h. 218

41

umumnya dihadapi oleh perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, baik yang internal dan eksternal:

a. Internal :

1) Jumlah, jenis dan mutu koleksi bahan pustaka,

2) Jumlah, dan mutu sumber daya manusia,

3) Sarana dan prasarana,

4) Perabot dan perlengkapan,

5) Sumber pembiayaan,

6) Sosialisasi,

7) Perhatian dari instansi induk / atasan.

b. Eksternal:

1) Minat dan budaya baca masyarakat yang umumnya masih relative

rendah,

2) Perhatian, respon, dan tanggapan masyarakat, yang masih terbatas,

3) Informasi dan akses ke perpustakaan masih terbatas,

4) Kesadaran tentang perlunya perpustakaan belum tumbuh dan

berkembang baik,

5) Kondisi soaial budaya dan social ekonomi belum sepenuhnya

menunjang,

6) Ada “jarak” yang memisahkan antara perpustakaan dan

masyarakat.42

Sedangkan dalam melakukan kegiatan pemasaran, perpustakaan pasti akan menghadapi hambatan-hambatan baik itu dari dalam

42

perpustakaan maupun dari luar perpustakaan, berikut kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan dalam melakukan kegiatan pemasaran menurut Badollahi Mustafa,:

a. Kendala dari Dalam

1) Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik

pemasaran,

2) Tidak memadainya gedung perpustakaan,

3) Kurangnya dana yang memadai untuk pembelian bahan pustaka

dan membuka layanan baru,

4) Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna

perpustakaan dewasa ini yang lebih menuntut banyak jasa di perpustakaan.

b. Kendala dari Luar:

1) Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan

tehadap perpustakaan,

2) Lemahnya manajemen organisasi,

3) Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang

ke perpustakaan.43

Dokumen terkait